2

Ketika Allah menghadirkan seorang malaikat , apakah aku mampu membesarkan nya seorang diri ? Apakah aku sanggup tanpa dirimu ?

   __Muhammad Azzam Rizwan __

Nadira baru saja selesai mengambil air wudhu , ketika diri nya ingin mengambil Al-Qur'an, tiba-tiba perut ny terasa sangat sakit , membuat Nadira meringis kesakitan .

"Ssssh kenapa ini " ucap Nadira .

Rasa mulas dan sakit datang terus menerus , membuat Nadira langsung meraih ponsel yang berada di atas nakas tidak jauh dari nya , Nadira mengotak-atik nya dan menempelkan benda pipih itu ke telinga nya .

Berulang kali diri nya mencoba menghubungi sang suami , namun nyatanya , panggilan nya sama sekali tidak di jawab .

Karena rasa sakit yang terus menerus datang , Nadira memutuskan untuk pergi langsung ke rumah sakit .

"Aku naik apa ?" Monolog Nadira , sambil terus berjalan terseok-seok memegangi perut nya yang buncit yang terus terasa sangat sakit .

"Ssshhh , aduh " teriak Nadira saat tubuh nya terjatuh di depan teras rumah . Nadira meringis merasakan sakit yang sangat luar biasa .

"Ya Allah , tolong lindungi hamba dan bayi yang ada di dalam kandungan hamba " ucap Nadira sambil terus meringis merasakan perut nya yang luar biasa sakit nya .

"Astaghfirullah darah " Nadira terpekik hebat , ketika melihat cairan berwarna merah itu keluar mengalir di kaki nya , membasahi gamis yang di kenakan oleh Nadira .

"Astaghfirullah , Ya Allah , asssshhh

Nadira mencoba bangkit dari duduk nya , namun usaha nya sia-sia , rasa sakit terus menerus hinggap membuat nya tidak mampu bangkit .

"Ya Allah , astaghfirullah , Buk Nadira !" Pekik seorang wanita paruh baya yang langsung berlari tergopoh-gopoh, dia mbak Lasmi -- wanita yang memang di tugaskan untuk datang ke rumah mereka dan membantu mengurus rumah .

Mbak Lasmi tidak menginap , karena beliau memiliki suami dan anak yang tinggal tidak jauh dari kediaman Azzam dan Nadira .

Mbak Lasmi  dan sang suami sangat lah baik , membuat Azzam dan Nadira sangat menyukai wanita itu , dan tidak mempermasalahkan nya sama sekali jika mbak Lasmi hanya datang pagi dan pulang sore hari nya .

Hari ini tepat pagi-pagi sekali , setelah shalat subuh , mbak Lasmi memang langsung berniat datang ke rumah majikan nya , karena ingin meminta ijin untuk libur beberapa hari , sebab beliau ingin mengunjungi kedua orang tua nya yang sakit keras di kampung .

Tapi alangkah terkejutnya mbak Lasmi , ketika melihat majikan perempuan nya sudah terduduk terkulai lemas di lantai teras rumah , dengan darah yang terus mengalir di kaki nya .

"Mbak las-- mi".

"Ya Allah buk Nadira , ayo kita kerumah sakit ". Ucap Lasmi dan langsung mencari pertolongan dan membawa Nadira langsung ke rumah sakit .

 

    Bulir bening terus membasahi rahang tegas Azzam . Sesekali tangan nya terus menggosok-gosok kan ke arah tangan lembut nan dingin di samping nya . Azzam mencoba memberikan kehangatan pada sang istri , semoga dengan cara ini Azzam berhasil membuat istri nya yang menutup mata nya itu kembali terbuka .

"Yang , bangun ... Kamu kenapa tidur hm ? Kamu enggak mau lihat putri kita ? Kamu kok gini sih " lirih Azzam dengan bahu yang bergetar hebat , menatap wajah pucat nan cantik di hadapan nya itu . Hati nya sungguh sakit .

"Yang , kamu udah janji loh sama mas . Kamu harus nepati janji kamu " ucap Azzam lagi .

"Bangun yang ! Bangun !" Pekik Azzam , lalu jatuh terduduk di lantai di bawah brangkar Nadira .

Azzura yang melihat nya langsung menangis terisak, tidak sanggup melihat kembaran nya itu seperti ini . Azzura sungguh sangat sesak melihat nya.  Ini hal paling terapuh dalam hidup seorang Azzam .

