Hari terus berganti dengan clarissa yang selalu pusing dengan masalahnya, karena setip pagi ataupun sore, dengan jelas ia melihat hubungan kakaknya dengan dokter rangga semakin dekat.
Terlihat di setiap pagi dan sore, dokter rangga pergi menjemput dan mengantarkan erina bekerja. Tentu hal itu membuat kekesalan dan amarah Clarissa semakin besar.
"Tidak bisa, aku tidak bisa diam saja seperti ini terus menerus..!" ucap Clarissa.
Dengan sangat keras, Clarissa mencoba memikirkan segala cara dan usaha. Hingga ia ingat akan sesuatu yang mungkin bisa ia gunakan untuk mengatasi masalah ini.
Segera ia mengobrak-abrik seluruh isi tasnya untuk mencari sesuatu, sampai ia menemukan sebuah kartu nama yang ia cari. Dengan senyuman penuh kepercayaan, Clarissa menghubungi nomor telepon yang tertera di kartu itu.
"Hallo, aku adalah gadis yang kau tabrak beberapa hari yang lalu. Aku ingin bertemu denganmu di kafe Kairatu sekarang juga..!" ucap Clarissa.
Sedangkan dilain tempat.
Ray yang baru saja mengurus berkas berkas bukti kasusnya, dengan berat hati harus meninggalkan pekerjaannya itu, untuk menemui Clarissa.
Mau bagaimanapun ia yang sudah menabrak Clarissa, meskipun itu sebenarnya karena kesalahan Clarissa yang tidak berhati hati saat berkendara.
Ray pun bersiap untuk pergi ke tempat yang dikatakan Clarissa tadi padanya.
Hingga beberapa saat kemudian, Ray pun akhirnya sampai di tempat yang di tujunya, ia pun segera mencari keberadaan Clarissa di kafe itu. Hingga ia melihat seorang gadis dengan hodie berwarna coklat muda.
Ray pun segera menghampiri Clarissa, yang terlihat sedang menikmati pemandangan kafe sembari meminum minumannya.
"Permisi..!" ucap ray, yang membuat Clarissa menoleh kearahnya.
"Oh kau sudah datang, silahkan duduk..!" balas Clarissa.
Ray pun duduk di depan Clarissa, di depannya pun sudah terdapat segelas jus jeruk ynag sudah di pesankan Clarissa.
"Jadi kamu minta berapa untuk ganti rugi nya..?" tanya Ray.
"Aku tidak menginginkan uangmu..!" jawab Clarissa yang membuat mengernyit kan keningnya bingung.
"Lalu..?"
"Aku ingin bantuan jasamu..!"
"Maaf, tapi aku tidak bisa melakukan kejahatan..!" tolak Ray yang langsung beranggapan buruk tentang Clarissa.
"Ha..? Kejahatan..? Apa menurutmu wajahku seperti seorang penjahat..? Lagipula kau berhutang padaku, karena sudah menabrak ku. Jadi kamu tidak bisa menolak permintaanku ini..!" balas Clarissa kesal.
"Baiklah katakan..!"
"Apa kamu punya pacar, kekasih, tunangan atau istri..?" tanya Clarissa yang membuat Ray menatapnya curiga.
"Kenapa..?"
"Aku mau kamu mendekati kakakku..!" jelas Clarissa.
Ia berencana ingin mendekatkan Ray dengan erina kakaknya, agar ia bisa memiliki kesempatan untuk bisa bersama rangga.
"Kakakmu yang dokter kemarin itu..?" tanya Ray memastikan.
"Ya, dia cantik kan..?"
"Maaf tapi aku tidak bisa mempermainkan perasaan wanita..!"
"Siapa juga yang memintamu mempermainkan perasaan kakakku. Aku ingin kamu mendekatinya, dan jika kamu suka kamu bisa menjadikannya pacarmu atau bahkan menikahinya. Dengan begitu aku bisa mendekati dokter rangga..!" ucap Clarissa.
Tentu ucapannya ini membuat Ray mengerti maksud dan tujuan Clarissa.
