Arc 1 Chapter 4 : Wanita Berpakaian Modis

Rin tidak bertele-tele dan kembali duduk di kursinya.

Alfred mengerutkan alisnya.

“... Absinthe? Aku harus mengingatkanmu, absinthe berbahaya bagi tubuh manusia. Alkohol semacam itu bisa menyebabkan kegilaan dan halusinasi.”

“Aku tidak menyangka tren Ashwarrens akan sampai di sini.”

Fritz menimpali sambil tersenyum.

Rin mengakui komentarnya dengan singkat.

“Jadi masyarakat Ashwarrens juga menikmati absinthe … Bagi kami, hidup ini sudah cukup berat. Tak perlu khawatir lagi. Minuman ini bisa menenangkan pikiran kami.”

“Baiklah.”

Alfred bersandar di kursinya dan menoleh ke arah Luke.

“Sebotol Absinthe dan segelas Opus One lagi.”

Opus One adalah minuman beralkohol berbahan dasar buah terkenal yang telah disuling hingga sempurna.

Pria paruh baya kurus yang telah mengungkap kebohongan Rin angkat bicara.

“Beri aku absinthe juga, segelas. Lagipula, akulah yang mengatakan yang kebenarannya tadi. Aku bahkan bisa mengatakan yang sebenarnya padamu tentang situasi anak ini!”

Dia memelototi Rin, menantangnya untuk menolak.

“Orang asing, aku tahu kalian masih ragu tentang keaslian cerita itu.”

“Donny, kamu akan melakukan apa saja demi segelas alkohol gratis.”

Balas Rin sambil cemberut.

Sebelum Alfred sempat menjawab, Rin menambahkan.

“Mengapa aku tidak bisa menceritakan kisahku dan mendapatkan satu tambahan absinthe?”

“Karena tidak ada yang tahu apakah mereka harus mempercayaimu.”

Donny menyeringai.

“Cerita favorit kakakmu untuk diceritakan kepada anak-anak adalah ‘The Boy Who Cried Wolf.’ Orang yang selalu berbohong pada akhirnya akan kehilangan kredibilitasnya.”

Rin mengangkat bahu dan memperhatikan ketika Luke menyelipkan sebotol alkohol hijau muda ke depannya.

“Ini bagus.”

Katanya tanpa merasa terganggu.

Alfred menoleh ke Rin.

“Apakah tidak apa-apa? Apakah kamu akan meminum semua itu?”

“Tentu saja, selama dompetmu mampu. Juga, aku tidak meminum ini, itu untuk kakak perempuanku. Dia memiliki penyakit yang tidak dapat diobati, jadi dia meminumnya secara rutin untuk meredakan rasa sakit di tubuhnya.”

Rin menjelaskan dengan santai.

“Kalau begitu, segelas absinthe lagi.”

Alfred berkata sambil mengangguk.

Wajah Donny berseri-seri saat dia tersenyum.

“Orang asing yang murah hati, sebaiknya hindari orang ini.”

Katanya sambil menunjuk ke Rin.

“Dia gadis paling nakal di seluruh desa. Dua tahun lalu, saudara perempuannya, Seina, membawanya kembali ke desa.”

Donny melanjutkan.

“Dia sudah berada di sini sejak saat itu. Dapatkah kamu membayangkan? Dia baru berusia empat belas tahun pada saat itu. Bagaimana dia bisa melakukan perjalanan ke rumah sakit untuk menjadi penjaga mayat? Rumah sakit terdekat ada di Restcliff di kaki jalan gunung. Dibutuhkan waktu sepanjang sore untuk sampai ke sana dengan berjalan kaki.”

“Dibawa kembali ke desa?”

Fritz bertanya, suaranya diwarnai kecurigaan. Dia memiringkan kepalanya, menyebabkan belnya berbunyi.

Donny mengangguk sebagai konfirmasi.

“Seina pindah kesini sekitar tiga tahun yang lalu. Satu tahun kemudian, dia melakukan perjalanan dan membawa anak ini kembali bersamanya. Katanya dia menemukannya di jalan, seorang anak tunawisma yang kelaparan. Dia berencana untuk mengadopsinya. Lalu, dia menjadi anggota keluarganya. Bahkan namanya, Rin, diberikan oleh Seina.”

