Menjadi Suami dan Istri

Giska menatap kebaya putih yang kini sudah menempel ditubuhnya. Ia terlihat sangat berbeda dengan rambut yang disanggul dan diberikan bunga melati.

Gadis itu masih ingat dengan foto pernikahan kedua orang tuanya. Ibunya juga memakai kebaya putih. Untungnya tuan Geo Almando setuju dengan gaun pengantin yang Giska inginkan.

Bunyi pesan masuk di ponselnya membuat perhatian Giska teralihkan dari cermin yang ada di depannya kepada ponselnya yang ada di atas tempat tidur. Gadis itu berdiri dan melangkah perlahan menuju ke tempat tidur. Ternyata itu adalah pesan dari Deo. Tangan gadis itu bergetar saat membaca pesan dari lelaki yang sangat dicintainya itu.

Aku tahu kamu akan menikah hari ini. Aku tak akan mengucapkan selamat berbahagia. Karena aku yakin, kebahagiaanmu adalah bersamaku. Aku akan menunggumu, semoga tak terlalu lama. Karena aku bisa saja menjadi lelah.

Air mata Giska jatuh namun ia dengan cepat menguatkan hatinya. Di balasnya pesan itu dengan sejuta rasa sayang yang dimiliknya untuk Deo

Percayalah, aku hanya mencintai kamu.

Namun pesannya hanya centang satu. Mungkin Deo sudah menonaktifkan ponsel nya.

Seorang pelayan masuk ke dalam kamarnya. "Nona, semuanya sudah siap. Mari ikut aku."

Giska melepaskan ponselnya di atas nakas. Ia mengikuti langkah pelayan perempuan itu.

*********

Setelah janji suci terucapkan dan cincin melingkar di jari manis, pernikahan Giska dan Alka pun dinyatakan resmi dan sah baik menurut agama maupun pemerintah. Semua sudah diatur oleh pengacara keluarga Almando sehingga segalanya berjalan dengan lancar dan aman.

Tak ada tamu undangan selain keluarga inti. Giska sendiri hanya datang bersama ayahnya karena keluarga ibunya ada di kampung. Ayahnya hanya memiliki satu kakak dan sudah meninggal. Anak-anaknya tinggal di Kalimantan dan tak mungkin juga meminta mereka akan datang.

Tamu di luar keluarga inti hanyalah pengacara kepercayaan mereka dan Rudi Suhadi yang adalah asisten sekaligus tangan kanan tuan Geo Almando.

Sepanjang acara berlangsung, baik Delon maupun Geo selalu tersenyum. Nampak sangat jelas wajah kedua lelaki itu berseri-seri. Sementara Alka dan Giska memaksakan sebuah senyum agar terlihat bahagia juga.

Selesai acara, Giska mencari ayahnya. Seorang pelayan mengatakan bahwa ayahnya sedang menuju ke toilet.

Langkah Giska terhenti saat dilihatnya sang ayah sedang menangis di sudut lorong menuju ke toilet.

"Ayah....!" panggil Giska.

Delon buru-buru menghapus air matanya lalu membalikan badannya. "Sayang, kenapa belum ke kamarmu?"

"Aku sebenarnya sedang mencari ayah."

Delon memegang bahu putrinya. Sebenarnya Giska dapat melihat kalau saputangan yang dipegang oleh ayahnya ada darah. Namun ia tak akan bertanya supaya ayahnya tahu bahwa ia memang belum mengetahui penyakit yang ayahnya derita.

"Kenapa ayah menangis?"

"Karena sebenarnya apa yang diinginkan oleh ibumu boleh terwujud hari ini. Kamu menikah dengan lelaki yang diinginkannya. Nak, jadilah istri yang baik bagi keluarga Almando. Jangan melawan ayah mertuamu. Jangan berselisih dengan para iparmu. Buatlah mereka bangga memilikimu sebagai menantu perempuan." Delon memeluk putrinya. "Kamu telah membuat ayah bahagia hari ini. Ayah sangat bahagia sampai ayah akhirnya menangis."

Giska pun tak dapat menahan tangisnya. "Ayah.....!"

"Segera ke kamarmu. Ayah juga mau beristirahat." Delon mencium puncak kepala putrinya sebelum akhirnya ia pergi.

