Setelah Hevin melakukan hal tersebut pada Silvia, Hevin pun keluar dari kamar dalam keadaan berantakan. Lengan baju nya basah dan kusut, dan rambutnya yang acak acakan dilihat oleh Zaiden yang baru saja lewat.
"Kakak kenapa?" Ucap Zaiden yang penasaran melihat Hevin seperti itu.
"Jangan sibuk! Ini urusanku" Ucap Hevin dingin dengan nada yang datar serta kekesalan di batin nya langsung pergi meninggalkan rumah dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang maksimal.
"Hmm.. Apa yang terjadi sebenarnya?" Ucap Zaiden penasaran tentang apa yang telah dilakukan oleh kakaknya yakni Hevin.
Lalu tanpa minta izin Zaiden pun memasuki kamar kakaknya itu. Zaiden begitu terkejut melihat kamar yang sangat berantakan itu.
"Woah.. Ngapain aja kak Hevin dan Silvia, sampe kamar nya berantakan gini, pasti mereka bertempur ni! Tapi Silvia mana?" Ucap Zaiden tidak menemukan Silvia.
Dengan rasa penasaran yang memuncak Zaiden pun memasuki kamar mandi yang pintunya terbuka itu dengan perlahan. Lalu Zaiden dibuat sangat terkejut dan terpaku melihat Silvia yang tidak sadarkan diri di dalam bathtub yang dipenuhi air. Dengan cepat Zaiden menolong Silvia dengan mengeluarkannya dari bathtub. Dia semakin terkejut melihat luka yang terdapat pada tubuh Silvia.
Lalu dengan cepat Zaiden memanggil ibunya yaitu Desi agar menelepon ambulan segera dan membawa Silvia ke rumah sakit.
* * *
Tiba lah mereka di rumah sakit dan Silvia langsung di bawa ke ruang penanganan dan dokter segera mengobati Silvia sedangkan Zaiden dan Desi menunggu di luar ruangan.
"Sebenarnya apa yang terjadi Zai? Kok Silvia bisa sampai begitu" ucap Desi khawatir.
"Aku juga nggak tau mah, Zai cuma liat kakak yang keluar dari kamar sambil marah dan keadaannya yang berantakan, terus aku masuk dan liat Silvia udah pingsan, kayaknya ini semua perbuatan kakak deh mah" Kesal Zaiden.
"Hmm.. Masa' sih Hevin sejahat itu, ini pasti ada kesalahpahaman, atau kalau memang Hevin berbuat seperti itu pasti ada alasannya" Ucap Desi menebak nebak.
Setelah beberapa lama dokter pun keluar dari ruangan.
"Maaf sebelumnya bu apa yang telah terjadi, apakah ada pertengkaran yang membuat pasien mengalami kekerasan seperti itu?" tanya dokter itu.
"Kami juga tidak tau dok" jawab Desi
"Dok, apa yang terjadi dengan Silvia" Ucap Zaiden bertanya dengan cemas.
"setelah saya periksa, pasien mengalami lebam dan luka parah disekujur tubuhnya, eum kalau begitu siapa orang yang terakhir kali bersama korban?" tanya dokter.
"Suaminya yang terakhir bersamanya" jawab Zaiden tanpa ragu.
"Oh sepertinya yang telah terjadi adalah KDRT, dan ini harus dilaporkan ke pihak berwajib" ucap Dokter.
"Tidak dok, belum tentu suaminya yang melakukan itu, kami akan bertenya lagi pada suaminya dan lebih baik tidak langsung lapor ke polisi." ucap Desi membela anaknya itu.
"tapi polisi kan bisa menangani dan menyelidiki nya karena ini sudah sangat kelewatan, yang itu juga menyangkut dengan nyawa" ucap Dokter memberi saran.
"Dok! Bisa gak sih gak usah ngurusi urusan keluarga kami! Biarkan masalah ini selesai dengan cara kami, tolong jangan mempersulit!" bentak Desi sangat kesal.
"eum.. maaf bu kalau begitu saya akan pergi" ucap Dokter mengalah dan pergi meninggalkan mereka.
"Mah, jangan kayak gitu. Dokternya kan cuma ngasih saran, gak perlu di bentak gitu dong mah" ucap Zaiden menasehati Desi.
"Habisnya mamah kesel.. kan udah dibilang gak usah bawa ke polisi tapi dia malah ngeyel, makanya mamah marahi aja itu dokter biar gak banyak omong kosong lagi" ucap Desi sangat marah dan terus membela Hevin.
Mendengar itu Zaiden hanya bisa diam dari pada mencari ribut dengan ibunya.
* * *
Kini Hevin sedang berada di sebuah restoran, duduk termenung dengan tatapan kosong dan terlihat sedang kesal. Tubuhnya lemas kaku dan dingin membeku di tempat menyadari dia telah memukuli istrinya sendiri dengan sangat brutal. Dia tidak merasa senang setelah melakukan hal itu tapi dia juga tidak terlihat menyesal. Lalu lamunan nya memudar ketika melihat sosok yang tidak asing dari pandangan nya yaitu Frey dan seorang laki laki yang dirangkulnya.
Tanpa ragu Hevin pun menghampiri Frey dengan rasa ingin tau, siapakah pria yang sedang di gandeng oleh kekasihnya itu.
