Hari ini seperti hari-hari kemarin, aku bisa melihat langit dan laut secara bersamaan di tepi pantai Miho, menikmati semua keindahan dari sudut kamera yang aku pegang.
Dari jauh aku bisa melihat, seseorang berdiri dipapan surfing mulai melambaikan tangan kepadaku dan terdengar suara payau ketika lelaki itu memanggil .
"Hei An, sedang apa kau di sana.".
Dia adalah Akasaka Noe, temanku, tidak lebih tepatnya, aku terpaksa berteman dengan Noe. Dia menikmati kegiatan di atas papan surfing, mengikuti arah ombak yang datang untuk meluncur bersama.
Tapi aku tidak perduli... Bahkan berharap kalau ombak itu datang dan membawa Noe pergi dari pandanganku.
Sekumpulan awan-awan kumulonimbus berwarna jingga lambat bergerak di langit sore bulan Juni. Semua terasa begitu dekat dengan pandanganku dan aku pun menikmati suasana damai di pantai ini.
Teriakan para pedagang es serut, pedagang buah keliling, turis lokal, turis mancanegara, orang-orang yang sibuk saling bermesraan dipojokan pantai, atau pun bersembunyi dibalik karang, para penjaga pantai yang berteriak-teriak tidak jelas dari atas kursi kehormatan. Terlihat sibuk, ramai, sesak, berisik dan bau. Tapi memang aku menyukai tempat kelahiranku ini.
Langit biru yang dilapisi warna jingga, dan perlahan senja memudar akan berganti malam.
Noe berlari mendekat dengan membawa papan surfing, tapi aku tidak perduli, karena kamera yang aku pegang untuk membidik ke cakrawala jauh lebih penting, dari pada memperhatikan lelaki bertelan*jang dada dan berlari dengan wajah bodohnya.
Ketika matahari beranjak terbenam disela gunung fuji, aku bersiap dipengaturan diafragma dan efek cahaya, lensa dan bidikannya ke arah karang sebelah kiri dari garis pantai.
Aku ingin mengabadikan setiap hal dari kamera, mengabadikannya dengan bingkai agar semua itu tidak hilang seperti yang terjadi kepadaku.
Noe berjalan mendekat dan melihat semua gambar dari screen kamera kanon Gs30001.
"Wah indahnya, kau memang sangat hebat dalam fotografi An, tapi semuanya terlihat seperti langit ."
Noe yang melihat kagum, hanya saja...
"Apa kau bodoh, jika aku memotret langit dan yang muncul adalah kue dorayaki, maka sudah jelas kalau kameraku rusak ."
Noe melihat gambar yang dari layar kamera, sebuah pemandangan sore, langit biru dan bintang malam, aku mencintai semua keindahan dunia.
Tidak terkecuali, jika ada sebuah celana dalam yang terbang melayang-layang diatas langit, ya itu pernah terjadi sebelumnya.
"Kenapa kau begitu menikmati kegiatanmu sekarang An, bukankah dulu kau itu peselancar hebat dan sekarang kau menjadi fotografer, apa tidak terlalu jauh tujuanmu An."
Aku tidak marah kalau Noe mengatakan hal itu, sejak dulu, aku tidak pernah begitu menikmati kegiatan yang aku jalani.
Hanya saja, saat aku merasa tidak ada alasan yang bisa membuatku menikmatinya, maka aku akan segera bosan dan mencari kegiatan lain.
Itu berlangsung dalam beberapa tahun ini, sejak semuanya lenyap dalam hidup indahku.
"Ini bukan berarti aku sudah tidak melakukannya, hanya saja aku belum memiliki sebuah alasan kenapa aku harus melakukannya ."
Jawabku tanpa memedulikan sikap dari Noe, tapi Noe mengerti atau tidak saat aku mengatakannya, tentu, wajah Noe yang kosong tanpa ekspresi itu, sudah menjawab pertanyaanku .
"Sungguh jalan pikiranmu itu rumit sekali."
Itu yang Noe katakan, tapi tidak untukku.
Ini sungguh sederhana, bahkan lebih sederhana untuk dicerna seorang anak SD sekali pun, tapi otak Noe aku tidak tahu dalam tingkatan yang mana, kemungkinannya anak SD jauh lebih pintar dari Noe.
"Seperti halnya saat ini, apa yang kau inginkan ?."
Tanya aku untuk menjelaskan apa yang ingin Noe ketahui, tapi...
"Aku ?, kenapa kau bertanya kepadaku ." Noe balik bertanya dengan tangannya yang sibuk membersihkan papan selancar.
Sungguh itu membuatku sedikit marah, hanya untuk menjelaskan hal sederhana, aku butuh kesabaran ekstra.
Aku seperti ingin menjejalkan semua buku pelajaran ke dalam mulut Noe agar tercerna dengan baik dan diserap ke dalam otaknya sebagai nutrisi .
"Aku merasa bukan pikiranku yang rumit, tapi otakmu saja yang terlalu sempit." Aku kesal hingga ingin melemparkan kamera di tanganku ini .
