Awal Mula

Bau rokok dan asap kendaraan berbaur menjadi satu, sukses menciptakan polusi udara yang sempurna. Hal ini sangat mengganggu pernafasanku, bagaimana tidak? Aku yang terlahir dan besar didesa terbiasa menghirup udara segar dan bersih. Belum lagi suara bising kendaran dan suara klakson saling bersautan membuat pening kepala saja. Aku tidak tahu kota yang selama ini menjadi tempat ibuku bekerja bertahun-tahun sangatlah menjemukan dengan aktivitas yang sangatlah padat. Satu hal yang mampu membuatku takjub akan kota ini, yaitu gedung-gedung tinggi menjulang dengan gagahnya disepanjang jalan menuju rumah majikan ibuku, yang mana akan menjadi tempat tinggalku dikota ini.

Mobil yang membawa kami melaju pelan disebuah kawasan perumahan dengan gerbang tinggi disetiap rumahnya. Lalu tak berselang lama, mobil itu berhenti di depan rumah dengan gerbang tinggi berwarna putih dengan aksen bunga di beberapa titik ujungnya, pikirku sangatlah cantik. Saat ibu membuka gerbang tersebut dan menyuruhku masuk duluan, netraku sangat takjub akan keindahan rumah majikan ibuku. Didepan sana dapat aku lihat betapa megahnya rumah itu, warna putih mendominasi rumah mewah itu.

Parahnya lagi aku lebih terkejut melihat isi didalam rumah tersebut. Bagaimana tidak? Didalam rumah tersebut terdapat kolam renang seukuran kolam renang wisata didesaku. Belum lagi taman bunga dengan aneka jenis bunga yang tumbuh rapi di sekitaranya, menambah teduh saja rumah ini. Apa aku norak? Aku tidak peduli itu, yang jelas aku sungguh kagum akan keindahan rumah majikan ibuku.

"Nita... Ini putrimu yang sering kamu ceritakan itu?" Ucap tiba-tiba seorang wanita yang baru saja turun dari tangga. Aku bisa tebak, ini pasti majikan ibu.

"Iya Nya." Jawab ibuku dengan tersenyum.

"Anak kamu cantik sekali Nit." Ucap majikan ibuku, hal itu sukses membuatku tersipu. "Selamat datang dirumah kami cantik, semoga kamu betah tinggal disini, oh ya nama kamu siapa?

"Asa..." Jawabku lirih.

"Nama yang cantik, secantik orangnya...Oh ya saya sudah mengurus kepindahan sekolah kamu, mulai besok kamu bisa langsung bersekolah si sekolahan putraku." Ucapnya yang sukses membuatku terkejut. Bagaimana tidak? Aku sendiri bahkan lupa akan sekolahku, karena terlalu sedih akan kepergian nenek, bahkan semua hal waktu di desa ibuku dan tante Lina yang urus, termasuk mengurus surat pindah sekolahku.

"Kenapa Asa harus bersekolah di sekolahannya den Cakra? Itu sekolah mahal Nya, mana sanggub saya bayarnya nanti." Balas ibuku.

"Aku akan menyekolahkan anak kamu sampai lulus dan sampai masuk universitas yang dia inginkan, aku ingin anak kamu sukses seperti apa yang kamu impikan selama ini Nit. Anggap saja ini balasan saya ke kamu, karena sudah bekerja disini selama lima belas tahun lamanya dan kamu juga mau menjadi sahabat saya, mau mendengar setiap keluh kesah dan masalah yang selalu aku hadapi Nit, kamu juga selalu mau menasehati ku." Jelas majikan ibu.

Entah kenapa setiap kata yang diucapkannya membuat hatiku tersentil, selama ini aku selalu menganggap ibu tidak pernah menyayangiku, bahkan setiap ibu telepon aku selalu cuek dan tidak mau berlama-lama berbicara dengannya. Namun fakta berkata lain, rupanya ibu sangatlah menyayangiku seperti halnya nenek, kenapa aku baru sadar sekarang?

"Makasih Nya..." Ucap ibuku dengan bergetar, aku tahu sosoknya sekarang tengah menahan tangis.

"Udah sana antar anak kamu ke kamarnya! dia pasti kelelahan." ucap majikan ibu sebelum sosoknya berjalan keluar meninggalkan kami berdua dengan suasana yang tiba-tiba canggung.

Terpopuler

Comments

Aris Setiawan

Aris Setiawan

/Sob/

2024-08-09

0

♀️Mari_Mar🍀

♀️Mari_Mar🍀

bagus ceritanya semangat, aku kasih🌹 jangan lupa mampir/Good/

2024-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!