Mengopres

"Bawa Manto ke kamar kamu," perintah Muna sesaat mereka telah pulang. Kedua orang tua Manto turut mengantar anak semata wayangnya ke sana.

Mereka berdua terlambat datang, akibat baru saja pulang dari kota. Sesaat masuk gang rumah, ternyata ada warga yang menunggu dan memberikan kabar tersebut.

Kedua pasutri itu kurang enakkan pada keluarga Irma, apalagi anaknya menikah dengan cara seperti ini. Malu keluarga tak dapat mereka bendung rasanya. Ibarat nasi telah menjadi bubur, mereka harus bertanggung jawab atas perilaku anaknya itu.

Mereka memang menginginkan Manto menikah, tapi bukan juga seperti ini jalannya.

"Kami sekali lagi minta maaf Mak Muna. Kami berjanji akan membuat acara untuk pernikahan Manto dan Irma kembali," ucap Sayuti, ibunya Manto. Dia sudah beberapa kali berbicara begitu agar Muna yang sering di panggil emak di kampung itu dapat memaafkan kesalahan anaknya.

"Sudahlah Bu Sayuti, ini semua sudah jalannya. Lagian pernikahan kayak begini mah sudah cukup. Irma dan Sabrina telah sah menjadi sepasang suami istri saja sudah bersyukur," balas Muna sembari menatap Irma yang membawa Manto ke kamarnya.

"Tapi kami yang enggak enakkan Mak. Lagian Emak juga tau bagaimana kondisi Manto. Kami sudah mengobatinya keberbagai dokter, tapi dia malahan semakin bergaya kayak begitu. Dia juga operasi...,"

Sayuti tak dapat melanjutkan perkataannya sesaat anaknya melakukan operasi bagian dada. Sayuti telah mengancam Manto, jika anaknya melakukan operasi bagian intimnya, Sayuti tidak akan segan-segan membuang Manto dari daftar kartu keluarga.

Suara di luar ruangan tak terlalu terdengar lagi sesaat Irma telah membawa Manto ke dalam kamar dan meletakkan di lantai. "Baju Teteh basah. Teteh ganti dulu ya? Pakek baju aku aja dulu."

Manto mengangguk sembari membuka hijabnya.

"Teteh mau mandi dulu enggak?"

Manto menggeleng pelan. "Aku enggak sanggup lagi Ir, mau tidur aja." Manto melepaskan pakaiannya juga.

Irma sontak terpaku, wajah Manto sangatlah. 'Cantik.' rambut Manto panjang dengan, bola mata Irma melebar. Tubuh Manto sangat terbentuk sempurna dan, mulut Irma terbuka lebar, Manto melepaskan bra dan kulit yang ditarik untuk melepaskan bagian dada, perut, serta bagian lainnya. Tubuh Manto sebenarnya perfect. 'Masya allah, ternyata lelaki tulen.' otot-otot tubuh Manto terbentuk secara sempurna. Irma tak berkedip sedikitpun melihat penampakan Manto saat ini.

"Ini tolong Elo gantungin. Gue udah enggak sanggup lagi." Manto memberikan semuanya ke Irma. Benda yang sangat mirip dengan kulit manusia itu membuat Irma memperhatikan benda itu secara seksama. "Jangan Elo perhatikan terus, cepetan di gantungin. Tolong rahasiakan ini dari siapapun. Awas Lo sampai memberitahu orang lain." Manto masih sempat-sempatnya mengancam Irma walau kondisinya tak tegap berdiri.

Irma mengangguk cepat. Dia ingin bertanya sebenarnya, tapi untuk apa juga dia ikut campur urusan Manto, sedangkan masalahnya sendiri saja sudah pusing.

Manto tanpa permisi langsung tidur di kasur Irma dan menggunakan selimut. Dia melepaskan pakaian bawahnya dan melemparkan ke sembarang arah.

Irma tak menyangka bahwa Manto tidak bisa mengurus barangnya sendiri. Beruntung juga Irma tidak mempersalahkan hal tersebut. Irma pun menyusun pakaian Manto dengan kembali melihat kulit yang Irma sendiri sedikit merinding memegang bahan tersebut.

Apa sebegitunya dia ingin menjadi perempuan? Irma tak menyangka Manto berbeda dari lelaki lain. 'Kayaknya kebanyakan kromosom x deh teteh Sabrina.'

Irma tersadar sesaat suara Manto yang terdengar menggigil. Dia pun mendekati Manto. Wajah Manto semakin pucat, Irma memegang kening Manto. 'Ya Allah panas banget.'

"Ir, keluar sebentar. Ini obat untuk Manto yang di kasih Buk Sayuti," panggil Muna dari luar kamar sembari mengetuk pintu.

Irma langsung berdiri membuka pintu untuk mengambil obat, kebetulan juga Manto sangat membutuhkan obat-obatan. "Teteh demam Mak." Irma menjelaskan kondisi Manto saat ini.

"Iya sudah kamu kasih ini ke dia. Eh kata Buk Sayuti jangan panggil Teteh, mulai sekarang panggil Akang Manto. Dia itu laki-laki, bukan perempuan. Dia juga telah sah menjadi suami kamu. Mulai sekarang kalian tidur berdua. Siapa tau Manto yang kaudratnya lelaki itu berubah sekejap."

"Tapikan kami menikah secara paksa Mak." Irma tak mau pernikahan paksa ini membuat Manto juga tertekan.

"Terpaksa enggak terpaksa dia telah menjadi suami Kamu. Kami semua berharap kalian berdua bisa menjalankan rumah tangga sesuai apa yang telah terjadi. Emak enggak mau mendengar kamu dan Manto bercerai. Sekarang kamu urusi suamimu dulu. Kasihan dia kalau menunggu lama. Mana dia habis muntah-muntah terus. Entar Emak siapkan bubur buat dia makan, rayu dia makan dulu baru tidur."

Irma mengangguk saja, kalau Muna sudah berkata demikian, sepertinya dia tak bisa menolak lagi. 'Aku tunggu keputusan Akang Manto aja.'

Irma kembali menghampiri Manto. "Akang," ucap Irma yang tak biasa memanggil Manto dengan sebutan itu, tapi rupa Manto saat ini terlihat sekali lelaki tulen. "Um, Akang makan dan minum obat dulu ya."

Manto tak menjawab, dia masih menggigil dan tidur terpejam. Irma kebali memeriksa tubuh Manto. 'Panas banget.' Irma kembali keluar mengambil air kompresan.

Muna masih sibuk membuat bubur yang hampir selesai. "Itu untuk apa Nak?" dia melihat Irma mengambil handuk kecil dan baskom berisi air panas.

"Akang panas banget Mak badannya. Aku mau kompres dia. Buburnya emak letakkan aja di sini. Nanti aku aja yang ambil," jawab Irma.

"Kalau begitu kasih obat dulu dia. Nanti kalau sudah mendingan kasih bubur," perintah Muna mengajari Irma.

Irma mengangguk pelan dengan dia kembali ke kamar mengompres Manto dan memberikan obat.

Malam semakin larut, Irma memutuskan untuk tidur di sisi samping Manto.

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

ya ampun sampai segitunya Manto pengen jadi Sabrina 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2024-06-19

0

DianWulanDari

DianWulanDari

sudah ya Manto Jng Jd cewek lgi,tobat kan udh ada irma/Facepalm/

2024-06-19

0

Ekha, S

Ekha, S

Segitunya Manto mau menjadi sabrina

2024-06-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!