NovelToon NovelToon

True Story_ Apakah IBLIS Memilihku??!

episode 1 . Apa Ini???

Indah bukan? bisa hidup sekadanya layaknya manusia normal yang tidak pernah terjadi apapun dalam hidup.

Ya, menjadi normal dan hidup bahagia itulah yang diinginkan setiap manusia,, tapi rupanya... alam tidak menginginkan alur ini terjadi padaku dengan begitu lurus...

\=\=\=\=\=\=

Sebut saja aku Elly. aku seorang anak yatim. adiku berusia 15 tahun, sebut saja namanya Joan. aku punya seorang kaka bernama Melly saat ini dia sudah berkepala tiga, hanya saja blm dikaruniai anak karna alasan tertentu.

[*semuanya nama samaran.]

Dulu keluarga kami bisa dibilang keluarga paling berada di desa itu, bahkan ayah dan ibuku menjadi orang yang paling dihormati disana. kami juga seorang peternak kambing, punya perkebunan yang lumayan luas untuk takaran desa.

Tidak sulit untuk mendapatkan bahan pangan. Bahkan karna pengaruh lokasi tempat tinggal kami, air bukanlah masalah. Kami tidak menggunakan PDAM ataupun Sanyo seperti pada umumya dijaman sekarang. Kami mengandalkan sumber air yg persediaan nya tidak pernah terbatas bahkan disaat kemarau.

Karna kebetulan keluarga kami tinggal di sebuah pedesaan yang sangat pelosok dan jauh dari keramaian.

Bahkan jarak dari rumahku ke rumah lain kira" 1 km. Ya, memang sangat pelosok. Meskipun begitu kami masih bisa berkomunikasi dengan pemilik rumah lainya dalam beberapa kesempatan.

Namun tetap saja, cara ku melihatnya lebih mirip seperti hutan, tidak seperti tempat yg bisa ditinggali. Ya... Meskipun banyak keuntungan dari sumber alam yang kami dapat disana. Ntah bagaimana awalnya kami dapat tinggal disana. hanya orang tuaku yang tau. _-

[*perkenalan lingkungan rumahku sudah selesai. Sekarang kita lanjutkan pada topik utama. ^,^]

Bertahun" aku hidup disana dan selama itu pula mungkin batin dan jiwa ku sudah mulai terbawa oleh lingkungan sekitarku. Seperti saat itu, kejadian yang masih tergambar jelas di otak ku.. Aku melihat hantu, Jin, setan atau apapun kalian menyebutnya untuk pertama kalinya..

Saat itu aku mengajak kakak ku untuk bermain boneka barbie. waktu menunjukkan pukul 08.00 malam. Malam jum'at. Tidak ada apapun yang kupikirkan saat itu. Tentu saja, anak usia 5 tahun apa yang akan dipikirkan? terutama hal" buruk.

"kak, kakak, lihat deh bonekanya tertabrak, dan dia meninggal." ucapku dengan polos sembari tertawa-tawa. kakak ku hanya menoleh sambil tersenyum.

"aku bungkus ahh. " sahutku lagi.

Karna dalam agama kami, orang yang meninggal memang harus dibungkus oleh kain putih [*kami menyebutnya kain kafan].

Saat itu aku membungkusnya dengan potongan kain yang biasa kugunakan sebagai selimut untuk bonekaku. sial nya kebetulan kain itu pun berwarna putih.

Aku berteriak lagi pada kaka ku. "kak, kak, lihat. Aku sudah membungkusnya bahkan mengikat nya menjadi lima ikatan." [seperti aturan untuk mayat sungguhan].

Dan apa yang terjadi? Aku tidak pernah menyangka akan melihat reaksi itu dari kakak ku. Karna yang ku, tau saat itu aku hanya sedang bermain.

Betapa kaget dan tersentaknya dia. Mungkin karna dia jauh lebih tau kondisi lingkungan kami disana karna di sudah jauh lebih dewasa dariku.

"Elly! Apa yang kau lakukan?! Cepat buka ikatan dan bungkusan nya." bukan nada dan ekspresi marah yang dia keluarkan saat itu, tapi ekspresi khawatir. Aku sangat ingat dengan jelas.

"Tapi kenapa kak?." tanya ku bingung saat itu.

"Pokonya jangan. Bentar, kaka tanya ibu dan ayah dulu." ucapnya seraya membawa boneka yang sedang ada di tanganku.

[*oh ya saat itu ayah ku masih ada. belum meninggal dunia.]

Kakak ku berlari masuk ke dalam rumah sambil membawa boneka itu. Karna saat itu kami memang bermain di teras rumah.

"Bu?! Ayah??.!" ucap kakak ku memanggil ibu dan ayah. Bahkan terdengar sampai keluar saking kerasnya.

Terlihat mereka sedang mengobrol diruang tengah. "Ada apa?." sahut ayah.

Lalu kakak ku menunjukkan boneka itu pada orang tua kami. Saat itu aku sudah ikut masuk ke dalam rumah.

"Bu, ini tidak apa" kan kami bermain seperti ini? adek membungkus bonekanya bu." ucap kakak ku

Sial, dan ternyata reaksi yang sama kulihat lagi untuk kedua kalinya. Kali ini bukan dari kakak ku, tapi dari ayah dan ibu.

"Astaga cepat buka bungkusan dan ikatan nya." ucap ibuku kaget. "kalian kan tau jelas bagaimana kondisi lingkungan rumah kita. Apalagi ini malam jum'at kliwon." tambahnya lagi.

"Lain kali jangan lakukan hal ini lagi." belum selesai ibuku berbicara tiba" datang sesosok makhluk, berdiri di depan teras kami saat itu.

Saat itu ayahku yang pertama melihatnya. Dia berteriak kaget. Lalu menyuruh kami untuk tetap di dalam rumah.

"kurang ajar sekali." ucapnya kesal pada mahluk itu. "kalian tetap diam didalam rumah. Jangan keluar.!" . Lalu ayah mengajak ibu untuk keluar menghampiri makhluk itu.

Ya memang. Dalam lingkungan hidup kami yang seperti ini kami tidak bisa diam tanpa persiapan. Kami harus punya keahlian dan keberanian untuk melindungi dan menjamin keselamatan kami sendiri. Khususnya disaat ada kejadian" seperti ini.

Saat itu belum ada Alarm, Toa, Seaker, atau apapun yang dapat kami gunakan untuk memanggil orang lain. Kami masih menggunakan kentungan yang terbuat dari kayu.

Tung.. Tung.. Tung.. Tung..

Berkali" ayah memukul kentungan untuk memberitahu warga desa lain tentang situasi kami saat itu.

Aku begitu penasaran apa yang terjadi diluar. Aku membantah kakak ku dan berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi. Dan Astaga. Ternyata yang kulihat saat itu adalah POCONG. [sejenis mahluk yang di identifikasikan dari agama kami sebagai jin yang menyerupai wujud manusia saat sudah meninggal] . [*bagi yang tidak tau rupa nya, boleh lihat di google seacrh yaa.]

Bentuk nya sangat persis sekali dengan boneka yang ku bungkus sebelumnya. Dibalut kain putih dan diikat dengan 5 ikatan.

Wajah nya sangat berantakan. Tidak terlihat jelas indra nya. Yang kulihat saat itu hanya darah yang memenuhi wajah nya yang hancur.

Aku hanya diam tidak bergerak. Bahkan saat itu aku masih tetap bingung tentang apa yang terjadi. Yang kurasakan saat itu bukan takut, tapi penasaran.

Aku hanya termangu untuk beberapa saat. Sampai akhirnya ayah menegurku. "Apa yang kau lakukan disini?! Cepat masuk.!" . aku terkaget dan saat itu juga sadar dari lamunan ku.

Namun aku tetap tidak beranjak masuk. Aku hanya menggeserkan sedikit tubuhku ke dekat pintu masuk sambil terus melihat apa yang terjadi.

Ayah dan ibuku yang sibuk dan masih kalut sepertinya tidak menyadari keberadaanku lagi dan mulai membiarkanku. Mungkin mereka kalut karna khawatir pada kami.

Tung.. Tung.. Tung.. Tung... "Tolongg" . teriakan ayah saat itu. berharap warga desa mendengar kami.

Kentungan itu tidak berhenti ayah pukul. bahkan sampai terbelah jadi dua.

Tidak lama kemudian muncul orang" dari arah jauh membawa obor [karna memang belum ada senter saat itu]. Saat itu sekiranya 6 orang warga yang datang sambil berlari ke arah kami.

Ntah takut atau merasa dirinya terancam. Mahluk itu melompat kabur. Mencoba menjauhi kami.

Ayah, ibu, dan warga yang hadir berbondong mengejar mahluk itu. Meskipun dia hanya melompat ntah kenapa rasanya lebih cepat baginya untuk kabur. Hingga sampai disebuah jembatan kecil. Jembatan itu kami tandai sebagai batas antara hutan yang tidak boleh dimasuki dan pemukiman tempat tinggal kami.

Saat makhluk itu mulai melompat ke arah jembatan kayu yang kecil itu, dia pun menghilang. Ya, menghilang. Seakan memang dia tidak pernah muncul.

Dia menghilang tepat di depan para warga yang mengejar. Apa yang bisa dilakukan? Dia bukan lagi kabur. Dia benar" tidak terlihat dan tidak mungkin lagi untuk mereka kejar.

Beberapa saat kemudian aku melihat ayah dan ibu pulang, diikuti oleh warga lainya.

Ya, mereka pulang dengan sedikit kekecewaan diwajah mereka. Mahkluk itu lolos dalam wilayah nya.

Saat itu suasana sudah kembali tenang. Ayah, Ibu dan warga berkumpul bersama di teras kami sembari membicarakan hal tersebut.

lanjut episode 2 ya~

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Terimakasih sudah mampir dan membaca kisah ku. semoga kalian menyukainya.^^

Semua yang aku tulis disini nyata. Meskipun terdengar seperti dongeng tapi kami benar" mengalami ini.

Jangan lupa dukung yaa.. biar aku makin semangat untuk cerita pengalaman" ku yang lebih dalam^^

selamat membaca~ ><

episode 2. Masalah baru

Setelah kejadian itu tak terasa beberapa bulan telah berlalu. Kami masih dirumah yang sama dan di tempat yang sama. Namun kali ini kami membuatnya lebih terjaga lagi.

Kami memperluas lahan. Membangun mesjid diatas kolam. Dan satu kolam lainya untuk mempercantik suasana [agar tidak terlalu horor, haha.]

Dan dampaknya lumayan bagus. Banyak warga" dari tempat jauh yang berdatangan kesana untuk sembahyang. Tak jarang pula kami mengadakan pengajian dan lomba". Karna memang jarangnya mesjid dan hiburan disana, jadi semakin lama semakin banyak orang yang mengunjungi tempat kami. Bahkan hanya untuk mandi ataupun berlalu lalang.

Semenjak itu mulai aman lah sementara yang kami rasakan.

Tapi ternyata hal yang kami pikir sudah membaik, rupanya masih belum berakhir.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Waktu itu tengah malam. Hujan sangat lebat dan petir terus menggelegar beberapa kali dengan sangat keras.

Disamping rumahku terdapat banyak sekali pohon kelapa yang sedang berbuah. Bahkan umurnya pun tidak lebih muda dariku. Pohon nya yang menjulang tinggi membuat orang tuaku khawatir kalau" pohon itu akan tumbang dan menimpa rumah dikala kami sedang terlelap.

Ayah dan Ibu mengajak kami untuk mengungsi ke Mesjid. Karna jaraknya yang lumayan dekat sekitar 50 meter dari rumahku memudahkan kami untuk cepat" sampai disana.

"Ayo cepat, kita ke mesjid saja, malam ini menginap disana. Aku tidak tenang kalau membiarkan kalian tidur disini malam ini." ucap ayah pada kami bertiga

"Ayo, kakak gandong Elly. Ibu sama ayah bawa selimut dan payung buat kalian berdua." kata ibu menambahkan

"Baik bu." ujar kakak dengan tergesa" untuk siap" pergi

Saat itu benar" saat yang menakutkan dan menegangkan bagiku. Bayangkan saja kami berempat berlari melintasi lahan kosong yang dikelilingi pepohonan dengan suara petir yang terus terdengar, hujan yang semakin deras. Kalau" saat itu petir ingin menyambar kami berempat tidaklah sulit. Dan mungkin kami sudah mati saat itu juga.

"Ibuu takuttt... petirnya keras sekali. Huhuu." rengek ku saat itu seraya menangis sambil memeluk ibuku dengan sangat kencang.

Ibuku tidak menjawab. Tapi dia semakin mempercepat langkah nya.

Tidak butuh waktu lama, kami pun sampai di mesjid itu. Ibu melebarkan alas untuk kami tidur.

\=\=\=\=

[oh ya, saat itu adiku belum lahir. karna usiaku masih 5 tahun. jadi kami masih berempat dan aku yang paling kecil.]

\=\=\=\=

Aku dan kakak berusaha tidur, sementara ayah dan ibu tetap terjaga untuk memantau keadaan sekitar dan melindungi kami.

Sial, mataku bahkan tidak bisa dipejamkan walaupun hanya sebentar saja. Sulit sekali rasanya untuk tidur. Kulihat kakak ku juga sepertinya mengalami hal yang sama saat ku coba untuk menoleh ke arahnya.

Ku lihat lagi ayah dan ibu, mereka pun masih terjaga, duduk dan terus membaca do'a.

Semakin malam hujan nya semakin besar. Suara petir semakin keras. Waktu sudah melewati tengah malam, sekitar pukul 00.30 malam.

Tak lama setelah itu kami mendengar suara.

Kurang lebih seperti ini

"Be tong.... Be tong...."

Suara itu terus terdengar beberapa kali dari arah kejauhan. Tapi sangat jelas kalo suaranya itu mengarah kemari.

Apa kalian ingat jembatan kayu kecil yang ku ceritakan di episode 1?. Tepat setelah kita melewati jembatan itu akan ada sebuah tebing yang dipenuhi pohon bambu. Di tebing paling atas ada sebuah dataran berganda. Dan salah satu dataran disana terdapat beberapa pemakaman keluarga. sial sekali memang.

Dan makhluk ini berada di salah satu dataran itu.

Kulihat orangtua ku mulai gelisah. Dan tanpa sepengetahuan ku ternyata ayah sudah menyiapkan golok yang lumayan panjang. Ntah kapan dia mengambilnya, tapi ini aga menyeramkan, ayolahh ----

\=\=\=\=\=\=

Aku penasaran sekali saat itu. Aku bangun dan terduduk, kakak ku juga mengikuti.

"Ibuu.. Apa ituu? Suara apa ituu?. tanyaku lirih. kulihat kakak ku hanya diam saja dengan wajah termangu tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Elly cepat kamu kembali kesana dan tidur dengan kakak mu. Jangan kemari, Elly." ujar ibuku seraya menghalangi ku yang sedang mencoba mendekat.

"Melly, cepat bawa adikmu, jangan biarkan dia mendekat kemari. Bahaya." ujar ibuku lagi

Belum lama ibu mengatakan itu tiba" ayah berbicara. "Bu kau tunggu disini, jangan buka pintu mesjid nya. ayah akan kesana mengejar makhluk itu." ucap ayah tegas sambil membawa golok dan bersiap pergi

"Jangan yah, terlalu berbahaya. Kita biarkan saja dia. Mungkin dia tidak akan mengganggu." jawab ibuku

"Tidak bisa. Makhluk ini berbahaya. Kalau kita biarkan justru dia akan berani untuk menyerang kita." ucap ayahku. "kalian tunggu saja, ayah tidak akan lama." tambahnya lagi.

Ibuku sudah tidak bisa menahan nya pergi. Ayah berlari berlari menyeberangi jembatan di tengah gempuran hujan yang sangat deras dan petir.

"Be tong... Be tong.... Be tong..." makhluk itu terus bersuara seperti ini. Kalut dan bingung rasanya, sebenarnya ini makhluk jenis apa??

Aku tidak kuat saat itu. Aku ingin melihatt... melihatt.. Ada apa sebenarnya, dan bagaimana keadaan ayahh.

