Tak menunggu lama Shayna dan Azzam telah resmi berpisah. Meskipun sudah melakukan mediasi, keduanya tetap bersikeras dengan keegoisannya. Azzam tidak bersedia meluangkan waktu di akhir pekan dan memilih pekerjaannya daripada rumah tangganya.
Shayna juga di suruh untuk memilih salah satu bisnis yang harus ditekuninya dan fokus menghabiskan separuh waktu menjadi ibu rumah tangga namun Shayna menolaknya. Bagi Shayna dunia fashion adalah jiwanya. Usaha penginapan baru dirintisnya beberapa bulan ini jadi ia harus bolak-balik ke luar kota buat memantau perkembangannya.
Shayna kembali ke rumah orang tuanya dan Azzam menetap di apartemen yang ia beli 2 tahun lalu. Sementara rumah tempat dirinya dan Shayna tinggal ia biarkan saja. Hanya ada 2 orang ART tetap di sana buat bersih-bersih.
"Mau ke mana, Shayna?"
Pertanyaan dari sang mama menghentikan langkah Shayna yang sudah di ujung pintu hendak membukanya.
"Kamu baru bercerai, sudah mau pergi saja. Apa kamu tidak dapat diam di rumah selama beberapa hari?" tanya wanita berusia 52 tahun bernama Riska melangkah menghampiri putrinya.
"Aku ada rapat, Ma. Tidak mungkin dapat di tinggal, ini proyek besar. Desain pakaian aku akan digunakan pejabat dari luar negeri," jawab Shayna membalikkan badannya dan menatap sang mama.
"Kamu 'kan punya asisten, mereka bisa mewakilkan," ucap Riska.
"Ma, aku yang harus turun langsung melayaninya tak mungkin aku wakilkan dengan mereka walaupun sebenarnya para karyawan aku tidak diragukan kemampuannya," ujar Shayna.
"Mama tidak mengizinkan kamu pergi, seharusnya kamu di rumah itu kurang lebih tiga bulan. Azzam juga masih memberikan kamu uang nafkah," ucap Riska.
"Aku tidak membutuhkan uang dia, Ma. Aku juga mampu membiayai diriku sendiri," kata Shayna masih sangat kesal dengan mantan suaminya itu.
"Shayna, turunkan ego kamu. Seharusnya sebagai seorang istri kamu harus mengalah. Azzam mencari uang juga buat kamu," jelas Riska.
"Mama bilang aku terlalu ego, dia juga tidak mau meluangkan waktu akhir pekan padahal dua hari itu aku berada di rumah," ujar Shayna karena Mama Riska selalu menyalahkannya.
"Mama hanya mengingatkan kamu, apa saja yang harus kamu lakukan menjadi seorang istri," kata Riska agar putrinya mau menerima nasehatnya padahal ia sudah sangat lelah memberikan arahan tapi tetap saja Shayna keras kepala.
"Percuma Mama katakan, kami juga sudah bercerai!" ucap Shayna.
"Mama bukan hanya sekali menasehati kamu, tapi berulang kali. Jika suatu hari nanti kamu menikah kembali, kejadian seperti ini tak terulang lagi," kata Riska.
"Semoga saja suamiku kelak tak seperti Azzam yang sangat egois!" ucap Shayna masih kesal dengan sikap Azzam enggan memperjuangkan dan mempertahankan rumah tangganya.
"Tapi, kamu harus berubah juga. Jangan berharap suamimu saja," kata Riska.
"Aku berangkat, Ma. Nanti malam lagi kita lanjut mengobrol!" Shayna membuka pintu dan keluar. Ia sampai berlari kecil menuju mobilnya.
Riska melihat putrinya berangkat kerja hanya menghela napas panjang. Ia tak percaya Shayna mendapatkan ujian berat dibalik kesuksesannya. Ia pikir Azzam adalah pria penyayang yang mengerti Shayna tapi ternyata keduanya sama-sama egois.
Riska sudah membayangkan memiliki seorang cucu tapi pernikahan putrinya malah kandas di tengah jalan. Padahal Azzam saat meminta Shayna menjadi istrinya datang dengan sungguh-sungguh penuh harap tapi semua telah berlalu.
-
Shayna mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia sangat buru-buru karena rapat akan segera dimulai.
Berniat ingin sampai tepat waktu, Shayna malah terlibat kecelakaan. Mobil yang dikendarainya menyenggol sebuah mobil orang lain.
Shayna yang merasa bersalah tak berhati-hati lantas turun, ia mendekati mobil tersebut dan hendak mengetuk kaca jendelanya namun pintunya malah terbuka.
Seorang pria keluar dari dalam, "Shayna!"
"Azzam?" Shayna tak menyangka ia menyenggol mobil mantan suaminya.
"Apa begini cara kamu berkendara? Sangat buruk!" sinis Azzam.
"Maaf, jika aku merusak mobil kamu. Aku akan mentransfer sejumlah uang untuk biaya perbaikannya!" kata Shayna kemudian membalikkan badannya.
Azzam menarik lengan mantan istrinya, "Sejak kapan kamu mulai menyetir sendiri?" tanyanya. Seingat dirinya ketika masih mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, Shayna takut mengendarai mobil sendiri. Jadi, kemanapun mantan istrinya itu akan pergi ditemani sopir kadang ia yang mengantarkannya.
"Sejak kita menikah," jawab Shayna menurunkan tangan mantan suaminya.
"Kenapa aku tidak mengetahuinya?" tanya Azzam lagi.
"Karena kamu terlalu sibuk sehingga lupa melihat mantan istrimu ke mana-mana selalu sendiri!" jawab Shayna menyindir.
Azzam pun terdiam, ia begitu sangat sibuk sampai tak pernah tahu apa kegiatan Shayna selama mereka sudah menikah.
Shayna gegas masuk ke mobilnya, ia mempercepat laju kendaraannya agar tiba di butik tepat waktu.
Azzam melihat dari kejauhan mobil Shayna, "Siapa yang mengajari dia menyetir?" gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments