Langit biru bersinar cerah menampakkan keindahannya di atas cakrawala. Tanpa setitik mendung yang terlihat, keindahan langit itu mempesona dan sangat menyenangkan mata.
Di sebuah taman kecil dengan dedaunan pohon yang rindang menutupi, seorang gadis kecil cantik jelita berusia 5 tahun tengah bermain dengan sebuah pasir.
Mata indahnya yang berwarna kuning tembaga berkilauan emas tampak murni tanpa noda. Dia bermain dengan pasir di tangannya tampak bahagia. Kedua mata bulat milknya bersinar terang layaknya matahari.
Seolah menyadari sesuatu, gadis kecil itu mengalihkan pandangan matanya kearah lain.
Berdiri diam dalam kesendirian yang sangat hening. Terlihat sosok hitam tampak menatapnya, wajahnya buram dan tidak terlihat jelas. Tapi mata miliknya menembus jauh dan terlihat jelas dalam visi gadis kecil itu.
Tanpa rasa takut gadis kecil itu berdiri tegap dan balas menatap mata hitam pekat sosok yang melihat kearahnya.
Saat gadis kecil itu hendak berjalan mendekat untuk melihat lebih jelas sosok kabur di matanya, dia tersadar ketika mendengar suara bunyi yang aneh.
Di Di Di Di Di
Dengan hentakan malas, sebuah tangan putih dan halus menghentikan suara alarm yang mengganggu.
Menatap sekeliling tempatnya yang tampak buram, sosok di balik selimut itu mengusap kedua mata miliknya malas dan bergumam pelan "Sebuah mimpi?!"
"Candy! Kau masih belum bangun?" Suara lain terdengar di balik pintu, dia menerjang masuk dan menatap pada sosok yang masih terbaring di bawah selimut "Kenapa masih belum bangun? Hari ini kau akan pergi kerumah barumu!"
Menatap bibi di hadapannya yang mengatakan kata Rumah, Candy ingin datang dan memukul bibirnya!
Bagaimana tempat itu bisa di sebut rumah?
Tempat itu adalah sarang Monster dimana bibinya menjualnya.
Jika seorang Vampire membeli manusia untuk makanannya, maka pemerintah tidak akan menghalanginya selama ada kesepakatan antara kedua orang itu.
Dan disinilah, Bibi di hadapannya tega untuk menjual keponakannya yang cantik kepada seorang Vampire demi melunasi hutang kedua orang tuanya yang baru saja Meninggal.
"Jangan menatapku seperti itu!" Seolah menyadari tatapan yang Candy berikan, si Bibi mulai berbicara omong kosong "Kau beruntung ada seorang Vampire Bangsawan yang mau membelimu dengan harga menakutkan. Itu lebih baik daripada di beli oleh seorang Rentenir untuk di jadikan budak s3ks! Kau hanya perlu memberikan Vampire itu darahmu bukan tubuhmu!"
Candy mendengus kesal tidak menanggapi, bibinya sudah mengatakan kalimat itu ribuan kali. Bagaimana dia tidak mengerti kalimatnya itu? Dia berbicara seolah itu adalah sebuah berkah untuk di beli Vampire bukannya di beli seorang Rentenir. Pada kenyataannya sama saja, Candy harus menjadi pelayan mereka.
Tapi tetap saja, mau dia mengomel atau pun marah tidak ada yang akan berubah. Candy tidak memiliki banyak uang untuk menebus hutang keluarganya. Dia bahkan belum bekerja, walupun dia bekerja keras uang yang di hasilkannya tentu tidak akan bisa melunasi semua hutang itu.
"Baik, cepat membersihkan dirimu dan berkemas! Seseorang akan menjemputmu segera!"
Dengan tidak sabaran si Bibi kembali mengingatkan dan berbalik pergi meninggalkan kamar.
Candy menghela nafas panjang dan merenung dalam diam. Sebenarnya dia ingin mengikuti Ayah dan ibunya untùk pergi ke surga, tapi dia mengurungkan niatnya.
Ibunya tidak akan bahagia apabila Candy melakukan hal itu, maka disinilah dia hidup tanpa arti dan tujuan.
'Mungkin menjadi makanan seorang Vampire tidak begitu buruk! Dia tidak perlu memikirkan tentang masa depannya dan hanya akan menjadi makanan yang patuh!'
Pikiran Candy cukup positif, dia beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membasuh dirinya.
Setelah banyak waktu berlalu, Candy keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan tubuh yang segar.
Dia memakai pakaian sederhana dan mulai mengepak beberapa hal penting yang akan di bawanya.
