Aku berjalan menelusuri Selasar dimana terdapat tiga kamar yang berjejer. Yang pertama adalah kamar bapak dan ibu sementara kamar ke dua adalah kamar dengan pintu berwarna hijau dengan hiasan payung dan patung ular di depannya. Entah kenapa aku merasa merinding saat melewati kamar itu. Sebuah payung seperti untuk orang nikahan begitu.
"Kamar siapa ini??" ucapku dalam hati
"Kamar mu yang sebelahnya!" seru Ibu tiba-tiba membuyarkan lamunanku
"Iya bu, kalau begitu ini kamar siapa?" tanyaku
"Ndak tahu, tanya saja bapakmu!" sahut ibu
"Oh," jawabku dengan tatapan penasaran masih berdiri termangu di depan kamar itu
"Sebaiknya kamu segera masuk dan bereskan barang-barang mu, setelah itu jangan lupa bantu bapak untuk mempersiapkan acara untuk nanti malam!" celetuk ibu
"Baik Bu," Aku segera membuka pintu kamar ku.
*Ceklek!
Aku kembali terkejut saat melihat sebuah gambar lukisan yang membuat kakiku tiba-tiba membeku.
Tepat di samping ranjang tempat tidur ku terpajang gambar wanita cantik. Dimana paras dan perawakannya seperti pernah aku lihat entah dimana. Seorang wanita cantik menggunakan sebuah mahkota dengan pakaian serba hijau, tangannya merentang memegang selendang dengan anggun.
Wanita itu benar-benar cantik sekali membuat aku terkesima memandangnya. Dan aku tak sadar melamun membayangkannya ada di depanku.
*Brakkk!!
Tiba-tiba ku dengar seseorang membanting pintu membuat lamunanku seketika buyar.
Aku segera menengok ke kanan dan ke kiri, tak ada siapapun di sini, hanya aku seorang diri. Saat itu aku ingin berjalan kearah pintu tiba-tiba aku te jatuh.
*Bruughh!!
"Ughh!!"
Saat aku hendak bangun, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang menarik kaki ku. Karena penasaran akupun menoleh kebelakang. Ku lihat sebuah tangan penuh luka dan nanah menarik kaki ku. Aku berusaha sekuat tenaga mencoba menarik kakiku agat terlepas dari cengkeraman tangan itu. Namun seberapa kuat usahaku aku tetap tak bisa melepaskan kakiku seolah sia-sia.
Tangan itu semakin kuat mencengkram kakiku, bukan hanya itu kuku-kukunya yang tajam sengaja di tusukkan ke dalam hingga membuat ku merasakan kesakitan yang luar biasa.
"Arrghhh!!" aku menjerit kesakitan, tapi anehnya tak ada seorangpun yang datang untuk melihat keadaan ku.
Tiba-tiba ku lihat tangan itu mulai melepaskan cengkeramannya saat mendengar jeritan ku.
Ku pergunakan kesempatan itu untuk kabur. Tentu saja aku harus kabur saat ada kesempatan untuk menyelamatkan diri darinya. Perlahan aku mundur sambil memandangi lengan itu. Aku berusaha tidak membuat gerakan yang mencolok agar tak menarik perhatiannya.
Namun melihat aku yang berusaha menjauh, lengan itu perlahan bergerak maju dari kolom tempat tidur. Aku begitu ketakutan hingga berusaha untuk berdiri. Sialnya belum sempat aku berdiri kembali tangan itu mencengkram kakiku dan menarik ku hingga aku terjatuh.
*Bruugghh!
Ku kerahkan seluruh tenagaku untuk melepaskan diri dari cengkeraman tangan itu. Semakin keras aku berusaha melepaskan lengan itu dari kakiku semakin kuat lengan itu mencengkram ku.
Aku berusaha merayap agar bisa keluar dari kamar. Karena hanya itu yang bisa aku lakukan untuk menyelamatkan diri dari gangguan makhluk astral itu.
Seperti tak mau kalah tangan itu terus berusaha menarik ku. Ada yang aneh saat tiba-tiba tangan itu berhenti mencengkram kaki ku.
Aku menoleh ke belakang untuk memastikan apa yang terjadi.
*Deg!!
Mataku membelalakkan saat melihat sosok mengerikan keluar dari kolong tempat tidur. Semakin lama semakin jelas sosok itu. Sosok mengerikan yang merayap keluar dari kolong tempat tidur. Sosok wanita berambut panjang, berbalut pakaian serba putih yang lusuh. Rambutnya yang panjang dan gimbal menutupi wajahnya. Ia merangkak kearah ku.
Bau busuk dan anyir seketika menyeruak di seluruh sudut kamar ku. Aku yang merangkak mundur mempercepat gerakanku mendekati pintu.
Namun sosok itu tak mau melepasku begitu saja. Ia pun mempercepat gerakkannya untuk menangkap ku.
*Bruughh!!
Tak kusangka ia tiba-tiba melompat naik ke atas badanku hingga akupun kembali ambruk ke lantai.
*Bruughhh!!
Sekarang wajah kami saling berhadap-hadapan sangat dekat. Iya, kami begitu dekat hingga wajah kami nyaris bersentuhan. Samar-samar bisa ku lihat wajahnya dari balik sela-sela rambutnya. Wajah mengerikan yang dipenuhi belatung. Seketika aku merasa mual saat itu. Sosok itu seakan tak mau pergi dari atas tubuhku hingga ku dengar suara ibu menggedor-gedor pintu kamarku.
"Nang, buka Nang!!"
"Kamu gak papa kan!" teriak ibu dengan suara panik
"Apa yang jatuh!" Suara bapak terdengar begitu keras sambil berusaha mendobrak pintu kamar.
*Glek, glek, glek!!!
Berkali-kali bapak berusaha membuka gagang pintu, namun usahanya sia-sia. Entah siapa yang mengunci pintu kamarku. Dan bagaimana pintu itu tiba-tiba terkunci akupun tak tahu.
Ingin sekali aku berteriak minta tolong, namun bibir ini kaku sekali. Sosok wanita itu tiba-tiba saja merangkak mundur. Hingga saat ia berada di sela-sela kakiku, ia seperti mendorong kepalanya masuk ke dalam sela-sela kakiku menuju ke area kemaluan ku. Ia terus memaksakan kepalanya masuk hingga aku merasakan sakit yang luar biasa di area kemaluan ku. Sakit sekali.
Rasanya seperti kemaluan ku di potong dan ditarik paksa oleh makhluk itu. Sosok itu terus memasukkan badannya, hingga aku merasakan seperti mau mati. Tiba-tiba Pandanganku menjadi gelap karena aku tak kuat lagi menahan sakit di area kemaluan ku dan juga perutku yang secara bersamaan.
Sakit, ngilu, perih, panas menjadi satu. Entah apa yang terjadi selanjutnya. Karena tiba-tiba saja aku tertidur dalam waktu yang cukup lama.
Saat aku terbangun , disamping ku ada ibu yang duduk di kursi, memandangi ku yang sedang tidur di ranjang ku.
"Bu," panggilku lirih
"Sudah bangun kamu nang?" tanya ibu dengan wajah kesal
"Kenapa kamu melakukan itu?" tanyanya seolah menghakimi ku
"Aku kenapa bu, badanku sakit?" tanyaku begitu penasaran
Ibu tak menjawab ku sedikitpun. Ia terlihat sangat kesal sambil melotot melihatku.
"Masih saja tak mau mengaku!" serunya ketus
Tentu saja aku jadi semakin bingung. Bukannya menolongku atau mengkhawatirkan aku ibu malah memarahiku.
Akupun berinisiatif untuk menceritakan semua yang ku alami kepada ibuku. Aku berharap ibu akan percaya padaku dan menolong ku. Atau setidaknya ia akan perduli dengan keadaan ku.
Namun bukannya rasa iba atau simpati yang kudapat, ibu justru melotot kearah ku saat mendengar semua cerita ku.
Aku pikir ia akan percaya padaku setelah mendengar ceritaku. Namu ia justru marah dan melotot kearah ku. Wajar sih jika ibu tak percaya dengan ceritaku, tentu saja mana mungkin ada orang yang percaya dengan cerita mistis seperti itu.
"Jangan mengada-ada kamu!" bentaknya kemudian berdiri meninggalkan ku.
Namun ia menghentikan langkahnya saat di depan pintu.
"Jangan ikut campur atau kau akan jadi yang pertama bangs*t!" ucapnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
N~R
waduh,mbokne misuh.piye anak e g curiga
2025-01-07
0
Kiηg__ᴰ
wah nyi Roro ini
2024-10-30
0
FiaNasa
apa yg terjadi ya
2024-10-16
0