Jade yang terjatuh bersama Zeyn dari tebing Hidden Heaven berhasil selamat karena sebelum terjatuh ke tanah ia mengaktifkan trick sayap phoenix-nya. Setelah itu Jade mendarat tak jauh dari tebing Hidden Heaven.
Jade kemudian melihat kondisi Zeyn, adiknya. Ia terkejut ketika melihat aura merah yang tadinya melukai Zeyn, sekarang malah menyembuhkan luka-luka Zeyn termasuk juga luka tusukan di ulu hati Zeyn akibat ketika ia melawan Althos.
"Ini mustahil. Sebenarnya trick apa yang adikku miliki?" tanya Jade dalam hati.
Empat tahun kemudian, Pasukan Demon Warriors telah menjadi pasukan terbesar dan terkuat di Negeri Arasi.
Desa Golden Sparrow.
Zeyn dan Jade pindah dan tinggal di sebuah desa bernama Golden Sparrow. Saat ini Zeyn sudah berusia 16 tahun, dan ia sedang melakukan sebuah penelitian dengan teman laki-lakinya dari Desa Golden Sparrow untuk menciptakan sebuah senjata yang bisa ia gunakan dalam pertarungan.
B**OOOM.
Terdengar ledakan besar dari sebuah gubuk.
"Dasar anak itu. Pagi ini sudah yang ketiga kali," kata seorang warga desa.
"Yey! Aku berhasil! Kali ini aku benar-benar behasil menciptakan bom kertas!" seru Zeyn kegirangan dari dalam gubuk tersebut.
"Cobalah untuk mengujinya di luar gubuk atau lapangan terbuka!!" teriak teman Zeyn yang membantu penelitian Zeyn dengan kesal.
"Heheh. Maaf-maaf. Aku juga harus berterima kasih padamu Rill. Terima kasih ya." Zeyn tersenyum.
"Sama-sama," jawab Rill.
"Baiklah, sekarang aku sudah berhasil menciptakan senjata yang bisa kugunakan dalam peperangan menyatukan negeri Arasi," ucap Zeyn.
"Kau yakin akan pergi berperang?" tanya Rill.
"Ya, aku sangat-sangat yakin. Aku akan menyatukan negeri Arasi, menyelamatkan teman-temanku yang ditangkap pasukan Demon Warriors, dan mengalahkan Demon Warriors itu. Lalu, aku akan menemukan pecundang itu," jawab Zeyn.
"Begitu ya." Rill agak sedih mendengar Zeyn yang ingin pergi berperang.
"Baiklah. Sekarang aku akan menunjukkan ini pada kakakku dan bersiap pergi." Zeyn pergi dari gubuk itu.
"Tunggu ... pecundang?" gumam Rill
Zeyn kemudian pergi pulang ke rumahnya, dan ia menunjukkan bom kertas ciptaannya dan Rill kepada Jade. "Hey Kak! Lihatlah! Bom kertas ciptaan kami sudah jadi." Zeyn menunjukkan bom kertasnya pada Jade.
"Wahh. Itu keren. Tapi jangan terus-terusan meledakkannya di sekitar sini!" kata Jade kesal.
"Hehe. Sudahlah, sekarang aku mau menyiapkan barang-barangku." Zeyn berjalan ke kamarnya.
"Bersiap untuk apa?" tanya Jade.
"Tentu saja bersiap pergi bertualang dan berperang." Zeyn tetap berjalan.
"Hentikan!" bentak Jade.
"Kenapa? Apa aku tidak boleh membawa barang-barangku untuk bertualang?" tanya Zeyn dengan tenang dan menghentikan langkahnya.
"Kau tidak boleh pergi berperang!" tegas Jade.
"Apa?! Kenapa?!" tanya Zeyn dengan suara yang mulai tinggi.
"Karena aku tidak ingin kehilangan keluargaku lagi," lirih Jade.
"Kakak tenang saja, aku tidak akan mati sebelum aku menyatukan negeri ini," ujar Zeyn.
"Tidak Zeyn. Kau itu lemah, kau pasti akan tewas karena tujuan konyolmu itu, negeri ini tidak mungkin bisa damai," ucap Jade.
"Hah? Kau bilang aku lemah?! Aku tidaklah lemah! Dengan kecerdasan dan kekuatanku aku pasti menyatukan negeri ini, dan itu bukanlah tujuan yang konyol!" ujar Zeyn dengan lantang pada Jade.
"Percuma saja, tanpa trick, semua itu sia-sia saja!" balas Jade.
"Aku juga memiliki trick! Trick yang hebat," ujar Zeyn.
"Trick yang menghancurkan diri sendiri itu tidak berguna! Lagi pula, kekuatan trick-mu itu tidak pernah bangkit lagi sejak empat tahun yang lalu, dan tidak akan pernah bangkit lagi!" bentak Jade.
"Aku pasti akan membangkitkannya lagi!!" teriak Zeyn.
"Kenapa kau begitu keras kepala?!!!" bentak Jade marah.
"Karena ... karena ini adalah tekadku," jawab Zeyn.
"Dan aku juga sudah berjanji, aku sudah berjanji pada diriku sendiri, ayah pecundang itu, ibu, Mark, Leo, Khaira, dan juga pada dirimu," sambungnya.
"Lupakan saja janji konyol itu!" ucap Jade.
"Tidak, aku akan menepati janjiku itu. Aku akan membuktikannya diriku sendiri, kepada kalian yang sudah kuberi janji itu, termasuk kepada si pecundang dan juga dirimu!" kata Zeyn dengan lantang.
"Ohh. Jadi kau akan membuktikannya padaku ya?" tanya Jade.
"Ya!" jawab Zeyn.
"Kalau begitu ikuti aku!" ujar Jade dan langsung berjalan keluar rumah.
Jade dan Zeyn kemudian berjalan dan mendaki sebuah bukit yang berada tak jauh dari Desa Golden Sparrow. Ketika mereka tiba di atas bukit tersebut, Jade kemudian berbalik dan menyerang Zeyn
"Lengan api." Jade mengeluarlan jurusnya untuk menyerang Zeyn.
Zeyn yang terkejut tetap berusaha menahan pukulan Jade dengan telapak tangannya. Namun, Zeyn tetap saja terpental.
"Kakak, apa yang kau lakukan?" tanya Zeyn kesakitan.
"Kau bilang kau akan membuktikannya padaku, sekarang buktikanlah bahwa kau memang hebat! Buktikan bahwa semua perkataanku tadi memang salah!" seru Jade.
"Begitu ya, baiklah!! Kuterima tantanganmu Kak!" jawab Zeyn lantang.
Zeyn kemudian berlari ke arah Jade, ia kemudian melompat ke atas dan mencoba memukul Jade dengan telapak tangan terbuka.
"Napas phoenix." Jade menghembuskan api dari mulutnya untuk menyerang Zeyn yang berada di udara.
Zeyn kemudian melemparkan bom kertasnya ke arah Jade yang menyemburkan api dari mulutnya, hal itu Zeyn lakukan untuk menghambat api Jade dan menutup pandangannya, karena Jade tidak bisa mengendalikan api selain api dari trick-nya sendiri.
Tiba-tiba, Zeyn sudah berada di belakang Jade. Ia bersiap melakukan pukulan dengan telapak tangan terbuka lagi ke arah Jade. Pukulan Zeyn itu berhasil mengenai Jade, namun tidak memberikan efek berarti.
"Heh di belakang ya? Bola api," kata Jade.
Jade kemudian melemparkan bola apinya ke arah belakang.
Namun Zeyn sudah tidak ada disana, dan lagi, secara tiba-tiba Zeyn kali ini sudah berada disamping kanan Jade. Ia kembali melakukan pukulan dengan teknik yang sama.
Pukulan itu berhasil mengenai siku Jade. Jade yang menyadarinya langsung berusaha menagkap tangan Zeyn. Namun dengan cepat Zeyn menghindar ke belakang Jade dan melakukan serangan yang sama, kali ini ke arah kaki Jade.
Dan begitu seterusnya, Zeyn melakukan serangan yan sama ke seluruh bagian tubuh Jade. Bahu, lengan, perut, dan kaki Jade, masing-masing terkena satu pukulan Zeyn.
"Serangan seperti itu mana mungkin bisa membuatmu menang, bahkan serangan itu tidak akan membuatmu menang melawan tikus!" teriak Jade kesal.
"Memangnya kau tahu apa?!" teriak Zeyn sambil melompat lompat ke sana ke mari tidak jelas.
"Berhentilah melompat-lompat tidak jelas! Kau sudah seperti monyet sawah kau tahu?!" teriak Jade lalu melemparkan bola api lagi ke arah Zeyn.
"Hahahahahah, sudah tak ada serangan lain ya?! Kalau kau terus begini, monyet sawah ini akan segera mengalahkanmu!" teriak Zeyn mengejek Jade, sambil menghindari serangan bola apinya.
"Napas phoenix!" teriak Jade menyemburkan napas apinya. Serangan Jade itu berhasil mengenai Zeyn, sehingga membuat Zeyn terpental.
"Aaaagh!" teriak Zeyn kepanasan.
"Menyerahlah! Kau tidak akan bisa mengalahkanku." Kata Jade.
"Ini masih belum berakhir!!" teriak Zeyn, dan kemudian Zeyn berlari dan melompat-lompat tidak jelas lagi.
Jade yang melihat itu hanya bisa berusaha melihat dan memprediksi di mana Zeyn akan mendarat karena Zeyn bergerak dengan sangat cepat.
Sampai akhirnya Zeyn pun berhenti melompat-lompat dan mendarat beberapa meter di belakang Jade.
"Akhirnya kau berhenti, monyet sawah. Sudah capek ya?" ucap Jade.
"Sayap phoenix," kata Jade sambil terbang ke arah Zeyn.
"Kali ini aku akan memukulmu dengan telak. Lengan api." Jade melapisi lengannya dengan api.
"Bagus, teruslah maju," kata Zeyn dalam hati sambil tersenyum.
Saat jarak antara pukulan Jade dengan wajah Zeyn hanya tinggal beberapa jari lagi. Tiba- tiba Jade terhenti dan tidak bisa bergerak karena tubuhnya terikat oleh benang.
"A-apa yang terjadi, aku tak bisa bergerak?" gumam Jade keheranan.
"Hehe ... kau telah masuk ke dalam perangkapku," jawab Zeyn sambil mengangkat tangan kanannya ke mulut lalu menggigit benang di tangannya itu. Tiba-tiba, sekujur tubuh Jade terlilit oleh benang yang cukup tajam.
Lalu, terjadi ledakan besar di sekujur tubuh Jade, duaar ... duaar ... duaar. Tubuh Jade akhirnya terpental ke atas.
"Aaaaagh!" teriak Jade kesakitan.
Kemudian, Zeyn meloncat ke atas Jade lalu bersiap menendang Jade dengan mengangkat kaki kanannya ke atas.
"Maaf yah, Kak." Zeyn lalu mengayunkan kaki kanannya ke arah wajah Jade sekuat tenaganya. Jade akhirnya terhempas ke tanah dan membuat lubang besar boom.
"Suara apa lagi itu? Apa mungkin Zeyn sekarang menguji ciptaannya di bukit? Dasar jenius yang bodoh," kata seorang penduduk Golden Sparrow.
"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa?" tanya Jade keheranan dengan lemas, dan dirinya tidak bisa bergerak.
"Biar kujelaskan, sejak pertama kali kau memukulku, aku sudah menempelkan bom kertasku di tanganmu saat aku mencoba menahannya. Kemudian aku menempelkan beberapa bom kertasku yang berukuran kecil agar kau tidak menyadarinya ketika aku memukulmu dengan telapak terbuka. Setelah itu aku melompat lompat untuk memasang jebakan lainnya dengan bemang yang sangat panjang itu, yang berhasil melilitmu dan mengaktifkam bomnya. Bagaimana? Aku hebat bukan? Kakak tidak usah khawatir lagi," jelas Zeyn.
"Ya. Kau memang sangat hebat. Sejak kejadian itu aku memang terlalu mengkhawatirkanmu," jawab Jade.
Zeyn kemudian menggendong Jade dan kembali ke Desa Golden Sparrow.
Keesokan harinya.
Zeyn sudah siap untuk pergi bertualang dan berperang. Ia diantarkan oleh Jade dan penduduk desa yang lain sampai ke gerbang keluar masuk desa.
"Dek, pastikan kau menyatukan negeri ini ya!" ucap Jade dengan meneteskan air mata sambil memeluk Zeyn.
"Ya, pasti!" jawab Zeyn.
"Aku pergi ya, daaahh." Sambungnya dan berbalik badan dan mulai berjalan, tiba-tiba.
"Zeeeyn! Tunggu aku!" teriak Rill sambil berlari mengejar Zeyn.
"Kenapa?" tanya Zeyn.
"Biarkan aku ikut denganmu," pinta Rill.
"Ikut denganku? Kau yakin? Kenapa?" tanya Zeyn.
"Aku yakin, alasannya ... hanya karena aku harus memastikan kau tidak membuat ledakan di setiap tempat yang kau lewati," jawab Rill.
"Ehh ... sialan kau," ucap Zeyn.
"Hahahahah ...," tawa penduduk desa mendengar ucapan Rill.
Zeyn dan Rill kemudian memulai petualangan mereka.
~*☆Bersambung☆*~
Keterangan karakter : Usia/t**rick
Zeyn : 16 tahun/?
Jade : 20 tahun/api
Rill : 18 tahun/gelembung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
lanjut jejak👣👣
2021-01-17
0
Mbal
Hmph... Sudah 4 tahun tapi trick milik zeyn belum diketahui secara jelas... ahh.. aku jadi kepo...
2021-01-10
0
Daratullaila🍒
Hai author! Aku mampir nih😁 semangat terus nulisnya🤗 ditunggu feedbacknya🤗 5 like dan 5 rate sudah mendaraattt
Numpang promo ya, mampir juga ke novel pertamaku
Salam dari Calon Istri CEO
2020-12-27
0