Seribu Rupiah

Bertubi-tubi alasan Irma lontarkan untuk membela diri, sembari memegang Manto yang duduk saja tak sanggup. Irma juga tak mendapatkan cegahan dari orang-orang sekitarnya.

Sampai-sampai berita itu gempar begitu saja, dan menjadikan orang-orang kampung meramaikan rumah Muksim sebagai kepala RT. Pemimpin pesantren saja datang untuk menemui sahabatnya yang terlihat pucat pasih. Manto masih mabuk darat, udara, serta laut akibat bergelantungan di atas pohon, dengan cuaca yang ikut membasahinya.

Masih beruntung dia tidak di sambar petir akibat lama bergelantungan. Nyawanya masih panjang, tapi dia bagaikan pasien saat ini. Manto juga tidak tinggal diam dan ikut membela diri dengan separuh tenaganya.

Ilham sebagai sahabat membantu Irma agar Manto berpegangan padanya saja. Ilham ikut menengahi dan meluruskan permasalahan itu. Tanpa bukti yang jelas, semuanya masih diarungi emosi dan tidak mempercayai apa yang di lakukan Irma dan Manto.

Ilham jadinya kebingungan. Dimana resleting Manto terbuka, dan di jadikan sebagai tanda bukti.

Menyesal Irma membantu Manto jika dia dipaksa menikah begini. Muna saja tidak membela putrinya sendiri. Dia sangat mendukung jika Irma menikah saja. Lagian Muna tak bisa melihat anaknya terus-menerus di fitnah warga sekitar.

"Menikah saja Nak. Emak enggak mau kamu salah jalan dan selalu di fitnah kayak begini." Muna kasihan juga melihat putri pertamanya itu seperti terus menolak. Muna sudah tua, dia hamil saja sangat lama mendapatkan Irma, sampai-sampai Irma sekolah dan melahirkan adik-adiknya.

Muna sebagai pegawai buruh tani di ladang kebun milik salah satu orang terkaya di kampungnya, cukup menyekolahkan batas pesantren saja. Itupun Irma mendapatkan bantuan dari sekolahnya.

Sekarang Muna sudah tua, tak sanggup lagi membiayai kehidupan sehari-hari. Sekolah adik-adik Irma saja dapat bantuan juga dari sekolahan. Kalau tidak tadi, Muna terpaksa meminta anak-anaknya bekerja saja.

Kalau Irma, memang sudah lulus sekolah, dan lebih baik menikah. Itu lebih baik daripada nanti anak sulungnya menjadi salah jalan dan membuat malu keluarga. Tadinya Muna mau balik kampung saja, tapi dia undur karena di sana tidak memiliki pekerjaan seperti di kampungnya saat ini.

Sedangkan Irma menangis meraung-raung dan terus membela diri.

"Kalau begitu kita usir aja mereka berdua ini. Satu bikin malu, satunya lagi tambah malu-maluin," cetus salah satu warga.

"Sudahlah Ir, gue enggak tahan lagi. Sudahlah kita menikah dulu. Entar besok kita pikirkan lagi." Manto berusaha menggerakkan tubuhnya agar tetap tegap.

"Tapi Teh, ini bukan jalan yang benar." Irma menyadari Manto.

"Emang yang kalian buat di kebun pak Jamrut itu benar? Salah Ir, dosa, zina! Ini aja kalian berdua pegang-pegangan. Enggak tau diri itu namanya." cela yang lainnya.

Irma rasa semua orang terus saja memfitnahnya. Pernikahan yang tak ingin dia lakukan sekarang harus secara paksa.

"Kamu yakin Man?" Ilham memastikan bahwa Manto dalam keadaan sadar saat ini. Walau kondisi Manto bak terkena angin puting beliung. Bersendawa tak berkesudahan.

"Gue sadar Gus. Urusan lainnya nanti dipikirkan. Gue juga enggak sanggup lagi duduk, mau guling di paksa duduk." Manto masih sempoyongan.

"Kasihan dirimu Man. Mungkin Irma memang jodohmu. Jangan ambil dan salah jalan. Pernikahan bukan untuk main-main." Ilham seperti biasa mengeluarkan sebuah nasehat yang tampaknya akan panjang untuk di dengar Manto kali ini. Sedangkan Manto hanya membutuhkan tempat tidur untuknya beristirahat.

Manto menoleh ke Irma dengan wajah perempuan di sampingnya berbentuk tiga bayangan. "Ir, sekali ini aja bantuin gue. Gue enggak sanggup lagi rasanya. Kepala elo aja ada tiga, kadang satu."

Irma sangat kasihan dengan raut wajah Manto yang berkeringat dingin. Dimana pakaian Manto basah. Mau tak mau dia terpaksa menyetujui. "Iya sudah Teh, kita nikah aja. Lagian kita bisa cari jalan keluarnya nanti."

Semua yang menyaksikan ikut sedih melihat rupa Manto saat ini.

"Iya sudah mana pak penghulunya?" Manto mencari seseorang yang dapat menyegerakan pernikahan itu.

"Gus Ilham saja. Lagian dia pemuka agama di sini," ucap salah satu warga.

"Nah iya betul," ucap warga lainnya. Semuanya sepakat agar Ilham yang menikahi Manto dan Irma.

"Iya sudah kalau begitu. Mana uang buat mas kawinnya?" Ilham meminta pada Manto.

Manto merogo kantongnya mencari hal tersebut. Kosong semua. "Walah Gus, gue lupa bawa uang. Gue ngutang dululah sama Elo."

Ilham menghembuskan napasnya sembari mengambil uang di saku. "Kamu malu-maluin aku aja Man." gumam Ilham yang menemukan uang koin senilai seribu rupiah. Sisa beli garam di warung. Dia habis belanja sebenarnya sebelum ke rumah RT setempat. Garamnya saja ketinggalan di warung, gara-gara ingin menengahi warga yang berteriak untuk menikahi sahabatnya itu.

"Seribu Man." Ilham mengangkat koin di tangannya. Sontak yang lainnya tertawa sembari mengeluarkan uang masing-masing.

Mereka menyumbang untuk mas kawin. Sedangkan Irma dan Manto tak banyak berkutik. Mundur dan menolak tak bisa juga mereka lakukan.

Total-total uang terkumpul tiga ratus ribu rupiah. "Alhamdulillah. Ir, ini uangnya. Sekiranya kamu mau atau enggak?" tanya Ilham.

"Kalau kurang entar gue tambahin besok," sahut Manto.

Irma mengangguk saja. Dia juga tidak meminta berapapun yang diberikan. Otaknya saja masih tidak ingin menikah. Namun Manto yang dalam kondisi seperti nyawanya sudah di ujung tanduk mau tak mau Irma menyetujui.

Semuanya mengucap syukur dengan Ilham meletakkan uang di hadapan Manto dan Irma. Akad nikah di mulai.

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

hadir kakk ,msih mengikuti alur nya ,yg bikin ngakak👍

2024-06-25

0

Eva Karmita

Eva Karmita

ya ampun malangnya nasibmu teteh Sabrina /Manto 😂😂😂 bisa" kebalik Irma yg jadi kepala rumah tangga ini mah 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-06-19

0

kaylla salsabella

kaylla salsabella

ya Alloh mas kawin ada seribu , untung di bantu warga mas kawin nya

2024-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!