(Mawar,datang ke rumah sabtu-minggu atau hubungan kita berakhir).
Deg!
Sang calon ibu mertuanya yakin sekali,mengadu kepada Romi tentang dirinya itu.
"Aku sudah menjelaskan semuanya kepada mu, Rom! Aku tidak bisa datang, karena pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan". Kata Mawar,dia menerima panggilan telepon keluar dari toko supermarket.
(Astaga! Ibuku benar-benar kecewa dengan mu,apa susahnya berkorban sedikit saja. Kamu usahakan bisa datang sabtu-minggu,paham.Itupun ingin mempertahankan hubungan kita dan mau membuat ibuku senang).
"Aku tidak bisa, Rom.Dulu kamu seringkali menolak bantuanku,bahkan tidak masalah maupun marah". Mawar,meremas ujung bajunya.
(Oh...Kamu ingin balas dendam,begitu?).
"Rom,aku tidak bermaksud untuk balas dendam. Seharusnya kamu pahami dong, bagaimana posisiku saat ini?Lagipula ini adalah pertama kalinya aku menolak! Kalau aku bisa , sudah pasti menerima ajakan ibumu. Tapi, keadaan genting dan tidak bisa di ganggu gugat. Terserah kamu saja, tidak pernah memahami keadaan ku". Mawar, langsung mematikan panggilan telponnya. Segera kembali ke dalam,tak lupa menghapus air matanya.
"Mawar, kamu kamu baik-baik saja? Apakah hubungan kalian sudah berakhir begitu saja?".Wulan,menyentuh pundak temannya itu .
Mawar,berusaha untuk tenang dan fokus dalam bekerja."Untuk saat ini,aku tidak memikirkan hubungan kami. Terserah dia saja,kalau menganggap hubungan kami sudah berakhir. Mungkin saja,dia bukan sesosok pria yang baik untuk menjadi suamiku nanti. Sakit sekali rasanya,mengingat perselingkuhannya dengan sepupuku sendiri.Mereka tidak memperdulikan perasaanku,mereka tidak peduli dengan diriku ini. Untuk apa lagi,mempertahankan hubungan yang penuh kebohongan dan pengkhianatan".
"Mawar,aku kasian kepadamu ini. Tega-teganya Sinta,mengambil calon suamimu dan dia tanpa memikirkan kedepannya. Padahal selama ini,kamu sangat baik dengan mereka dan memberikan tumpangan gratis bertahun-tahun. Tapi,balasannya apa coba?". Wulan, menggeleng pelan.
"Mungkin aku bisa bersabar sejauh ini lama kelamaan aku tidak sanggup lagi. Jangan salahkan aku nanti,tiba-tiba mengusir mereka dari rumahku sendiri". Mawar, memijit pelipisnya.
"Usir mereka dari rumahmu itu,biar tahu bagaimana rasanya? Sudah di kasih hati,malah minta jantung. Lama-lama mereka bakalan ngelunjak terus, kalau kamu cuman diam". Kata Wulan.
"Hmmmm... Aku sudah menyusun rencana ku,kau tenanglah. Ayo, kita fokus bekerja lagi". Mawar, tersenyum sumringah.
*********************************************
Sore harinya, Mawar sudah membersihkan diri dan menuju dapur. Lagi dan lagi emosinya di uji penuh dengan kesabaran.
Sepertinya bibi sengaja melakukan ini,dia paling anti membersihkan ikan masih ada perutnya. Anak-anaknya itu, tidak mau makan ikan pindang maupun ikan asin. Bodo amat yang penting perutku kenyang,uangku juga beli ini.Batin Mawar, sudah membersihkan ikan dan marinasi juga.
Di teruskan dengan memotong sayur kangkung,mau di oseng pedas-pedas nanti. Sangat tahu sekali, bibinya tidak sanggup makanan yang terlalu pedas.
Aroma ikan asin dimana-mana,bi Leha langsung menuju ke dapur. "Mawar,kamu masak? Tumben sekali, kamu yang berbelanja bulanan. Begini nak, Sinta dan Bastian tidak suka dengan ikan pindang. Apa lagi,ikan asin itu".
Bi Leha, terperangah melihat Mawar sudah berbelanja keperluan dapur dan lainnya juga. "Besok kalau mau beli ikan sama sayur. Biar bibi yang belanja,yah?".
Mawar,mencoba menenangkan pikiran dan hatinya. "Ngapain belanja sayuran dan ikan? lagipula masih ada stok dalam kulkas".
"Lho, tidak bisa seperti itu...". Bi Leha, menggantung ucapannya ketika Mawar mengangkat panggilan telepon.
Tak berselang lama, Mawar sudah siap dengan masakannya. Lalu, meletakkan di meja makan.
Sinta dan Bastian hanya melongo menu makanan di meja. Bahkan bi Leha, sampai memijit kepalanya itu.
"Bu, kenapa cuman ada ini?". Tanya Sinta,paling tidak suka dengan ikan asin.
"Hmmm...Ibu, tidak belanja bulanan. Besok,yah?Kita makan apa adanya saja,nak". Bi Leha, tidak nafsu makan dan hanya meletakkan nasi sedikit di piring.
Sinta dan Bastian mendorong piring masing-masing. "Ogah banget makan beginian,gak selera yang ada".
"Kak Sinta, mendingan pesan ayam bakar. Aku tidak suka dengan ikan pindang dan sayuran ini". Bastian, langsung menggeleng kepalanya.
Mawar, bodo amat dengan mereka bertiga. Dia menikmati makanannya sendiri, tidak peduli Sinta memandang wajahnya.
"Menyebalkan sekali!". Sinta, langsung meninggalkan meja makan.Bastian, ikut-ikutan pergi juga.
"Mawar,besok biar bibi belanjanya.Lihatlah, mereka berdua mana doyan makan beginian".Bi Leha, langsung berhenti makan juga.
"Terserah bibi,mau belanja atau tidaknya besok.Aku tidak melarang-larang kok,bukan hakku juga". Jawab Mawar,jangan harap uang darinya.
Mendengar ucapan Mawar, bibinya langsung senang mendengarnya itu. Tidak sabar menunggu uang bulanan berada di tangannya, sudah mengkhayal tas impiannya juga.
*********************************************
Jam dinding menunjukkan pukul lima pagi, Mawar keluar mau masak buat sarapan pagi . Namun dirinya di kejutkan, dimana Bastian mengotak-atik motornya itu. Tidak lupa juga,merekam aksinya sebagai bukti.
"Bastian!". Teriak Mawar, menggelegar seisi ruangan.
Bi Leha dan Sinta langsung keluar dari kamar mendengar keributan di luar.
"Ada apa ini, pagi-pagi sudah mengundang keributan?".Tanya bi Leha, menatap Mawar dan Bastian silih berganti.
"Bastian, sudah merusak motorku. Bahkan tidak hanya sekali, beberapa kali malahan. Makanya motor ku seringkali masuk bengkel gara-gara Bastian,bi! Bastian,dimana otakmu itu? Asalkan kamu tahu,susah payah aku bekerja siang maupun malam. Memperbaiki motor rusak tidaklah murah upahnya, seharusnya kamu sadar diri. Nasi yang kamu makan, listrik yang kamu gunakan,sabun mandi kamu gunakan,aku yang beli! Bahkan aku juga, memberikan uang jajan kepada mu. Ingat baik-baik Bastian,kamu tinggal di rumah ku! Sedangkan kamu apa,hah? Suka sekali merusak motorku ini,kenapa makanan di meja ikan asin? Aku tidak sanggup membeli yang lain, semuanya gara-gara kamu!". Mawar, tidak bisa menahan emosinya lagi."Kamu pikir cari uang gampang,hah? Kerja sana! Kalau kamu tahu, bagaimana mendapatkan uang!".
"Bastian, kamu keterlaluan sekali! Apa sih,yang kamu pikirkan? Kasian Mawar,nak!". Bi Leha, merasa takut jika anaknya di usir.
"Yah...Aku minta maaf,soal ini. Suka aja gitu,jahilin kak Mawar. Kak Mawar,aku minta maaf". Ucap Bastian,tanpa memikirkan perasaannya.
"Aku harap bibi bisa menasehatinya,aku capek!". Mawar, langsung meninggalkan mereka dan masuk kedalam kamar.
Braakkkkkkk...
"Bastian,kamu sudah melakukan kesalahan besar! Bagaimana jadinya, kalau kita di usir?". Bi Leha, mencubit lengan anaknya itu.
"Huuu...Bikin onar aja!Hari ini,kamu tidak mendapatkan uang jajan!". Sinta,geram dengan sikap adiknya.
Mawar,yang sudah marah sepagi ini. Dia segera siap-siap untuk bekerja,tak lupa mendorong motornya ke bengkel nanti.
Keluar dari kamar sudah di tunggu sang bibi, sudah pasti menunggu uang darinya itu.
"Mawar, maafkan Bastian. Bibi, sudah memarahinya tadi. Nak, bibi mau belanja buat sarapan pagi kami". Bi Leha,merasa tidak nyaman dengan keponakannya.
"Kalau mau belanja, silahkan. Permisi!". Mawar, mendorong motornya keluar rumah.
"Tapi, uang mana?".
Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
kriwil
ada manusia tak tau diri begitu
2024-08-02
0
Mamah Kekey
astagfirullah alajim keluarganya mawar biadab semua
2024-07-04
1
Cahaya yani
diiihh parasit semua
2024-06-11
1