Ketika Allah menghadirkan seorang malaikat , apakah aku mampu membesarkan nya seorang diri ? Apakah aku sanggup tanpa dirimu ?
__Muhammad Azzam Rizwan __
Nadira baru saja selesai mengambil air wudhu , ketika diri nya ingin mengambil Al-Qur'an, tiba-tiba perut ny terasa sangat sakit , membuat Nadira meringis kesakitan .
"Ssssh kenapa ini " ucap Nadira .
Rasa mulas dan sakit datang terus menerus , membuat Nadira langsung meraih ponsel yang berada di atas nakas tidak jauh dari nya , Nadira mengotak-atik nya dan menempelkan benda pipih itu ke telinga nya .
Berulang kali diri nya mencoba menghubungi sang suami , namun nyatanya , panggilan nya sama sekali tidak di jawab .
Karena rasa sakit yang terus menerus datang , Nadira memutuskan untuk pergi langsung ke rumah sakit .
"Aku naik apa ?" Monolog Nadira , sambil terus berjalan terseok-seok memegangi perut nya yang buncit yang terus terasa sangat sakit .
"Ssshhh , aduh " teriak Nadira saat tubuh nya terjatuh di depan teras rumah . Nadira meringis merasakan sakit yang sangat luar biasa .
"Ya Allah , tolong lindungi hamba dan bayi yang ada di dalam kandungan hamba " ucap Nadira sambil terus meringis merasakan perut nya yang luar biasa sakit nya .
"Astaghfirullah darah " Nadira terpekik hebat , ketika melihat cairan berwarna merah itu keluar mengalir di kaki nya , membasahi gamis yang di kenakan oleh Nadira .
"Astaghfirullah , Ya Allah , asssshhh
Nadira mencoba bangkit dari duduk nya , namun usaha nya sia-sia , rasa sakit terus menerus hinggap membuat nya tidak mampu bangkit .
"Ya Allah , astaghfirullah , Buk Nadira !" Pekik seorang wanita paruh baya yang langsung berlari tergopoh-gopoh, dia mbak Lasmi -- wanita yang memang di tugaskan untuk datang ke rumah mereka dan membantu mengurus rumah .
Mbak Lasmi tidak menginap , karena beliau memiliki suami dan anak yang tinggal tidak jauh dari kediaman Azzam dan Nadira .
Mbak Lasmi dan sang suami sangat lah baik , membuat Azzam dan Nadira sangat menyukai wanita itu , dan tidak mempermasalahkan nya sama sekali jika mbak Lasmi hanya datang pagi dan pulang sore hari nya .
Hari ini tepat pagi-pagi sekali , setelah shalat subuh , mbak Lasmi memang langsung berniat datang ke rumah majikan nya , karena ingin meminta ijin untuk libur beberapa hari , sebab beliau ingin mengunjungi kedua orang tua nya yang sakit keras di kampung .
Tapi alangkah terkejutnya mbak Lasmi , ketika melihat majikan perempuan nya sudah terduduk terkulai lemas di lantai teras rumah , dengan darah yang terus mengalir di kaki nya .
"Mbak las-- mi".
"Ya Allah buk Nadira , ayo kita kerumah sakit ". Ucap Lasmi dan langsung mencari pertolongan dan membawa Nadira langsung ke rumah sakit .
•
•
•
Bulir bening terus membasahi rahang tegas Azzam . Sesekali tangan nya terus menggosok-gosok kan ke arah tangan lembut nan dingin di samping nya . Azzam mencoba memberikan kehangatan pada sang istri , semoga dengan cara ini Azzam berhasil membuat istri nya yang menutup mata nya itu kembali terbuka .
"Yang , bangun ... Kamu kenapa tidur hm ? Kamu enggak mau lihat putri kita ? Kamu kok gini sih " lirih Azzam dengan bahu yang bergetar hebat , menatap wajah pucat nan cantik di hadapan nya itu . Hati nya sungguh sakit .
"Yang , kamu udah janji loh sama mas . Kamu harus nepati janji kamu " ucap Azzam lagi .
"Bangun yang ! Bangun !" Pekik Azzam , lalu jatuh terduduk di lantai di bawah brangkar Nadira .
Azzura yang melihat nya langsung menangis terisak, tidak sanggup melihat kembaran nya itu seperti ini . Azzura sungguh sangat sesak melihat nya. Ini hal paling terapuh dalam hidup seorang Azzam .
