2. Pertemuan Pertama

Beberapa hari kemudian, Nadya akhirnya bertemu dengan Sandra melalui Meylani. Mereka pun berkenalan singkat. Nadya juga menceritakan latar belakang serta pekerjaannya saat ini.

"Jadi kamu kerja sampingan di outlet ayam goreng tapi juga mahasiswi jurusan Bahasa Inggris di kampus ini?" tanya Sandra. Dia merasa tak pernah melihat Nadya sebelumnya, darimana Meylani mengenal gadis ini? Pikirnya.

"Iya, Kak." Nadya menjawab pelan.

Sandra tersenyum kecil. "Kamu kok bisa kenal Meylani? Sepertinya kamu bukan teman yang biasa main dengannya?" tanyanya kemudian.

"Meylani senior saya di kampus Kak, siapa yang gak kenal beliau. Saya juga kenal sama kakak, kalian kan mahasiswi populer," akui Nadya dengan polosnya.

Sandra terkekeh singkat. "Ya udah, kalau gitu kamu jangan panggil saya Kakak, panggil aja Sandra. Sama kayak kamu panggil Meylani dengan hanya menyebutkan nama. Stop call me 'Kak'!" kata Sandra dengan cengiran kecil diujung kalimatnya.

Nadya tertawa pelan. "I--iya, Sandra," tuturnya lembut.

Jika diurutkan berdasarkan umur, memang umur Meylani dan Sandra terbilang lebih tua 2 tahun diatas Nadya, tapi jika mereka tak ingin dipanggil dengan sebutan 'kakak', Nadya bisa apa?

"Okay, gimana kalau kamu mulai kerja dari awal bulan ini saja?" Sandra bertanya kembali pada Nadya.

Gadis berambut pendek sebahu itu pun mengangguk. "Boleh, tapi saya bisanya mengajar di malam hari karena pagi saya kuliah dan siang saya bekerja sampai sore," jelas Nadya.

"No problem, Nadya. Yang penting kamu bisa mengajari Alex dengan baik. Dia agak susah soalnya." Sandra pun menyengir.

"Kalau boleh tau, saya akan mengajari adik kamu pelajaran apa, ya? Ehm... maksud saya pelajaran apa yang dia kurang bisa?" tanya Nadya.

"Semua."

"Semua?" ulang Nadya dengan kernyitan dalam. Nadya pikir, dia hanya mengajari satu atau dua mata pelajaran saja yang kurang diminati Alex. Bahasa Inggris atau matematika, misalnya.

"Iya, semua. Alex memang sudah kursus bahasa Inggris dan musik. Tapi dia kurang pintar di semua bidang akademis."

Nadya melongo beberapa saat sampai akhirnya dia tersadar saat Sandra menjentikkan jari didepan wajahnya.

"Hello ... Nadya? Are you okey? Kamu gak apa-apa kan kalau mengajarkan Alex semua mata pelajaran?"

Nadya menyengir kecil, apa iya dia bisa melakukan semua itu? Sebenarnya bisa saja, apalagi ini menyangkut pelajaran anak kecil, jadi tanpa membantah Nadya pun menyanggupinya.

...***...

Pertemuan yang dipikir Nadya akan membuatnya senang dengan pekerjaan barunya akhirnya terjadi. Dia bertemu dengan Alex dirumah besar keluarga Sandra.

Nadya mengedip-ngedipkan matanya dengan tidak percaya. Kalau bisa dia ingin menepuk pipinya sendiri untuk menyadarkan diri jika saja hal itu maklum dilakukan didepan Sandra dan didepan Ibu dari gadis itu.

"I--ini Alex?" tanya Nadya, dia sedikit berbisik pada Sandra yang berada disisinya.

Sandra mengangguk singkat, dia juga memberi isyarat pada Alex untuk memperkenalkan diri pada Nadya yang sekarang dia rekrut untuk menjadi guru les pribadi adik lelakinya tersebut.

"Hai, gue Alex. Lo Nadya, kan? Gue udah denger tentang Lo yang bakal jadi guru privat gue," ujar Alex dengan suara serak khasnya.

Nadya mati kutu. Bagaimana tidak, semua bayangannya mengenai Alex sang anak kecil yang bakal menyenangkan saat dia ajarkan mata pelajaran, ternyata hanya angan-angannya saja.

"Salah gue. Salah gue gak nanya umur Alex berapa! Harusnya gue juga nanya anak kelas berapa yang bakal gue ajarin," rutuk Nadya didalam hatinya.

Benarkah lelaki ini yang bakal dia ajarkan didepan hari? Selama tiga kali seminggu? Lelaki dengan perawakan yang lebih tinggi darinya? Bukan anak kecil seperti bayangannya? Mam-pus Lo Nadya! Lagi-lagi Nadya merutuk dalam hati.

"Kamu harus panggil Nadya dengan sebutan Kakak, Lex!" ujar Sandra menyadarkan Alex.

"Kakak?" Alex tertawa bahkan nyaris terbahak. "Kecil begini gue panggil dia 'kakak'?" ucap Alex sembari menatap Nadya lekat-lekat.

"Alex... biar begitu, Nadya lebih tua beberapa tahun dari kamu. Apalagi dia yang bakal ngajarin kamu nanti," ujar seorang wanita paruh baya yang cantik, yang adalah mama Sandra dan Alex.

"Tapi, Ma.... dia lebih cocok jadi anak SMP," tutur Alex sambil cekikikan.

Nadya yang tadinya mati kutu, tak terima dibilang anak SMP oleh Alex.

"Iya tapi anak SMP ini yang bakal mengajarkan kamu semua mata pelajaran," sindir Nadya yang kini bersuara.

Sandra dan Mamanya mengulumm senyum saat melihat Alex melotot karena mendengar jawaban nyelekit dari Nadya.

"Oke, kalau memang gitu. Coba aja Lo buktiin kalo Lo emang lebih pinter dari gue dan bisa mengajarkan gue semua mata pelajaran!" tantang Alex.

"Oke!" jawab Nadya tak mau kalah. Awalnya dia mau membatalkan perjanjian menjadi guru les privat Alex saat melihat sosok yang diajarnya bukanlah anak kecil, tapi ujaran Alex yang seakan meremehkan kemampuannya membuat Nadya geram dan justru ingin membuktikan jika dia mampu mengajari lelaki itu.

"Ya sudah, selamat belajar, ya!" kata Sandra sembari melambaikan tangan meninggalkan Nadya dan Alex ditengah-tengah ruangan.

Sandra dan sang mama pun pergi sambil mengulas senyum. Entah kenapa kali ini mereka yakin jika Alex akan menurut pada Nadya yang notabene nya adalah guru privat baru untuk lelaki itu. Padahal, sudah beberapa guru berhenti mengajar karena tidak sanggup menghadapi sikap Alex yang sering semena-mena pada sang pengajar.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Kar Genjreng

Kar Genjreng

Ok ini coment paling pertama,,,semoga berhasil Nadia ya siapa tau juga Alex anak baik dan bisa JD partner yang baik pula

2024-06-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!