Bibi Jane yang berada di luar menunggu tersentak kaget ketika melihat tubuh Candy terbang keluar dari ruangan itu. Saat tubuh gadis itu sudah seimbang, dengan sigap ia berlari kearahnya cemas.
"Apakah Tuan Muda mengusirmu? Apakah beliau marah?"
Mendengar nada cemas dan pertanyaan panjang dari Bibi Jane, Candy tersadar sepenuhnya.
Dengan bodoh gadis itu menggeleng pelan seraya memegang bibir merahnya dengan wajahnya yang memerah malu serta senyuman konyol.
"Lalu kenapa beliau mengusirmu dengan cara seperti itu?" Sekali lagi pertanyaan lain keluar dari Bibi Jane
Candy menatap wanita di hadapannya dan menjawab lirih "Aku terlalu berisik memikirkan banyak hal. Jadi Tuan Muda mengusirku"
Mengehela nafas lega Bibi Jane mengangguk pelan seolah mengerti. Dia lupa mengatakan pada gadis nakal di hadapannya ini bahwa sang tuan dapat membaca pikiran. Jadi sudah di pastikan sang tuan merasa kesal karena pikiran Candy yang sangat berisik dan mengusirnya.
"Benar, Tuan Muda mengatakan untuk memanggil Bibi agar masuk kedalam.."
"Kalau begitu aku akan masuk. Kau lebih baik kembali dan meminum beberapa susu untuk mengembalikan staminamu akibat darah yang baru saja hilang!"
Melihat Bibi Jane yang menghilang pergi di balik pintu setelah mengatakan kalimat itu, Candy merasa sedikit sedih. Dia masih ingin melihat sang Tuan atau paling tidak di biarkan disini dan menunggunya.
Tapi karena tahu itu tidak sopan jadi dia berbalik untuk pergi dan melakukan apa yang Bibi Jane perintahkan. Dia akan minum susu cokelat dan memakan beberapa makanan enak.
Sekali lagi gadis itu berfikir 'Menjadi makanan Vampire tidak terlalu buruk, apalagi jika Vampire itu sangatlah tampan seperti Edward'
Di dalam ruangan, Edward terdiam duduk di tempat duduknya sama seperti sebelumnya. Di hadapan pria itu Bibi Jane terlihat berdiri dengan kepala yang tertunduk diam.
Edward memijat pelipis matanya ringan menatap dengan mata yang menembus kearah tembok dimana dia dapat melihat tubuh Candy yang tengah berjalan pergi dengan pikirannya yang tetap aneh.
"Gadis itu tidak bisa ditolong!" Suara Edward dingin dan bergema di dalam ruangan sunyi.
Merasakan hawa dingin dan aura tidak bahagia dari Tuannya, Bibi Jane semakin menundukkan kepalanya lebih dalam. Dia tidak bergerak, dan bahkan tidak berani bernafas dengan ceroboh.
"Jane, kau ajari dia menjadi lebih baik lagi.." Edward kembali mendesah pelan. Dia menatap kearah Bibi Jane dan memijat pelipis matanya ringan sebelum kembali bersuara "Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku membawanya kemari?"
Bibi Jane sedikit menaikkan pandangannya untuk menatap sang Tuan sebelum kembali menundukkan kepala tanpa menjawab.
Edward terdiam cukup lama seolah mengingat sebuah kenangan dalam benaknya. Dengan helaan nafas yang panjang dia akhirnya berkata "Aku berhutang sesuatu padanya. Awalnya aku tidak ingin membawanya kesisiku, tapi membiarkannya untuk berada diluar sana dengan banyaknya Vampire, dia kemungkinan akan menjadi lebih terancam..."
Setelah mengatakan kalimat itu, Edward hanya diam membiarkan keheningan menyelimuti. Bibi Jane disisi lain juga tidak membuka suaranya. Jika sang tuan ingin mengatakannya maka dia akan mendengarkan, tapi jika sang tuan memilih untuk diam maka Bibi Jane tidak akan bertanya dan bahkan tidak akan merasa penasaran.
Sejak dia mengikuti sang tuan, di tahu bahwa sang Tuan adalah sosok yang menyendiri dan suka melakukan apapun yang menurutnya ingin dia lakukan.
