Hari ini adalah hari kelulusan dimana Nisa bersekolah. "Nis selamat ya, akhirnya kita bisa lulus bersama-sama." kata Dhea sahabat Nisa dari kecil.
"Aku senang banget bisa lulus dengan nilai yang memuaskan, tidak sia-sia belajar selama ini." ujar Nisa girang.
Setelah itu Nisa memutuskan untuk pulang, tidak ada waktu baginya untuk ikut dengan teman-temannya merayakan kelulusannya dengan konvoi di jalanan. Karena ia mempunyai tanggung jawab pekerjaan rumah yang sudah menunggunya.
Sesampainya di rumah Nisa di sambut neneknya di depan pintu. "Nduk gimana, lulus ?" tanya nenek penasaran. ( nduk dalam bahasa jawa berarti panggilan untuk anak perempuan )
"Alhamdulillah Nek, Nisa lulus dengan nilai yang bagus." sahut nisa sambil memperlihatkan nilai ujiannya.
"Maafkan nenek ya Nduk, belum bisa membiayai kuliah kamu padahal kamu anak yang pintar." kata nenek sambil terisak.
"Nggak apa Nek, setelah ini Nisa akan mencari kerja, Nisa ingin membahagiakan Nenek dan Adi. Terima kasih ya nek, sudah merawat dan membiayai Nisa dan Adi selama ini." kata Nisa sembari memeluk neneknya.
Keesokan harinya
Seperti biasa Nisa sudah bangun pagi sekali untuk menjalankan rutinitas paginya di dapur, disela-sela ia memasak terdengar suara ketukan pintu dari luar.
tokk
tokk
tokk
"ya sebentar." sahut Nisa dari dapur.
"Assalamualaikum Nis." kata Dhea.
"Walaikumsalam dhea, ada apa pagi-pagi ke sini." Nisa mempersilahkan sahabatnya itu untuk masuk ke dalam rumahnya.
" Nis, tadi malam aku di telepon mbak Yayuk, katanya dia akan berhenti bekerja karena mau menikah. Kalau kamu mau, kamu disuruh menggantikannya kerja di cafe." kata Dhea.
Yayuk adalah sepupu Dhea yang bekerja di sebuah cafe di kota.
"Aku mau, mau banget Dhea." ujar Nisa antusias.
Nisa terlihat sangat senang, akhirnya keinginannya untuk membantu neneknya dalam hal keuangan dengan bekerja di kota akan terkabul.
Seminggu kemudian setelah pamit dengan nenek dan adiknya, Nisa berangkat ke kota diantar Dhea. Sekalian Dhea mau daftar kuliah juga di kota yang sama dengan tempat Nisa bekerja.
Setelah sampai di kota, Nisa dan Dhea langsung menuju tempat kostnya Yayuk yang berada tak jauh dari cafe tempat ia bekerja.
"Akhirnya kalian sampai juga, ayo masuk ke dalam." ajak yayuk.
Setelah berbasa basi dan cerita panjang lebar, Yayuk menyuruh Nisa dan Dhea untuk segera beristirahat.
Keesokan harinya Nisa diantar Yayuk ke cafe, sampai depan cafe Nisa sangat kagum dengan Cafe tempatnya bekerja nanti. Cafe itu tidak terlalu besar tapi bisa di bilang mewah akan furniturenya, terletak ditengah kota dan bersebelahan dengan perkantoran sehingga membuat cafe ini selalu ramai setiap harinya.
"Ayo Nis masuk jangan bengong saja, kita temui boss di dalam." ajak Yayuk ketika melihat Nisa masih terpaku dengan gedung di depannya itu.
"Iya ayo, aku sudah tidak sabar." Nisa nampak sangat antusias.
Sampai di dalam cafe, Yayuk langsung menuju tempat ruangan bossnya. Ia mengetuk pintu tersebut beberapa kali.
tokk
tokk
"Masuk." sahut boss di dalam ruangan tersebut, dia adalah Fajar Syah pemilik cafe De'Rose.
"Selamat pagi pak, saya mau mengantar orang yang mau menggantikan saya." kata Yayuk.
"Oh, silakan." sahut Fajar dengan ramah.
"Pak, ini Anisa yg akan menggantikan saya." ujar Yayuk memperkenalkan Anisa.
"Anisa Rahman pak, biasa dipanggil Nisa." kata Nisa sembari mengulurkan tangannya.
Fajar bukannya menyambut uluran tangan Nisa, ia malah terpaku melihat Nisa, karena bagi Fajar Nisa mirip sekali dengan almarhum istrinya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
"Maaf pak ?" ujar Nisa yang membuyarkan lamunan Fajar.
"Oh iya saya Fajar. Kamu sudah bisa bekerja mulai hari ini, kebetulan cafe sedang ramai." kata Fajar gugup seraya menyambut tangan Nisa.
Setelah itu, Nisa berpamitan keluar dan memulai pekerjaannya hari itu juga. Nisa sangat menikmati pekerjaannya hingga tak terasa hari berganti dengan hari hingga sudah hampir sebulan Nisa bekerja di cafe tersebut.
Sejak Nisa bekerja di cafe miliknya, Fajar seolah mempunyai semangat hidupnya lagi, karena beberapa tahun setelah kematian istrinya hidupnya terasa hampa.
Hari ini Nisa mendapatkan shift sore, jadi pukul sebelas malam ia baru pulang. "Nis, ayo pulang bareng saya." pinta Fajar ketika menghentikan mobilnya tepat di depan Nisa yang nampak sedang menunggu ojek langganannya.
"Maaf pak terima kasih, tapi saya sedang menunggu Ojek langganan." sahut Nisa beralasan.
"ya sudah hati hati di jalan ya." kata Fajar, kemudian ia berlalu melajukan mobilnya kembali.
Sudah beberapa kali Fajar menawarkan tumpangan ketika Nisa pulang malam, tapi ia selalu menolak karena tidak enak dengan teman-temannya di Cafe.
Sebenarnya malam ini Nisa tidak naik ojek, dia ingin berjalan kaki hitung-hitung berhemat karena belum gajian, lagipula jarak rumahnya dan cafe tidak terlalu jauh.
Ketika sedang menyusuri jalanan menuju kostnya, Nisa dikagetkan oleh sebuah mobil mewah yang melaju melewati genangan air akibat hujan tadi sore. Seketika ia terkena cipratan air yang lumayan membasahi hampir seluruh bajunya, dengan reflek ia melempar botol minum yang dia pegang ke mobil tersebut dengan kencang.
Mobil itu tiba-tiba mengerem mendadak, dengan dongkol Nisa langsung menghampiri dan memaki maki sang pemilik mobil tersebut.
"Hei buka pintunya." teriak Nisa sambil menggedor gedor mobil mewah tersebut.
Tak lama kemudian, nampak seorang pria tampan berkaca mata dengan setelan jas keluar dari mobil tersebut.
"Maaf nona, kenapa anda lancang sekali menggedor-gedor pintu mobil kami. Apa anda tahu berapa harga mobil ini, kalau ada kerusakan apa anda sanggup menggantinya ?" protes laki-laki tampan itu, dia adalah Wira pengawal sekaligus asisten pribadi Austin Gunawan.
"Anda lihat baju saya tuan, gara-gara anda tidak berhati hati mengemudi, baju saya jadi kotor begini." keluh Nisa dengan emosi, ia memperlihatkan bajunya yang basah kuyup.
Melihat pakaian Nisa yang nampak basah dan kotor, seketika laki-laki itu menurunkan amarahnya.
"Maafkan saya nona, saya akan mengganti kerugian anda." kata Wira sambil mengeluarkan dompetnya.
"Stop." Teriak Nisa.
"Saya tidak butuh uang anda tuan, saya cuma mau anda minta maaf karena kesalahan anda dan lain kali berhati-hatilah dalam mengemudi. Jangan mentang-mentang anda orang kaya bisa seenaknya sendiri." gerutu Nisa dengan kesal.
"Sekali lagi saya minta maaf nona, karena kurang hati hati dan terimalah ini." ujar Wira sambil memberikan beberapa lembar uang.
"Tidak terima kasih, lebih baik uang itu anda pakai untuk khursus mengemudi lagi." cibir Nisa, kemudian ia pergi meninggalkan Wira yang masih terpaku menatapnya.
"Gadis aneh." gumam Wira.
Tanpa sepengetahuan Nisa, ada seorang pria tampan sedang memperhatikannya dari dalam mobil mewah tersebut. Pria itu adalah Austin Gunawan, sepertinya kejadian barusan terlihat menarik perhatiannya karena nampak senyum kecil di bibirnya.
"Astaga berani sekali gadis bodoh itu, tidak tahu apa dia berhadapan dengan siapa. Kalau saja dia tahu bagaimana kejamnya Wira." ucap Austin dalam hati.
"Kamu payah sekali, masa seorang Wira yang biasa melenyapkan seseorang tanpa jejak sekalipun, bisa di maki-maki gadis bodoh seperti itu." seloroh Austin, ia sengaja mengejek asistennya itu yang sudah berada dibelakang kemudi.
"Maaf tuan, memang saya yang salah kurang berhati-hati saat mengemudi tadi, sehingga mengotori pakaian gadis itu." jawab Wira dengan hormat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
pipi gemoy
hadir Thor ☝🏼
2025-04-22
0
❤️⃟Wᵃf❦DέȽΜɑɌ❦•§¢• ⍣⃝ꉣꉣ🍉
𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒏𝒈𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 , 𝒍𝒊𝒂𝒕2 𝒐𝒓𝒈 𝒅𝒐𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒔𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒋𝒖𝒏𝒚𝒂, 𝒏𝒊𝒔𝒂 𝒈𝒂𝒍𝒂𝒌 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔2.
2024-02-26
2
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
nah tuh baru bener Wira,,😅
2023-06-28
0