Tidak banyak barang miliknya yang tersisa, sejak kematian orang tuanya. Barang-barang mahal yang Candy miliki sudah dia jual sebagian untuk menambah uang kebutuhannya.
Bibi dan pamannya tidak dapat membantu banyak, pada dasarnya mereka bukanlah bibi dan paman sebenarnya. Mereka hanyalah sahabat baik ayah dan ibunya yang telah dianggap saudara. Kehidupan mereka sangat sederhana dan terbilang tidak terlalu berkecukupan.
Mereka mau menampung Candy karena sering di bantu oleh kedua orang tuanya di masa lalu. Sedangkan untuk saudara orang tuanya yang lain, dia tidak benar-benar memilikinya.
Ayahnya adalah anak tunggal, sedangkan ibunya memiliki beberapa saudara. Tapi hubungan mereka tidak terlalu baik dan bahkan saudara itu tidak datang saat pemakaman kedua orang tuanya.
"Sudah selesai?" Si Bibi kembali memperlihatkan wajahnya, dia tampak sedikit gelisah mendesak kearah Candy "Cepatlah! Seseorang sudah menunggu di bawah!"
"Seseorang?" Candy mengerutkan kening atas pernyataan bibinya "itu hanya seseorang, biarkan dia menunggu sebentar. Aku belum selesai dengan pakaianku!"
"Gadis nakal ini... Cepatlah! Dia bukan seorang manusia, dilihat dari kulitnya yang pucat sudah di pastikan dia seorang Vampire. Kurasa dia Vampire yang membelimu!"
Tubuh Candy tersentak kaget mendengarnya, dengan sedikit gelisah dia bertanya pada bibinya "Seperti apa dia?"
"Itu..." si bibi tampak berfikir sejenak mengingat kembali penampilan pria di bawah "Dia tinggi dan agak tua, kurasa dia terlihat berusia sekitar 50 tahun. Tapi siapa yang dapat menebak berapa usia pastinya! Wajahnya tampak sederhana dan baik hati, siapa juga yang dapat mengatakan bahwa dia bukan phsycopat!"
"Bibi berhenti menakutiku!" Candy membentak bibinya dengan marah, dia sudah menguatkan hatinya untuk pasrah pada si Vampire Bangsawan yang membelinya. Mendengarkan si bibi menakut-nakutinya seperti ini malah membuatnya lebih cemas.
"Aku tidak menakutimu!" Si Bibi balas berteriak dan kembali berkata "Aku hanya mengingatkanmu, tidak peduli bagaimana Vampire terlihat dia tetaplah Monster. Walaupun begitu kau cukup beruntung, Vampire itu tidak memiliki perut buncit menjijikan!"
Candy tidak tahu harus menangis atau tertawa atas pernyataan Bibinya. Dia benar tentang keberuntungannya bahwa si Vampire tidak memiliki perut buncit. Tapi bagaiman jika Vampire itu memiliki sikap yang lebih menjijikkan dari perut buncit?
Menggelengkan kepalanya pelan, Candy mencoba tenang dan tidak memikirķan berbagai hal yang tidak raisonal di benaknya.
Setelah beberapa hal lain yang di masukkan kedalam kopernya, dia akhirnya selesai.
"Aishh, Candy! Bibi minta maaf tidak dapat melakukan apapun dan hanya bisa melakukan ini padamu. Bibi harap kau akan hidup dengan baik walaupun menjadi makanan Vampire. Bibi benar-benar berdoa untuk kebahagiaanmu!"
Melihat bibinya yang menangis, hati Candy terasa hangat. Walaupun bibinya ini terkadang menjengkelkan dan kejam dia sebenarnya adalah orang yang baik.
Dengan pelukan ringan Candy mengusap punggung bibinya yang terlihat rapuh. "Tidak apa-apa bibi, Candy akan baik-baik saja. Terimakasih untuk semua yang bibi dan paman lakukan. Aku akan pergi sekarang, tolong sampaikan salamku pada paman dan Jesy."
Si bibi mengangguk pelan dan membantu membawakan koper miliknya untuk turun ke bawah.
Saat tepat berada di bawah, tubuh Candy menjadi kaku sejenak sebelum kembali normal. Dia menatap sosok paruh baya di hadapannya.
Pria itu memang terlihat tua dan berusia sekitar 50 tahun. Kulitnya tampak putih pucat. Dia mengenakan Jas hitam yang rapih dan sebuah kacamata untuk menutupi mata miliknya.
Dengan desahan nafas yang panjang, Candy membungkuk kearah pria itu sopan "Maaf membuat tuan menunggu!"
Pria itu tidak mengatakan apapun dan hanya membuka pintu mobil belakang untuk mempersilahkannya masuk.
Tidak memperdulikan salamnya yang di abaikan Candy memasuki mobil itu setelah mengucapkan beberapa kata perpisahan lagi pada bibinya.
Pikiran Candy berkelana ketika dia berada di dalam mobil. Mata berwarna Amber miliknya menatap sosok Vampire yang tengah mengemudi di depannya.
Itu adalah tuannya, tuan yang akan meminum darahnya mulai hari ini.
Melihat wajah tuan di depannya itu Candy merasa sedikit lebih baik, sepertinya tuan yang membelinya bukanlah Vampire yang jahat. Jika dia berperilaku baik mungkin dia akan memiliki sedikit kebebasan untuk hidupnya sendiri selama tidak melewati batas.
Hanya saja tuannya tampaknya menjadi orang yang pendiam. Sepanjang jalan ini dia terus diam dan tidak mengatakan apapun. Candy juga hanya terdiam dan menatap keluar mobil memandangi setiap jalan yang dilewati.
Setelah hening dalam perjalanan yang cukup lama, mobil itu berbelok ketempat yang terlihat sunyi tampak seperti hutan belantara. Candy memandang sekitarnya dengan sedikit gelisah, dia tidak mengerti kenapa tuannya membawanya kehutan! Apakah tuannya berencana meminum darahnya dan membunuhnya disini?
"Kami akan segera sampai!" Vampire itu berbicara datar ketika melihat gadis di belakangnya tampak gelisah
Sedangkan untuk Candy sendiri, dia semakin menjadi gugup mendengarkan apa yang di ucapkan oleh tuannya.
Sampai? Jadi benar tuannya akan meminum darahnya dan membuangnya disini?
Sebelum sempat Candy menenangkan hatinya dan ingin menangis, hutan belantara yang terlihat di sepanjang jalan mulai berkurang.
Hingga sesuatu yang sangat luar biasa memasuki pandangan mata indahnya.
Sebuah rumah, tidak, itu kastil! Sebuah Kastil megah dengan gaya kuno namun tampak seperti bangunan kerajaan yang mempesona terlihat.
Tempat itu begitu besar dan membentang luas, bahkan Candy tidak yakin jika dia harus berjalan untuk sebuah tur keliling dia akan dapat melihat rumah itu secara keseluruhan dalam 1 minggu.
Dengan nafas tertahan, Candy mengembalikan pandangan matanya kearah tuannya di depan yang tengah mengemudi mobil.
Dia bertanya-tanya, sebera tua dan kaya tuannya ini hingga memiliki bangunan megah di hutan belantara?
Apakah status bangsawan miliknya berada di tingkat Duke?
Dengan penuh semangat Candy mulai membayangkan banyak hal. Mungkin kali ini dia memukul sebuah Jackpot, benar-benar tidak buruk untuk menjadi makanan peliharaan.
Mobil itu berhenti tepat di sebuah pintu besar dengan hiasan emas di berbagai tempat. Candy turun dengan terburu-buru dari mobilnya setelah sang tuan membukakan pintu.
Dia merasa sedikit kewalahan melihat sang tuan yang begitu sopan padanya, entah kenapa rasanya sedikit aneh.
"Alfred kau sudah kembali?" Suara wanita terdengar, sosoknya muncul setelah pintu besar di hadapannya terbuka
Candy terkejut menatap kearah wanita itu dan bergumam lirih "Manusia?"
Wanita itu tidak menanggapi dan balik menatap kearah Candy seolah menilainya.
Candy segera tersadar dari keterkejutannya. Itu benar! Seorang Bangsawan Vampire yang kaya tidak akan hanya memiliki 1 makanan padanya.
Namun, melihat kearah wanita berusia lanjut di depannya, Candy mulai mempertanyakan hobi yang di miliki tuannya, apakah tuannya tipe orang yang akan meminum darah siapapun tanpa peduli usia?
Perlu di ketahui bahwa darah seorang remaja atau orang yang masih muda adalah yang terbaik. Darah bayi bahkan lebih baik tapi tentu saja Darah bayi tidak mungkin di dapat dan sangat langka. Jadi darah terbaik adalah darah manusia yang masih remaja seperti Candy.
Sedangkan wanita di hadapan Candy terlihat berusia sekitar 50 tahun juga.
Apakah dia salah?
Apakah wanita di hadapannya itu bukan manusia juga?
"Aku manusia!" Wanita itu akhirnya berbicara setelah terdiam cukup lama, dia tersenyum ramah pada Candy dan memperkenalkan diri "Kau bisa memanggilku Bibi Jane! Aku yang akan mengurus semua kebutuhanmu disini. Jadi jangan sungkan untuk menanyakan apapun!"
Menatap bibi jane dengan pandangan terkejut, Candy mengangguk ringan dan memberi salam "Halo Bibi Jane, namaku Candy Jovanka. Maaf atas gangguannya"
"Tidak perlu sopan!" Bibi Jane melambaikan tangan pelan, dia menatap kearah Vampire disisi Candy dan kembali berbicara "Bawakan kopernya dan ikuti kami!"
Candy hampir saja jatuh karena terkejut, bagaimana mungkin Bibi Jane menyuruh sang tuan untuk membawa tas miliknya secara santai dengan kalimat memerintah.
Dengan sedikit panik Candy membuka bibirnya "Bibi Jane, aku akan membawa koperku sendiri, jadi tidak perlu untuk merepotkan tuan!"
"Tuan apa?" Bibi Jane memandang Candy dengan dahi yang terlipat, seolah menyadari sesuatu dia mengalihkan tatapan matanya kearah Vampire disisinya "Alfred kau tidak mengatakan apapun padanya?"
"Itu bukan tugasku untuk menjelaskan apapun!" Alfred mengangkat bahunya acuh, dia melepaskan kacamata miliknya dan memperlihatkan mata berwarna coklat yang berkabut lalu tersenyum kearah Candy "Nona pasti telah salah paham tentang sesuatu. Jadi biarkan wanita tua disana itu menjelaskannya dan Vampire tua ini membawakan kopermu dalam diam!"
Raut wajah Candy terpelitir tidak sedap di pandang. Seolah otak dalam benaknya mendidih itu mulai akan meledak karena berbagai pertanyaan yang menumpuk.
Pada akhirnya hanya satu pertanyaan yang benar-benar keluar dari bibirnya "Apa yang terjadi?"
Bibi Jane menghela nafas panjang dan berkata pelan "Kenapa kita tidak masuk dan berbicara di dalam!"
Dengan linglung Candy mengangguk pelan dan mengikuti Bibi Jane di belakangnya.
Sekali lagi pemandangan menakjubkan menghantam mata berwarna amber milik Candy. Bangunan di dalamnya sangatlah mewah dan luar biasa. Semua hal tertata dengan rapih dan indah. Namun, hal yang paling menakjubkan dari hal itu adalah barang yang terdapat di dalam sama seperti yang berada di sebuah galeri museum negara.
"Apa kalian merampok sebuah museum dan mengambil barang-barang dari kerajaan?" Bibir Candy meluncur dengan pertanyaan aneh tanpa ia sadari. Dia tersadar dari apa yang di lakukannya dan menepuk bibirnya kasar "Maaf aku tidak-"
"Haha~~.. tidak apa, setiap orang yang melihat tempat ini selalu memiliki pertanyaan yang sama" Bibi jane tidak marah dan malah tertawa jenaka "Baik Candy aku akan bertanya beberapa hal terlebih dahulu sebelum menjelaskan semuanya padamu."
Candy mengangguk sebagai jawaban. Dia menatap tepat pada Bibi Jane dengan wajah serius dan fokus.
Bibi Jane tersenyum melihat tingkahnya dan memulai pertanyaannya "Apa yang kau ketahui tentang transaksi atas terjualnya hidupmu untuk menjadi makanan Vampire?"
Candy berkedip pelan sebelum mencoba mengingat kembali setiap kata yang bibinya ucapkan. Tidak ada hal penting dalam ingatannya, semua hal yang bibinya katakan adalah hal sampah yang bahkan tidak patut di dengar.
Dengan batuk ringan Candy menjawab pertanyaan itu penuh dengan keraguan "Tidak ada kurasa, aku di beli oleh seorang Vampire bangsawan sebagai makanan dan aku mendapatkan uang untuk melunasi hutang. Hanya itu kurasa...."
"Hanya itu?" Bibi Jane bertanya kembali untuk lebih jelasnya. Melihat Candy mengangguk, dia menghela nafas panjang lalu berkata "Kau bukan hanya sebuah makanan, tapi kau disini akan berperan sebagi Istri Tuan Muda Vampire yang membelimu!"
Seolah dunia menjadi kosong dan hitam pekat, Candy tampak bodoh mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Bibi Jane, dia menganga dengan satu kata yang keluar dari mulutnya "Apa?"
****
Note : Warna Mata Candy, Berwarna Amber
Sumber Pict : Google
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
bola mata yang cantik..
2024-03-19
0
SalsaDCArmy
bagus ceritanya 🥰😍
2023-11-29
1
Boybolang
😏🤘
2022-06-16
0