Raya memasang wajah cemberut. Bagaimana tidak, dia sudah berdandan dan penampilannya sudah oke dan tidak biasa. Menggunakan dress yang membuatnya terlihat lebih elegan dan agak dewasa. Bahkan memoles make up tipis serta menata rambutnya. Ajakan Papi untuk makan malam yang dia kira di restoran, nyatanya harus gigit jari karena tujuan mereka adalah kediaman sahabat orangtuanya.
Rama sang kakak pun terus menggoda sambil mengemudi setelah Papi mereka mengatakan kalau Raya akan dikenalkan dengan putra sahabatnya.
“Aku ada banyak teman Pih, nggak usahlah pake dikenalin begini.”
“Temen kamu Cuma Nia, emang ada teman lain,” ucap Rama lalu terkekeh.
“Kalau teman kamu sudah banyak, yang ini jadikan calon suami saja,” sahut pria yang duduk di samping Rama.
“Itu sih pemaksaan,” cetus Raya masih dengan wajah cemberut.
“Perjodohan Ray, jadi kamu dijodohkan,” tambah Rama sambil fokus dengan kemudi.
“Abang apaan sih. Pih, aku nggak mau dijodohkan. Kayak nggak laku aja, kalau mau Abang Rama tuh carikan jodohnya.”
“Sudah, jangan ribut. Rama, fokus dengan jalan jangan goda adikmu terus.”
Tadi siang hati Raya sudah dibuat naik turun karena pertemuan dengan kakak kelas songong bin aneh yang menyebutnya gadis berdada rata. Ejekan saat ia masih sekolah dan kali ini ia dengar lagi. Untuk memastikan, Raya mematut dirinya di cermin memandang ukuran bagian depan tubuhnya dan yakin kalau miliknya tidak rata-rata amat.
Belum hilang gundah gulananya, ia dikejutkan dengan rencana Papi dengan sahabatnya. Meskipun judulnya hanya perkenalan, tapi ujung-ujungnya pasti perjodohan. Entah dosa apa yang pernah ia lakukan sampai harus mengalami kejadian tidak menyenangkan bertubi-tubi.
Banyak dugaan di benaknya. Mulai dari penampilan, sifat dan kebiasaan pria yang akan dikenalkan padanya. Bagaimana kalau pria itu usianya jauh lebih tua atau bahkan lebih muda. Duda atau mungkin bocah SMA nakal yang sering tawuran.
Tidak boleh, ini tidak boleh terjadi. aku tidak terima nasibku ini, ya Tuhan, batin Raya menjerit.
“Ayo turun, tunggu apa lagi,” ajak Papi lalu keluar dari mobil.
“Bang, gimana nih? Aku nggak mau jodoh-jodohan begini. Gimana kalau itu laki nggak banget.”
“Kalau oke banget, gimana?”
“Ish Bang Rama, jangan bercanda deh.” Raya memukul pelan bahu abangnya yang malah terkekeh geli melihat dirinya blingsatan.
“Kamu nanti bertingkah aneh aja, keluarga mereka pasti nggak mau punya menantu aneh, tapi kamu emang udah aneh ‘kan?” tanya Rama sambil terkekeh. “Lihat aja rumahnya, bukan kelas kita. Ini sih sultan.”
“Maksudnya aneh gimana?”
“Hm, misalnya ketawa grok-grok atau muncrat-muncrat pas makan.”
“Itu sih bukan aneh, tapi jijik.”
Kaca mobil diketuk dari luar, Papi kakak beradik itu tidak sabar karena mereka masih berada di dalam mobil.
“Ayo, nanti Papi marah,” ajak Rama setelah mematikan mesin mobil.
Raya memeluk lengan Rama, berjalan di belakang Papi mereka saat memasuki kediaman sahabat orangtua mereka. disambut baik oleh pasangan yang terlihat ramah.
“Wah, ini Raya ya? Ternyata aslinya lebih cantik.” Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik tersenyum dan terlihat sangat ramah.
“Malam tante,” sapa Raya lalu mencium tangan pasangan itu.
“Selamat datang di rumah kami, ayo masuk,” ajak wanita itu.
Hanya tersenyum dan menjawab ketika ditanya, Raya baru tahu kalau pasangan itu bernama Mario dan Erika. Sahabat lama Papi dan belum lama ini ada kerjasama urusan bisnis. Berbeda dengan Rama yang bisa berbaur dan ikut dalam obrolan.
Mereka juga dikenalkan dengan anak sulung mereka yang sudah bersuami. Berpindah dari ruang tamu ke ruang makan. Raya masih belum melihat pria yang akan dikenalkan dengannya. Duduk berjejer Papi, Rama dan Raya. Di seberang mereka, Erika, Mirna dan suaminya. Mario duduk di ujung meja sebagai kepala keluarga dan tuan rumah.
“Bayu kemana Bun, kok belum kelihatan?” tanya Mirna karena tokoh utama di acara tersebut belum terlihat.
“Tadi Bunda minta beli buah tangan untuk Nak Raya. Ah, itu dia. Bayu sini sayang, kenalkan ini Raya,” tutur Erika menunjuk ke arah Raya.
Raya pun berdiri untuk berkenalan dengan pria yang dimaksud, meskipun dalam hati ia malah ingin berlari meninggalkan rumah itu sambil teriak. “Sorry yee, gue ogah dah main jodoh-jodohan.” Berbalik dan tatapannya tertuju pada pria yang berjalan mendekat.
Dahi gadis itu mengernyit dan mulutnya terbuka seakan tidak percaya dengan yang ia lihat. Mirip adegan di film mana kala manusia bertemu alien atau makhluk halus. Pria itu, pria yang tadi siang ia temui dan sempat adu mulut dengannya. Agung, pria itu Agung. Namun Tante Erika menyebutnya Bayu.
“Kamu?”
Bayu dan Raya berucap serempak.
“Kalian sudah kenal?” tanya Mario.
“Ternyata dunia memang sempit,” ucap Bayu.
“Ternyata dunia itu kejam,” ujar Raya.
“Wah kebetulan dong kalau kalian sudah saling kenal,” ucap Erika lebih bersemangat.
“Saya kenal nya dia … Agung tante, bukan Bayu,” ungkap Raya menatap bergantian ke arah Bayu dan Erika.
Keluarga Bayu terkekeh mendengar ucapan Raya, membuat gadis itu heran. Merasa tidak ada yang aneh dan tidak merasa bersalah.
“Agung ya Bayu, Bayu ya Agung. Ini anak tante, namanya Bayu Agung Gunawan. Kamu bebas mau panggil dia apa.”
Boleh nggak aku panggil dia pria aneh bin belok, batin Raya yang merasa tidak beruntung.
Setelah ditinggal menikah oleh kekasihnya, malah dihadapkan dengan perjodohan dengan laki-laki yang masuk ke dalam list harus dijauhi. Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. (Bari jeung tikusruk / lalu tersungkur)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Edah J
sebelum di kusruk di tolonjong heula kak author😁
2024-12-02
0
nue21
hore othor na urang sunda/Joyful//Joyful/
2024-07-14
0
Zuhril Witanto
😂😂😂
2024-06-08
0