Nadira sosok yang sangat di cintai oleh Azzam .
Nadira wanita yang mampu membuat seorang Azzam yang dingin dan datar takluk .
Wanita lemah lembut dan selalu bertutur kata dengan sopan , sungguh Nadira sosok wanita yang sangat sempurna .
Dan kini wanita itu memejamkan kedua bola mata nya tanpa mau membuka nya lagi .
Azzura melangkah kan kaki nya mendekat ke arah Azzam , lalu memeluk tubuh kekar pria itu .
"Yang kuat Azzam " ucap Azzura .
Azzam tidak mampu berkata-kata lagi, diri nya memeluk tubuh kembaran nya itu dengan erat , menumpahkan semua sakit yang di rasakan oleh nya .
"Ira ... Ira , Azzura " lirih Azzam dengan nafas yang tercekat .
Azzura mengangguk kan kepala nya . "Ira sudah berada di sisi Allah Zam . Kamu harus ikhlas . Kamu enggak boleh kayak gini " ucap Azzura sambil mengelus punggung Azzam dengan lembut , memberikan kekuatan pada saudara kembar nya itu .
"Kamu harus kuat Zam . Kamu harus kuat demi bayi kalian . Bayi kamu membutuhkan kamu Azzam " ucap Azzura lembut .
Azzam menangis , diri nya sampai melupakan keberadaan bayi nya , yang baru beberapa menit lahir pasca operasi Cesar .
Ya Azzam yang meminta dokter Ratih segera melakukan tindakan tersebut , agar sang istri selamat , namun nyatanya , Allah malah mempunyai rencana lain. Allah lebih menyayangi Nadira lebih dari diri nya .
Nadira menghembuskan nafas nya terakhir , setelah mengalami pendarahan yang sangat banyak .
Azzam beserta dokter yang lain sudah mengerahkan seluruh kemampuan mereka , mencari donor darah tepat waktu . Namun, sudah menjadi kehendak Allah . Lalu mereka bisa berbuat apa ?
Azzam sampai tidak mampu berkata-kata , saat diri nya melihat sendiri bagaimana kondisi sang istri .
Azzam yang langsung menyaksikan orang yang di cintai oleh nya menghembuskan nafas nya terakhir kali nya .
Azzam sungguh sangat histeris melihat nya . Wanita yang sangat di cintai nya sudah pergi . Pergi untuk selama-lamanya .
•
•
•
Rintik air hujan membasahi tubuh Azzam , Azzam terus saja menatap ke arah makam yang sudah di penuhi oleh banyak nya berbagai bunga.
Bunga mawar berwarna merah yang selalu Azzam belikan untuk Nadira . Azzam tidak akan pernah lupakan itu . Setiap hari Azzam akan selalu mengirim kan nya . Walaupun diri nya tidak sempat datang ke makam Nadira , tapi Azzam akan selalu menyuruh orang untuk mengantarkan bunga mawar kesukaan almarhumah sang istri itu .
Azzam meneteskan air mata nya yang selalu saja mengalir deras , kala membayangkan bagaimana peristiwa itu .
Bagaimana diri nya mendengar ucapan dari mbak Lasmi yang langsung menceritakan kronologis kejadian saat beliau melihat Nadira yang kesakitan di teras rumah mereka .
Azzam sungguh merasa bersalah , andai waktu itu diri nya langsung pulang setelah selesai menangani pasien nya , mungkin semua hal ini tidak akan terjadi .
Nadira masih ada di dalam pelukan nya.
Namun , Azzam harus sadar diri . Jika semua ini terjadi atas takdir Allah . Azzam tidak akan bisa berbuat apa-apa .
Sudah lima tahun lama nya , sang istri pergi , meninggalkan sejuta kenangan indah yang terus menerus hadir di dalam pikiran Azzam . Azzam tidak melupakan sosok sang istri sampai sekarang . Azzam selalu mengingat nya .
"Mas pulang dulu ya cantik , besok insyaallah mas bakalan bawa Ameera kemari . Ameera pasti seneng banget kalau mas bawa kemari . Tadi dia kecapean , karena hari ini dia pertama kali masuk ke sekolah " monolog Azzam .
Menghembuskan nafas nya panjang , Azzam menghapus air mata yang mengalir di pipi nya . "Yang , mas pulang ya . Assalamualaikum "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments