Bayu Agung Gunawan, tidak menduga kalau ia akan bertemu dengan Raya -- adik kelasnya. Bahkan ucapan yang keluar dari mulut gadis itu saat masih satu sekolah sempat membuatnya emosi. Bukan salahnya kalau ia lebih tertarik dengan perempuan yang lebih dewasa dan mandiri, tapi Raya mengatakan kalau seleranya aneh dan tidak normal karena penyuka wanita dewasa.
“Shitt.” Bayu mengumpat pelan, karena ulah Tante Ria memanggil sayang membuat Raya semakin yakin kalau dia memang aneh. Lirikan mata mengejek masih terus diperlihatkan saat gadis itu meninggalkannya.
“Gimana, akting tante meyakinkan tidak?”
“Tante apaan sih, ngapain juga bilang sayang. Mereka jadi mikir yang aneh-aneh. Minggir sana, walaupun aku keponakan, tapi masih normal. Jangan dempet-dempet gini, dah.”
“Loh, tante Cuma bantu kamu. Kelihatan banget mereka tuh perempuan yang lagi caper dan godain kamu gitu.”
“Mana titipan untuk Bunda.” Wanita bernama Ria itu membuka tas dan mengeluarkan amplop titipan untuk Bunda Bayu.
“Awas jangan sampai hilang, dokumen penting tuh. Kamu nggak mau gabung,” ajak Tante Ria menunjuk ke arah dalam di mana ada keluarganya sedang makan siang.
Bayu menolak dengan alasan ada janji dengan orang lain.
“Sama pacar?”
“Jangan kepo,” sahut Bayu.
“Eh, serius kamu sudah punya pacar?” tanya Tante Ria dengan wajah yang juga serius. “Kalau memang punya, baiknya bawa pulang dan kenalkan dengan orang tua kamu. Daripada dijodohkan.”
“Kayak aku nggak laku aja pake dijodohin segala.”
“Ish, tante serius.”
Bayu pamit undur diri dan mengabaikan nasihat adik dari bundanya, lalu meninggalkan mall itu menuju ke suatu tempat. Tujuannya mall juga, tapi dengan alamat yang berbeda. Temu janji dengan seseorang, tentu saja wanita yang sering membuat hatinya jedag jedug dan menyelinap ke alam mimpi.
Yuli, wanita yang akan ditemuinya bernama Yuli. Tetangga beda tiga rumah dari tempat tinggal orangtuanya. Wanita mandiri, berprofesi sebagai pengacara dan tentu saja … dewasa.
“Hai, Mbak,” sapa Bayu. “Sudah lama?”
“Hai. Belum kok.” Bayu duduk bersebrangan dengan Yuli. Cafe yang sedang viral di aplikasi tok-tok dan termasuk tempat elite, dengan tempat dan makanan yang disajikan berstandar premium dan mewah.
Dengan alasan proyek yang sedang dikerjakan oleh Bayu, ia berkonsultasi dengan Yuli terkait legalitas dan kekuatan hukum berkas kerjasamanya. Sudah lebih dari satu tahun, Bayu memiliki hati pada Yuli bahkan sudah dua kali ia ungkapkan. Jawaban wanita itu masih sama, “Maaf, aku tidak bisa.”
“Padahal kamu ada pengacara keluarga, kenapa tidak konsulkan dengan mereka?”
“Ini ‘kan urusan pekerjaan, beda cerita.”
Bukan kali ini saja, Bayu dan Yuli bertemu dan jalan. Meski dengan judul pertemanan. Orangtua, tentu saja tidak setuju. Bahkan Bunda menunjukan ketidaksukaannya kalau bertemu dengan Yuli. Cukup lama kedua insan itu berbincang sambil menikmati makan siang. Bayu mengajak pindah tempat, agar masih bisa berduaan. Namun, Yuli menolak dengan alasan ada acara lain.
“Jadi saya harus transfer kemana biaya konsultasi hari ini?”
“Hm. Tidak perlu, pastikan saja kamu dapat laba yang kamu dapatkan dari proyek itu … besar. Jadi, yang aku dapat juga lumayan.”
“Oke, siap. Lebih dari biaya konsultasi juga nggak masalah. Misal mahar atau seserahan, tinggal sampaikan saja.”
