**Setelah resmi menikah selang seminggu kakakku langsung diajak suaminya kembali merantau. Tidak ada pilihan untuk kakakku jadi dia harus ikut apa kata orang tua dan suami. Kasihan sekali kakak harus menikah dengan orang asing dan tua seperti itu.
Ibuku malah kelihatan bahagia, iya bahagia diatas penderitaan anaknya. Setelah kakak pergi dengan suaminya nggak lama kemudian kedua kakak laki-lakiku juga menikah. Aku nggak ngerti waktu itu aku masih kecil dan belum begitu mengerti dengan urusan orang tua.
Sepulangnya dari merantau ibu semakin berubah sikapnya. Perkataannya sangat kasar kepada bapak. Bahkan aku dan adikku sering kena pukul. Padahal kita nggak salah apa-apa. Entahlah aku tidak habis pikir dengan ibuku itu.
Setiap ada masalah dengan bapak maka aku dan adikku yang jadi sasaran kemarahan ibu. Ibu bukan cuma menampar tapi juga memukul pakai kayu atau sapu. Menangis sesenggukan dan nggak berdaya juga tidak membuat hati ibuku iba dan kasihan. Sungguh seperti bukan ibuku.
Hari-hari yang kujalani semakin sulit dan penuh dengan siksaan. Meskipun begitu aku tidak berani berontak. Aku cuma diam dan pasrah saja. Karena kasihan dengan bapak, aku mulai belajar bekerja. Apa saja pekerjaannya yang penting halal aku kerjakan.
Hidup dikampung memang sangatlah sulit. Kerjaan yang biasa aku kerjakan diantaranya, ngupas bawang, ngupas kacang, pitil jagung dan pitil bawang merah. Upah yang kuterima tidaklah banyak tapi aku bersyukur dengan ini aku bisa meringankan sedikit beban orang tua.
Sampai suatu malam bapak tahu kalau aku ikut kerja pitil bawang merah. Waktu sudah malam dan aku belum pulang. Bapak mencari ku kemana-mana setelah ketemu aku diomeli sepanjang jalan. Aku ingat betul apa yang diucapkan bapakku waktu itu. Katanya bocah cilik ki urong wayahe kerjo golek duit, apalagi sampek tekan bengi ngene iki. Pakmu iki sek iso golekno duit sampean gak perlu melu-melu mbahu ngene. Begitulah kata bapakku.
Tak terasa sudah setahun lebih kakakku pergi ikut suami tapi tak pernah ada kabar beritanya. Bapak semakin khawatir dan banyak beban serta pikiran hingga jatuh sakit. Bapak sudah sering bolak-balik berobat tapi bukannya sembuh malah semakin parah penyakitnya. Yang ditanyakan hanya kakakku saja, apa ada kirim surat atau tidak. Akhirnya bapak minta tolong orang buat kirim surat ke kakakku. Tapi tidak pernah ada balasan.
Beberapa kali mengirim surat tapi hasilnya selalu sama,tidak ada balasan. Sampai bapak sakitnya semakin parah dan badannya kurus kering seperti tidak ada dagingnya. Bapak sudah tidak bisa bekerja lagi dan tidak bisa berjalan. Bapak seperti lumpuh tapi katanya bukan lumpuh melainkan nggak punya tenaga.
Ibuku malah semakin kasar sama bapakku. Tiap hari kerjaannya ngomel terus. Dan juga sering mukulin bapak tapi bapak cuma diam saja. Aku yang waktu itu sudah sekolah SD jadi semakin kerepotan.
Aku harus membantu bapak mandi, mengurus adikku, memasak, mencuci, bersih-bersih rumah sedangkan ibuku harus bekerja kesawah. Tidak ada waktu untukku bermain. Aku tidak pernah mengeluh aku senang melakukan semua itu. Karena hanya itulah yang bisa kulakukan untuk meringankan beban orangtuaku.
* Bagaimana pun kondisi pasangan kita maka harus kita terima. Jangan hanya mau enaknya saja. Giliran susahnya saja seakan enggan. Ingatlah dulu waktu muda siapa yang bekerja keras menafkahi keluarga. Jangan pernah egois, harus saling memahami dan introspeksi diri. Dosa besar bersikap seenaknya apalagi terhadap suami.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya! like, comen, vote, & rate ya nanti aku back makasih🙏😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Eva Nietha✌🏻
Sedih
2024-01-20
1
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
susah bener Thor hidupmu
2023-04-29
1
Imabelle Tamp
lanjut thor, hidup memang butuh perjuangan, prosesnya tdk mudah harus sellu bersyukur
tetap semangt n sehat trus
2020-11-16
2