Setelah diam cukup lama, mata berwarna perak Edward melihat kearah Bibi Jane dan kembali berkata "Aku ingin kau membuat gadis itu lebih patuh dan tidak berisik. Setidaknya aku ingin dia sebagai sebuah lukisan dinding yang menenangkan dan tidak membuat sakit kepala.."
Bibi Jane mengangguk ringan dan menjawabnya tegas "Baik Tuan Muda"
"Aku hanya akan memanggilnya setiap kali aku ingin darah. Jadi sisanya kau yang mengurusnya! Itu saja kau bisa pergi sekarang!"
Dengan perginya Jane setelah lambaian tangannya. Edward menutup mata peraknya dan berfikir dalam keheningan.
Dia mulai berpikir tentang alasan sebenarnya di balik keinginannya untuk menjadikan Candy sebagai makanan dan seorang pendampingnya.
Dia tidak benar-benar ingin melakukan hal itu sebelumnya, dia lebih baik minum darah dari sebuah kantong darah dari pada darah yang langsung di hisap dari manusia.
Tentu saja kantong darah tidak selezat darah manusia yang secara langsung di hisap, tapi Edward lebih memilih kantong darah daripada menghisap darah secara langsung.
Itu dikarenakan Edward memiliki sedikit rasa jijik setiap kali melihat tubuh Manusia, membayangkan untuk meminumnya secara langsung membuatnya merasa mual. tapi, gadis itu berbeda!
Sejak Edward pertama kali bertemu dengannya dia tidak merasa bahwa gadis itu menjijikkan. Apakah hal ini karena dia melihat gadis itu tumbuh besar atau karena alasan lain, Edward tidak tahu pasti.
Dan setelah Edward benar-benar menghisap darahnya, dia merasakan sensasi kekuatan yang luar biasa mengalir di tubuhnya. Sebenarnya dia ingin menghisap lebih banyak namun, melihat bahwa itu adalah pertama kalinya untuk Candy, Edward menahan dirinya.
Melihat tindakan dirinya ini, dia menjadi lebih bingung dan tidak mengerti. Dia merasa bahwa sikapnya pada gadis itu sangatlah lunak dan sabar. Berbeda dengan sikapnya yang selalu dingin dan tidak peduli.
Mata perak Edward terbuka ketika dia memikirkan hal itu. Dia tidak dapat untuk tidak memikirkan kemungkinan yang telah dia hindari selama ribuan tahun.
'Itu tidak benar! Aku sudah lama tidak menyukai siapa pun dan tidak ingin menyukai siapapun! Lagipula sudah ribuan tahun berlalu dan perasaanku sudah mati rasa'
Dengan pikiran seperti itu di benaknya Edward kembali menutup matanya menjadi tenang dan acuh lagi.
...........................
Kegelapan malam membentang terlihat di angkasa. Bulan bersinar menampakkan cahaya bulan purnama yang cemerlang dan Indah.
Sepasang mata berwarna amber menatap pemandangan itu dengan sedikit rasa kesepian. Sudah 2 hari berlalu dan Candy merasa sangat kesepian. Dia tidak bertemu Edward selama itu dan juga hanya belajar dan membantu bibi Jane.
Bahkan selama itu juga Candy mendapatkan teguran keras dari Bibi Jane ketika dia tahu bahwa Candy telah melanggar peraturan pertama dan terpikat oleh Sang Tuan. Dengan geramnya Bibi Jane terus menerus mengatakan kalimat larangan yang tidak boleh di langgar hingga telinga Candy terasa panas.
Dengan helaan nafas gadis itu menggelang pelan dan bangkit dari tempatnya terduduk untuk berjalan keluar dari kamarnya. Ada satu peraturan lagi yang tidak boleh dia langgar, yaitu tidak boleh berkeliaran pada saat malam hari!
Tidak peduli pada peraturan dan melupakannya, Candy mulai melangkahkan kaki indah miliknya untuk berjalan di sekitar kastil. Dia berharap dengan melakukan ini setidaknya dia akan bertemu dengan Tuan Muda Edward. Walaupun kemungkinan itu sangat kecil dia tetaplah memiliki seutas harapan di hatinya.
Menatap tiap bangunan yang berdiri kokoh dan mewah, Candy tidak bisa untuk tidak dibuat kagum sekali lagi. Dia selalu penasaran akan usia sebenarnya dari Edward.
Melihat penampilan mudanya yang masih terlihat berusia 20 tahun, Candy tahu bahwa pria itu lebih tua dari yang terlihat. Dengan menebak usia kastil dan dirinya, dia mulai memperkirakan usia Edward mungkin beberapa Ribu Tahun.
Memikirkan hal itu, Candy tidak bisa untuk tidak medesah sedih. Pria itu pasti sangat kesepian selama ini, dia juga harus mengganti setiap pelayan yang dimilikinya.
Apalagi dengan kepribadiannya yang penyendiri dan sangat dingin. Candy mulai mengasihaninya dengan sangat buruk. Jika dia bisa dia ingin berada disisi Vampire itu dan membuatnya tidak lagi kesepian. Dia ingin membuat pria itu memiliki pandangan mata yang hangat dan lembut. Bukan kesepian dan kesedihan yang terlihat di mata perak indahnya.
Memikirkan banyak hal di benaknya, gadis itu tanpa sadar telah melewati sebuah tempat yang tidak pernah dia tuju sebelumnya.
Saat siang hari, bibi Jane akan membawanya berkeliling untuk mengenal tempat ini. Banyak sekali tempat yang boleh dia datangi dan juga tempat yang masih belum dia tahu.
Melihat kesunyian serta kegelapan di hadapannya, Candy merasakan rasa dingin dipunggungnya seketika. Saat dia mencoba melihat kesegala arah untuk menemukan arah dari mana dia datang, sebuah suara teredam dan menenangkan terdengar di gendang telinganya.
"Hehh, ada manusia lain disini?! Sangat mengejutkan!"
Mata berwarna amber milik Candy mengerjap ringan, dia mencoba untuk mencari sosok asal suara terdengar.
Berbaur dalam kegelapan, Candy melihat sosok hitam yang kabur dan tidak terlihat jelas. Saat dia ingin membuka suaranya, sosok itu menghilang dan kembali muncul tepat di hadapannya dalam sekejap.
Candy terkejut dengan cepat melangkah mundur, tapi lengannya di cengkram erat oleh sosok itu.
Merasakan kulit dingin yang mencengkramnya dia sadar sosok di hadapannya bukan manusia.
Vampire lain!
"Itu tidak baik untuk pergi sebelum memberi salam bukan?"
Membuyarkan keterkejutannya, Candy mendongak untuk melihat wajah pria yang tampan dengan kulit putih pucat dan mata berwarna biru cemerlang di hadapannya.
Melihat pria itu Candy termenung sejenak sebelum menyadari bahwa Vampire di hadapannya bukanlah salah satu dari pelayan tuannya.
"Siapa kau?" Suara Candy sedikit bergetar takut saat dia menatap sosok itu tengah tersenyum kearahnya
Dengan senyuman di bibirnya Vampire itu menjawab "Aku James, James Vincent. Dan siapakah gadis cantik ini? Kenapa berkeliaran seorang diri di sebuah kastil berbahaya pada malam yang gelap?"
Candy menarik pergelangan tangannya tapi itu di genggam dengan erat hingga membuatnya tidak dapat bergerak 1 inci pun. Dengan pandangan sedikit kesal dan gelisah Candy kembali berkata "Tuan bisakah kau melepaskanku? Aku hanya sedang menuju kamar mandi, tapi aku tersesat. Tolong lepaskan aku karena jika aku tidak cepat kembali, Tuanku akan marah!"
"Tidak perlu terburu-buru, aku mengenal Tuanmu dengan sangat baik. Jadi mari kita berbicara sebentar dan mempererat pertemanan!" James tersenyum licik dan semakin mengeratkan genggaman tangannya pada lengan putih Candy hingga terlihat merah
Dengan erangan kecil dia mulai merasakan sakit di lengannya. Candy mulai gelisah dan takut pada sosok di depannya. Dia ingin mengatakan sesuatu tapi James kembali bersuara.
"Kau manusia bukan? Ijinkan aku meminum darahmu! Ini sudah 1 hari aku tidak makan!"
"Tidak!" Candy menolak cepat dan berusaha terlepas darinya "Maaf tapi Aku tidak bisa memberikan darahku pada siapapun kecuali tuanku!"
"Edward adalah sahabatku, dia tidak akan keberatan untuk berbagi makanan. Percayalah dan biarkan aku menghisap sedikit!"
Seolah mendengar sebuah lantunan melodi yang indah, tanpa sadar mata berwarna amber Candy menjadi sedikit kosong. Dia diam tidak bisa bergerak dan seolah terhipnotis.
Dengan senyuman yang semakin dalam James mengangguk ringan menatap kearah Candy. Dia mendekat dan mengeluarkan taring digiginya untuk mengigit leher putih dan kecil gadis itu.
Sebuah hantaman udara yang keras menerpa kearah James sebelum dia bahkan bisa menghisap setetes darahpun. Tubuhnya terbang jauh dari Candy dan terhempas oleh sebuah pukulan berat.
Lantai marmer kokoh di bawah retak panjang mengikuti dimana tubuh James mendarat.
James mengusap bagian tubuhnya yang terpukul dan terkekeh pelan sebelum membuka suara "Bukankah itu terlalu kasar untuk menyambut teman lama, Ed?"
Sosok Edward muncul dan merengkuh tubuh Candy yang lemas dan tidak bergerak. Dengan dingin mata peraknya menatap kearah James sebelum mengalihkan pandangannya pada Candy.
"Apakah menyenangkan untuk berkeliaran dimalam hari?" Suara dingin Edward terdengar.
Candy tersentak sadar. Melihat wajah tampan Edward yang menatapnya dengan pandangan menusuk dia tanpa sadar meneteskan air mata dan berkata pelan "Aku... maaf..."
"Alfred bawa dia kekamarku!" Tidak menghiraukan gadis itu menangis, Edward hanya memerintahkan Alfred untuk membawanya pergi sebelum kembali fokus pada James yang mulai berjalan mendekat.
Edward menatap tajam pada pria itu dan berkata dingin "Apa yang kau inginkan?"
"Hei, ayolah! Apakah itu cara untuk menyapa sahabat lama?" James tersenyum dan membuat dirinya semakin mendekat kearah Edward berada sebelum kembali melanjutkan "Aku baru saja memiliki waktu luang untuk menyapamu setelah kau terbangun dari tidur panjangmu selama ribuan tahun!"
"Aku sudah terbangun 50 tahun yang lalu, jadi berhenti membual dan katakan tujuanmu!"
Melihat wajah Edward yang semakin mengeras dengan pandangan tidak suka. Dia tidak lagi berbicara melantur tetapi kembali pada tujuan kedatangannya.
"Aku terkejut kau memiliki seorang manusia baru, tapi itu bukan alasanku datang! Aku akan bertanya lain kali, dan disini alasanku datang kemari!" Dengan lambaian tangan ringan sebuah kertas merah terbang kearah Edward berada
Tangan Edward dengan sigap menangkap lembaran kertas itu dengan kerutan di dahi. Melihat hal ini James menjelaskan dengan sabar "Pesta pertemuan! Para Vampire tua menyadari kebangkitanmu dan ingin mengadakan pertemuan. Aku tahu kau tidak akan datang keacara seperti ini. Tapi setidaknya aku sudah memberikan undangan itu.."
Edward hanya terdiam menatap lurus pada James di hadapannya dengan pandangan mata peraknya yang menusuk. James merasakan dingin udara menjadi sedikit lebih mencekik dan tidak bisa untuk tidak mendesah sebelum kembali membuka bibirnya.
"Vampire Pertama memang bukan sebuah lelucon. Aku tahu kau kuat, tapi kau tidak bisa terus bersembunyi dan menyediri. Walaupun aku bukan sahabat yang baik selama ribuan tahun. Setidaknya disini aku berusaha membantumu untuk mencari serum agar kau kembali menjadi manusia" James mendesah menatap wajah tampan Edward sebelum melangkah pergi dengan kalimat terakhir yang dia ucapkan "Jaga baik-baik wanitamu itu, dia bodoh dan ceroboh. Jangan sampai dia diambil oleh Vampire lain.."
Wajah tampan Edward kaku sejenak mendengar ucapannya sebelum kembali menjadi dingin. Dengan r3m4san ringan di pergelangan tangannya, kertas berwarna merah itu hancur menjadi kepingan.
Sosoknya berdiri itu hilang tampak terbawa angin malam sebelum kembali ke kemarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
cerita nya mantap
2024-03-19
0
Boybolang
😎🤘
2022-06-16
0
Rir(。’▽’。)♡eL
wah candy... 🤣
2021-11-14
2