sebab dan akibat

Yang terjadi padaku saat ini adalah hasil dari hukum sebab dan akibat,  entah seperti apa yang aku lakukan kemarin, tapi sekarang aku mendapatkan akibatnya. Untuk lebih mudah dijelaskan, maka hal seperti ini adalah sebuah karma .

"Mungkin diriku dari dunia pararel,  sudah mengatakan hal yang tidak ingin aku dengar, jadinya aku harus menghadapi situasi seperti ini , ".

Aku tidak begitu mengerti, tapi...

"Menjadi pelayan seperti ini, sungguh keterlaluan."

Sungguh sangat memalukan, hal yang aku hadapi bagaikan penipuan, aku merasa tidak menjanjikan apa pun dan sekarang aku berada di sini untuk melunasinya .

"Hey Sina, aku mencium bau penipuan di sini." kataku kepada seorang perempuan yang sedang mengangkat penampan.

"Penipuan ?, apa maksudmu ?,  bukankah kau yang mengatakan kalau kau akan membantuku dihari minggu." Jawab Sina dengan tangan seperti ingin melemparkan penampannya ke arahku .

Aku mencoba mengingat apa yang terjadi.

Jika itu kemarin, mungkin saat aku berkunjung di Cafe ini, daerah perkotaan Sizuoka dan temanku Ryuzaki Sina yang bekerja paruh waktu sebagai pelayan cafe 'Tak usah kau kenang'.

Mengulangi semua ingatan yang tertanam didalam otakku, semua kejadian, dimana aku menikmati waktu luang dengan Noe.

Sebuah kopi latte tersaji di antara percakapan, saat Sina datang dengan baju pelayan bertanda 'training', aku sedikit mengingat, saat Sina berkata .

"Nah An apa kau minggu ini memiliki waktu luang ?."

Samar Sina mengatakannya, dan aku menghiraukannya, karena asyik berbicara kepada Noe .

"Hey, bisakah kau membantuku nanti ?".

Masih samar, aku terlalu sibuk dengan percakapanku dengan Noe .

Aku masih menghiraukan Sina, hingga dia memukul kepalaku dengan penampannya .

"Jangan menghiraukanku ."

"Iya, iya, aku akan membantumu ".

Sebuah jawaban dariku yang menjelaskan semuanya .

Itu sedikit hal yang aku ingat tentang kejadian kemarin, dan sekarang aku berada di tempat ini , menggunakan pakaian memalukan SPG penjual kopi, aku merasa ditipu oleh Sina, memalukan sekali, setingkat dengan rasa ingin bunuh diri .

"An kau pantas sekali." Sina memuji dengan menahan tawanya setelah melihatku .

"Diam kau ." Aku menjawabnya dengan menutupi wajahku .

Sepertinya Noe bahagia dengan penderitaanku ini , sedangkan Sina hanya senyum melihatku aneh, aku bertanya .

"Kenapa kau melihatku seperti itu Sina ?" Kata aku yang kesal melihat tingkahnya.

Sina hanya menggeleng dan berkata. "Tidak, hanya saja kau terlihat imut ."

Dan masih menahan tawa dengan tangannya itu .

"Sungguh ?, aku ingin mati saja kalau begitu ."

Cafe 'tak usah kau kenang' sudah dibuka oleh manager, memang aku mengenal siapa yang menjadi manager di tempat ini, termasuk semua karyawan yang sudah mengenalku dengan baik.

Aku merasa malu saat melihat semuanya tertawa lepas ketika aku berpakaian seperti ini .

Suara lonceng bunyi pintu terbuka yang berarti sudah ada pelanggan dan masuk ke Cafe ini .

"Selamat datang ."

Sapa dari salah satu pelayan , melihatnya mengantar pelanggan ke meja dekat jendela yang menghadap ke pantai dan memberikan menu untuk mereka pilih.

Melihat apa yang terjadi, ketika aku mengantarkan Black Coffee ke meja seseorang yang aku kenal, itu hanya akan menjadi percakapan tidak berguna .

"Silakan kopi Anda ."

Mencoba menyajikan kopi dengan senyuman .

"Terima ka.....hahahaha apa apaan baju itu Yoan. "

Dia tertawa dan aku sudah menduga hal ini akan terjadi.

"Aku anggap itu sebagai terima kasih."

Aku menjawabnya dengan senyuman berat .

"Memang apa yang terjadi denganmu ?."

Tanya temanku satunya dengan tangan menahanku untuk pergi .

"Tolong jangan buat aku menceritakannya. "

Aku mencoba untuk secepatnya pergi setelah mengantarkan kopi instan yang dipesan oleh kedua orang ini .

" Ya kau terlihat imut An."

"Sama-sama, tapi aku merasa itu bukanlah pujian, jadi selamat menikmati, kopi terakhir di hidup anda."

Aku semakin ingin pergi dan berharap esok pagi tidak terjadi hal aneh di sekolah nanti .

Seperti pedoman buku untuk seorang karyawan teladan, yaitu utamakan senyum, tapi saat aku tersenyum kepada mereka, apa yang aku dapatkan adalah .

"Kau tak menambahkan racun kan An."

"Tentu saja ......."

Kata aku dengan memalingkan wajah, ekspresi mereka menahan tawa , membuatku sedikit jijik  aku menambahkan kata di akhir kalimatku .

"....aku menambahkan racun sehingga saat kalian pulang, kalian tidak akan mengingat kejadian dua tahun kebelakang ." Lanjut perkataanku tadi .

Sungguh menjengkelkan, semua yang aku layani pasti akan terus mengulangi percakapan yang sama.

Hingga aku bosan untuk menjawab , tapi aku tidak melupakan senyum , tentu senyum dari hatiku yang tersakiti .

"An biskah kau mengantarkan jus apel dan appel cake ini, ke meja 13 , "

Manager memberikan perintah kepadaku .

"ok ." Sedikit nada semangat yang tersisa .

Mungkin aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan ini atau bisa dibilang, tidak ada pilihan lain karena takut Sina marah dan memukulku .

"Sungguh melelahkan ." Gumam aku dengan menghembuskan nafas berat .

Membawa makanan ke meja yang di tuju , hingga aku melihatnya , entah kenapa aku seakan tidak asing dengan rambut panjang lurus sedikit berantakan itu.

Dia adalah wanita yang sedang menunggu pesanannya , tubuh kurus dan semua keindahan terpancar.

Tatapannya kosong , tongkat yang dia letakkan disamping mejanya , sadar atau pun tidak, wajah cantik dengan matanya yang kosong itu melihat langit terang dari jendela.

Saat wajah kami saling berhadapan ,  tatapannya tidak mengarah kepadaku, hanya tersenyum dan berkata. "Sepertinya kau orang baru , aku tak merasakan sapaan seperti biasa."

Kata gadis itu yang tersenyum tanpa mengarahkan pandangannya kepadaku .

"Ya seperti yang nona katakan ."

Sedikit terkagum mendengarnya dan aku menempatkan semua makanan itu ke mejanya, dia terlihat sedikit tidak bersemangat, apa yang salah dengan penyajianku .

"Maaf apa ada yang salah ."

"Tentu, bisakah kau bantu aku untuk memakannya ."

Aku tidak mengerti apa maksud dari permintaannya, dia mengatakan dengan senyum cantik yang membuatku bisu .

"Maksud nona ?."

"Tolong suapi aku, aku tidak bisa memakannya sendiri. "

Tegas perkataannya, menjelaskan arti dari apa yang dia katakan untukku dan aku pun tidak bisa menolak permintaan itu.

Sedikit yang aku tahu, aku mulai mengerti dan melakukan apa yang dia inginkan .

Setiap hal begitu mengejutkan datang di hari ini , di mulai dengan sebuah janji yang tidak pernah aku ingat.

Menggunakan baju yang membuatku malu setengah mati dan sekarang di minta untuk menolong seorang gadis memakan kuenya.

Setidaknya dari ketiga itu ada satu hal yang membuatku sedikit bahagia adalah melihat caranya membuka mulut saat akan memakan potongan kue ini.

Aku terpesona dibuatnya .

"Maaf , bisakah kau menyuapiku dengan benar, itu bukan mulutku ."

Kata nona itu dengan nada samar dan tidak jelas .

"Maafkan aku ."

Aku terkejut melihat apa yang terjadi, tanpa aku sadari saat aku melamun , aku menempatkan makanan ini ke dagunya .

"Apa yang kau tertawakan."

Tegasnya dengan yang menunjukan ekspresi kesal, walau pun begitu mulut terbuka secara memesona itu , berhasil menghipnotis diriku .

"Maaf, sungguh aku tidak menyadarinya ."

Kataku dengan menutupi mulut yang masih berusaha menahan tawaku dan dia terlihat sedikit marah .

.

"Sudahlah, jangan banyak tertawa ."

"Baik nona ."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!