"jangan menghayal! Kau pikir aku akan menyentuhmu? Huh aku sangat tidak sudi... Ingat! Kau tidak boleh tidur diranjang bersama ku dan mengotori tempat tidurku!.. Kau hanya gadis miskin yang mengemis harta pada orang tua ku! Dasar tidak tau malu, kamu! Masih bagus aku beri izin tidur di sofa, atau kamu akan tidur di lantai. Dan jangan mencoba mengatur aku juga mengadu pada siapa pun atau kau akan merasakan akibat nya" Ancam Hevin dengan tegas.
"B.. B.. Baik" jawab Silvia takut dan hanya dapat mematuhi apa yang dibilang orang yang dianggap suami nya sekarang ini.
Silvia pun bergegas mandi dan tidur disofa, ia sempat merasa sedih karena mendapat suami yang ternyata sangat kasar seperti Hevin tapi Silvia hanya berfikir kalau ini adalah cobaan dari pernikahan nya. Sudah pukul 02 pagi dan Silvia belum bisa tidur, dia pun bangkit dari sofa dengan tubuh yang terasa sakit karena belum terbiasa untuk tidur di sofa.
Karena walau pun Silvia tidak sekaya Hevin, tapi dia tidak miskin dan masih dapat makan dan hidup enak dibanding orang orang diluaran sana. Akhirnya Silvia pun beranjak mencoba menyalakan lampu. Setelah lampu dinyalakan, seseorang terbangun yang tidak lain dan tidak bukan adalah Hevin.
"Kamu mau kemana?" tanya Hevin dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.
"mengambil minum" jawab Silvia singkat.
"Ayo, biar kutunjukkan dapurnya" dingin Hevin.
Silvia mengikuti Hevin, sesampainya di dapur, dia mengambil gelas dan menuangkan air untuk minum. Lalu tiba tiba terdengar sebuah suara.
"Aku juga mau minum, berikan padaku!" Pinta Hevin dengan suara yang dalam.
Silvia pun mengambilkan air untuk Hevin, namun ketika Silvia hendak mendekat, ia tersandung oleh sesuatu dan terjatuh ke pelukan Hevin. Tetapi Hevin yang baru bangun tidur dan tidak seimbang, dia tumbang dan mereka sama sama terjatuh.
Tubuh Silvia yang menempel membuat jantung Hevin berdebar kencang, sedangkan Silvia yang merasakan tubuh kekar suami nya dan di tambah air yang tumpah di atas leher Hevin membuat kesan panas dan mereka benar benar gugup.
Hevin yang terjebak di dalam situasi ini sudah tidak dapat menahan hasrat nya yang memuncak lalu segera memangut bibir kecil nan mungil yang berada tepat didepan wajahnya itu. Silvia sedikit terkejut dengan hal yang dilakukan oleh Hevin saat ini dan hanya bingung.
Ketika akhirnya Silvia mulai kehabisan nafas ia mencoba melepas tautan itu. Namun Hevin menahan tengkuk Silvia. Tanpa pikir panjang Silvia memutuskan menyikut perut Hevin dan otomatis melepas ciuman itu.
"Aaaaaa! Kau menodai ku!" teriak Silvia takut.
Dengan cepat Hevin membekap mulut Silvia dan berkata "Diam atau kucium lagi!" Bentak Hevin yang membuat Silvia diam.
"Apa maksudmu aku menodaimu ha!?, aku ini suami mu jadi aku berhak atas dirimu! Terlebih saat aku menginginkan mu! Bocah!" Bentak Hevin kasar lalu langsung mendorong bahu Silvia dengan bahunya dan kekamar.
Silvia merasa sangat sedih, karena sebelumnya tidak pernah dibentak seperti itu. Dia sungguh menyesal telah berteriak seperti itu. Akhirnya dengan rasa kecewa Silvia kembali ke kamar dan segera tidur.
* * *
Pagi pun tiba, Silvia bangun dan melihat suami nya yang tampak tertidur sangat pulas, Silvia pun keluar kamar dan menuju dapur. Dia melihat mertuanya alias Desi yang sedang menghidang dia meja makan.
"Pagi mah.. Apa yang bisa aku bantu?" tanya Silvia menawarkan bantuan.
"Ah.. Tidak usah nak, kamu kan pasti lelah dan masih nyeri" Goda Desi.
"Nyeri?.. Nyeri kenapa mah?" Bingung Silvia.
"Ah kamu ini jangan pura pura gak tau nak, kan kalian habis malam pertama, mamah bahkan sempet denger teriakan kamu tadi malam" ucap Desi yang membuat Silvia begitu malu.
Silvia pun kembali teringat dengan kejadian tadi malam saat Hevin mencium nya.
"Sebenarnya dia pria seperti apa sih? Aneh, galak, kasar, dia bahkan mengambil first kiss ku tadi malam!" Gerutu Silvia sangat kesal.
"oh jadi itu ciuman pertamamu? Jadi aku yang pertama? Beruntung sekali aku.. Pantas saja kamu tidak mahir semalam" Smirk Hevin yang tiba tiba muncul.
"Hmm?.. Mandilah, jangan bahas apapun sekarang" Kesal Silvia.
