5. Berusaha Membujuk

Hari Kamis, Alex menunggu kedatangan Nadya yang harusnya kembali mengajarinya hari ini. Akan tetapi, Nadya belum muncul-muncul meski Alex sudah menunggunya nyaris setengah jam. Tidak biasanya Nadya telat seperti ini. Alex sebenarnya kesal dengan keterlambatan Nadya, tapi mengingat sikapnya kemarin jadi dia akan memaklumi kesalahan gadis itu yang datang lama hari ini.

"Kenapa belum datang juga?" Alex menunggu sembari menatap jam di dinding rumahnya. Sangking tidak sabarnya, pemuda itu akhirnya keluar dari ruang belajar dan menunggu di ruang tamu.

"Alex, kamu ngapain disitu?" tegur Sandra yang kebetulan baru pulang dan memasuki rumah.

"Aku nunggu Nadya, Kak," sahut Alex jujur.

Sandra mengernyit heran tapi sesaat kemudian dia baru ingat sesuatu. Dia menepuk jidatnya saat itu juga.

"Astaga Alex, Nadya kan udah gak ngajar kamu lagi? Kamu lupa?"

Alex terdiam, sepersekian detik kemudian dia menatap Sandra dengan sorot aneh. "Kenapa gak ngajar aku lagi?" tanyanya kesal. Dia langsung teringat kata-kata terakhir Nadya yang memintanya mencari guru lain saja.

"Lho, kakak kira kamu udah tau, Lex! Nadya bilang, dia udah ngomongin ini ke kamu ... kalau dia udah gak bisa ngajarin kamu lagi."

Alex menggeleng tak percaya. Jadi, Nadya benar-benar tidak akan mengajarinya lagi? Gadis itu betulan sudah mengundurkan diri bahkan sudah bilang ke Sandra?

"Ya udah sih, nanti kakak tanya-tanya temen lagi siapa tau ada guru les yang bakal cocok sama kamu." Sandra menjawab enteng, sebab gonta-ganti guru privat memang sudah biasa bagi Alex, toh itu karena kejahilan pemuda itu sendiri. Sandra juga tau Nadya tidak betah dengan pekerjaan sampingan ini karena sikap adiknya juga.

"Tapi, Kak ..."

"Kamu tenang aja, sebelum Ujian Nasional kamu udah dapat gantinya kok." Sandra menepuk pelan pundak Alex sambil mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai tanda menyakinkan pemuda itu.

"Kak?" panggil Alex saat Sandra sudah hampir berlalu.

"Ya?" Sandra menoleh pada adik lelakinya lagi.

"Kak, sebenarnya ...." Alex ragu melanjutkan kalimatnya.

"Apa?" tanya Sandra heran.

"Sebenarnya ... ehm, aku udah cocok diajarin sama Nadya," akui Alex akhirnya.

Sandra tersenyum tipis. "Terus? Bukannya kamu sendiri yang buat Nadya gak betah ngajarin kamu?" tanyanya.

Alex mengangguk mengakui.

"Ya udah, ini konsekuensinya."

"Boleh gak, kakak ajakin Nadya buat ngajarin aku lagi," pinta Alex.

Sandra berdehem sejenak. "Lex, maaf, kakak gak bisa."

"Kenapa?" tanya Alex dengan wajah lesu.

"Kamu harus belajar menerima akibat dari perbuatan kamu sendiri. Coba kamu ingat, berapa banyak guru yang kamu buat mengundurkan diri karena sikap kamu? Nah, sekarang giliran Nadya. Harusnya kamu introspeksi diri, Lex!" ujar Sandra lemah lembut untuk menyadarkan sang adik.

"Jadi gimana kak?" Alex merasa buntu karena Sandra ogah membantunya.

"Ya kamu yang buat Nadya mengundurkan diri, kamu juga yang harus berusaha membujuknya," kata Sandra sok bijak.

Alex tampak berpikir sekarang.

"... itupun kalau kamu memang benar-benar butuh Nadya untuk mengajarkan kamu," tambah Sandra lagi. Sesekali Alex harus diajarkan seperti ini, pikirnya.

"Caranya gimana, kak?" tanya Alex lagi.

"Kamu pikir aja sendiri!" Sandra tergelak sembari menunjuk dahi Alex, membuat Alex terdiam.

