Aku pikir ibu akan percaya padaku setelah mendengar ceritaku. Namun ia justru marah dan melotot kearah ku. Wajar sih jika ibu tak percaya dengan ceritaku, tentu saja mana mungkin ada orang yang percaya dengan cerita mistis seperti itu. Apalagi aku tahu ibu adalah seorang yang rajin beribadah.
"Jangan mengada-ada kamu!" bentaknya kemudian berdiri meninggalkan ku tanpa ada penjelasan.
Namun ia menghentikan langkahnya saat di depan pintu.
"Jangan ikut campur atau kau akan jadi yang pertama bangs*t!" ucapnya dengan tatapan tajam penuh ancaman.
Rasanya aku tidak percaya ibu bisa berkata seperti itu. Wanita yang begitu lembut tiba-tiba berubah menjadi kasar bahkan mengancam anak kesayangan sendiri.
Lalu ibu kemudian pergi keluar dengan membanting pintu kamarku.
*Braakkk!!
Ku lihat lukisan itu jatuh saat ibu pergi. Saat itu aku hanya bisa diam, aku begitu heran dengan perilaku ibuku yang sedikit aneh.
Ibu yang dulu sangat lembut dan penyayang tiba-tiba berubah menjadi kasar dan pemarah. Ku coba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
"Kenapa ibuku jadi seperti ini, sebenarnya apa yang terjadi???" ucapku dalam hati
Ku hela nafas panjang saat melihat pecahan kaca yang berserakan dimana-mana, saat aku berusaha bangun untuk membersihkan pecahan kacanya. Terdengar suara Dewi dan adik-adikku yang lain memasuki kamarku.
"Ada apa Mas!" serunya dengan suara panik
"Gak papa kok, cuma lukisan jatuh," sahutku kemudian memunguti satu persatu pecahan kaca dari lantai dan memasukannya kedalam plastik.
"Ku lihat tadi ibu marah-marah, tidak seperti biasanya dia seperti itu, sebenarnya apa yang terjadi?" bisik Dewi mencoba menelisik
"Gak papa, wi!" jawabku berusaha menyembunyikan semuanya
Aku tidak mau Adik-adikku menjadi ketakutan saat mendengar ceritaku. Tidak lama ayah datang dan berdiri di depan pintu.
Ia mengajak kami untuk makan malam bersama.
Kamipun segera turun setelah membersihkan semua pecahan kaca.
Ku lihat wajah ibu sudah sumringah saat di meja makan. Sepertinya dia sudah tidak marah lagi. Ia bahkan sudah bisa membuat kami tertawa dengan cerita-cerita lucunya. Ini adalah kali pertama kelurga kami menikmati makan malam bersama dengan lauk pauk yang bisa dibilang mewah. Selama dua puluh tahun aku belum pernah merasakan bagaimana rasanya rendang, tapi malam ini aku bisa menikmatinya.
Rasanya sangat enak, seperti yang diceritakan temanku saat menjadi kuli bangunan dulu. Ku lihat adik-adikku juga begitu lahap menikmati menu makanan yang ibu sajikan malam itu.
"Kamu gak nambah Nang!" seru ibu menoleh kearah ku
"Tidak Bu, Aku sudah kenyang," jawabku singkat
Entah kenapa aku merasa tidak berselera makan meskipun di depan ku terhidang aneka makanan enak, yang dulu sangat aku inginkan.
"Jangan bohong Nang, ibu tahu kamu itu makannya banyak. Mana mungkin kamu kenyang hanya dengan satu centong nasi." celetuk ibu
Ia kemudian menyendok nasi dsn menaruhnya di atas piringku. Tak lupa ia menambahkan telor balado kesukaan ku dan sayuran.
"Mulai sekarang jangan takut kalau adik-adik mu gak kebagian nasi atau lauk lagi. Sekarang keluarga kita sudah tidak akan kekurangan makanan lagi, jadi makanlah yang banyak. Apalagi kamu anak laki-laki satu-satunya, kamu harus kuat agar bisa menjaga adik-adik kamu dan melanjutkan usaha bapakmu kelak!" tutur Ibu menasihati ku
Aku tersenyum mendengarnya, sudah lama aku rindu nasihat ibu. Kalau sudah seperti ini keanehan yang ku rasakan pada ibu sebelumnya pun seketika sirna.