“Aku hanya bercanda,” ucap Yuli.
Bayu hanya bisa tersenyum mengantarkan Yuli ke mobil, penampilan wanita itu selalu sama. Berkelas dan luar biasa. Perawakan yang tinggi dan rambut sebahu, make up dan tatanan rambut yang sangat konsisten menimbulkan kesan tegas dan berwibawa. Yang paling menarik adalah bagian depan dan belakang tubuh Yuli dengan ukuran tidak biasa, membuat Bayu bergidik dan darahnya berdesir membayangkan dia bermain di wilayah tersebut.
Jangan mikir aneh-aneh Bay, kalau Bani bereaksi bisa bahaya, batin Bayu. (Bani \= Bayu Mini)
Pandangannya masih tertuju pada mobil yang perlahan melaju, terasa ponsel di kantong celana bergetar. Panggilan dari … Bunda.
“Iya Bun,” jawab Bayu lalu menggaruk kepalanya. Tante Ria pasti sudah laporan kalau mereka bertemu tadi siang dan itu sudah lebih dari dua jam yang lalu.
“Hm. Ini sudah mau pulang.”
Tidak ingin mendengar ocehan Bunda lebih panjang, Bayu pun hanya mengatakan siap dan segera pulang.
***
“Bun, titipan sudah aku taro di meja Ayah,” ujar Bayu menyampaikan titipan Tante Ria untuk bundanya.
“Kamu ini, kalau disuruh pasti ngaret. Dari dulu tidak berubah.”
Bayu tidak berkomentar, memperhatikan aktivitas di dapur yang agak sibuk. Bunda Erika mengarahkan kedua bibi yang sedang memasak dan menyiapkan makanan.
“Sibuk amat sih Bun, terus ini makanan banyak banget. Ada acara apa sih?” tanya Bayu sambil mencomot salah satu lauk.
“ish, tangannya,” ucap Erika sambil menepuk tangan Bayu. “Kita mengundang keluarga Pak Pras makan malam, putrinya beliau cantik loh Bay. Kamu kenalan ya, siapa tahu cocok.”
“Cantik itu relatif Bun. Bik Ela juga cantik, nggak percaya tanya aja sama Mang Ujang.”
Bik Ela yang sedang mengaduk sup hanya terkekeh mendengar ucapan Bayu. Mang Ujang sudah pasti bilang BIk Ela cantik, karena istrinya. Tidak ada suami yang tidak memuji istrinya.
“Kalau dikasih tahu orangtua, nyaut terus. Cantik versi kamu Cuma si Yuli yang asetnya besar kalau jalan megal megol kayak bebek. Pokoknya bunda nggak setuju dan tidak akan pernah setuju. Jangan alasan apapun nanti malam kamu di rumah, ikut makan malam dan temui putrinya Pak Pras.”
“Ini bau-baunya, Bunda mau jodohkan aku dengan anaknya Om Pras ya.”
“Cerdas, kalau begini kamu memang anak bunda,” sahut Erika lalu mencubit gemas kedua pipi Bayu.
“Bun, hari gini pake acara perjodohan. Apa kata dunia? Jaman sudah canggih, udah melek teknologi. Tenaga manusia aja udah diganti sama AI masa masih pake konsep di zaman Siti Nurbaya. Ogah ah, aku masih available. Ibarat ganteng itu sebuah jaringan, aku servernya Bun. Ganteng pusat,” tutur Bayu dengan bangga dan meyakinkan karena menolak perjodohan.
Entah gadis mana yang akan dikenalkan dengannya. Mungkin dia yang ketiban sial atau gadis itu yang tidak beruntung.
“Kalau malam ini kamu bawa perempuan yang memang serius mau kamu nikahi, kita batalkan perjodohan ini. Kalau belum ada, ya terima aja. Bunda sudah lihat fotonya, cantik dan imut. Kalau kalian punya anak pasti lucu-lucu banget.”
“Maksudnya Bunda ingin aku sama dia bikin anak doang? Boleh, aku gas malam ini juga.”
“Astaga, Bayu!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Edah J
Dasar Bayu somplak🤦✌️
2024-12-02
0
Pelangi Senja
lanjut
2024-07-13
0
Shyfa Andira Rahmi
🤦🤦🤦
2024-06-20
0