"Kamu itu udah kelas 3 SMA, Alex! Bisa dibilang udah dewasa, bukan anak-anak lagi. Jadi gunakan otak kamu buat mikir. Masak ngerayu cewek bisa, tapi ngebujuk Nadya gak bisa. Nadya kan cewek juga, dia pasti luluh sama rayuan kamu," kekeh Sandra. Dia pun segera berlalu dari hadapan pemuda itu.

Alex mengusap wajahnya dengan gusar. Sia-sia dia menunggu kedatangan Nadya malam ini tapi justru kenyataannya gadis itu benar-benar sudah mengundurkan diri.

"Nadya ... Nadya ..." gumam Alex tak habis pikir dengan keputusan Nadya. Tapi dia juga merutuki diri akibat perbuatannya sendiri lah yang justru membuat Nadya memutuskan untuk berhenti mengajarinya.

"Kak Sandra nyuruh gue ngerayu Nadya?" Alex geleng-geleng kepala. Dia tak yakin. Gadis itu bukan seperti cewek-cewek disekolahnya yang bisa dia rayu dengan mudah kalau dia ingin. Nadya itu berbeda, dia bukan tipikal gadis yang mudah didapatkan.

...***...

Nadya baru saja keluar dari outlet ayam goreng tempatnya bekerja karena jam kerjanya sudah selesai. Tetapi Nadya nyaris jantungan saat melihat Alex ada didepan sana seperti tengah menunggunya.

"Ngapain dia disini?" batin Nadya. Namun, karena kawasan tempat bekerjanya memang dipenuhi cafe-cafe juga food court, Nadya mengira Alex ada disana karena habis nongkrong dan makan-makan disalah satu tempat yang ada disekitar sini.

Nadya berjalan lurus, dia memang biasa menaiki transportasi umum untuk pulang. Dia mencoba mengabaikan Alex, seolah-olah dia memang tak pernah melihat pemuda itu ada disana.

"Nadya!"

"Mati aku!" gumam Nadya saat mendengar Alex memanggilnya.

Nadya pura-pura tuli, dia bersikap seperti tak ada orang yang memanggilnya. Dia berjalan terus untuk mencapai sisi jalan besar.

"Oi, Nadya!" Rupanya Alex mengejar langkah gadis itu dan langsung menarik tangannya agar Nadya menghadap kepadanya dan melihat kedatangannya.

"Eh?" Nadya bingung. Untuk apa pemuda ini mengejarnya? Dia tersenyum keki. Tapi, untuk apa pula dia tersenyum pada mantan murid les nya yang menyebalkan ini? Buru-buru Nadya memasang wajah muram. Intinya gadis itu terlihat serba salah sekarang.

"Kamu gak denger aku panggil-panggil kamu?"

Ingin rasanya Nadya menjawab ucapan Alex dengan kata 'Kamu siapa ya?' atau dia pura-pura tidak mengenali pemuda ini, tapi buat apa juga dia bersikap begitu? Ah, entahlah Nadya bingung harus apa sekarang? Kedatangan Alex hari ini tidak pernah ada dalam bayangannya.

Karena tak mendapat jawaban dari bibir Nadya, Alex kembali berbicara.

"Kenapa semalam gak datang buat ngajarin aku?"

Nadya masih diam, keadaan ini benar-benar diluar dugaan.

"Kamu serius gak mau ngajarin aku lagi? Bukannya aku udah minta maaf?"

"Ng ..." Nadya tak tau harus jawab apa, cecaran pertanyaan Alex membuatnya susah menyahut.

"Kamu mau ya ngajarin aku lagi. Aku minta maaf sama kamu." Alex memohon, pemuda itu menatap Nadya dalam-dalam menunjukkan keseriusan ucapannya.

"Saya gak bisa." Akhirnya Nadya memutuskan.

"Kenapa?" Alex menatap Nadya dengan sorot kecewa.

"Saya sibuk. Saya sudah dapat pekerjaan lain di jam yang sama saat saya mengajarkan kamu."

"Ya udah ganti di jam lain aja," kata Alex enteng.

"Gak bisa."

"Please, Nadya!" Alex kembali memohon.

Nadya menggeleng dan bersiap pergi dari hadapan Alex.

"Kalau kamu gak mau, aku bakal kesini setiap hari sampai kamu mau ngajarin aku lagi!" ujar Alex menghentikan langkah Nadya saat itu juga.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

Kar Genjreng

Kar Genjreng

dasar pemuda labil 😄bisanya mengancam padahal acaman membuat geli nadya ingin ketawa,,, lagian pemuda seperti harus di kasih efek menyebalkan agar tidak mengulangi nya lagi 👍

2024-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!