Giska menahan sesak di dadanya. Ia tahu ayahnya ingin terlihat baik-baik saja namun wajahnya yang sedikit pucat itu tak dapat menyembunyikan rasa sakit yang disembunyikannya.

Perempuan itu pun segera memutar langkahnya untuk menuju ke kamarnya.

Pulau milik keluarga Almando ini ada hotel dan cottage yang biasa disewa oleh para turis. Namun khusus 1 minggu ini, pulau ini sengaja dikosongkan hanya untuk tamu keluarga Almando.

Giska menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua. Ia sudah meminta kartu untuk membuka kamarnya dari resepsionis.

Saat Giska membuka pintu, ia terkejut melihat Alka yang ada di sana, sudah membuka jas nya namun masih memakai kemeja putih yang digulung sampai di sikunya, celana kain dan sandal hotel. Sepatunya sudah diletakan di sudut ruangan. Jasnya di letakan di tempat jas.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Giska sambil menatap Alka dengan tatapan curiga.

Alka yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya menatap Giska dengan alis yang terangkat juga. "Ngapain? Kita kan sudah resmi menjadi suami dan istri. Jadi di mana lagi tempatku?"

"Maksudku, kamu kan berjanji tidak akan menyentuh aku?"

"Hei bocil, aku memang tak akan menyentuh kamu. Tapi, jika aku ada di kamarku sekarang, maka papaku dan ayahmu akan langsung sekarat. Makanya aku di sini. Ini malam pengantin kita. Apa kamu lupa?"

Giska kesal dibilang bocil. "Tapi kamu mau tidur di mana? Kamar ini nggak ada Sofanya."

Alka menatap Giska dengan tatapan marah. "Kamu mau menyuruh aku tidur di sofa? Enak saja. Tempat tidur ini king size. 6 orang dewasa tidur pun masih bisa."

"Tapi aku nggak mau seranjang sama kamu."

Alka hanya mengangkat bahunya. "Terserah. Kamu mau tidur di lantai pun aku nggak peduli."

Giska menghentakkan kakinya. Ia membuka lemari pakaian dan mengambil baju tidurnya. Gadis itu segera ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi ia membuka kebayanya, membuka semua pernak-pernik yang menghiasi kepalanya lalu memilih untuk berendam di dalam bathtub.

Seumur hidup baru kali ini Giska mandi di dalam bathtub. Ia memasang lilin-lilin yang tersedia di sana dan menikmati alunan musik dari ponselnya.

Di luar kamar, Alka sudah merasakan perutnya nggak enak. Ia menatap jam tangannya. Giska sudah 30 menit berada di dalam kamar mandi.

"Gis....aku mau pup nih!" Kata Alka sambil mengetuk pintu kamar mandi. Namun tak ada jawaban. Alka yang sudah tak tahan lagi segera membuka pintu kamar mandi. Di lihatnya Giska sedang menutup mata di dalam bathtub. Lelaki itu terus melangkah ke arah closet yang memang letaknya di paling ujung kamar mandi ini. Ada dinding kaca yang membatasinya. Sedangkan Giska yang nampaknya tertidur perlahan membuka matanya.

"Ah, rupanya aku ketiduran." Giska berdiri dan bermaksud akan membasuh tubuhnya di bawa shower. Tepat di saat itu Alka sudah selesai membuang hajat. Saat Giska berbalik untuk mengambil handuk, ia langsung berteriak kencang dan duduk kembali di dalam bathtub.

"Alka.....! Kamu sungguh mesum! Dasar pria genit." Giska menjadi marah sekaligus malu karena Alka melihat tubuhnya yang tanpa busana. Untung saja masih banyak busa sabun yang menempel di tubuhnya.

"Enak saja bilang aku pria mesum. Tadi aku pingin pup. Kamu lama.banget mandinya. Aku sudah ketuk pintu namun nggak ada respons. Pas masuk ternyata kamu sudah ketiduran. Ya aku langsung ke closet saja."

"Kamu pup saat aku masih di sini? Dasar jorok!" Giska melempari Alka dengan lilin yang ada di dekatnya. Untung saja lelaki itu cepat menghindar.

"Giska! Kamu benar-benar gila. Lilin ini menyala." Alka menjadi emosi sendiri. Ingin rasanya ia menjitak kepala perempuan itu. Giska juga ingin meluapkan kemarahannya namun gerakannya terbatas.

"Keluar kamu, Alka!"

"Aku memang akan keluar." Lelaki itu melangkah namun sebelum membuka pintu ia menoleh. "Aku tadi tak memperhatikan tubuhmu. Karena memang nggak ada sesuatu yang menarik di sana." lalu ia segera menutup pintu.

"Ah........!" Giska berteriak sekencang-kencangnya saking marahnya ia pada Alka.

Setelah selesai mandi, mengeringkan rambutnya dan mengenakan piyamanya, Giska keluar dari kamar mandi. Ruangan sudah agak temaram karena Alka nampaknya sudah tertidur di atas ranjang.

Giska juga sebenarnya merasa lelah dan mengantuk karena sejak kemarin ia terus memikirkan Deo. Ia menuju ke sofa. Mencoba tidur di tempat kecil itu namun sangat tidak nyaman. Mata Giska tertuju ke ranjang. Memang benar ranjang itu nampak besar. Namun bagaimana jika Alka bersikap curang dan melakukan sesuatu padanya ?

Karena rasa lelah yang menderanya, Giska pun naik ke atas ranjang. Ia mengambil semua bantal untuk memberi batasan antara dirinya dengan Alka. Gadis itu sampai rela tak menggunakan bantal. Ia pun memejamkan matanya. Berharap besok pagi bisa bangun dengan pikiran yang lebih waras lagi.

************

Bagaimana suami istri ini menjalani kehidupan mereka ?