"Hehehehe." Dan Noe hanya tertawa.
Memang apa yang aku katakan menurutnya lucu, tentu perkataanku tidak untuk memujinya, hanya saja dia sedikit bangga dengan apa yang aku katakan .
"Jadi seperti ini, aku melakukan apa yang menarik menurutku saat ini."
Aku menjelaskan kembali dengan nada sedikit serius .
"Hmmmm, oh begitu ." Noe menjawab dengan tersenyum .
Apa dia mengerti, sungguh sepertinya dia tidak mengerti sama sekali.
Aku terlalu mudah bosan, jika harus berhadapan dengan sesuatu hal yang monoton, berulang kali, mengulangi, kembali dan berhenti. Berbagai kegiatan yang sama dan saat aku berada di puncak, seakan aku tidak melihat seperti apa dasarnya.
Aku takut terlalu tinggi mendaki dan terjatuh tanpa bisa menikmati seperti apa langkah ketika aku memulainya.
Aku selalu saja bosan.
Untuk berbagai macam sifat manusia di dunia ini, memang sulit untuk menggambarkannya satu persatu. Hanya saja aku menganggap, ada tiga sifat manusia yang bisa aku gambarkan .
Mereka yang tidak menyerah dan terus berjuang .
Mereka yang berhenti dan mundur .
Dan mereka yang menyimpan hal itu hingga menghilang dengan sendirinya .
Dari tiga sifat manusia yang aku gambarkan, aku akan menjadi yang ketiga.
Menyimpan berbagai macam keinginan, hingga aku tahu, aku sudah bosan untuk melakukannya dan menghilang ditelan oleh waktu .
Tapi aku tidak peduli untuk memperhatikan kedua sifat lainnya, karena aku tahu semua adalah pilihan para manusia didalam hidup
Aku hanya melakukan apa yang menurutku menyenangkan saat ini dan tidak tahu seperti apa nantinya .
"Lihat An dia datang lagi.”
Noe menunjuk ke arah karang ujung sebelah kiri dari pantai, tepat dimana arah matahari terbenam dibalik gunung Fuji.
Dia wanita yang selalu aku lihat beberapa bulan ini, walau aku tidak kenal dengan baik, tapi aku seperti bisa merasakan semua isi hatinya.
Aku selalu berpikir, betapa dia sangat setia dalam dunianya, melihat hal yang sama setiap hari, berulang kali, tanpa merasa jenuh sekali pun.
*Aku ingin mengetahui apa yang dia rasakan di dalam kehidupannya.
Apa yang ada di balik pandangannya itu, aku sungguh sangat ingin mengetahui hal itu* .
"Sudah hampir tiga bulan sejak pertama kali aku melihatnya di pantai ini ."
Memang sampai saat sekarang aku tidak pernah sempat untuk bertanya, sedikit pun aku tidak tahu siapa dirinya. Tapi.... setiap hari, pukul lima sore, wanita itu berdiri diatas karang dan menghadap lautan.
Aku ingin mendekat dan mengenalnya, tapi entah untuk alasan apa aku harus melakukan hal itu .
"Nah An kau pun sama sudah dua bulan pula kau masih melihatnya, apa kau menyukainya ?."
Tanya Noe yang masih sibuk membersihkan papan seluncur lucu bergambar Mickey mouse itu.
"Ya memang seperti yang kau katakan, aku jatuh cinta."
Tegas aku menjawabnya, Noe tersenyum mendengar hal yang cukup tabu untuk aku ucapkan.
Sedangkan aku hanya mengarahkan kamera ke arah senja, walau tidak sampai ke titik dimana aku bisa melihat wanita itu, aku merasa bisa mengerti isi hati yang dia miliki.
"An, apa alasanmu bisa mencintainya ."
Tanya kembali Noe, walau dia menanyakan hal itu, apa dia tahu sedikit hal tentang cinta. Aku malas untuk menjelaskan karena mungkin akan membutuhkan waktu yang lama .
"Ini sangat sederhana kawanku. "
Noe duduk di sampingku dan meletakan papan seluncurnya setelah kering dan kehangatan senja di bulan Juli itu pun membuatku damai untuk melanjutkan perkataanku .
"Cinta itu datang, dan kita tidak perlu memikirkan alasannya ."
Ya itu, sangat sederhana .
"Kau itu aneh An ." Jawab Noe.
Tapi tetap saja, dia tidak mengerti sama sekali dan menurutku Noe lah yang aneh, jangan tanya kenapa, karena memang itu sudah menjadi sifatnya .
Senja berakhir, aku setia saat melihatnya pergi dengan setiap langkah penuh ke hati-hatian dan seseorang menunggu untuk menjemputnya pulang.
Entah sejak kapan kegiatan ini berlangsung, aku tidak pernah menghitung.
Pertama kali aku bertemu dengannya, aku tidak pernah ingin melihatnya pergi, berharap senja tidak menjadi gelap setiap wanita itu datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments