Bertemu di Cafe

Di kantor, saat ini aku sangat sibuk, yaa konsentrasi ku sangat fokus di depan laptop, sejenak aku menarik nafas dan membuang kasar aku lelah tapi mau bagaimana lagi semua harus selesai hari ini. Karena esok kasus ini akan di sidangkan, dan aku harus menyerahkan pada atasan ku tuk menjadi bahan kajiannya di persidangan esok karena sekarang klien kami adalah orang yang harus kami bela di persidangan karena kasus yang menjeratnya. Sungguh tidak adil ia harus menjadi kambing hitam, sedangkan orang yang seharusnya mendekam dalam penjara tuk mempertanggungjawabkan perbuatannya masih bebas berkeliaran.

Kami satu tim saat ini sangat fokus dalam mencari bukti yang otentik dan akurat, alhamdulillah kerja kami selama dua bulan ini membuahkan hasil, kinerja kami sangat memuaskan bagaimana tidak kami sudah mendapatkan bukti bukti dari beberapa orang saksi rekaman cctv dan bukti otentik lainnya.

Alhamdulillah, akhirnya kelar juga merevisi berkas kasus ini. Aku segera menyusun lembar demi lembar kertas yang di print satu persatu dan sudah aku di jilid.

Aku melangkahkan kaki ku ke ruangan atasan ku, aku mengetuk pintu ruangan pimpinan tempat ku bekerja.

Setelah menyerahkan berkas kasus pada atasan ku dan berdiskusi panjang lebar tentang kasus yang kami bahas akhirnya dengan tarikan nafas yang sangat lega aku keluar dari ruangan pimpinan syukurlah pak pengacara puas dengan revisi yang aku buat.

Aku segera kembali ke ruangan ku tuk membereskan semua berkas berkas yang sedikit berantakan, akhirnya beres juga. Aku mematikan komputer kantor tapi sebelumnya semua file sudah pasti aku save dulu di file dokumen.

Aku meraih tas ku dan mengunci ruangan, teman teman ku satu ruangan udah pulang duluan.

"Hallo....assalamualaikum. Nada!."

Aku mendengar sapaan khas mas Ridho, ya ia menelpon mungkin tuk memastikan apakah aku udah pulang kerja dan memenuhi janji kami tuk bertemu.

" Ya mas, aku bentar lagi nyampe kok. Udah lama nunggu ya?."

"Hmmm.....lum lama juga kok."

" Ok.. ..aku tunggu ya."

"Ya..." Jawab ku singkat.

Tak butuh lama aku nyampe di cafe tempat kami janji bertemu.

Ku lihat ia melambaikan tangannya. Aku menghampiri dengan tersenyum, dan menyapanya.

" Maaf ya mas lama, maklum banyak kerjaan yang harus di revisi." Aku memulai percakapan.

" Tak apa, kamu mau pesan apa Nada?."

"Aku kwetiau goreng aja," jawab ku singkat.

Mas Ridho memanggil pelayan cafe memesan makanan kesukaan ku.

"Nada...apa kamu serius dengan ucapan mu semalam, kamu bersedia menjadi istri ku, aku hanya lah seorang guru di bandingkan dengan mu tentulah gaji ku tak seberapa."

"Mas....aku serius lho, aku ngak mau menikah dengan orang yang tak aku kenal dan ini adalah perjodohan yang paman rancang tuk niat terselubungnya. Aku merasa ada rencana di balik perjodohan itu, aku lebih baik memilih menikah dengan mu meski kita baru mengenal satu sama lain. Entahlah aku yakin mas, adalah jodoh ku, dan aku melihat kejujuran dan ketulusan di mata mas Ridho."

Ridho yang mendengar pernyataan Nada, tersenyum sekilas tanpa Nada ketahui, sejak pertama kali mendengar suara Nada, entah mengapa ada rasa yang berbeda, detak jantung berdebar tak menentu, dan sekarang di dekat Nada, debaran itu semakin tak menentu. Ridho menjadi salah tingkah, ia harus menetralisir debaran jantungnya.