Terpopuler

Comments

nonik

nonik

waah secepat itu mereka menikah ya😁😁😁

2024-07-19

2

Santi

Santi

bantal mah ga bisa diandelin, Giska

2024-07-15

1

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2024-07-15

1

lihat semua
Episodes
1 Menolak Menjadi Istri
2 Di paksa Pendekatan
3 Keputusan
4 Maafkan Aku
5 Menjadi Suami dan Istri
6 Hari Pertama Sebagai Pasangan
7 Akibat Mabuk
8 Dia Bukan Tipe ku
9 Ciuman Yang Tak di sengaja
10 Menjalankan Peran Sebagai Istri
11 Mendahulukan Keluarga Suami
12 Terpaksa Bohong
13 Kehangatan seorang Alka
14 Belanja Berdua
15 Musuh Dalam Selimut
16 Perempuan Dari Masa Lalu Alka
17 Peluk Aku, Please ..!
18 Menjadi Pusat Perhatian
19 Sesuatu yang Mengejutkan
20 Rasanya Gila!
21 Perhatian 2 Lelaki
22 Alka Punya Anak?
23 Rasa Yang Tak Biasa
24 Haruskah?
25 Menemukan Kedamaian
26 Menghabiskan Waktu Berdua
27 Kenekatan Kelly
28 Boleh Atau Tak Boleh?
29 Pengakuan
30 Memaafkan
31 Permintaan Seorang Ayah
32 Siapa Lebih Perhatian ?
33 Badmood
34 Marah?
35 Tak Mungkin Lagi
36 Permintaan Giska
37 Terbuka
38 Merasa Ada Yang Hilang
39 Tubuh Yang Saling Membutuhkan
40 Merasa Bersalah
41 Ternyata Hanya Sebatas itu
42 Kolam Renang
43 Masuk Angin
44 Tak Mengingat Lagi
45 Nggak Punya Judul (Emak bingung judul bab ini apa?)
46 Magang Hari Pertama
47 Pesona Giska.
48 Siapa Yang Cemburu?
49 Godaan Giska
50 Pusing Dan Mual
51 Alka VS Glen
52 Kecewa
53 Aunty Giska
54 Tunjukan Pesonamu
55 Saling Serang.
56 Makan Siang
57 Emosi Yang Meledak
58 Aku Tidak Mencintaimu
59 Perubahan Giska
60 Pengakuan
61 Cinta atau Napsu?
62 Kita Bikin Romantis
63 Mata yang Bicara.
64 Sekutu Rihana
65 Terciduk
66 Kami Suami dan Istri
67 Aku Akan Menunggu Kamu
68 Ayo Kita Berpisah
69 Sikap Alka
70 masih Istriku
71 Tekad yang Kuat
72 Siapa Dia?
73 Tentang Gadis Itu
74 Ada apa diantara kita?
75 Dua Wanita Dalam Hidup Alka
76 Kemenangan Alka
77 Aku Bukan Mengalah
78 Rudi mendapatkan Damar
79 Tak Rela Melepaskan
80 Aku Tak Bisa Tanpamu
81 Thailand In Love
82 Thailand In Love (part 2)
83 Thailand In Love (part 3)
84 Akibat Lima Tetes
85 Best Friend
86 Semua Demi Debay
87 Happy Wedding
88 Rudi dan Damar
89 Efek Malam Pengantin
90 Panggilan Sayang
91 Menjelang Lahiran Anak Pertama
92 welcome my baby
93 Terima Kasih Papa
94 All Baby Boy
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Menolak Menjadi Istri
2
Di paksa Pendekatan
3
Keputusan
4
Maafkan Aku
5
Menjadi Suami dan Istri
6
Hari Pertama Sebagai Pasangan
7
Akibat Mabuk
8
Dia Bukan Tipe ku
9
Ciuman Yang Tak di sengaja
10
Menjalankan Peran Sebagai Istri
11
Mendahulukan Keluarga Suami
12
Terpaksa Bohong
13
Kehangatan seorang Alka
14
Belanja Berdua
15
Musuh Dalam Selimut
16
Perempuan Dari Masa Lalu Alka
17
Peluk Aku, Please ..!
18
Menjadi Pusat Perhatian
19
Sesuatu yang Mengejutkan
20
Rasanya Gila!
21
Perhatian 2 Lelaki
22
Alka Punya Anak?
23
Rasa Yang Tak Biasa
24
Haruskah?
25
Menemukan Kedamaian
26
Menghabiskan Waktu Berdua
27
Kenekatan Kelly
28
Boleh Atau Tak Boleh?
29
Pengakuan
30
Memaafkan
31
Permintaan Seorang Ayah
32
Siapa Lebih Perhatian ?
33
Badmood
34
Marah?
35
Tak Mungkin Lagi
36
Permintaan Giska
37
Terbuka
38
Merasa Ada Yang Hilang
39
Tubuh Yang Saling Membutuhkan
40
Merasa Bersalah
41
Ternyata Hanya Sebatas itu
42
Kolam Renang
43
Masuk Angin
44
Tak Mengingat Lagi
45
Nggak Punya Judul (Emak bingung judul bab ini apa?)
46
Magang Hari Pertama
47
Pesona Giska.
48
Siapa Yang Cemburu?
49
Godaan Giska
50
Pusing Dan Mual
51
Alka VS Glen
52
Kecewa
53
Aunty Giska
54
Tunjukan Pesonamu
55
Saling Serang.
56
Makan Siang
57
Emosi Yang Meledak
58
Aku Tidak Mencintaimu
59
Perubahan Giska
60
Pengakuan
61
Cinta atau Napsu?
62
Kita Bikin Romantis
63
Mata yang Bicara.
64
Sekutu Rihana
65
Terciduk
66
Kami Suami dan Istri
67
Aku Akan Menunggu Kamu
68
Ayo Kita Berpisah
69
Sikap Alka
70
masih Istriku
71
Tekad yang Kuat
72
Siapa Dia?
73
Tentang Gadis Itu
74
Ada apa diantara kita?
75
Dua Wanita Dalam Hidup Alka
76
Kemenangan Alka
77
Aku Bukan Mengalah
78
Rudi mendapatkan Damar
79
Tak Rela Melepaskan
80
Aku Tak Bisa Tanpamu
81
Thailand In Love
82
Thailand In Love (part 2)
83
Thailand In Love (part 3)
84
Akibat Lima Tetes
85
Best Friend
86
Semua Demi Debay
87
Happy Wedding
88
Rudi dan Damar
89
Efek Malam Pengantin
90
Panggilan Sayang
91
Menjelang Lahiran Anak Pertama
92
welcome my baby
93
Terima Kasih Papa
94
All Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!