Nadira sosok yang sangat di cintai oleh Azzam .

Nadira wanita yang mampu membuat seorang Azzam yang dingin dan datar takluk .

Wanita lemah lembut dan selalu bertutur kata dengan sopan , sungguh Nadira sosok wanita yang sangat sempurna .

Dan kini wanita itu memejamkan kedua bola mata nya tanpa mau membuka nya lagi .

Azzura melangkah kan kaki nya mendekat ke arah Azzam , lalu memeluk tubuh kekar pria itu .

"Yang kuat Azzam " ucap Azzura .

Azzam tidak mampu berkata-kata lagi, diri nya memeluk tubuh kembaran nya itu dengan erat , menumpahkan semua sakit yang di rasakan oleh nya .

"Ira ... Ira , Azzura " lirih Azzam dengan nafas yang tercekat .

Azzura mengangguk kan kepala nya . "Ira sudah berada di sisi Allah Zam . Kamu harus ikhlas . Kamu enggak boleh kayak gini " ucap Azzura sambil mengelus punggung Azzam dengan lembut , memberikan kekuatan pada saudara kembar nya itu .

"Kamu harus kuat Zam . Kamu harus kuat demi bayi kalian . Bayi kamu membutuhkan kamu Azzam " ucap Azzura lembut .

Azzam menangis , diri nya sampai melupakan keberadaan bayi nya , yang baru beberapa menit lahir pasca operasi Cesar .

Ya Azzam yang meminta dokter Ratih segera melakukan tindakan tersebut , agar sang istri selamat , namun nyatanya , Allah malah mempunyai rencana lain. Allah lebih menyayangi Nadira lebih dari diri nya .

Nadira menghembuskan nafas nya terakhir , setelah mengalami pendarahan yang sangat banyak .

Azzam beserta dokter yang lain sudah mengerahkan seluruh kemampuan mereka , mencari donor darah tepat waktu . Namun, sudah menjadi kehendak Allah . Lalu mereka bisa berbuat apa ?

Azzam sampai tidak mampu berkata-kata , saat diri nya melihat sendiri bagaimana kondisi sang istri .

Azzam yang langsung menyaksikan orang yang di cintai oleh nya menghembuskan nafas nya terakhir kali nya .

Azzam sungguh sangat histeris melihat nya . Wanita yang sangat di cintai nya sudah pergi . Pergi untuk selama-lamanya .

Rintik air hujan membasahi tubuh Azzam , Azzam terus saja menatap ke arah makam yang sudah di penuhi oleh banyak nya berbagai bunga.

Bunga mawar berwarna merah yang selalu Azzam belikan untuk Nadira . Azzam tidak akan pernah lupakan itu . Setiap hari Azzam akan selalu mengirim kan nya . Walaupun diri nya tidak sempat datang ke makam Nadira , tapi Azzam akan selalu menyuruh orang untuk mengantarkan bunga mawar kesukaan almarhumah sang istri itu .

Azzam meneteskan air mata nya yang selalu saja mengalir deras , kala membayangkan bagaimana peristiwa itu .

Bagaimana diri nya mendengar ucapan dari mbak Lasmi yang langsung menceritakan kronologis kejadian saat beliau melihat Nadira yang kesakitan di teras rumah mereka .

Azzam sungguh merasa bersalah , andai waktu itu diri nya langsung pulang setelah selesai menangani pasien nya , mungkin semua hal ini tidak akan terjadi .

Nadira masih ada di dalam pelukan nya.

Namun , Azzam harus sadar diri . Jika semua ini terjadi atas takdir Allah . Azzam tidak akan bisa berbuat apa-apa .

Sudah lima tahun lama nya , sang istri pergi , meninggalkan sejuta kenangan indah yang terus menerus hadir di dalam pikiran Azzam . Azzam tidak melupakan sosok sang istri sampai sekarang . Azzam selalu mengingat nya .

"Mas pulang dulu ya cantik , besok insyaallah mas bakalan bawa Ameera kemari . Ameera pasti seneng banget kalau mas bawa kemari . Tadi dia kecapean , karena hari ini dia pertama kali masuk ke sekolah " monolog Azzam .

Menghembuskan nafas nya panjang , Azzam menghapus air mata yang mengalir di pipi nya . "Yang , mas pulang ya . Assalamualaikum "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!