"Kalau begitu aku akan mandi, tolong siapkan baju ku yang berwarna biru dan letakkan di atas sofa dikamar" Ucap Hevin menyuruh.
"Ya" Jawab Silvia.
* * *
Hevin pun berendam dengan air hangat di bathtub dan kembali teringat dengan kejadian panas Hevin dan Silvia tadi malam.
"Uhh.. Bibirnya manis, aku ingin merasakannya lagi, Silvia kau membuat ku candu." Gumam Hevin sambil berendam.
Tok tok tok pintu kamar mandi di ketuk.
"Siapa?" Tanya Hevin.
"ini aku Silvia" Ucap Silvia.
"Masuklah" Hevin menyuruh Silvia untuk masuk.
"ini sudah setengah jam kau di dalam kamar mandi. Ibu menyuruh mu untuk turun dan makan" Ucap Silvia tanpa melihat Hevin yang tidak mengenakan apa apa.
"Sini, mandi dulu bersama ku" Goda Hevin sambil mendekat dengan memakai handuk kecil. Hal itu membuat Silvia meledak jantungnya, melihat tubuh suami nya yang masih basah dan perlahan mendekat membuat Silvia susah untuk menelan saliva nya sendiri.
Hevin melingkarkan tangan nya di pinggang Ramping Silvia dan membuat mereka saling menempel dan bertatapan. "Cup" Hevin mencium dan melumat bibir Silvia lembut.
Hampir saja Silvia ingin berteriak namun itu ditahan nya.
"Jadi? Ayo kita mandi sayang" Ucap Hevin dengan nada sensual.
Silvia pun perlahan menjauh "maaf aku tidak bisa"
"Kenapa!? Kau istriku, aku sudah menikahi mu!" Kasar Hevin membentak Silvia.
"A.. Aku sudah mandi" ucap Silvia ketakutan.
"Pergilah! Buang buang waktu ku saja" Kasar Hevin.
Silvia pergi dan Hevin lagi lagi menggerutu "Punya istri serasa tidak punya.. Bahkan disaat aku ingin melakukan hal itu, aku harus melakukannya sendiri"
Silvia sungguh gugup dengan kejadian yang menimpa nya tadi di kamar mandi.
"Punya suami mood nya aneh aneh, bentar bentar lembut, bentar bentar kasar.. Dasar suami mesum" Gerutu Silvia.
Silvia pun turun untuk makan bersama Desi dan Rudi, juga adiknya Hevin yang bernama Zaiden.
"Dimana kak Hevin?" tanya Zaiden.
"Dia sedang mandi" Menjawab dengan sopan.
"Kau terlihat sangat muda, berapa umurmu?" Tanya Zaiden.
"Umurku 18 tahun" Jawab Silvia.
"Wah muda sekali ya, perkenalkan aku Zaiden umurku 23 tahun" Ucap Zaiden dengan ramah.
"Ya" Jawab Silvia singkat.
Hevin pun datang dan duduk disamping Silvia dengan cuek langsung makan dan Zaiden pun menggoda kakak nya dengan berkata " Ehem.. Berapa ronde semalam?" dengan terkejut Hevin pun lantang menjawab" Dasar anak sialan! Bisakah kau tidak mengurusi kehidupan ku!" Bentak Hevin kasar langsung pergi.
"Hevin... Tunggu!" Silvia memanggil Hevin dan memberikan tas kerja nya, sambil meminta izin "Hevin, aku akan pergi menemui ibu hari ini, boleh kah?". Hevin pun menjawab "Huh manja baru semalam pisah udah rindu berat kayak gak ketemu setahun"
"Jadi apakah boleh?" Mohon Silvia.
"Ya tapi-" Hevin mendekatkan diri nya dan berkata "Jangan coba coba mendekati pria lain! Atau aku akan menghukum mu"
Silvia pun mengiyakan lalu meminta izin pada mertuanya lalu pergi menuju rumah orang tua nya dan di antar oleh sopir menggunakan mobil. Silvia masuk kerumah dan memeluk kedua orang tua nya, juga adik nya Rini.
"Aku rindu ibu" Ucap Silvia.
"Baru juga sehari pisah nya" Ejek Rini adik nya Silvia yang ber usia 15 tahun.
"Ibu juga rindu kamu.. Kalau buka karena bisnis ayah mu, kami juga tidak akan menjodoh kan mu di usia muda seperti ini" Lembut Rosa ibu nya Silvia, dan mereka kembali berpelukan.
"Oh ya nak, kemarin teman mu Rey datang untuk memberi tahu, bahwa kamu ada ujian tengah semester besok" Rosa menjelaskan dengan tenang.
"Baik bu, aku akan minta izin sama Hevin" Silvia meng iyakan.
"Loh loh, kok panggil nya Hevin?.. Gak sopan nak!.. Kamu kan pengantin baru, panggil aja sayang atau mas.. Kalau mau lebih so sweet lagi ya panggil dia Daddy" Goda Rosa mengajarkan Silvia.
Setelah lama berbicara, Silvia memutuskan untuk pulang namun sebelum pulang dia memutuskan untuk berkunjung ke rumah Rey untuk menanyakan UTS lebih lengkap. Padahal Silvia sudah dilarang oleh Hevin menemui Pria lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
👁Zigur👁
ciye ciye😊
2024-07-17
1