“Aku bahkan tidak ingat siapa namaku sebelum kakak perempuan memberiku nama itu.”

Rin tidak terpengaruh oleh wahyu itu dan menyeringai.

Jelas sekali apa yang terjadi pada masa lalunya tidak mengganggunya sedikit pun.

*

Sementara semua orang di kedai sibuk dengan Rin, aku dibawah bimbingan madam Rhea untuk pergi ke gudang di belakang kedai.

“Disini, tempat ini kotor dan sesak. Aku tidak tahu apa yang kamu cari, tapi kalau itu bisa membantumu, kamu dapat meminjamnya sesukamu. Yah, meskipun aku mengatakan itu, tidak ada banyak benda yang berguna di tempat ini.”

Aku mengangguk atas penjelasan madam Rhea.

“Mm, tidak masalah. Aku hanya mencari beberapa alat dan suku cadang yang aku lihat kemarin.”

“Baiklah, kalau begitu aku akan kembali ke dapur.”

Aku membungkuk sedikit menyaksikan madam Rhea pergi. Kemudian aku mulai menelusuri setiap sudut gudang itu.

Ada banyak benda di sana. Tapi seperti yang dikatakan madam Rhea sebelumnya, kebanyakan dari mereka hanya rongsokan atau barang-barang yang tidak berguna yang ditinggalkan pemiliknya.

“Kalau tidak salah, itu harus di dalam sebuah kotak kayu…”

Aku mulai memindahkan barang-barang yang tampaknya menutupi banyak ruang. Baru beberapa barang yang aku sentuh dan pindahkan, tapi ini sudah cukup untuk membuat debu berterbangan di dalam gudang sempit itu.

Merasakan udara yang tidak mengenakkan ini, aku menghela nafas.

Aku tidak memiliki banyak tenaga untuk memindahkan barang-barang yang besar dan berat, tapi aku juga tidak ingin menyerah.

Sambil menahan rasa nyeri di dadaku, aku mencari-cari di tumpukan barang yang terletak di sudut.

Pada saat itu, sebuah kotak kayu memasuki pengelihatanku. Itu tidak di bawah atau di tempat-tempat yang aku telah cari sebelumnya, tapi di atas, itu di letakkan di atas sebuah papan kayu.

“... Sepertinya aku memerlukan bantuan seseorang.”

Mengetahui hal ini, aku kembali ke dalam kedai untuk menyeret gadis pendek yang suka membodohi orang.

Krieet~

Aku memasuki kedai tanpa ada yang memperhatikan.

Namun begitu aku masuk, sebuah percakapan menarik perhatianku.

"... Lalu, dia menjadi anggota keluarganya. Bahkan namanya, Rin, diberikan oleh Seina."

"Aku bahkan tidak ingat siapa namaku sebelum kakak perempuan memberiku nama itu."

Apa yang sedang orang-orang ini bicarakan?

Saat aku bertanya-tanya tentang hal itu, rasa sakit yang agak menyengat menusuk dadaku. Aku mengerang sedikit dan mencengkeram dada kiriku.

Kemudian, aku memperhatikan sesuatu, itu adalah sebotol penuh minuman dengan warna hijau yang menyihir sedang dimainkan oleh Rin.

Absinthe.

Sepertinya gadis itu mendapatkannya dari membodohi orang asing yang dia ajak bicara.

Berjalan ke arahnya, aku menyelinap dari belakangnya dan mengambil sebotol Absinthe yang dia pegang.

“A-ah? Apa?”

Kaget, dia menoleh ke arahku, seseorang yang merebut sebotol absinthe di tangannya.

“Ah, kamu di sini … kakak perempuan.”

Aku mengangguk. Kemudian, aku segera mengalihkan pandanganku ke arah botol absinthe di tanganku.

“Ini… seharusnya kamu tidak membutuhkannya, kan? Berarti ini milikku.”

“... Ah, tentu, tentu saja. Aku mendapatkannya untukmu, kakak perempuan~”

Dia berkata sambil tersenyum cantik.

Aku mengangguk dan berkata kepada Rin.

“Terima kasih. Ngomong-ngomong Rin, aku butuh bantuanmu.”

“... A-ada apa kali ini?”

Saat aku mengatakan niatku, dia tampak sedikit panik dan tidak nyaman. Aku tidak bertele-tele dan langsung mengatakan permintaanku.

“Pergilah ke gudang belakang, ada kotak kayu di sebelah kiri ruangan. Itu ada di atas …”

Kriieett~

Sebelum aku menyelesaikan kalimatku, pintu kedai terbuka, membuatku mengalihkan perhatianku.

Dari ambang pintu, aku melihat seorang wanita yang mengenakan pakaian modis masuk ke Elisa Pane.

“Selamat datang.”

Luke menyambut pelanggan itu seperti yang biasa dia lakukan pada orang lainnya.

Tanpa tertarik dengan sekitarnya, wanita itu menyebutkan pesanannya.

“Beri aku segelas wine terbaikmu.”

“Tentu.”

Saat aku melihat wanita itu duduk secara acak, aku kembali mengalihkan perhatianku pada Rin. Aku kemudian melanjutkan pesananku.

“Di sebelah kiri ruangan. Ada kotak kayu di atas rak. Itu sedikit berat, jadi aku ingin kamu mengambilkannya untukku.”

“Ah~ aku mengerti. Kalau begitu, aku permisi sebentar, rekan-rekan~”

Meninggalkan kalimat itu, Rin segera menghilang ke pintu belakang.

Aku menyaksikan sosoknya pergi dengan tenang, sebelum membuka mulutku untuk berbicara kepada Luke.

“Luke, bisakah aku meminjam gelasnya?”

“Tentu.”

Luke mengambil gelas dan menyerahkannya padaku. Aku menerimanya dan pergi ke sudut karena bagian itu sangat ramai dengan pengunjung.

Blup, Shaaa~

Aku menuangkan absinthe ke gelas. Aroma khas segera menggelitik hidungku.

Melihat gelas itu penuh, aku berhenti menuang dan mulai minum.

Glup, Glup …

“Ah…”

Hanya setelah aku menghabiskan segelas penuh, pikiranku menjadi tenang, dan rasa nyeri di dadaku berkurang.

Aku akhirnya bisa bersantai. Saat aku memiliki pemikiran seperti itu, seseorang berbicara padaku.

“Gadis kecil, kamu sepertinya memiliki sesuatu yang unik di tubuhmu.”

“...”

Bingung, aku menoleh ke arah suara itu. Itu adalah wanita berpakaian modis yang baru saja datang.

“... Maaf, aku tidak mengerti maksudmu.”

Wanita itu mengangguk dengan tenang. Dari sudut pandangku, aku menemukan wajahnya yang cantik dan dia memiliki rambut putih keperakan yang jarang dijumpai di daerah ini. Jelas dia adalah orang asing.

Mendengar jawabanku, wanita itu tidak mengeluh dan mengangguk dengan penuh pengertian.

“Kamu sepertinya belum menyadarinya. Jika kamu ingin belajar tentangnya, kamu bisa menemukanku di sini besok. Aku tinggal di penginapan sebelah sampai beberapa hari ke depan.”

“... Aku mengerti.”

Karena dia tampak mencurigakan, aku hanya mengangguk mengerti tanpa memberi kepastian.

“Kakak~ aku sudah membawanya~”

Tepat pada saat itu, Rin kembali dengan kotak kayu. Aku segera bangkit dan memeriksa kotak kayu itu.

Terpopuler

Comments

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

Sepertinya ada sesuatu yang tersegel.

2024-07-11

1

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

Orang bodoh sedang membodohi orang bodoh.

2024-07-11

1

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

Di sini.

2024-07-11

1

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 : Prolog
2 Arc 1 Chapter 1 : Malaikat Pelacur?
3 Arc 1 Chapter 2 : Instrumen Idiot
4 Arc 1 Chapter 3 : Orang Asing
5 Arc 1 Chapter 4 : Wanita Berpakaian Modis
6 Arc 1 Chapter 5 : Gadis Paling Nakal
7 Arc 1 Chapter 6 : Renungan
8 Arc 1 Chapter 7 : Mimpi
9 Arc 1 Chapter 8 : Legenda Penyihir
10 Arc 1 Chapter 9 : Penggembala
11 Arc 1 Chapter 10 : Terkejut
12 Arc 1 Chapter 11 : Kartu
13 Arc 1 Chapter 12 : Lucid Dream
14 Arc 1 Chapter 13 : Temukan Sendiri!
15 Arc 1 Chapter 14 : Dola
16 Arc 1 Chapter 15 : Dikejar
17 Arc 1 Chapter 16 : Hidden Veil
18 Arc 1 Chapter 17 : Awal Eksplorasi
19 Arc 1 Chapter 18 : Eksplorasi Pertama
20 Arc 1 Chapter 19 : Madam Veve
21 Arc 1 Chapter 20 : Skema Tersembunyi
22 Arc 1 Chapter 21 : Percobaan
23 Arc 1 Chapter 22 : Ketegangan Yang Berbeda
24 Arc 1 Chapter 23 : Mengorek Informasi
25 Arc 1 Chapter 24 : Sifat Khusus
26 Arc 1 Chapter 25 : Deduksi
27 Arc 1 Chapter 26 : Tersangka
28 Arc 1 Chapter 27 : Tato Misterius
29 Arc 1 Chapter 28 : Adat Istiadat
30 Arc 1 Chapter 29 : Tanggapan
31 Arc 1 Chapter 30 : Pengaturan
32 Arc 1 Chapter 31 : Pertarungan
33 Arc 1 Chapter 32 : Keuntungan
34 Arc 1 Chapter 33 : Formula Kebangkitan Mark
35 Arc 1 Chapter 34 : Mistisisme Dasar
36 Arc 1 Chapter 35 : Ramuan Khusus
37 Arc 1 Chapter 36 : Arcane Trickster
38 Arc 1 Chapter 37 : Hukum Esensi Rounder
39 Arc 1 Chapter 38 : Metode Dan Penjelasan
40 Arc 1 Chapter 39 : Perayaan Rose Carnival
41 Arc 1 : Epilog
Episodes

Updated 41 Episodes

1
Arc 1 : Prolog
2
Arc 1 Chapter 1 : Malaikat Pelacur?
3
Arc 1 Chapter 2 : Instrumen Idiot
4
Arc 1 Chapter 3 : Orang Asing
5
Arc 1 Chapter 4 : Wanita Berpakaian Modis
6
Arc 1 Chapter 5 : Gadis Paling Nakal
7
Arc 1 Chapter 6 : Renungan
8
Arc 1 Chapter 7 : Mimpi
9
Arc 1 Chapter 8 : Legenda Penyihir
10
Arc 1 Chapter 9 : Penggembala
11
Arc 1 Chapter 10 : Terkejut
12
Arc 1 Chapter 11 : Kartu
13
Arc 1 Chapter 12 : Lucid Dream
14
Arc 1 Chapter 13 : Temukan Sendiri!
15
Arc 1 Chapter 14 : Dola
16
Arc 1 Chapter 15 : Dikejar
17
Arc 1 Chapter 16 : Hidden Veil
18
Arc 1 Chapter 17 : Awal Eksplorasi
19
Arc 1 Chapter 18 : Eksplorasi Pertama
20
Arc 1 Chapter 19 : Madam Veve
21
Arc 1 Chapter 20 : Skema Tersembunyi
22
Arc 1 Chapter 21 : Percobaan
23
Arc 1 Chapter 22 : Ketegangan Yang Berbeda
24
Arc 1 Chapter 23 : Mengorek Informasi
25
Arc 1 Chapter 24 : Sifat Khusus
26
Arc 1 Chapter 25 : Deduksi
27
Arc 1 Chapter 26 : Tersangka
28
Arc 1 Chapter 27 : Tato Misterius
29
Arc 1 Chapter 28 : Adat Istiadat
30
Arc 1 Chapter 29 : Tanggapan
31
Arc 1 Chapter 30 : Pengaturan
32
Arc 1 Chapter 31 : Pertarungan
33
Arc 1 Chapter 32 : Keuntungan
34
Arc 1 Chapter 33 : Formula Kebangkitan Mark
35
Arc 1 Chapter 34 : Mistisisme Dasar
36
Arc 1 Chapter 35 : Ramuan Khusus
37
Arc 1 Chapter 36 : Arcane Trickster
38
Arc 1 Chapter 37 : Hukum Esensi Rounder
39
Arc 1 Chapter 38 : Metode Dan Penjelasan
40
Arc 1 Chapter 39 : Perayaan Rose Carnival
41
Arc 1 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!