Lembaran Baru

Sesuai perkataan Ardan tadi pagi, kini ia membondong sang istri ke Rumah barunya. Rumah yang telah ia bangun dengan jarih payahnya sendiri, rumah yang ia siapkan untuk keluarga kecilnya kelak, rumah yang selalu ia impikan kebahagian, canda tawa bersama istri dan anaknya nanti. Meski tak sesuai dengan rencana diawal dulu, menempati rumah itu dengan wanita pilihannya namun Ardan tetap bersyukur karena kini ia diberikan istri yang luar biasa.

" Mas apa rumahnya masih jauh?" pertanyaan dari Zahwa memecah keheningan yang terjadi dalam mobil itu. Pasalnya dari hanya keheningan yang terjadi diantara dua orang itu tanda ada yang berniat mengeluarkan sepatah kata pun.

" Lumaya sayang, jika kamu lelah tidurlah dulu, banti kalau sudah sampai aku bangunkan" Jawab Aran sembari mengusap kepala istrinya itu..

Zahwa hanya mengikuti perintah suaminya itu, karna jujur matanya memang sudah mengantuk sedari tadi.

***

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, kini mobil Ardan mulai memasuki pekarangan rumah rumah itu. Rumah dua lantai yang didesain sedemikian indahnya, ditambah lagi dengan taman bunga yang berjajar dengan tatanan rapi didepannya.

" Sayang bangun! kita sudah sampai"

Perlahan Zahwa mulai membuka matanya, mengedarkan pandangannya keluar jendela, binar bahagia terpancar dari matanya sebelum kemudian mengarahkan kepalanya kepada sang suami.

" Mas apa ini rumahmu?" Tanya Zahwa menatap sekilas suaminya, kemudian mengembalikan pandangannya kearah luar jendela lagi.

" Bukan" Sontak jawaban Ardan membuat fokus Zahwa teralihkan, ia menatap suaminya itu dengan kening berkerut tanda ketidak mengertiannya.

"Lalu?"

" Ya, ini bukan rumahku, tapi rumah kita, surga kita, tempat kita memulai segalanya dan menimati masa tua kita juga kelak nantinya bersama anak dan cucu kita" Balas Ardan sembari menatap lekat wajah istrinya itu.

Jawaban Ardan membuat Zahwa terharu, ia tidak menyangka jika suaminya sudah berfikir sejauh itu. Sekarang ia yakin jika pilihan orang tuanya memang tak pernah salah, ia benar-benar bersyukur memiliki suami seperti Ardan dan ia tak menyesali semua yang telah terjadi sekarang.

" Mari kita turun! jika kamu masih mengantuk kamu bisa melanjutkan tidurmu nanti didalam"

" Hmm, ayo" Perlahan Zahwa mulai melangkahkan kaki keluar dari mobil dan berjalan beriringan bersama Ardan memasuki rumah itu.

Setelah sampai di dalam rumah itu, Zahwa menatap takjub keindahan rumah itu desain klasik namun terkesan mewah.

" Apa kamu suka?" tanya Ardan

" Suka, sangat menyukainya, ini sangat bagus mas, aku tidak menyangka kalau mas sudah menyiapkan semua ini"

" Baguslah kalau kamu suka, sekarang ayo kita lihat kamar kita" Ajak Ardan sembari mengaikan jari tangannya pada tangan istrinya.

Lagi-lagi Zahwa dibuat takjub dengan keindahan kamar itu, kamar yang luar, dengan dekorasi yang mewah juga.

" Subhanallah mas, ini bahkan lebih indah, aku suka mas aku suka" Kerena saking bahagianya Zahwa sponta memeluk tubuh suaminya itu. Awalnya Ardan sempat terkejut, namun kemudian ia tersenyum dan membalas pelukan istrinya itu.

" Ya Allah aku percaya padamu, aku yakin rencanamu lebih indah dari semua rencanaku selama ini. Jika memang Zahwa jodoh yang engkau sediakan untukku bukakanlah hatiku untuknya ya-Rab" Bati Ardan. Sekarang iya sudah bertekad akan memulai lembaran barunya bersama Zahwa istrinya, iy sudah bertekad akan memberikan hatinya hanya untuk Zahwa jodoh pilihan orang tuanya.

" Ya sudah sekarang kamu istirahat dulu, nanti sore kita akan keluar sekalian makan malam diluar saja ya, mas yakin kamu capek jadi tidak usah memasak untuk makan malam"

" Baiklah mas, apa mas tidak istirahat juga?"