"Frey.. Sedang apa kau disini dan siapa dia" ucap Hevin bertanya to the poin dengan dingin dan tatapan yang tajam.
"Oh.. Eum Hevin a.. a.. Aku bertugas dengan nya hari ini, dia temanku namanya adalah Kevin" Ucap Frey tersenyum panik dengan keberadaan Hevin.
"Oh benarkah?" ucap Hevin mengintimidasi.
"Katakan dia siapa sayang?" Ucap Kevin bingung mengapa Frey berbohong tentangnya.
"Apa ini Frey kenapa dia memanggilmu sayang!?" bentak Hevin dengan matanya yang melotot.
"Huft.. Sepertinya aku memang tidak bisa menyembunyikan ini lagi.. Kevin adalah kekasih ku" Ucap Frey dingin dengan santai.
"Apa!? Apa-apaan ini Frey? Kita akan menikah! Dan kau berani selingkuh seperti ini?" ucap Hevin membentak.
"Ya.. Aku mencintai Kevin! Kau selalu saja memberiku harapan palsu dan akhirnya aku sudah bosan dengan semua yang ada padamu hingga akhirnya Kevin datang, dia pria yang tampan dan selalu membuatku terhibur, tidak sepertimu yang tidak pernah punya waktu untukku!" ucap Frey menjelaskan dengan lantang.
"Berani kau!!" teriak Hevin dan hendak menampar Frey, lalu Kevin menahannya.
"tolong jangan menyakiti seorang wanita" ucap Kevin.
"H..h... Kev ayo kita pergi! Dia pria yang mengerikan!" ucap Freya menarik tangan Kevin dan membawanya pergi.
"Wanita Si4lan!!" ucap Hevin berteriak kencang sehingga semua orang direstoran menoleh ke arah Hevin.
Lalu berdering lah ponsel Hevin yang ternyata itu adalah telepon dari Desi, ibunya Hevin.
"Kenapa mah?" tanya Hevin yang berbicara dengan lemas.
"Cepat kerumah sakit! Mamah gak mau tau pokoknya harus sampai sebelum 5 menit!" Ucap Desi dan langsung memutus panggilan.
"Kenapa sih ini, apa jangan jangan ini Silvia yang udah dibawa ke rumah sakit.. Si4lan harus nya aku membereskan kamar dan menempatkan Silvia seolah olah dia sedang tidur.. Akhh!!" ucap Hevin sangat kesal akan apa yang telah dia perbuat. Lalu Hevin pun segera ke rumah sakit.
* * *
Sampai lah Hevin di rumah sakit dengan rasa tidak bersalah lalu dia menghampiri Desi yang tengah duduk bersama Zaiden.
"Hevin, jelasin ke mamah apa yang terjadi dengan Silvia! Apa ini ulah kamu?" Tanya Desi.
"Sebenarnya ini bukan salah Hevin mah" Ucap Hevin membela diri.
"Udah jelas jelas tadi terakhir Silvia sama kakak" ucap Zaiden jengkel dengan omong kosongnya Hevin.
"Zaiden! Diam kamu, biarin dia yang jelasin" Bentak Desi kepada Zaiden.
"Ya benar aku yang memukul Silvia hingga dia masuk rumah sakit seperti ini, tapi aku lakukan itu ada alasannya! Silvia berani berselingkuh dariku bahkan dia berani menamparku, dia menuduh aku yang selingkuh padahal aku cuma kerja di kantor mah!" Ucap Hevin menjelaskan dengan lantang.
"Apa!? Jadi begitu kelakuan Silvia dibelakang mamah!?" ucap Desi sulit percaya apa yang di katakan oleh Hevin.
"enggak mungkin mah, Silvia itu orangnya baik, nggak mungkin dia selingkuh dan enggak mungkin dia seberani itu untuk nampar kak Hevin" Ucap Zaiden tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Hevin.
"Zai! Kamu jangan cuma bisa fitnah" marah Desi.
"iya mah maaf ini semua salah Hevin" ucap Hevin.
"enggak vin, kamu enggak salah kok, kamu cuma khilaf dan ini semua disebabkan oleh kesalahan Silvia sendiri" Ucap Desi menyemangati Hevin.
Lalu Zaiden hanya bisa terdiam dengan ibunya yang bersikeras ingin membuktikan bahwa Hevin tidak bersalah. Hevin pun ke taman di depan rumah sakit dan duduk di salah satu kursi yang terdapat disana. Lalu Zaiden menghampiri Hevin.
"pengakuan kakak tadi itu semuanya bohong kan?" tanya Zaiden.
"kenapa? Itu sudah berlalu, tidak perlu di ungkit lagi" ucap Hevin dengan santai.
"kak, Silvia itu gak salah, justru dia yang jadi korban nya, kok kakak tega banget sih" ucap Zaiden memarahi Hevin.
"Apaan sih!? Kok kamu peduli banget sih sama dia" Ucap Hevin kesal.
"tinggal ngaku apa salahnya sih" kesal Zaiden.
"iya iya, aku yang fitnah dia, aku yang egois dan aku lakuin semua itu karena keinginanku" Ucap Hevin mengaku dengan santai dan sombong.
"Kan bener" ucap Zaiden sangat kesal.
"Hevin.." panggil Desi yang tiba tiba muncul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments