Di paksa Pendekatan

Mobil Alka memasuki halaman salah satu kampus terkenal di kota ini. Wajah tampan itu terlihat sedikit kesal namun ia harus datang ke sini untuk membujuk bocil gila yang menolak menikah dengan pria seperti Alka.

Bolehkan Alka sedikit sombong? Memangnya gadis mana yang pernah menolak dia? Gadis dari level sosialita tertinggi seperti artis, model, anak bangsawan, anak pejabat, semuanya pernah dekat dengan Alka. Kok anak sopir menolak sih?

Alka turun dari Mercedes-Benz. Kacamata hitam ada di atas hidung mancungnya. Ia mengenakan celana kain hitam dan kemeja biru yang digulung sampai di lengannya. Alka baru saja selesai rapat dan harus datang ke tempat ini untuk mengajak kerja sama gadis yang sama sekali tak disukainya.

Tak lama kemudian, Alka melihat Giska yang menuruni tangga. Namun gadis itu tak sendiri. Ia bersama seorang cowok. Keduanya saling bergandengan tangan.

Berarti benar yang dia katakan kemarin. Dia punya cowok. Ganteng juga cowoknya. Kelihatannya mereka pasangan yang cocok. Sama-sama bocil. Kata Alka dalam hati.

"Honey, aku mau latihan basket dulu ya? Kamu masih ada kuliah?" tanya Deo, pacar Giska.

"Nggak. Aku mau langsung pulang saja. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan ayah. Kebetulan hari ini ayah sedang off."

Deo mengangguk. "Jadi kamu pulang naik bis?"

"Iya. Nggak masalah. Sudah biasa juga."

Deo tersenyum. Ia mengecup punggung tangan Giska sebelum akhirnya pergi dengan beberapa temannya yang sudah menunggu.

Giska menatap punggung pacarnya yang menghilang di balik gedung olahraga yang ada di kampus mereka ini.

Sudah 8 bulan Giska dan Deo pacaran. Awalnya Giska menolak Deo karena cowoknya itu termasuk salah satu anak orang berada. Ayah Deo adalah kepala dinas di salah satu instansi pemerintah dan ibunya adalah salah satu dosen ternama di universitas ini.

Sejak pertama Giska masuk kuliah, Deo sudah mengejarnya. Setahun lebih sampai akhirnya Giska menerima cinta kakak tingkatnya itu.

Giska terkejut saat melihat Alka yang sedang berdiri di dekat mobilnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Giska sambil kepalanya celingukan ke kanan dan ke kiri.

"Menjemput calon istriku." jawab Alka sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Calon istri? Enak saja. Sana pergi!" Giska melangkah menjauh namun Alka dengan cepat menarik tangannya, membuka pintu mobilnya dan segera mendorong gadis itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Kamu mau apa?" teriak Giska panik karena ia tak bisa membuka pintu mobil.

Alka yang kini duduk dibalik kemudi menatap gadis itu. "Kita harus bicara, Giska."

"Apalagi yang harus dibicarakan? Aku tak mau menikah denganmu."

Alka menjalankan mobilnya meninggalkan kampus.

"Turunkan aku saja."

"Aku nggak mau. Kita bicara dulu." Alka bersikeras.

Giska yang kesal karena tak bisa membuka pintu mobil akhirnya memilih diam. Ia memeluk dadanya sendiri, berusaha menahan emosi dan bersikap tenang.

Mobil yang dikendarai Alka memasuki halaman parkir sebuah cafe. Ia menghentikan mobilnya dan segera turun. Ia kemudian membukakan pintu bagi Giska. "Ayo turun!"

Giska turun dengan wajah cemberut. Pelayan cafe langsung menyambut mereka dan mengantarkan Alka dan Giska ke meja mereka. Meja yang berada di sudut ruangan dan nampak agak terpisah dengan meja lainnya.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Alka.

"Aku nggak mau apa-apa. Sudah makan tadi bersama pacarku." jawab Giska ketus.

Alka berusaha sabar. Ia menatap pelayan itu. "Pesan 2 jus jeruk dan kue coklat."

Pelayan itu langsung pergi.

"Aku kan bilang nggak mau makan apa-apa." kata Giska ketus.

"Nggak masalah. Kalau kamu nggak mau memakannya bisa kita beri ke pelayanannya."

"Katakan saja apa maumu!" ujar Gelya tak sabaran.

"Ayo kita menikah!"

"Aku nggak mau. Aku kan sudah b guruilang kalau aku sudah punya pacar. Lagi pula, yang seharusnya menolak itu adalah kamu. Abaikan saja saham 10 persen itu."

"Aku nggak mau! Kamu pikir saham 10 persen itu nilainya berapa? Aku sudah mengabdikan hidupku di perusahaan papaku semenjak aku masih berusia 20 tahun. Sambil kuliah aku bekerja. Aku tak mau semuanya diserahkan kepada kedua kakakku dan suami-suami Meraka yang hanya tahu korupsi."

Giska menatap Alka dengan dahi berkerut. "Mengapa sih kamu mau mengorbankan kebahagiaan mu hanya karena harta? Uang itu gampang dicari. Kita tak bisa menikah karena tak saling mengenal dan tak saling mencintai."

"Kamu hanya perlu menikah denganku, memberikan aku seorang anak laki-laki dan setelah itu kita bisa berpisah. Kamu AKAN mendapatkan banyak uang saat kita berpisah nanti."

"Kamu berpikir semuanya bisa dibeli dengan uang? Bukankah....." Kalimat Giska terhenti karena pelayan membawakan pesanan mereka.

"Terima kasih!" ujar Gelya. Ia menatap Alka. "Alka, tolak keinginan papamu. Aku juga akan bicara dengan ayahku sore ini. Kita jangan menikah. Kamu hanya akan membuat hidupku dalam neraka."

Alka menggeleng. "Kalau papaku sudah memberi perintah maka tak ada yang bisa membatalkannya."

"Kamu bodoh!" Giska menghentakkan kakinya. Ia kemudian meminum jus jeruk yang ada di depannya tanpa sadar. Ia juga memakan kue yang ada di hadapannya.

"Wah, kuenya sangat enak." gadis itu bergumam saat menyadari betapa lezatnya kue itu.

Alka menggelengkan kepalanya. Dasar bocil! ucapnya dalam hati.

"Nih, makan saja punyaku." Alka mendorong piring kecil yang berisi kue bagiannya. Giska yang sebenarnya memang belum makan siang, tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia pun memakan kue bagian Alka sampai habis.

"Terima kasih untuk kuenya. Sekarang aku mau pergi!"

"Eh.....!" Alka menahan tangan Giska. "Jangan dulu pergi. Kita buat kesepakatan dulu."

Giska menepiskan tangan Alka. "Nggak mau!" lalu gadis itu berlari sangat cepat meninggalkan Alka. Lelaki itu jadi gemes sendiri. Niatnya untuk meyakinkan Giska agar menikah dengannya harus gagal. Giska sungguh keras kepala namun Alka tak mau menyerah.

*************

Giska membereskan kamar ayahnya. Walaupun hari ini sang ayah mengatakan tak masuk kerja namun saat Giska pulang, ayahnya tak ada.

Gadis itu pun mengganti seprei di kamar ayahnya. Namun saat ia mengangkat kasur busa, ia terkejut melihat ada sebuah map dan amplop berwarna kuning. Giska membaca map itu yang ternyata tertulis nama ayahnya. Ia segera mengambil ponselnya dan memfoto hasil CT-Scan itu kemudian memfoto juga hasil pemeriksaan darah laku mengirimkannya pada Deo sang kekasih yang adalah pacar Giska.

Tak lama kemudian, Deo menghubungi Giska.

"Hallo sayang, ini hasil pemeriksaan ayahmu ya?" tanya Deo dari seberang.

"Iya. Artinya apa?"

"Sayang, ayahmu terkena kanker paru-paru stadium akhir."

"Apa?" Hp yang dipegang Giska langsung jatuh.

"Giska.....! Giska.....!" terdengar suara Deo yang memanggilnya. Giska memungut kembali ponselnya. "Kamu nggak salah melihatnya kan?'

"Nggak. Foto itu dan hasil pemeriksaan darahnya menunjukan kalau ayahmu mengidap penyakit yang serius."

"Terima kasih, Deo." Giska terduduk di atas lantai. Ia tak melihat ada tanda-tanda ayahnya yang sakit selama ini. Apakah ayahnya menyimpan semuanya dengan sendiri?

Walaupun hatinya berat. Giska meneruskan untuk membereskan kamar ayahnya. Ia menyimpan kembali bukti pemeriksaan itu di tempat semula. Kemudian Giska keluar dari kamar ayahnya. Ia menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Namun hati dan perasaannya tak tenang.

Makanan yang dibuatnya hampir siap saat ia mendengar bunyi suara mobil yang memasuki halaman rumahnya. Ia terkejut saat mengintip dari balik jendela itu adalah mobil Alka. Alka turun dan membukakan pintu bagi ayahnya.

"Giska......!" panggil Delon saat membuka pintu.

Giska pura-pura muncul dari dapur. "Eh, ayah....!" Giska mencium tangan ayahnya dan melirik ke arah Alka dengan mata melotot.

"Ayah tadi ke rumah teman ayah. Saat sedang menunggu bis, nak Alka kebetulan lewat. Makanya diantar ke sini. Kamu sedang apa?"

"Menyiapkan makan malam. Sebentar lagi selesai. Apakah ayah sudah lapar?" tanya Giska.

"Ayah sudah lapar." jawab Delon.

"Aku juga sudah lapar. Soalnya tadi ada orang yang memakan kue milikku." ujar Alka membuat Giska ingin rasanya menjitak kepala lelaki itu.

"Makan saja di sini. Itu sih kalau tuan Alka tak keberatan." kata Delon merendah.

"Nggak masalah. Sebentar lagi kan kita akan menjadi keluarga. Memang sudah seharusnya kita lebih dekat lagi." kata Alka membuat Giska ingin menendang lelaki itu keluar dari rumahnya.

Akhirnya mereka bertiga makan malam. Makanan rumahan yang sederhana namun dalam hati Alka mengakui kalau masakan si bocil ternyata enak.

Selesai makan, Alka masih duduk sebentar untuk menikmati kopi tanpa gula. Lalu kemudian dia akhirnya pamit.

"Alka, tunggu!" Giska mengejarnya sebelum cowok itu masuk ke dalam mobilnya.

"Ada apa?"

Giska berusaha menahan tangisnya. "Please, jangan buat ayahku berharap kalau kita akan menikah. Aku mohon kepadamu, hentikan semua ini. Aku belum mau menikah. Usiaku baru 19 tahun."

"Nanti aku minta ke pihak pengadilan untuk membuat dispensasi agar kita bisa menikah walaupun usiamu belum 21 tahun." jawab Alka dengan entengnya.

"Alka, aku mencintai Deo. Aku nggak mau berpisah dengannya."

"Kamu dapat kembali padanya saat kita sudah berpisah."

"Kamu brengsek! Bodoh!" Giska tanpa sadar meninju bahu lelaki itu.

Alka menepuk lembut pipi Giska. "Selamat malam calon istriku!" lalu ia segera membuka pintu mobilnya dan segera meninggalkan halaman rumah itu.

Hati Giska bertambah kacau. Ia kemudian kembali masuk ke dalam rumahnya. Di lihatnya sang ayah yang sedang duduk di ruang tamu sambil menonton berita malam.

"Apakah tuan Alka sudah pulang?"

"Iya, ayah."

"Belajarlah untuk sopan padanya, nak. Karena dia sudah mau menikah denganmu. Ayah melihat bagaimana tadi kamu bersikap kurang sopan padanya. Ayah akan tenang jika kamu sudah menikah."

"Ayah, tidak dapatkah kita menunda pernikahan ini?" Giska duduk di samping ayahnya.

Delon membelai lembut kepala putrinya. "Jangan menunda sesuatu yang baik. Karena jika almarhumah ibumu masih hidup maka dia yang meminta kamu untuk menikah. Karena sesungguhnya sejak kamu masih di dalam kandungan ibumu, tuan Geo dan istrinya sudah meminta mu untuk dinikahkan dengan tuan Alka."

"Apa?"

"Kisahnya panjang, nak. Akan ayah ceritakan besok atau lusa. Sekarang ayah lelah. Ayah mau tidur dulu. Bolehkan?"

Giska mengangguk. Baru kali ini ia melihat wajah tua ayahnya nampak sangat lelah dan menahan sakit. Gadis itu bingung. Apa yang harus dilakukannya ?

************

Hai....semoga suka dengan kisah ini ya?

Terpopuler

Comments

Eka ELissa

Eka ELissa

gelya.....

2024-07-18

1

Eka ELissa

Eka ELissa

sudah b guruilang.,.....apaan Mak....🤔🤔🤔

2024-07-18

1

Eka ELissa

Eka ELissa

ada tuuu gisska nolak kmu../Facepalm//Joyful//Facepalm//Joyful//Facepalm//Facepalm/

2024-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Menolak Menjadi Istri
2 Di paksa Pendekatan
3 Keputusan
4 Maafkan Aku
5 Menjadi Suami dan Istri
6 Hari Pertama Sebagai Pasangan
7 Akibat Mabuk
8 Dia Bukan Tipe ku
9 Ciuman Yang Tak di sengaja
10 Menjalankan Peran Sebagai Istri
11 Mendahulukan Keluarga Suami
12 Terpaksa Bohong
13 Kehangatan seorang Alka
14 Belanja Berdua
15 Musuh Dalam Selimut
16 Perempuan Dari Masa Lalu Alka
17 Peluk Aku, Please ..!
18 Menjadi Pusat Perhatian
19 Sesuatu yang Mengejutkan
20 Rasanya Gila!
21 Perhatian 2 Lelaki
22 Alka Punya Anak?
23 Rasa Yang Tak Biasa
24 Haruskah?
25 Menemukan Kedamaian
26 Menghabiskan Waktu Berdua
27 Kenekatan Kelly
28 Boleh Atau Tak Boleh?
29 Pengakuan
30 Memaafkan
31 Permintaan Seorang Ayah
32 Siapa Lebih Perhatian ?
33 Badmood
34 Marah?
35 Tak Mungkin Lagi
36 Permintaan Giska
37 Terbuka
38 Merasa Ada Yang Hilang
39 Tubuh Yang Saling Membutuhkan
40 Merasa Bersalah
41 Ternyata Hanya Sebatas itu
42 Kolam Renang
43 Masuk Angin
44 Tak Mengingat Lagi
45 Nggak Punya Judul (Emak bingung judul bab ini apa?)
46 Magang Hari Pertama
47 Pesona Giska.
48 Siapa Yang Cemburu?
49 Godaan Giska
50 Pusing Dan Mual
51 Alka VS Glen
52 Kecewa
53 Aunty Giska
54 Tunjukan Pesonamu
55 Saling Serang.
56 Makan Siang
57 Emosi Yang Meledak
58 Aku Tidak Mencintaimu
59 Perubahan Giska
60 Pengakuan
61 Cinta atau Napsu?
62 Kita Bikin Romantis
63 Mata yang Bicara.
64 Sekutu Rihana
65 Terciduk
66 Kami Suami dan Istri
67 Aku Akan Menunggu Kamu
68 Ayo Kita Berpisah
69 Sikap Alka
70 masih Istriku
71 Tekad yang Kuat
72 Siapa Dia?
73 Tentang Gadis Itu
74 Ada apa diantara kita?
75 Dua Wanita Dalam Hidup Alka
76 Kemenangan Alka
77 Aku Bukan Mengalah
78 Rudi mendapatkan Damar
79 Tak Rela Melepaskan
80 Aku Tak Bisa Tanpamu
81 Thailand In Love
82 Thailand In Love (part 2)
83 Thailand In Love (part 3)
84 Akibat Lima Tetes
85 Best Friend
86 Semua Demi Debay
87 Happy Wedding
88 Rudi dan Damar
89 Efek Malam Pengantin
90 Panggilan Sayang
91 Menjelang Lahiran Anak Pertama
92 welcome my baby
93 Terima Kasih Papa
94 All Baby Boy
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Menolak Menjadi Istri
2
Di paksa Pendekatan
3
Keputusan
4
Maafkan Aku
5
Menjadi Suami dan Istri
6
Hari Pertama Sebagai Pasangan
7
Akibat Mabuk
8
Dia Bukan Tipe ku
9
Ciuman Yang Tak di sengaja
10
Menjalankan Peran Sebagai Istri
11
Mendahulukan Keluarga Suami
12
Terpaksa Bohong
13
Kehangatan seorang Alka
14
Belanja Berdua
15
Musuh Dalam Selimut
16
Perempuan Dari Masa Lalu Alka
17
Peluk Aku, Please ..!
18
Menjadi Pusat Perhatian
19
Sesuatu yang Mengejutkan
20
Rasanya Gila!
21
Perhatian 2 Lelaki
22
Alka Punya Anak?
23
Rasa Yang Tak Biasa
24
Haruskah?
25
Menemukan Kedamaian
26
Menghabiskan Waktu Berdua
27
Kenekatan Kelly
28
Boleh Atau Tak Boleh?
29
Pengakuan
30
Memaafkan
31
Permintaan Seorang Ayah
32
Siapa Lebih Perhatian ?
33
Badmood
34
Marah?
35
Tak Mungkin Lagi
36
Permintaan Giska
37
Terbuka
38
Merasa Ada Yang Hilang
39
Tubuh Yang Saling Membutuhkan
40
Merasa Bersalah
41
Ternyata Hanya Sebatas itu
42
Kolam Renang
43
Masuk Angin
44
Tak Mengingat Lagi
45
Nggak Punya Judul (Emak bingung judul bab ini apa?)
46
Magang Hari Pertama
47
Pesona Giska.
48
Siapa Yang Cemburu?
49
Godaan Giska
50
Pusing Dan Mual
51
Alka VS Glen
52
Kecewa
53
Aunty Giska
54
Tunjukan Pesonamu
55
Saling Serang.
56
Makan Siang
57
Emosi Yang Meledak
58
Aku Tidak Mencintaimu
59
Perubahan Giska
60
Pengakuan
61
Cinta atau Napsu?
62
Kita Bikin Romantis
63
Mata yang Bicara.
64
Sekutu Rihana
65
Terciduk
66
Kami Suami dan Istri
67
Aku Akan Menunggu Kamu
68
Ayo Kita Berpisah
69
Sikap Alka
70
masih Istriku
71
Tekad yang Kuat
72
Siapa Dia?
73
Tentang Gadis Itu
74
Ada apa diantara kita?
75
Dua Wanita Dalam Hidup Alka
76
Kemenangan Alka
77
Aku Bukan Mengalah
78
Rudi mendapatkan Damar
79
Tak Rela Melepaskan
80
Aku Tak Bisa Tanpamu
81
Thailand In Love
82
Thailand In Love (part 2)
83
Thailand In Love (part 3)
84
Akibat Lima Tetes
85
Best Friend
86
Semua Demi Debay
87
Happy Wedding
88
Rudi dan Damar
89
Efek Malam Pengantin
90
Panggilan Sayang
91
Menjelang Lahiran Anak Pertama
92
welcome my baby
93
Terima Kasih Papa
94
All Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!