Entahlah aku sendiri juga heran dengan apa yang aku ucapkan. Dari mana keyakinan itu muncul kalau pria di hadapan ku ini adalah pria yang baik. Semua itu terpancar dari binar matanya, mata yang menatap ku dengan binar cinta, jujur aku masih belum merasakan hal itu yang ada dalam pikiran ku saat ini adalah bagaimana aku terlepas dari jeratan perjodohan paman ku.

"Selamat menikmati hidangannya mbak, terimakasih atas pesanannya." Ucap pelayan cafe dengan suara yang lembut pada saat menghidangkan makanan tuk ku.

"Terimakasih mbak." Aku tersenyum menjawab sapaan santun sang pelayan.

" Ayo mas, kita makan dulu ya, maklum aku lapar banget tadi siang cuma makan cemilan doang." Aku mengajak mas Ridho makan, karena pada saat aku datang makanan pesanannya sudah terhidang. Ia sengaja menunggu pesanan ku datang, tuk saat ini kami makan dulu, selain perut ku lapar aku juga harus mempersiapkan energi ku tuk berdebat dengan paman, karena dari sekian banyak sepupunya ibu ku, paman ku yang ini sangat pintar tuk bersilat lidah.

Episodes
1 Rencana Perjodohan
2 Bertemu di Cafe
3 Perdebatan Nada dan sang Paman.
4 Pulang ke kost.
5 Menjeput Apak di bandara
6 Kemarahan Apak
7 Mengunjungi Teman Apak
8 Acara Lamaran dan Kekesalan Istri Paman Syamsul
9 Pernikahan
10 Rumah kontrakan
11 episode 11 Apak pulang ke Jambi
12 episode 12 Malam yang Indah
13 episode 13 Pembahasan tentang Uang
14 episode 14 Makan Malam
15 episode 15 Rahasia Besar Keluarga Ridho
16 episode 16 Marah karena cinta
17 episode 17 Kumpul Keluarga Dadakan
18 episode 18 Penjelasan
19 episode 19 Menantikan Kata Maaf
20 episode 20 Hadiah dari Mertua
21 episode 21 Rencana Jahat Syamsul
22 episode 22 Memantau
23 episode 23 Menyusun Strategi
24 episode 24 Koreksi Ujian
25 episode 25 Pacaran Setelah Nikah
26 episode 26 Banyak maunya.
27 episode 27 Modal Usaha
28 episode 28 Hamil???...
29 episode 29 Alhamdulillah
30 episode 30 Hasil USG
31 episode 31 Kedatangan Naflazadia
32 episode 32 Mencintainya?
33 episode 33 Curhat
34 episode 34 Arisan
35 episode 35 Masa Lalu Nada
36 episode 36 Masa lalu Nada 2
37 episode 37 Buku Harian Nada
38 episode 38 Rayhan dan Nada
39 episode 39 Sakitnya...Nyeri tak tertahankan
40 episode 40 Tumor?????
41 episode 41 Air Mata Apak
42 episode 42
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45 Melahirkan
46 Episode 46 Kerugian Besar
47 episode 47 Aku Tak Percaya Lagi
48 Episode Niken dan Arya
49 Episode 49 Operasi
50 Episode 50
51 Episode 51 Keinginan Rosita
52 Episode 52
53 Episode 53
54 episode 54. Pasca operasi
55 episode 55
56 Episode 56 Kedatangan Rayhan
57 Saling Memahami
58 Berdamai dengan Masa Lalu.
59 Mulai Akrab
60 Pertengkaran
61 Wanita Cantik, tanpa di undang.
62 Pembahasan tentang Ulfa.
63 Ridho pulang ke rumah
64 Solusi terbaik
65 Cemburunya Nada
66 Rencana Pernikahan Akbar
67 Melepas Rindu.
68 Harapan sang sepupu
69 Emosi Nada
70 Nasehat Apak.
71 Pernikahan Akbar.
72 Permohonan Ridho.
73 Akhirnya satu ruangan
74 Tangisan si Kecil
75 Kejadian yang Terulang
76 Mencoba Berdamai dan Memaafkan.
77 Anita Sakit.
78 Aqiqah Izza
79 Sensasi Setelah 77 hari.
80 Awal cerita Raffa dan Anita
81 Mengajak Tidur
82 Pertengkaran
83 Masa lalu Niken
84 Arya menjemput Niken
85 Penjelasan dan Permintaan maaf
86 Ruang Rahasia
87 Penyesalan Ridho
88 Cemburu tak Berkesan
89 Bahagia Bersama
90 Menantikan Kabar Gembira
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Rencana Perjodohan
2
Bertemu di Cafe
3
Perdebatan Nada dan sang Paman.
4
Pulang ke kost.
5
Menjeput Apak di bandara
6
Kemarahan Apak
7
Mengunjungi Teman Apak
8
Acara Lamaran dan Kekesalan Istri Paman Syamsul
9
Pernikahan
10
Rumah kontrakan
11
episode 11 Apak pulang ke Jambi
12
episode 12 Malam yang Indah
13
episode 13 Pembahasan tentang Uang
14
episode 14 Makan Malam
15
episode 15 Rahasia Besar Keluarga Ridho
16
episode 16 Marah karena cinta
17
episode 17 Kumpul Keluarga Dadakan
18
episode 18 Penjelasan
19
episode 19 Menantikan Kata Maaf
20
episode 20 Hadiah dari Mertua
21
episode 21 Rencana Jahat Syamsul
22
episode 22 Memantau
23
episode 23 Menyusun Strategi
24
episode 24 Koreksi Ujian
25
episode 25 Pacaran Setelah Nikah
26
episode 26 Banyak maunya.
27
episode 27 Modal Usaha
28
episode 28 Hamil???...
29
episode 29 Alhamdulillah
30
episode 30 Hasil USG
31
episode 31 Kedatangan Naflazadia
32
episode 32 Mencintainya?
33
episode 33 Curhat
34
episode 34 Arisan
35
episode 35 Masa Lalu Nada
36
episode 36 Masa lalu Nada 2
37
episode 37 Buku Harian Nada
38
episode 38 Rayhan dan Nada
39
episode 39 Sakitnya...Nyeri tak tertahankan
40
episode 40 Tumor?????
41
episode 41 Air Mata Apak
42
episode 42
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45 Melahirkan
46
Episode 46 Kerugian Besar
47
episode 47 Aku Tak Percaya Lagi
48
Episode Niken dan Arya
49
Episode 49 Operasi
50
Episode 50
51
Episode 51 Keinginan Rosita
52
Episode 52
53
Episode 53
54
episode 54. Pasca operasi
55
episode 55
56
Episode 56 Kedatangan Rayhan
57
Saling Memahami
58
Berdamai dengan Masa Lalu.
59
Mulai Akrab
60
Pertengkaran
61
Wanita Cantik, tanpa di undang.
62
Pembahasan tentang Ulfa.
63
Ridho pulang ke rumah
64
Solusi terbaik
65
Cemburunya Nada
66
Rencana Pernikahan Akbar
67
Melepas Rindu.
68
Harapan sang sepupu
69
Emosi Nada
70
Nasehat Apak.
71
Pernikahan Akbar.
72
Permohonan Ridho.
73
Akhirnya satu ruangan
74
Tangisan si Kecil
75
Kejadian yang Terulang
76
Mencoba Berdamai dan Memaafkan.
77
Anita Sakit.
78
Aqiqah Izza
79
Sensasi Setelah 77 hari.
80
Awal cerita Raffa dan Anita
81
Mengajak Tidur
82
Pertengkaran
83
Masa lalu Niken
84
Arya menjemput Niken
85
Penjelasan dan Permintaan maaf
86
Ruang Rahasia
87
Penyesalan Ridho
88
Cemburu tak Berkesan
89
Bahagia Bersama
90
Menantikan Kabar Gembira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!