Teman Tapi Mesra
"Kamu sudah siap belum? Aku sudah menunggu dari tadi!" Seorang pemuda tampan dengan tinggi 180cm masuk ke dalam kamar seorang gadis yang tengah berdandan. "Jangan cantik-cantik kalo dandan. Aku nggak suka!" Sambungnya.
"Heh. Kebiasaan banget sih kamu. Main masuk kamar aku gitu aja. Untung udah pake baju." Jawab gadis itu dengan muka cemberutnya.
"Hapus tuh lipstik, norak banget pake warna merah maroon begitu. Jelek tau nggak."
"Aku sudah cantik dari embrio. Nggak usah protes, El. 5 menit lagi selesai. Lebih baik kamu keluar saja sana !!"
"Dasar nakal. Hapus nggak!"
"Oke. Aku ganti. Puas ?!" Diambilnya tisue basah kemudian ia pun mulai menghapus lipstik dan menggantinya dengan warna yang lebih soft.
"Nah, gitu kan cantik."Ucapnya sambil mengacak gemas puncak kepala Rachel. Lalu melangkah keluar kamar yang penuh dengan nuansa putih dan pink.
"Elang !!" Sentaknya tidak terima rambutnya dirusak. "Kebiasaan banget, kamu ya!!"
"Wleee..." Ledeknya sebelum menutup pintu kamar.
BRAK !!
Rachel pun melempar sembarang benda yang ada didekatnya. "Huft... Dasar Elang jelek kayak bebek." umpatnya kesal.
Setelah selesai dengan ritual dandannya, merekapun pergi bersama ke sebuah pesta.
Suara dentuman kencang mulai terdengar ditelinga mereka. Semakin masuk ke dalam, suara musik DJ pun semakin memekakkan telinga.
"Wah... rame juga yang datang."
"Kamu jangan jauh-jauh dariku!" Elang mulai merangkul pundak Rachel.
"Iihh... apaan sih. Nggak usah rangkul gitu. Aku mau kasih kado ke Sheila."
"Ya udah sama aku aja pokoknya."
"Iya, Elang... Aku bakalan sama kamu terus. Tapi please... aku cuma mau kasih ini kado ke Sheila di depan sana."
"Ya udah, jangan pake lama. Kalo udah kasihkan itu kado, buruan balik lagi kesini."
"Oke." Jawabnya dengan senyum cerianya. Rachel pun melangkah membelah lautan manusia dengan langkah yang hati-hati.
"Hai, Sheila... Happy birthday ya." Ucapnya setelah berhasil menghampiri Sheila diatas panggung. Mereka pun saling cipika-cipiki dan berbasa-basi.
"Elang mana?"
"Ada di sana. Dia cuma titip salam. Dan ini kado dariku sama Elang. Semoga lo suka, ya."
"Oh. Makasih banyak ya, Ra."
"Oke. Kalo gitu gue balik ke Elang ya. Takut ngamuk dia."
"Kenapa kalian nggak jadian aja, sih? Emang betah kena friend zone?"
"Hehehe... Temboknya tinggi banget, Sheila." Balas Rachel dengan polosnya. Tak lama Rachel pun turun dari panggung hendak menghampiri Elang yang sejak tadi terus menatapnya intens.
Bruk
"Akh !!" Sebuah tangan kekar berhasil menangkap Rachel yang akan terjatuh.
Deg
"Lo nggak apa-apa?" Tanya pemuda yang diketahui adalah kakak Sheila yang bernama Senja. Pemuda yang tidak kalah tampannya dengan Elang itu nampak terpesona akan kecantikan Rachel.
"Eh, iya. Gue nggak apa-apa, Kak." Jawab Rachel sambil kembali berdiri merapikan rambutnya yang panjang.
"Gemesin banget nih cewek." Ujarnya dalam hati. "Maaf ya, gue nggak lihat tadi." Ucapnya tanpa berkedip melihat kecantikan Rachel.
Walau sudah berteman lama dengan Sheila, Rachel baru pertama kali bertemu dengan Senja. Begitu juga sebaliknya, Senja yang baru bertemu dengan Rachel nampak langsung terpesona dengannya.
"Sama-sama, kak. Gue juga nggak hati-hati tadi."
"Lo tau siapa gue?"
"Iya tau. Kak Senja kakaknya Sheila, kan?" Jawab Rachel dengan senyum manisnya.
"Rachel!!" Panggil Elang yang nampak geram melihat kedekatan Rachel dengan Senja. "Kita pulang sekarang!"
"Jadi namanya Rachel." Ucap Senja dalam hati.
"Tapi, El." Rachel yang belum ingin pulang memasang wajah cemberutnya.
Hal itu menambah rasa gemas seorang Senja, namun sebaliknya rasa kesal terlihat pada Elang karena melihat tingkah menggemaskan Rachel yang tidak tau tempat. "Buruan. Aku tinggal kalo gitu."
"Ya udah, aku bisa kok pulang sendiri."
"Rachel..." Elang nampak tertegun mendengar jawaban Rachel yang tidak seperti biasanya.
"Biar nanti gue yang antar Rachel pulang." Suara bass itu sukses membuyarkan lamunan Elang.
"Lo siapa berani deketin Rachel-ku?"
.
.
.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments