Bab 2

Munah terombang ambing di lautan yang luas. Entah kemana arah pergi nya perahu itu. Ia hanya bisa pasrah dengan seluruh kenyataan yang ada.

Ia bahkan sampai berpikir, jika pulau Janda itu tidak lah ada. Apa mungkin, semua Janda memang sudah ma-ti di telan ganas nya ombak di lautan.

Munah semakin takut. Di lautan luas ini, ia hanya seorang diri. Tidak ada apapun dan siapapun di sana. Ia pun kembali memejamkan mata nya dan mencoba untuk tidur.

Beberapa saat kemudian, Munah terbangun saat merasakan perahu nya tidak lagi bergoyang. Seperti nya ia sekarang sudah berada di sebuah pulau.

Akan tetapi, ia tidak tahu apakah pulau ini yang menjadi tujuan nya. Munah turun dari perahu itu, dengan semua peralatan dan perlengkapan yang di berikan oleh sang Ibu.

Sesaat setelah Munah turun, perahu itu langsung kembali lagi ke lautan lepas. Entah bagaimana perahu kayu itu bisa berjalan dengan sendiri nya tanpa di kayuh.

"Selamat datang di Pulau Janda." Ucap salah satu wanita yang sudah berumur namun masih kelihatan cantik. Wajah nya tidak menampakkan keramahan sama sekali.

Entah bagaimana cerita nya wanita itu tahu jika akan ada wanita yang akan datang kesana.

"Iya.. Saya Munah. Anda siapa?" Tanya Munah mencoba untuk akrab.

Akan tetapi, wanita itu hanya diam saja saat Munah bertanya. Ia hanya berjalan dan menyuruh Munah untuk mengikuti nya masuk ke dalam hutan.

Munah pun mengikuti ke mana arah wanita itu melangkah. Di sepanjang pantai banyak di tumbuhi tumbuhan tapak kuda yang menjalar kemana-mana.

Tiba-tiba saja wanita itu masuk ke sebuah pintu yang terbuat dari semak-semak dan tumbuhan menjalar. Munah pun ikut masuk.

Saat ia telah berada di dalam nya, ia disambut oleh banyak nya nisan-nisan yang menancap di atas tanah. Masing-masing dari nisan itu, berdiri satu burung gagak di atas nya.

Seketika itu, bulu kuduk nya meremang. Apakah ketika ma-ti ia juga akan berada di bawah sana. Atau kah nisan-nisan ini milik manusia yang tinggal dahulu.

" Itu, nisan milik siapa?" Tanya Munah lagi. Ia bahkan tidak bisa diam.

"Itu nisan milik suami-suami yang telah meninggalkan kami lebih dulu." Ucap wanita itu.

Munah masih saja berjalan. Entah kemana kali ini ia akan dibawa. Dan ia juga heran, dari mana wanita itu tahu jika ia akan di bawa ke pulau saat itu.

Apakah mereka memakai burung merpati untuk saling berkomunikasi. Hmm, bisa saja sih. Pikir Munah.

Tidak berapa lama kemudian, sampai lah ia di sebuah tempat yang sederhana dan rindang.. Di sana banyak wanita-wanita dari segala macam bentuk nya.

Tua muda, cantik dan biasa saja. Bahkan di sana juga ada beberapa anak-anak kecil yang sedang berlarian. Tidak ada anak laki-laki. Semua nya berjenis kelamin perempuan.

Rumah-rumah di sana pun terbuat dari daun kelapa yang di anyam. Banyak juga tumbuhan menjalar yang tumbuh di atas nya. Munah hanya berpikir, apa yang terjadi ketika hujan.

"Ini tempat tinggal mu yang sekarang. Karena kau Janda kembang, kau harus di pingit selama beberapa minggu. Agar aura gelap di tubuh mu segera menghilang."

"Di pingit? Tapi, aku."

"Tidak ada tapi-tapi. Cepat lah masuk."

Munah tidak membantah. Ia langsung masuk ke dalam gubuk kecil yang hanya muat untuk diri nya sendiri. Ia bahkan tidak bisa berdiri di Gubuk itu. Gubuk itu hanya bisa di gunakan untuk duduk dan berbaring saja.

Setelah Munah masuk, pintu pun langsung di tutup dari luar. Pintu itu juga di pakaikan palang agar Munah tidak kabur.

"Hay,," salah satu anak remaja menyapa Munah. Anak itu berdiri di depan gubuk yang di tempati oleh Munah.

"Hay juga."

"Apa kamu dari luar pulau?"

"Iya."

"Apa diluar pulau ini indah?"

"Iya."

"Apa ada banyak manusia juga seperti kita?"

"Iya."

"Wah,, aku rasa nya ingin ke sana juga. Keluar dari pulau ini."

"Hey Nur, ngapain kamu dekat-dekat dengan nya. Nanti kamu kena sial." Ucap salah satu Ibu-ibu yang menarik pergi gadis remaja itu.

Munah hanya menatap kepergian mereka dengan perasaan yang entah. Sekarang, entah apa yang harus ia lakukan di sana. Sungguh membosankan berada di dalam gubuk itu.

Pembawa sial? Aturan macam apa. Harus nya Munah pantas mendapatkan penghargaan karena menjadi Janda kembang yang belum merasakan yang nama nya malam pertama.

"Shhhtt,,"

Munah mendengar kembali suara-suara yang sedang memanggil nya. Akan tetapi, ia tidak menemukan suara itu.

"Hey, aku di sebelah sini." Ucap salah satu anak lainnya.

Ternyata di sana banyak juga gadis-gadis remaja. Munah jadi bingung, bukan kah di sana adalah pulau Janda. Akan tetapi, mengapa ada anak-anak gadis juga di pulau ini.

Jika mereka juga Janda, dan bernasib yang sama seperti Munah, itu tidak lah mungkin. Munah bahkan tidak mengenal mereka.

"Jangan ke sini. Nanti orang tua kalian marah."

"Tak apa. Tidak ada yang tahu aku ke sini. Aku hanya penasaran. Tadi, teman ku Nur juga datang ke sini, bukan?"

"Iya benar."

"Aku bisa saja membantu mu keluar dari Gubuk itu. Asalkan dengan satu syarat."

"Apa syarat nya?"

"Bawa kami pergi dari pulau Janda ini. Kami sudah bosan tinggal dari kecil di sini."

"Dari kecil?"

"Hmm,, benar. Ibu kami lagi hamil saat mereka di buang ke pulau ini. Jadi lah kami juga harus tinggal di sini dan tidak boleh keluar dari pulau."

"Tapi, bukan kah kalian bukan Janda? Untuk apa kalian juga tinggal di sini. Apa tidak ada sanak saudara, yang datang menjemput?"

"Tidak ada yang datang menjemput kami selama ini. Dan kami memang bukan seorang janda. Akan tetapi, kami juga sudah bukan anak gadis lagi. Kami,,"

"Hey, siapa di situ. Cepat pergi dari sana! Awas saja ya dekat-dekat dengan Janda sial itu. Pergi sana."

Anak remaja itu pun pergi dan lari terbirit-birit saat ketahuan oleh wanita lainnya.

Munah menjadi kepikiran dengan kata-kata anak itu. Apa yang sebenarnya terjadi di pulau ini. Jika memang ini adalah pulau Janda, lalu siapa yang telah merenggut kesucian gadis-gadis remaja itu.

Di sini bahkan tidak ada seorang pun Pria. Semua nya wanita. Anak laki-laki pun tidak nampak sama sekali.

Brak,,

Gubuk itu seperti ada yang menggebrak nya dari luar. Ternyata itu adalah salah satu emak-emak yang anak nya bernama Nur. Entah apa yang di inginkan nya saat ini.

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

.. menarik ceritanya

2024-09-14

0

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

wahh.. nampaknya ada Misteri nich,kok bisa bisanya mereka semua sudah tdk gadis lagi padahal Disana tdk ada laki-laki.apa jangan jangan ada udang dibalik bakwan nich🤔🤔🤔

2024-07-12

0

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

wahh . .luar biasa banget perahu itu karena bisa berjalan sendiri tanpa dikayuh dan tanpa ada alat yg dipakai 😁😁😁

2024-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!