Teman Baru

Ku lepas masa lalu di putih biru, dan kini kujejakkan kakiku di gedung hijau, yang kini akan menjadi tempatku menimba ilmu, menjemput masa depan yang seperti harapan ibu.

Saat masa MOS atau kala itu kami masih menyebutnya 'Masa Orientasi Siswa', mungkin kini, sudah berubah nama, sesuai aturan yang ada dari mentri pendidikan yang baru. Setiap sekolah, pasti diwajibkan mengadakan acara ini, guna menyambut siswa baru, seperti aku.

Hari itu, aku yang belum mengetahui jalan menuju sekolahku, harus mengendarai sepeda biruku, lalu naik bus dulu untuk sampai di gedung sekolah putih abuku. Dengan pernak pernik yang Aneh, ala-ala anak MOS, tentunya para penumpang bus sudah hafal, kalau penampilanku menunjukkan bahwa aku adalah salah satu peserta MOS. Sayangnya, di dalam bus sudah penuh dengan penumpang anak sekolah, sehingga aku terpaksa berdiri, berpegangan tiang yang melintang diatasku, sebagai pegangan. Berdesak-desakan, dengan beberapa penumpang lainnya, tak mengenal laki dan perempuan, semua campur jadi satu di dalam kendaraan kotak panjang itu.

"MOS ya dek?" sapa seorang laki-laki yang tampak ramah menyapaku dengan senyum manisnya.

'What? Manis? Eh, sejak kapan aku menilainya manis?' rutukku.

"Iya kak."

"Sekolah di mana?"

"Di SMA Taman Siswa, kak." jawabku sopan.

"Oh, berarti nanti masih agak jauh dek. Dulunya, dari sekolah mana?" tanyanya lagi

'Ih, mas nya nih, nanya mulu? Emang penting ya?' batinku merasa tak suka dengan obrolan garing nya.

"SMP Negeri Bagastara kak." jawabku berusaha tetap ramah.

"Oh... oya, aku Luqman." kata laki-laki bercelana jins dengan jaket hitamnya mengulurkan tangan. Kalau dilihat dari penampilannya, sudah jelas, dia bukan anak sekolah. Karena bercelana jins.

"Wangi." jawabku singkat sambil menerima uluran tangannya.

Fiks, pagi ini aku mendapat kenalan di bus, seorang mahasiswa Universitas swasta di kotaku, dengan jurusan Perpustakaan. Dia begitu ramah dan baik, dia mengarahkan jalan menuju sekolahan ku, dan dia mengarahkan aku ketika aku harus bersiap turun sebelum bus tiba di depan gedung sekolahan ku. Tak hanya itu, dia juga membayari ongkos busku. Beruntung sekali aku, di hari pertama masuk sekolah, mengendarai bus, mendapat kenalan baru yang begitu baik.

"Terimakasih kak Luqman." kataku ramah.

"Sama-sama Wangi, semangat ya sekolahnya." katanya sambil mengepalkan tangannya ke atas, isyarat memberi semangat, sebelum aku menggeser kan tubuhku dari bejubel penumpang lainnya menuju pintu depan bus.

Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Saat aku tiba di depan gerbang sekolah, aku sempatkan diri melihat ke jendela bus, tampak laki-laki baik bernama Luqman itu, memperhatikan ku, sepertinya dia ingin memastikan, bahwa aku baik-baik saja.

"Alhamdulillah." gumamku sambil berjalan melangkah menuju gerbang sekolah. Ternyata tak hanya aku yang turun dari bus, tetapi ada beberapa anak perempuan dan laki-laki seusiaku yang juga turun dari bus yang sama dan masuk ke gedung sekolah yang sama.

"Assalamualaikum, kamu murid baru juga ya?" sapa nya.

"Wa'alaikumussalam. Iya." jawabku singkat.

"Aku Mega, kita masuk bareng yuk, aku juga peserta MOS kok." katanya.

"Oh. iya. Aku Wangi." jawabku.

"Wangi? Wow, nama yang unik." pujinya.

"Terimakasih."

"Ya udah yuk, segera masuk, nanti kita terlambat. Kita langsung ke Aula kan?" tanyanya memastikan.

"Iya." jawabku singkat.

Aku dan Mega berjalan menuju aula, tempat kami akan melakukan kegiatan MOS. Disana kami termasuk peserta yang datang awal, karena belum banyak peserta yang datang. Aku dan Mega sengaja mengambil duduk di barisan depan, supaya kami bisa menikmati pengarahan dari kakak panitia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!