Pernikahan Yang Tak Diharapkan
"Aku tidak mau pa!" Ucap remaja cantik dengan nada keras kepada sang ayah. "Papa tau ini sulit, tapi kamu harus mengerti apa yang papa alami sekarang nak, ini juga menyangkut dengan keberlangsungan hidup keluarga kita nak" Ucap sang ayah membujuk putrinya.
"Apa yang dikatakan papamu benar nak! Lebih baik kau menurut saja, siapa lagi yang bisa menolong keluarga kita selain kamu Silvia" ucap sang ibu yang juga membujuk anaknya. "Tidak pah, mah aku tidak akan mau melakukan itu!" Ucap Silvia membentak dan langsung pergi menuju kamar.
Silvia menjatuhkan tubuhnya diranjang kecilnya dengan perasaan yang kacau. Saat ini dia akan dijodohkan dengan seseorang yang tidak ia cintai. Orang itu adalah seorang CEO, Bukan hanya dia namun ayahnya juga sukses di perusahaannya sendiri.
Harus diakui memang pria itu sangat tampan, rasanya tidak ada yang kurang dari penampilannya. Namun Silvia sudah memiliki kekasih yang baik dan setia, rasanya terlalu jahat jika dia menghianati kekasihnya dengan menikahi pria lain.
Memikirkan hal itu membuat Silvia semakin tertekan, tubuhnya melemas dan akhirnya tertidur.
* * *
Pagi tiba dan ia dibangunkan oleh silaunya sinar matahari yang menembus kaca jendela dan gorden nya. Ia bangun dan mandi, lalu memakai seragam dan memoles sedikit riasan diwajahnya lalu berangkat kesekolah.
Dia pergi sekolah menggunakan sepedanya, baru saja dia sampai disekolah dan kekasihnya Rey langsung menghampiri dan memeluk erat Silvia.
"Sudah dua hari kau tidak hadir sayang, aku merindukanmu, apa kau sakit?" tanya Rey dengan nada yang lembut dan penuh perhatian. "iya aku tidak enak badan Rey" Terang Silvia dengan paksa dan mengantarkannya ke kelas, sementara Silvia hanya tersenyum gemas melihat pacarnya itu.
"ada apa nih senyum senyum sendiri?" Goda Serli yakni adalah sahabat Silvia yang baru saja datang.
"Ah.. Bukan apa apa Ser" Tersenyum malu.
"Eum.. Jadi kapan kalian akan menikah?" pertanyaan itu sontak membuat Silvia membulatkan matanya.
"Kami akan menikah setelah kamu lulus. Aku tidak sabar, lagian kita semua akan lulus beberapa bulan lagi" Ucap Rey yang tiba tiba muncul. Dan Silvia hanya bisa mengangguk dan tersenyum ragu dengan perkataan Rey, sementara Serli bertepuk tangan girang dan memberi selamat pada Silvia.
Awalnya Silvia sangat senang dengan perkataan Rey, namun teringat bahwa dia akan dijodohkan, dia kembali bersedih.
"Bro! Kamu dipanggil sama buk Nita tuh!" Ucap Tio dengan lantang memanggil Rey.
"Duh, pasti dia ingin menagih tugasku yang belum selesai" Gumam Rey panik, ia pun mengecup dahi Silvia dan pergi menemui bu Nita.
* * *
Sepulang sekolah, Silvia dikejutkan oleh kedatangan pak Rudi dan anaknya, Hevin Anderson. Mereka sedang membicarakan hal mengenai pernikahan Hevin dan Silvia.
"Jadi bagaimana pak agus? Apakah putri bapak akan menikah dengan putra saya Hevin?" tanya pak Rudi dengan sorot mata yang tajam. "Haduh, bagaimana cara saya menjelaskannya ya, sebenarnya anak saya tidak bersedia namun kita dapat mencari cara lain untuk dapat membujuknya" bujuk pak Agus.
Pak Rudi langsung berdiri dari duduknya dan menunjukkan ekspresi kecewa. "Kalau begity urusan kita sampai disini saja pak Agus, ayo nak kita pulang" Tegas pak Rudi. Pak Agus pun langsung tertunduk memohon agar pak rudi mau berkerja sama dengan perusahaannya pak Agus.
"Kumohon pak Rudi bantu saya, atau perusahaan saya akan bangkrut dan saya tidak bisa menafkahi keluarga saya" mohon pak Rudi sampai dia berlutut.
Silvia yang melihat hal itu rasanya harga dirinya hancur, orang tuanya bersujud demi dapat menafkahi keluarganya. Silvia langsung berlari ke arah ayahnya dan langsung menuntun ayahnya untuk berdiri. Lalu dengan lantang Silvia berkata "Aku bersedia menikahi putramu".
Mendengar hal itu pak Rudi berubah ekspresi dari kecewa menjadi senang karena Silvia setuju. "Baiklah kalau begitu acara pernikahan kalian akan di langsung kan besok. Saya akan menyelenggarakan nya secara sederhana agar tidak banyak yang tau, supaya ini tidak berpengaruh pada sekolah nya Silvia. Dan saya putuskan acaranya besok" satu penyataan dari pak Rudi membuat Silvia dan Hevin tercengang, tapi mereka berdua berusaha untuk patuh dan tetap diam.
* * *
Keesokan hari nya Silvia bersiap siap dengan rapi, begitu juga dengan Hevin. Keduanya benar benar gugup sehingga mereka akhirnya bertemu di tempat pelaminan dengan tersenyum dan ekspresi bahagia. Janji suci diucapkan dan di sah kan tanda bahwa mereka sudah sah menjadi sepasang suami istri. Mereka pun akhir nya duduk bersama.
"Pria ini sungguh tampan! Aku heran mengapa dia sangat ramah dan ceria hari ini padahal kemarin sombongnya luar biasa" gerutu Silvia di dalam hati.
Acara pun akhir nya berakhir pada malam hari, Silvia pulang kerumah mertuanya bersama Hevin setelah berpamitan dengan Rosa dan Agus yakni orang tua Silvia. Sesampainya keduanya dirumah, Silvia disambut oleh ayah dan ibu serta adik Hevin.
"Hevin perlakukan istrimu dengan baik ya.. Kalian silah kan kekamar karena ini kan malam spesial kalian" Goda ibu Hevin yang bernama Desi yang membuat mereka ber dua malu. "Ih apa sih mah!" Ucap Hevin kesal. "Selamat bersenang senang kakak!" Ucap adiknya Hevin, Zaiden yang juga tidak kalah tampan.
Silvia dan Hevin masuk ke kamar. Hevin langsung mandi, sedangkan Silvia diam mematung sambil membayangkan apa yang akan terjadi malam ini. 15 menit kemudian Silvia bersiap siap untuk mandi.
"Huh.. Aku takut, apakah ini mimpi?! Yang benar saja aku sudah bersuami?... Hmm aku harus siap malam ini, tapi apakah akan sakit?" Ucap Silvia membayang kan hal yang akan terjadi dan hal itu di dengar oleh Hevin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
ililymoonana
semangat thorrr
2024-07-19
2
👁Zigur👁
belah ktupat😊
2024-07-17
1
Dee Nur
semangat Thor 🌹🌹
2024-06-25
3