"Ibu, Ibu, bagaimana ini." ucapku khawatir

"Bu... Apa tidak akan ada apa" pada kita?" tak kusangka sekarang kakak ku ikut bersuara, mungkin dia juga sudah merasa ketakutan dengan situasi kami saat ini.

"Sudah, kalian do'akan saja. Bantu ibu berdo'a. Tidak akan ada apa", semuanya akan baik" saja. Ayah kalian sedang kesana mencoba melawan makhluk itu." ucap ibu menenangkan aku dan kakak yang sudah mulai ketakutan saat itu.

Tak lama kemudian ayah kembali.

Aahhh syukurlah ayah baik" sajaa. Itu hal pertama yang ada dipikiranku setelah dia kembali.

Kami berkumpul berempat, semua pintu dan jendela Mesjid kami tutup dengan sangat rapat. Ibu dan ayah mulai mengobrol soal ini dan aku pun tidak henti" nya bertanya pada ayah tentang keadaan sekarang dan jenis makhluk apa sebenarnya yang mengganggu kami.

"Ayahh makhluk apa itu? Kenapa ayah bilang itu sangat berbahaya?" tanyaku

"Iya bu, sebenarnya makhluk apa itu? kenapa bunyi nya juga begitu aneh?". kakak ku menambahkan

" ............. ". sejenak ayah terdiam kemudian berkata. "Itu adalah siluman. Namanya BETONG. dan makhluk ini sangat berbahaya. Untung saja kita semua baik" saja." ujar ayah seraya aga tertunduk.

"Betong? Makhluk apa itu ayah?? Seperti apa rupa nya." tanya kakak ku.

"Dia memiliki kepala dan badan manusia, tapi setengah badan bawah dia adalah embe (kambing)." saut ayah lirih.

"Barusan ayah sudah mengejarnya, tapi dia berlari ke arah pemakaman. Ayah berpikir mungkin bukan ide bagus untuk terus mengejarnya. Akhirnya ayah lebih memilih kembali asal semuanya sudah aman dan baik" saja." tambahnya lagi

Astaga betapa kagetnya aku mendengar itu. Aku tidak pernah menyangka kalau kami akan didatangi oleh mahluk seperti itu dalam situasi seperti ini.

Apa mereka benar" menganggap kami santapan ringan hanya karna kami tinggal bersebelahan bersama mereka??

Ini memang di hutan tapi bukankah kami sudah punya wilayah masing".?

Ibuku hanya terdiam lirih saat itu sambil terus memeluk ku dan kakak. Tapi di satu sisi, dia juga terlihat lega. Mungkin karna situasinya sudah kembali normal.

\=\=\=\=\=\=\=

Malam berlalu. Kami menginap disana.

Saat aku membuka mata ternyata hari sudah terang. "baguslah semuanya baik" saja, kami semua selamat." pikirku

Setelah bangun kami membereskan kembali alas tidur sisa semalam dan bergegas kembali ke rumah.

Saat keluar kulihat hujan juga sudah reda, dan bunga" bermekaran seperti biasa di pagi hari. capung dan kupu" berterbangan disekitar kami. Indahnya kalau hidup kami selalu seperti ini.. Pikirku lirih

Kami kerumah dan membereskan semuanya. Senang rasanya bisa menikmati waktu normal lagi. Aman.. Dan masih bisa merasakan hari baru. Walau aku tau ini pasti belum berakhir. :'

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Terimakasih~ kita lanjut episode 3 yaa

episode 3. Kupikir Sudah Berakhir

Tak terasa beberapa tahun telah berlalu sejak kejadian terakhir kali. Semenjak itu aku sudah tidak pernah menemui kejadian janggal lagi ataupun hal-hal mistis lainya.

\=\=\=\=\=\=\=\=

Tahun ini adiku lahir. Yup, seorang anak laki". Dia diberi nama Joan [samaran]. Dia anak yang baik bahkan dari semenjak dia bayi. Dia tidak rewel. Tidak sering menangis. Dan selalu ceria. Benar" sumber kebahagiaan kami yang baru.

Saat dia berumur -2 tahun, kami pindah ke perkotaan karna alasan tertentu. Semuanya kami tinggalkan disana. Mulai dari rumah, perkebunan, dan bangunan" lain yang sudah kami bangun disana, termasuk tanah.

Kami hanya membawa pakaian dan perabotan rumah tangga yang dibutuhkan saat itu. Benar" mendadak sekali kupikir.

Aku yang tidak tahu apa" hanya mengikuti saja. Hingga kami sampai di sebuah rumah kontrakan di daerah X. lumayan jauh dari desa ku sebelumnya. Kurang lebih 8 km.

Sebuah kontrakan petakan kecil, berjumlah 8 sekat. Masing" rumah terdapat 1 kamar tidur, dapur dan ruang tamu berukuran 2x3. Sedangkan kamar mandinya berada diluar. Hanya satu. Jadi kami semua bergilir memakainya. Memang sedikit ribet tapi mungkin ada alasan tertentu sampai kami akhirnya harus tinggal disana.

Disinilah awal perkara pahitku dimulai...

Kupikir semuanya sudah baik" saja sekarang. Karna kami sudah tidak tinggal di desa menyeramkan itu lagi.

Bahkan awalnya aku berpikir kalau semua kejadian" mistis itu hanya bersumber dari tempat kami berada. Dari rumah yang kami tinggali sebelumnya yang memang berada di tengah" hutan. Tapi ternyata tidak sesederhana itu..

Ya, bukan hantu nya yang ikut kemari, tapi masalah nya ada pada diriku sendiri - - -

\=\=\=\=\=\=

Beberapa bulan berlalu sejak kami tinggal di kontrakan itu. Akhirnya aku punya teman baru, 3 orang wanita seusiaku, sebut saja namanya Sesil, Diar, dan Nara.

[Nama samaran.]

Kami berempat selalu bermain dirumah Diar. Karna memang saat itu orang tuanya jarang ada dirumah untuk urusan pekerjaan. Dirumah sering kali hanya ada Diar seorang. Meskipun sebenarnya dia bukan anak tunggal. Dia mempunyai seorang kakak. Namun ntah kenapa kakak nya juga jarang ada dirumah. Menurut Diar kakak nya sedang berkuliah, dan menetap disana agar tidak jauh dari kampus tempat nya berada.

Awalnya memang tidak ada hal aneh. Tapi semuanya berubah semenjak hari itu.

Diar mengajak kami masuk ke kamarnya. Karna memang selama ini kami hanya bermain di teras nya saja, paling jauh adalah halaman belakang rumahnya [karna rumahnya saat itu memang lumayan luas].

Mungkin itu pertama kalinya bagiku. Tapi tidak bagi teman" ku yang lain. Mereka tampak biasa saja saat Diar mulai mengajak kami untuk masuk.

Bukan pintu utama yang kami masuki saat itu. Tapi pintu belakang. Ntah kenapa pintu depan rumahnya selalu terkunci.

Saat mulai memasuki pintu rumahnya------

"sial, gelap sekali." pikirku saat itu

Memang sangat gelap. Dan yang kulihat pertama kali adalah lorong, bukan sebuah ruangan.

Aku berbisik pada Sesil. "Sil, apakah benar kesini jalan masuk nya?." kataku yang mulai khawatir

"Iya, memang benar kesini. Kenapa? Gelap ya? Haha. Memang seperti ini ko. Akupun tidak tau kenapa, tapi dia memang selalu mematikan lampu di lorong ini." jawabnya sambil bernada jahil

"eh tapi kenapa disini ada lorong ya? Aku pun baru terpikir-". sahutnya lagi. Kali ini dia terlihat sedikit berpikir dan tampak kebingungan di wajahnya.

Meskipun tak lama setelah itu kulihat raut wajah nya sudah kembali normal.

\=\=

Saat itu firasatku memang sudah tidak enak. Ingin sekali aku melangkah pergi dari sana dan berlari. Tapi itu tidak mungkin. Tentu saja, apa yang akan dipikirkan oleh teman" ku kalau aku tiba" berlari?? Selain terlihat aneh, aku juga akan menyinggung perasaan Diar.

Aku hanya bisa melanjutkan dan terus tetap terlihat biasa. Hingga sampailah kami di sebuah ruangan. "sial, ternyata didalam nya juga sama saja, semuanya gelap. Apakah Diar tidak berencana menyalakan lampunya?." pikirku saat itu

Akupun bertanya padanya, karna menang sudah gatal sekali rasanya. "Diar, kenapa gelap sekali? Bagaimana kalau kita menyalakan lampu nya?." pintaku padanya saat itu

"Ahh biarkan saja. Sudah biasa seperti ini ko. Yuk kita ke kamar." jawabnya, tidak mengindahkan permintaan ku

Kulihat ada sedikit cahaya remang" dari jendela ruangan nya. Meskipun tidak terlalu terang tapi lumayan bisa membuatku melihat beberapa benda dengan jelas.

Karna saat itu jendela ruangan nya memang mengarah ke luar, namun tetap terhalang oleh tanaman" rimbun. Ya, itu tanaman" yang sengaja mereka tanam di pekarangan rumah.

Setelah itu aku mengikuti langkah Diar dan teman"ku yang lain. Tapi tiba" perjatian ku teralihkan oleh sesuatu yang sedang berdiri di dekat pintu ruangan lain.

"eh? Ternyata Diar tidak sendiri??" pikirku dalam hati saat itu. "Aduh dari tadi apakah tingkahku terlihat baik dan sopan?? ~Δ~ Mana aku tau kalau ternyata dirumahnya masih ada orang lain." Aku terus bergumam di dalam hati seraya terus bersikap baik.

Aku pun mengabaikan orang itu dan pura" tidak melihatnya. [aku memang introvert sekali saat itu.]

Kami pun sampai dikamar Diar.

"Ahh~ nyaman sekali." gumamku dalam hati.

Karna meskipun kamarnya aga sedikit berantakan tapi hawa disana terasa lebih nyaman, adem sekali, dan lumayan banyak tersorot oleh sinar matahari dari jendela kamarnya. Mungkin termasuk salah satu ruangan yang paling terang dan yang mendapat sinar matahari paling banyak.

Kami pun berbincang disana. Bercanda canda. Bahkan tak jarang kami tertawa terbahak" karna tingkah dari salah satu teman kami.

Saat suasana sudah mulai tenang, kami semua sudah capek tampaknya. Aku tiba" penasaran dengan siapa yang kulihat diruangan tadi.

Pikirku aku bisa menyesuaikan sikap dan bahasaku saat bertemu dengan orang itu dikala pamitan pulang nanti.

"Oh ya Diar. Ada yang mau aku tanyakan padamu." kataku sambil melihat Diar yang sedang menyantap cemilan yang memang sudah kami beli dari tadi sebelum kerumahnya.

"Ha? Apa? Kenapa terdengar misterius sekali." jawabnya bercanda

"Serius Diar. Aku penasaran saja. Tadi aku melihat seseorang dirumah ini, dia berdiri di dekat pintu ruangan lain. Ku pikir kau sendirian dirumah." ucapku serius

"Ha? Apa?? ihhh Diar ko kamu ga bilang siihh.. Mana tadi aku berisik sekali. Kan jadi malu." tambah Nara yang tiba" ikut menyahut.

"Diar? Benar? Memang siapa yang ada dirumah? Ibumu sudah pulang kah?." tanya Sesil yang sepertinya ikut penasaran.

Ntah kenapa daritadi kami bertiga berbicara Tapi Diar tetap diam saja. Dia malah terus menatap ke arah kami. Lama" ekspresi wajahnya berubah. Dari bingung menjadi takut. Itu yang kulihat saat itu.

Kami yang melihat reaksi Diar yang terdiam menjadi ikut ketakutan.

"Diarr. Kamu kenapaa. ko diam sajaa??". Kataku kembali menegaskan

Akhirnya Diar mengatakan sesuatu.

"Tunggu. Tunggu. Tunggu." ucapnya beberapa kali dengan nada gemetar, lambat, dan wajah yang masih termangu.

"Kau bilang...... Ada seseorang dirumah ini selain kita?". ucapnya balik bertanya.

"Tapi.... Dirumah ini.... Aku sendirian. Hari ini tidak ada siapa-siapa dirumah." kembali Diar menambahkan. Kali ini nada nya terdengar sedikit ketakutan dan raut wajah nya mulai terlihat panik.

Astagaaa apa"an ini?? Lagi" terulang hal yang sama seperti dulu?? Yang besar sajaa.

teriak ku dalam hati saat itu.

Sialan, suasana hening saat itu tiba" berubah menjadi kacau dan penuh kepanikan. Awalnya kami hanya terburu" untuk keluar kamar Diar dan ingin segera pergi dari rumahnya. Tapi suasana jadi panik karna Nara mulai menjerit. Hingga kami semua ikut menjerit sambil berhamburan keluar kamar.

Aarrhh sulit sekali saat itu, kenapa banyak sekali benda yang menghalangi kami saat kami berusaha keluar dari rumah. Tersandung kursi, terhalang lampu ruangan, dan bahkan lemari.

Kami terus berlari keluar ruangan hingga akhirnya sampai di lorong. "Baguslah akhirnya sudah sampai disini. Hanya tinggal melewati lorong ini saja maka kami semua akan baik" saja". Pikirku

Namun apa yang terjadi, sialan betapa terkejutnya. Saat kami sudah hampir sampai di ujung lorong rumahnya tiba" ada suara yang memanggil kami..

"Mau kemana-". terdengar menggema dan sedikit samar

"Arrhhh kurang ajar sekalii.... kenapa di siang bolong seperti ini pun mereka beranii". otak ku benar" berisik sekali saat itu.

Aku berlari sekut tenaga. Kupikir saat itu adalah larian terkencang dalam hidupku yang pernah aku lakukan. Haha memang terdengar seperti lelucon. Tapi hari itu memang benar" menegangkan.

Dn Huffth akhirnya kami berhasil keluar dan menjauhi rumah Diar. Lega sekali rasanya..

Saat itu kami berempat duduk di pinggir jalan gang yang memang aga terbuka dan lumayan ramai pejalan kaki.

Kami istirahat sebentar dengan nafas kami yang masih terengah engah.

"hosh... hosh... hosh..." terdengar suara nafas kami yang saling bersahut sahutan.

"Sial, cape sekali". Pikirku.

Aku tidak tau apakah mereka mendengar suara itu atau tidak. Tapi aku tidak langsung bertanya soal itu. Karna kami benar" masih cape sekali.

Sejenak setelah kulihat semuanya baik" saja aku pun mulai bertanya sesuatu yang memang sudah ku tahan dari tadi di dalam otak ku.

"Oh ya kalian... Apakah tadi kalian mendengar suara ?." tanyaku

"Suara? Suara seperti apa?" ucap Sesil bertanya

"Aku mendengar samar-samar ada yang mengatakan -mau kemana-". jawabku. "Apakah kalian juga mendengarnya? Suara itu terdengar tepat di ujung pintu keluar lorong rumah Diar". tambahku

"Kamu serius Ell?? Arhh rumahku kenapa jadi menyeramkan seperti inii... Huhuu... Padahal aku ingat jelas kalau hari ini benar" tidak ada siapa" dirumah". ucap Diar

Terlihat dia seperti ingin menangis.

Ya tentu saja aku paham perasaan nya. Setiap hari dia ditinggalkan sendirian dirumah. Orang tuanya sibuk bekerja. Kakak nya jarang pulang. Dia hanya sendirian. Dan rumahnya adalah tempat dia tinggal dan beraktivitas sehari", tidak ada tempat lain yang bisa dia jadikan untuk berlindung.

Sementara sekarang rumah yang dia anggap aman malah terjadi sesuatu seperti ini. Ntah bagaimana kedepanya.

Setelah kejadian itu kami menjadi lebih sering menemani Diar dirumahnya. Meskipun kami sendiri sebenarnya takut. Tapi kami lebih takut terjadi apa" pada Diar.

Tapi seiring waktu kami menjadi bertekad untuk semakin berani dan melawan hal" seperti itu. Meskipun terkadang kami juga sangat penakut.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Petualangan dan cerita horor kami di rumah Diar tidak berhenti sampai disini. Ikuti kelanjutan nya di episode selanjutnya ya^^

Cerita yang lebih menegangkan sedang menunggu~

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!