" Kamu duluan saja, masih ada hal yang harus mas selesaikann dulu, nanti mas akan nyusul kamu"

" Ya sudah mas aku duluan ya" Setelah mendapat anggukan dari suaminya perlahan Zahwa mulai membaringkan tubuhnya dikasur.

Setelah memastikan istrinya mulai tidur Ardan melangkah keluar kamar, menuju ruangan yang ada di sebelahnya. Mulai berkutat dengan berkas-berkas yang ada disana, meskipun sedang cuti namun Ardan masih menyempatkan waktu untuk memeriksa beberapa skripsi mahasiswa bimbingannya.

Setelah satu jam berkutat dengan tumpukan berkas tersebut ardan memutuskan untuk kembali ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya. Perlahan iya mulai memasuki kamarnya, dilihatnya sang istri yang begitu terlelap dalam mimpinya.

Dengan hati-hati Ardan mulai menaiki kasurnya tidak ingin mengganggu tidur istrinya itu. Ditatapnya dalam wajah damai istrinya itu, ada kelegaan tersendiri dalam hatinya tiap kali melihat wajah istrinya itu. Setelah puas menatap wajah istrinya dan mendaratkan kecupan disingkat di kepalanya istrinya Ardan mulai membaringkan tubuhnya disambung Zahwa dan membawa tubuh Zahwa kedalam dekapannya menuju immpi indahnya.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, sesuai janjinya Ardan akan membawa Zahwa untuk keluar sekaligus makan malam diluar nantinya. Sudah hampir setengah jam ia menunggu di bawah, namun istrinya itu masih belum turun juga, karena malas menunggu lebih lama lagi Ardan memutuskan menyusul istrinya ke kamar. Sesampainya di atas Ardan berpapasan dengan istrinya yang baru saja keluar dari kamarnya, sesaat ia terpana melihat kecantikan istrinya itu, hanya dengan balutan gamis berwarna soft pink, dan hijab dengan warna senada serta riasan make up tipis diwajahnya membuat Zahwa terlihat cantik sangat cantik.

" Cantik" Hanya satu kata itu yang terucap dari bibir Ardan setelah sekian lama memandangi penampilan istrinya itu.

Mendengar perkataan suaminya itu membuat Zahwa menunduk malu, meskipun bukan pertama kali mendapat pujian dari suaminya tapi tetap saja membuat Zahwa tersipu malu.

" Mas jangan menatapku seperti itu, aku malu" ucap Zahwa karena sedari tadi Ardan tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Zahwa.

Mendengar perkataan istrinya sontak Ardan tertawa " hahah.. Sayang kamu itu lucu sekali ya, kenapa kamu harus malu? aku ini suamimu jadi tidak ada yang harus dimalukan bukan?

" Ya tetap saja mas, mas akukan belum terbiasa, jadi jangan diketawain deh" Jawab Zahwa memanyunkan bibirnya layaknya anak kecil yang ngambek pada orangtuanya.

" Ahh lucunya istri mas ini, rasanya mas ingin mengurungmu saja dan menghabiskan waktu kita disini tanpa harus pergi, bagaimana apa kau setiju" tanya Ardan dengan memainkan alisnya menggoda istrinya itu.

" Aahh mas, kenapa kamu jadi mesum begini"

" Hei! mas kan cuma bilang mengurungmu kenapa kamu berfikir mas mesum sih? hayooo apa yang kamu fikirkan hmmm" sontak godaan suaminya itu membuat pipi Zahwa memerah entah apa yang ia fikirkan sampai terlontar kata itu dari mulitnya.

" Hei apa yang kamu fikirkan? lihatlah pipimu merah seperti kepiting rebus sayang" tangan Ardan terjulur mencubit kedua pipi istrinya yang yerlihat menggemaskan itu.

" Mas sudah jangan menggoda ku terus! kita jadi pergi gak sih? kalau tidak aku masuk lagi nih" ancam Zahwa menghentikan godaan suaminya.

" Jangan dong sayang, mas hanya becanda, ya sudah ayo kita berangkat sekarang" Ardan merangkul bahunya istrinya, berjalan beriringan menuruni tangga menuju keluar rumah.

.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sofhia Aina

Sofhia Aina

So sweet....😍😍😍😍

2020-10-27

0

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

LIKE karyamu Feedback ya

PENDEKAR TAK PERNAH KALAH✋

2020-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!