Selesai makan aku langsung masuk kamar, badanku terasa begitu letih hingga aku ingin buru-buru beristirahat.
Karena kelelahan aku pun tidur dengan cepat. Pukul dua dini hari aku tiba-tiba terbangun. Aku merasa ada sesuatu yang aneh hingga membuat ku terbangun seketika. Tiba-tiba aku mencium aroma semerbak wangi yang tak biasa. Wanginya begitu khas hingga membuat ku penasaran untuk mencari dari mana datangnya aroma wangi ini. Aku pun beranjak dari ranjang dan mencari ke sekeliling kamarku sumber aroma wangi itu. Namun hingga aku keluar kamar aku tak menemukannya.
Akupun memutuskan untuk kembali tidur. Kali ini di dalam mimpiku aku berdiri di depan kamar dengan pintu bercat hijau. Ya kamar itu, kamar yang persis ada di samping kamarku.
Pintu kamar itu tiba-tiba terbuka membuat aku ternganga. Saat daun pintu mulai terbuka lebar, aku bisa melihat dengan jelas semua isi di dalamnya. Aroma wangi seketika menyeruak memenuhi hidungku membuat cuping hidungku kembang kempis menghirup wanginya.
Karena penasaran akupun perlahan masuk untuk melihat ke dalam. Ku lihat sebuah ranjang besar yang di tutupi kelambu dengan aneka bunga yang ditabur diatas ranjang.
Pantas saja wanginya begitu semerbak ternyata dari sini asalnya. Di samping ranjang ku lihat patung ular yang sangat besar hampir membuat ku jatuh karena kaget. Di samping kiri terdapat lukisan wanita cantik berkebaya hijau sedang duduk di singgasananya. Lukisan itu sama persis dengan yang ada di kamarku.
Hanya saja bedanya di samping lukisan itu terdapat gambar ayah dan ibuku yang berdiri di samping wanita itu.
Seketika mulutku terkunci saat melihat pemandangan tersebut. Aku berdiri mematung sambil menutup mulut ku. Rasa tak percaya memenuhi benakku, namun gambar itu begitu nyata hingga aku sulit menepisnya.
"Bagaimana bisa ibu dan bapak berubah begini???"
Belum hilang rasa penasaranku tiba-tiba ku dengar suara aneh dari balik kelambu. Ku dengar suara gemericik lonceng kaki dari balik selambu.
Sepertinya seorang wanita sengaja membunyikan lonceng kakinya untuk menarik perhatian ku.
Suara gemericik lonceng kaki diikuti suara desahan nafas seseorang yang sedang bercinta. Suara des*han dan erang*n itu membuat ku semakin penasaran untuk melihat apa yang terjadi di balik selambu.
Samar-samar ku lihat dua orang sedang bergumul di ranjang dari balik kelambu.
Suara desahannya begitu keras hingga aku merasa risih mendengarnya.
Saat aku hendak pergi tiba-tiba seorang wanita cantik menyibak kelambu hingga aku bisa melihat dengan jelas wajahnya. Wanita itu tersenyum menatap ku.
*Deg!
Senyuman itu begitu familiar, sepertinya aku pernah melihatnya. Ya ...tidak salah lagi wanita itu adalah wanita yang ada di dalam lukisan. Seketika aku menoleh ke kiri ranjang untuk memastikan jika aku tak salah lihat.
"Benar, dia wanita itu, wanita berkebaya hijau dengan mahkota di kepalanya,"
Jika wanita itu adalah wanita yang ada dalam lukisan maka siapa yang sedang bersamanya??
Pertanyaan itu mulai memenuhi otak ku. Rasa penasaranku semakin bertambah hingga aku ingin menyibak kelambu itu untuk memastikan siapa yang ada bersama wanita siluman itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Roewina
maaf Thor ngulangnya jngn kepanjangan🙏😄
2024-12-27
0
Kiηg__ᴰ
kayaknya ibu e tau
2024-10-30
0
Syahrudin Denilo
wow
2024-09-19
0