Perbandingan

Di kantin rumah sakit, terlihat Clarissa dan Novia sedang menikmati makan siang mereka bersama. Hingga seorang wanita cantik dengan stelan jas putih, menghampiri keduanya.

Ia adalah kakak Clarissa. Erina harga Wijaya, yang bekerja sebagai dokter spesialis bedah di rumah sakit itu.

"Kakak boleh duduk disini..?" tanya Erina.

"Ya, tentu. Silahkan..!" jawab Novia.

"Risa..!" panggil Erina pada adik satu satunya itu.

"Hmm..!"

"Kamu masih memikirkan perkataan mama tadi pagi..?" tanya erina.

"Tidak, lagipula aku sudah biasa dengan semua itu. Jadi kakak nggak perlu khawatir..!" jawab Clarissa cepat.

Setelah menjawab pertanyaan dari kakaknya itu, Clarissa beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari kantin. Sedangkan Novia yang di tinggal Clarissa, segera mengikuti Clarissa keluar dari kantin.

"Saya permisi dulu dok..!" ucap Novia yang langsung berjalan cepat menyusul Clarissa.

Sedangkan Erina dengan raut sedihnya menatap kepergian adiknya itu. Ia tahu betul, jika Clarissa sangat marah dan kesal padanya. karena mama mereka yang selalu memojokkan Clarissa dan s lalu membandingkan mereka berdua.

Namun Erina sangatlah menyayangi adiknya itu, bahkan saat Clarissa tadi pagi keluar dan berangkat lebih dulu ke rumah sakit. Erina meminta mamanya agar berhenti membandingkan mereka berdua.

Dilain sisi.

Clarissa terlihat masih sangat kesal, mengingat yang terjadi setiap pagi dirumahnya. Awalnya ia sangatlah senang memiliki kakak yang begitu pintar dan hebat, bahkan ia selalu mengidolakan kakaknya itu.

Namun setelah ia bekerja di rumah sakit sebagai seorang perawat. Mamanya tidak hanya menekannya, tapi selalu membandingkan mereka berdua, dan ibunya akan terus memarahi Clarissa setiap berada di rumah.

Dan sekarang ia merasa, memiliki kakak yang hebat tidak selamanya akan membahagiakan tapi juga membuatnya selalu mendapatkan tekanan dari mamanya agar bisa sebanding dengan kakaknya itu.

"Risa..!" panggil Novia dari arah belakangnya.

"Kenapa sikapmu selalu dingin dengan kakakmu..? Kasihan kakakmu, dia kelihatan sangat menyayangimu tapi kamu malah bersikap seperti ini..!" tegur Novia.

"Aku tahu itu, tapi aku juga tidak bisa melupakan kekesalanku. Sudahlah, aku mau bekerja..!" jawab Clarissa yang berlalu begitu saja.

Di lain tempat.

Ray benar benar dibuat kalang kabut karena ia tidak mendapatkan apapun dari tubuh mayat dihadapannya itu. Yang berarti ia kehilangan jejak pelaku pembunuh adiknya itu.

"Mereka benar benar teliti, hingga mereka sama sekali tidak meninggalkan jejak sedikitpun disini.!" ucap dito, rekan kerja sekaligus sahabat ray.

"Lalu sekarang kita harus bagaimana ray..? Terakhir orang yang berhasil kita dapatkan datanya hanyalah dia, tapi setelah dia mati pun tidak ada bukti yang tertinggal di tubuhnya.

"Pasti akan ada petunjuk lain..! Kalian kembali ke kantor dulu, aku akan coba mencari petunjuk ke gedung pernikahan..!" ucap ray yang bergegas mengendarai mobilnya menuju ke tempat yang ia katakan tadi.

Sedangkan rekannya mengurus mayat penjahat itu untuk di kabarkan pada keluarganya, agar segera dimakamkan.

Ray mengendarai mobilnya dengan cepat menuju ke gedung yang sebelumnya di gunakan untuk acara wisuda kampus di mana almarhum adiknya berkuliah. Ia benar benar ingin segera menangkap pelaku pembunuhan itu.

Sesampainya di sana, ia langsung menelusuri setiap sudut dari gedung itu tanpa terkecuali. Ia melihat ke seluruh penjuru dengan sangat teliti dan cekatan.

Dilain tempat.

Clarissa yang tengah mempersiapkan perlengkapan untuk operasi, tiba tiba terdiam saat seorang dokter ahli bedah yang tampan dan sangat ramah itu, masuk ke dalam ruang operasi.

"Hai risa, apa semua sudah siap..?" tanya nya.

"Iya dok, semuanya sudah saya siapkan..!" ucap risa dengan senyum manisnya.

Tak dapat ia pungkiri, dirinya yang sudah sangat lama menyimpan rasa pada pria di hadapannya ini.

Rangga adi kusuma, seorang dokter ahli bedah yang sangat tampan dan masih jomblo. Dengan sifat ramah dan senyumnya yang dapat memikat hati para wanita, membuat Clarissa ikut terjerat ke dalam pesonanya.

Beberapa jam pun berlalu, dan operasi yang mereka lakukan pun berjalan baik. Clarissa pun segera membereskan semua peralatan yang sudah digunakan untuk operasi itu, sebelum nanti ia akan pulang dan bergantian dengan temannya.

"Risa..!" panggil rangga, yang sukses membuat Clarissa kaget.

"Emh.. i.. iya dok..?"

"Apa malam ini kamu ada waktu..?" tanya rangga lagi.

"Emh.. memangnya ada apa dok..?" tanya Clarissa yang berusaha keras agar tidak terlalu grogi.

"Aku mau ajak kamu ke kafe sebentar, ada yang mau aku obrolin sama kamu. Kamu bisa nggak..?"

Mendengar hal itu, Clarissa berusaha keras agar tidak teriak dan lompat lompat karena senang. Bagaimana tidak, hal yang ia bayangkan sebelumnya sepertinya akan segera terwujudkan.

"Risa..! Kamu bisa kan..?" tanya rangga lagi yang menyadarkan Clarissa dari lamunannya.

"Aa.. ya, tentu saja bisa..!" jawab Clarissa cepat.

"Baiklah, nanti malam pukul 7, kita ketemu di kafe ya..!" ucap rangga.

"Iya..!"

Setelah rangga pergi dari ruangan itu, seketika Clarissa tersenyum lebar dan melompat lompat dengan bahagianya. Perasaannya benar benar sedang berbunga bunga, karena malam ini ia akan ngedate sama crush nya.

Beberapa jam pun berlalu, dan terlihat kini Clarissa tengah bersiap dengan gaun biru muda selutut, dan rambut yang dibiarkan terurai, terlihat sangat cantik. Ia pun bergegas keluar kamarnya untuk segera berangkat.

"Mau kemana kamu malam malam begini..?" ucap seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah mamanya.

"Keluar sebentar..!" jawab Clarissa.

"Apa kamu benar benar ingin menjadi wanita berandalan..? Mama nggak ijinin kamu keluar..!"

"Ma..! Clarissa cuma mau keluar sebentar sama temen Clarissa..! Lagian kak erina juga sedang keluar kan..? Kenapa mama selalu saja bersikap tidak adil padaku..? Apa aku ini bukan anak kandung mama..?" teriak Clarissa kesal.

Ia benar benar merasa muak dengan semua peraturan dari mamanya, yang akan selalu melarangnya ini dan itu. Sedangkan kakaknya selalu mudah untuk mendapatkan ijin dan melakukan semua keinginannya.

"Ada apa ini..? Kenapa kalian selalu saja bertengkar..?" ucap pria paruh baya yang tak lain adalah papanya Clarissa.

"Ini anak kesayangan papa..! Malam malam begini mau keluar dengan pakaian seperti ini..! Bukannya di rumah, malah mau keluyuran nggak jelas..!" jelas mama.

Sedangkan Clarissa tak menggubris ucapan mamanya itu, dan lebih memilih tetap keluar rumah dan bergegas melajukan motornya menjauh dari rumah.

"Clarissa..! Kamu benar benar berani membantah mama..! Clarissa..!" teriak mama yang sangat marah.

"Sudahlah, Clarissa itu sudah besar. Biarkan dia juga merasakan kesenangan bersama teman temannya..! Lagipula, dia itu tahu mana yang baik dan buruk..! Jadi dia tidak akan sampai melakukan kesalahan..!" ucap papa yang seketika membuat tatapan tajam mama beralih ke arah papa.

"Ya, Clarissa sudah besar. Dia sudah dewasa, sampai sampai dia tidak harus mendengarkan perkataan mama kan..? Dia bisa melakukan semua keinginannya itu, tanpa memperdulikan mamanya kan..?" ucap mama yang langsung berjalan masuk kedalam kamarnya.

"Hah..! Salah lagi..!" gumam papa sembari mengusap wajahnya lelah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!