Pelangi tidak tau dan tidak mau tau kemana ibunya pergi dan pulang jam berapa, karena memang selama ini dia tidak pernah ikut campur kehidupan pribadi sang ibu.
Pernah sekali dia bertanya kepada sang ibu dari mana saja dan kenapa pulang sampai larut malam, bukannya jawaban yang didapat Pelangi namun makian dan pukulan yang didapatkan nya, makanya dia tidak mau bertanya lagi kepada sang ibu.
Kini Pelangi telah siap-siap untuk berangkat sekolah dia keluar dari kamarnya sambil menenteng tas sekolahnya saat melewati meja makan terlihat ibunya sudah menyiapkan dagangan yang akan Pelangi jual.
Dengan langkah pasti Pelangi pun menghampiri Mawar dan berkata.
"Buk, aku lapar apa ada sisa makanan untukku, karena dari kemaren siang kau belum makan,"ujar Pelangi jujur, karena dia hanya makan sedikit nasi yang sudah diberikan oleh Melati karena Laila kemudian datang dan membuang makanannya.
"Mau makan nih, jangan banyak tanya dan banyak protes,"ujar Mawar tegas kemudian memberikan Pelangi nasi uduk hanya dengan sambal saja tidak ada lauk pendamping lainnya.
"Buk, maaf kalau Pelangi kurang ajar sama ibuk. Bukankah Pelangi menghasilkan uang yang cukup untuk kita berdua makan, tapi kenapa ibuk hanya memberiku makan nasi uduk dengan sambal saja sementara ibuk makan dengan ayam, apakah tidak rasa kasihan ibuk sedikit saja padaku , karena bagaimanapun aku ini anak kandungmu buk,"ujar Pelangi menatap Mawar sedih.
"Cih ...nggak usah pura-pura bersedih didepanku, kamu memang anak kandungku tapi kamu itu ku anggap hanya sebagai babu ku saja, tidak lebih jadi jangan protes kalau mau makan enak jual diri sana,"ujar Mawar dengan santainya.
Pelangi mendengar perkataan Mawar dia hanya tersenyum kemudian berkata.
"Jual diri ya berarti sama seperti ibuk kan, yang rela menjadi simpanan pak kades hanya karena uangnya,"ujar Pelangi menatap Mawar lekat dan ...
Plak...
Mawar lagi-lagi menampar Pelangi dan berkata.
"Apa yang baru saja kamu katakan hah, kamu itu kenapa jadi anak yang songong , tutup mulut sampah mu itu,sungguh memuakkan segera habiskan sarapanmu dan pergi kesekolah sana, jangan lupakan daganganmu hari ini jika kamu tidak membawa uang dengan jumlah seperti biasanya jangan harap kamu dapat jatah makan siang,"ujar Mawar tegas.
Pelangi sarapan dengan tenang kemudian setelah menenggak air minumnya hingga habis Pelangi pergi begitu saja tanpa membawa dagangan nya dan itu membuat Mawar marah diapun berteriak.
"Hei anak kurang ajar kenapa kamu hanya pergi begitu saja bawa dagangan mu ini, enak saja pergi dengan tangan kosong begitu apa kamu tidak aku hukum selama seminggu di gudang dan tidak memberi mu makan hah!"ancam Mawar kesal.
"Buk, maafkan Pelangi mungkin sekarang Pelangi tidak akan menuruti kemauan ibuk lagi karena Pelangi sudah lelah, sebanyak apapun yang Pelangi lakukan dan hasilkan untuk ibuk tidak akan pernah cukup untuk memenuhi semua apa yang ibu mau, jadi Pelangi minta maaf karena sekarang Pelangi mungkin akan menjadi anak yang durhaka untuk ibuk,"ujar Pelangi jujur kemudian keluar rumah begitu saja untuk berangkat ke
sekolah.
"Hei kau! Anak tidak tau terima kasih aku yang melahirkan mu dan membesarkan mu selama ini dan kamu berbuat seenaknya padaku lihat saja nanti apa yang aku lakukan padamu dan akan aku pastikan kamu akan selalu menderita dan tidak pernah bahagia, dasar anak durhaka,"ujar Mawar Yeng berteriak dengan keras sambil berucap kasar kepada Pelangi dan Pelangi sama sekali tak menghiraukan teriakan dan amarah sang ibu dia berlaku pergi begitu saja sambil menangis.
Namun begitu sampai disekolah tiba-tiba saja saat masuk kelas rambutnya ditarik dari belakang dan ternyata itu adalah Yuyun adik Laila anak kepala desa yang umurnya sama dengan Laila.
"Hei anak pelakor ke mari kamu, dasar kalian berdua itu tidak tau malu dan asal kamu tau kelakuan ibumu yang j*lang itu dia kemarin malam datang ke rumahku dan dengan tingkah menjijikan nya meminta uang kepada ayahku sambil berkata kak Laila merusak daganganmu dan membuatnya rugi, dan tanpa aba-aba ayahku langsung memukul kak Laila dan merampas uang dan perhiasan ibuku kemudian diberikan kepada ibumu yang j*lang itu, pokoknya aku tidak mau tau kembalikan semua uang dan perhiasan yang ibumu dapatkan kemarin kalau tidak aku akan memukul mu sekarang juga,"ujar Yuyun dengan penuh amarah dan makin kuat menarik rambut Pelangi.
Pelangi yang merasa kepalanya sakit dia berusaha melepaskan tarikan rambutnya dari Yuyun dan diapun berhasil sambil masih menahan rasa sakit di kepalanya dia berkata kepada Yuyun.
"Hei kamu salah orang jika kamu ingin meminta kembali uang dan perhiasan milik ibumu sebaiknya kamu memintanya langsung kepada ibuku karena aku sama sekali tidak tau dimana dia menyimpannya, kamu salah orang jika bertanya padaku,"ujar Pelangi terlihat kesal lagi-lagi karena ibunya dia berurusan lagi dengan anak kepala desa yang sayangnya kali ini lebih bar-bar dari sang kakak yaitu Laila.
"Halah mana ada anak tidak tau tentang kelakuan ibunya, pasti kamu selama ini juga ikut mendapatkan keuntungan dari ibumu kan atau kamu sama saja seperti ibumu yaitu jadi pemuas nafsu untuk ayahku,"ujar Yuyun sambil berteriak agar murid-murid yang lain mendengarnya.
Pelangi menghela nafasnya berat lagi ini benar-benar membuat moodnya sangat buruk Pelangi pun maju dan berdiri didepan Yuyun kemudian berkata.
"Dengar ya kalau aku ikut menikmati hasil dari apa yang ibuku lakukan, tentu aku akan menjadi cantik, mempunyai barang-barang yang bagus dan tidak akan berjualan setiap harinya hanya untuk mendapatkan makan, tapi lihatlah apa yang terjadi padaku, sepatuku saja sampai dijahit dua kali, lihat tasku aku memakai peniti agar talinya tidak lepas dan lihat seragam yang aku pakai lusuh begini apakah matamu buta dari mana aku ikut menikmati hasil ibuku katakan vagina mananya,"ujar Pelangi terlihat kesal dan marah kepada Yuyun sambil menunjuk kan semua barang yang melekat padanya yang jelas terlihat tidak layak pakai.
"Alah...kamu itu hanya pencitraan agar dikasihani di sekolah ini, terutama sama Riki kan kamu suka padanya sehingga kamu bertingkah seperti layaknya gembel begini agar dia selalu saja perhatian dan kasihan sama kamu dasar anak dan ibunya sama-sama suka menjajakkan dirinya, dasar murahan,"ujar Yuyun kesal karena Pelangi melawan perkataannya kemudian dia mendorong Pelangi dengan kuat hingga dia hampir saja terjatuh jika Riki tidak segera menahan tubuh Pelangi.
"Apa-apaan kamu Yuyun, sekali kali lagi aku lihat kamu membuly Pelangi aku tidak akan segan-segan membuat perhitungan denganmu,"ujar Riki marah sambil membantu Pelangi berdiri dengan benar.
"Kamu membelanya Rik, asal kamu tau ibunya telah mengambil perhiasan dan uang ibuku kemarin malam dan aku yakin dia pasti tau, tapi didepanku dia berkata tidak tau, dasar j*lang yang suka cari perhatian,"ujar Yuyun yang makin terlihat marah dan ingin maju untuk menampar Pelangi tapi Riki menahannya dan berkata.
"Kamu jangan menuduh Pelangi sembarang karena memang dia tidak tau apapun, aku jadi saksinya bagaimana kehidupan nya selama ini, karena dia tinggal disebelah rumahku jadi aku tau bagaimana perlakuan ibunya terhadap Pelangi,"ujar Riki membela Pelangi.
"Wah Pelangi apakah kamu sudah memberikan tubuhmu pada Riki hingga dia membela mu mati-matian seperti ini dasar j*lang lihat saja aku akan membuat hari-hari mu disekolah tidak tenang,"ujar Yuyun yang terlihat sangat marah kemudian pergi begitu saja meninggalkan Pelangi dan Riki.
"Apa yang kalian lihat pertunjukan nya sudah selesai bubar sekarang,"ujar Riki tegas kemudian dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan memberikan kepada Pelangi.
"Ini kotak makan siang dari ibu, makanlah kamu pasti tidak sarapan lagi dan ibumu tidak memberikanmu uang kan dan ini ambillah dari ayahku hanya sepuluh ribu kok jangan ditolak nanti aku dimarahi lagi, kalau begitu kamu masuk kelas sana dan jangan takut aku akan melindungi mu dari Yuyun karena kamu sudah kuanggap adikku sendiri,"ujar Riki bicara kepada Pelangi dengan tulus.
"Terima kasih kak Riki, kenapa kalian begitu baik kepadaku bukankah aku ini hanya orang asing bagi kalian tapi bibik Melati dan paman Akbar selalu saja membantuku,"ujar Pelangi tulus.
Riki menghela nafasnya panjang kemudian berkata.
"Ya mau bagaimana lagi siapa suruh kamu itu lucu dan imut sehingga ibuku ingin menjadikanmu anak, sudah jangan terlalu dipikirkan aku masuk kelas dulu,"ujar Riki santai sambil mengusap kepala Pelangi pelan kemudian pergi meninggalkan Pelangi.
Pelangi tersenyum dengan lebar karena mendengar apa yang Riki katakan walaupun itu sebuah kebohongan Pelangi sangat senang karena selam ini hanya Riki, bibik Melati dan paman Akbar tetangga mereka yang perduli kepada dirinya, dia selalu berdoa semoga keluarga itu selalu mendapatkan kebahagian karena selalu menolong dirinya disaat dia sedang kelaparan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Aidul Putra
hadeuh.... hajar keq jgn diam saja....
2024-09-21
1
Rita Riau
udah pelangi, tinggalin aja tuch ibu mu itu.
2024-08-19
2