"Baiklah..!" ucap Ray menyetujuinya, namun anehnya terlihat senyuman kecil Ray yang jelas mencurigakan. Namun hal itu tidak disadari oleh Clarissa.
Keesokan harinya.
Clarissa sudah kembali masuk kerja, dengan perasaan gembira ia menghampiri novia yang terlihat sedang membawa obat untuk para pasien inap.
"Selamat pagi sahabat tercantik ku..!" sapa Clarissa dengan cerianya.
"Risa..! Kamu sudah sembuh..?" balas novia yang cukup terkejut dengan kedatangan sahabatnya itu.
"Iya udah dong, oh ya apa dokter rangga sudah masuk..?" tanya Clarissa sembari memperhatikan sekitar.
"Sudah dari tadi pagi, kamu sih datangnya suka telat..!"
"Terus sekarang dia dimana..?" tanya Clarissa lagi.
"Tadi aku sempet lihat dia mengecek para pasien sama dokter erina..!" jawab novia yang membuat senyuman di wajah Clarissa seketika menghilang.
Lagi lagi ia harus mendengar dan melihat kedekatan kakaknya dengan dokter rangga. Rasa kesalnya pada kakaknya yang sudah begitu besar karena mama mereka. Kini semakin besar dengan kedekatan keduanya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Clarissa berjalan menuju ke lorong rumah sakit untuk pergi keruangan para perawat untuk menyimpan tasnya.
Namun saat ia berjalan di lorong, ia tidak sengaja melihat dokter rangga yang tengah bercanda dengan kakaknya, dan keduanya tertawa bersama.
Sakit, sedih sedang memenuhi hati Clarissa yang memang sudah cukup lama memendam rasa cinta pada rangga. Namun kini ia melihat kenyataan yang begitu pahit, saat rangga terlihat begitu bahagia dengan kakaknya.
"Kenapa harus kamu kak..?" gumam Clarissa sedih.
Tanpa sadar, setetes air mata menerobos keluar dari pelupuk mata Clarissa. Dengan cepat Clarissa beranjak dari sana, sebelum nanti ia akan semakin merasa sakit hati.
Dilain sisi.
Erina yang sempat melihat Clarissa, merasa sedikit aneh. Karena ia merasa adiknya tadi sedang sedih, namun ia juga tidak tahu kenapa adiknya bisa sesedih itu.
"Dokter rangga..! Maaf tapi saya harus permisi dulu ya.! " ucap erina.
"Ya baiklah..!"
Erina pun pergi dari sana dan berjalan menuju ke ruangan para perawat. Dan benar di ruangan itu, ia melihat adiknya tengah terdiam dengan raut wajah sedih.
"Clarissa..!" panggilnya.
Clarissa yang terkejut dengan kedatangan kakaknya, segera menyeka air mata yang sempat keluar dari matanya itu dengan cepat. Kemudian ia menoleh ke arah kakaknya kini berdiri.
"Kakak tadi lihat kamu di lorong, dan kakak juga lihat kamu seperti sedang sedih..!" ucap erina.
"Aku tidak apa apa..! Kalau tidak ada apa apa lagi yang ingin kakak katakan, aku permisi dulu untuk bekerja..!" ucap Clarissa yang berjalan melewati kakaknya itu.
Namun meskipun Clarissa mengatakan dirinya baik baik saja, erina merasa jika adiknya sedang menyembunyikan suatu hal darinya, yang membuat Clarissa bersedih.
Meskipun ia yang sangat ingin dekat dengan adiknya, tapi entah kenapa hubungan kakak dan adik ini semakin renggang. Sebesar apapun cinta dan kasih sayangnya, masih saja belum cukup untuk membuat hubungannya dengan Clarissa membaik.
"Kakak tahu kamu sangat kesal dan sedih karena perkataan mama setiap hari tentangmu. Tapi sungguh, kakak sangat menyayangi mu Risa..!" gumam erina sembari menatap kepergian adik satu satunya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments