Waktu telah menunjukan pukul enam lebih lima belas menit. Sendari tadi Aku sudah memakai seragam sekolah yang telah disiapkan majikan ibuku. Beberapa buku dan alat tulis lainnya sudah tertata rapi di tas baruku. Dihari pertama sekolahku di kota, aku mendapatkan barang-barang baru yang juga dari majikan ibuku. Senang? Tentu saja...hanya saja aku merasa ini terlalu berlebihan untuk gadis desa sepertiku, terlebih lagi aku hanya seorang anak pembantu.
Pintu kamarku tiba-tiba terbuka, ibuku muncul setelahnya dengan membawa nampan berisi sepiring nasi juga segelas jus. Kulihat seyumnya terukir diwajah cantiknya. Menatap diriku dengan kebahagian yang tercetak jelas dalam ekspresinya.
"Sarapan dulu ya!" aku hanya mengangguk dan langsung menyantap makanan yang ibuku bawa dengan kebisuan. Aku bingung harus merespon bagaimana. Jujur saja, hal yang dilakukan ibuku ini masih terasa asing dan canggung untukku. Yang terakhir aku menghabiskan jus jambu favoritku.
"Terima kasih bu." Ucapku sembari menatap ibuku.
"Sekarang kamu lekas bersiap dan keluar, jangan sampai den Cakra menunggumu!" Ucap ibu, setelahnya langsung pergi meninggalkanku yang terpaku akan ucapannya. Ibu tidak memberiku waktu untuk bertanya mengenai ucapanya barusan.
Aku melangkah dengan keraguan, dan sepanjang jalan keluar hanya menunduk dalam-dalam. Takut akan bertemu dengan anak majikan ibu. Sikap bodohku kemarin membuatku sangat malu. Bisa-bisanya anak pembantu bersikap kurang ajar kepada anak majikan. Aku terus merutuki kebodohanku itu.
"Asa..." Panggil seseorang yang sukses menarikku dari rasa penyesalan. Terlihat majikan ibuku melambai kepadaku dan menyuruhku untuk mendatanginya. Meski ragu, tetap saja aku harus menemuinya.
"Ada apa ya kalo boleh tau?" Tanyaku sesopan mungkin.
"Karena ini hari pertama sekolah, saya akan mengantar kamu." ucapnya yang membuatku terkejut.
"Ah gak usah repot-repot, saya bisa sendiri kok." Jawabku sehalus mungkin.
"Saya tidak terima penolakan, sekarang lebih baik kamu masuk ke mobil! Takutnya nanti telat."
Tanpa menjawab ucapan majikan ibu, dengan ragu-ragu aku masuk ke dalam mobil mewah miliknya. Dan betapa terkejutnya aku, saat melihat laki-laki gila itu didalam sini. Ah...maksudku anak dari majikan ibu.
"Oh ya, kenalin ini anak saya namanya Cakra....Cakrawala Bimantara. Dia seangkatan dengan kamu lo, jadi kalian kalau dirumah bisa belajar bersama." Ucap majikan ibu dengan dengan raut wajah yang teramat senang.
Andai dia tahu apa yang aku lakukan kepada putranya kemarin, akankah dia tetap berkata seperti itu? Seangkatan? Belajar bersama? Yang kedua hanya sebatas mimpi.
"Jangan berlebihan ma! Lagian ngapain mama sok-sokan anterin dia? Cakra juga bisa berangkat sendiri." ucap ketus Cakra, laki-laki itu memang tidak tahu sopan santun, bisa-bisa bicara kurang ajar kepada ibunya.
"Ingat ya Cakra! Kamu lagi dihukum tidak boleh bawa motor selama satu bulan, dan kemana pun kamu pergi harus sama sopir. Dan kamu harus bersikap baik kepada Asa, sekarang dia teman kamu." Balas Nyonya dengan tegas.
Meskipun samar, Asa dapat mendengar decakan kesal laki-laki itu. Sepertinya mimpi burukku akan dimulai kembali.
Sekitar lima belas menit kemudian, mobil itu berhenti disebuah gerbang sekolah. Meskipun masih diluar gerbang, aku dapat melihat keindahan dan kemewahan disekolah itu.
"Kalian yang akur ya! Dan untuk kamu Cakra, antar Asa keruang guru lebih dulu! Semangat Asa..." Ucap majikan ibu, setelah itu mobilnya mulai melaju meninggalkan kami berdua.
"Pergi ke ruang guru sendiri bisakan? Lagian lo gak bisu." ucap Cakra kurang ajar, dirinya kini meninggalkan aku sendiri didepan gerbang sekolah. Lagian aku juga bisa cari sendiri ruangan gurunya, aku juga ogah menerima bantuannya. Sepertinya diantara kami tidak ada yang namanya keakuran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
2024-06-13
1
BillyBlizz
Cerita yang tak terlupakan
2024-06-13
0