"Kamu kenapa tidur terus-terusan, bukannya ini sudah waktunya untuk kamu makan. Ayo kita makan bersama nak, nenek sudah menyiapkan kamu berapa masakan," ucap sang nenek kepada cucu kesayangannya.
Namun Nathan masih saja tertidur. Dia seolah enggan untuk bangun. Kepalanya benar-benar berat dan dia tidak bisa membuka matanya.
"Apa benar kamu pusing nak?" Sekali lagi nenek bertanya, kepada sang cucu namun Nathan sama sekali tidak menyaut semua ucapan sang nenek. Pria itu hanya memejamkan mata sambil memegang perutnya yang terasa mual.
Nenek pun mulai merasa cemas lalu dia membawa segelas air hangat dengan segera untuk diminum oleh Nathan.
"Minumlah ini Na, cucuku tersayang. Air jahe ini akan mengurangi rasa mual mu," ucap sang nenek sambil menyodorkan segelas air hangat, air jahe untuk sang cucu tersayang. Nathan lalu membuka matanya dengan perlahan, dia mencoba untuk bangun dan duduk namun, dia benar-benar tidak kuat akhirnya nenek memposisikan bantal lebih tinggi agar Nathan bisa bersandar di bantal tersebut.
Lalu nenek memberikan cangkir itu kepada Nathan. Dengan tangan yang bergetar Nathan mengambil cangkir tersebut. Dengan perlahan Nathan meminum air jahe itu pelan-pelan, karena memang air tersebut sangat panas. Baru saja meminum 1 teguk Nathan merasa lebih mendingan, akhirnya Nathan mengupayakan agar meminum air jahe tersebut sampai habis.
"Nenek heran kamu sakit apa sih? Apa kita harus ke rumah sakit saja, nenek khawatir dengan kondisi kamu Nak." terlihat gurat cemas di di wajah wanita paruh baya itu. Maklumlah Nathan adalah satu-satunya keluarganya yang tersisa. Dia adalah pewarisnya, kesayangannya, cucunya, tumpuannya, dan hidupnya. Seandainya nenek tahu kalau Nathan akan segera mempunyai seorang bayi maka nenek pasti akan senang.
Sayangnya kehamilan Lee Ji An tidak diketahui oleh sang nenek ataupun oleh Nathan sendiri. Nathan kini mulai bisa membuka matanya, walaupun kepalanya masih sangat pusing dan berat. Perutnya begitu lapar. Berkali-kali suara perut menggema dari dalam perutnya.
"Tuh perutmu sampai berbunyi seperti itu. Kamu lapar nak? Ya sudah sini mau makan apa, semua yang kamu sukai sudah nenek buatkan. Ayo kita turun ke bawah, apa mau Nenek ambilkan saja?" Nenek begitu cemas karena Nathan sama sekali tidak mau minum ataupun makan. Nathan meminum air jahe karena terpaksa.
"Nathan mual Nek, tapi perut Nathan seolah menolak makanan, benar-benar rasanya sangat mual, dan Nathan tidak bisa terus seperti ini. Nek, sebaiknya kita ke rumah sakit saja," ujar pria itu dengan suara yang lemah, dia benar-benar lemas untuk sekedar berjalan pun terasa sangat berat.
"Baiklah kalau begitu, Nenek akan menelepon Dokter Yuan Chuan untuk membantu kamu pergi ke rumah sakit."
"Baiklah Nek, sebaiknya memang Yuan secepatnya ditelepon, agar dia cepat datang kemari." Nathan berkata masih dalam kondisi yang lemah.
Akhirnya nenek Liao dengan segera melakukan panggilan telepon kepada dokter Yuan Chuan. Setelah menerima panggilan telepon dari Nyonya besar Liao, Dokter Yuan Chuan dengan segera pergi ke Mansion keluarga besar Liao. Sesampainya Dokter Yuan di rumah tersebut, Yuan merasa terkejut melihat kondisi sahabatnya seperti itu. Pasalnya selama ini Nathan sama sekali tidak pernah sakit dan dia sangat tangguh dan kuat.
Nathan bukan laki-laki yang lemah seperti yang dibayangkan, tetapi entah kenapa hari ini Nathan bahkan ambruk tidak bisa bangun sama sekali.
"Apa yang kamu rasakan sekarang?" Dokter Yuan lalu memeriksa kondisi Nathan.
"Mual, pusing dan benar-benar lemah," jawab Nathan dengan begitu lemas. Tubuh Nathan bahkan bergetar karena dia sama sekali tidak bisa makan. Setiap kali ada makanan masuk, walaupun satu suap, maka perut Nathan akan bereaksi dan memuntahkan makanan tersebut dengan seketika.
"Sudah berapa hari kamu menderita seperti ini?"
"1 minggu, ya mungkin kurang lebih 1 minggu dan selama satu minggu ini aku tidak bisa makan sama sekali, karena rasanya sangat mual."
"Adakah makanan yang kamu mau saat ini?"
"Ada, aku ingin makan semua makanan, tapi perut ku menolak, jadi aku bisa apa, kalau perut ku menolak?" Nathan berkata dengan begitu pelan, namun Dokter Yuan mengerti dengan ucapan Nathan.
"Baiklah kalau begitu kita memang harus segera berangkat ke rumah sakit, kamu tidak bisa tetap di rumah karena ini sangat bahaya untuk kondisimu, kamu mengalami dehidrasi berat. Bahkan kamu tidak masuk makan atau minum selama seminggu ini, jadi kamu harus segera dirawat di rumah sakit agar mendapat asupan nutrisi dari infusan." Dokter Yuan berkata dengan jelas dan lugas.
"Bawa aku kemana pun Yuan, aku sudah tidak kuat, sepertinya aku akan mati saat ini."
"Siapa yang akan mati, kamu hanya hanya terserang penyakit gastritis aja, itupun mungkin nanti kita lakukan USG dulu ya."
"Kenapa USG? Bukannya USG untuk wanita hamil, sedangkan aku adalah seorang laki-laki." Makan sedikit terkejut.
"Dasar kamu itu, USG itu bukan cuma untuk wanita hamil, tapi ada yang namanya USG lambung dan abdomen," tutur Yuan dengan jelas.
"Oh jadi USG itu bukan cuma untuk wanita hamil ya. Ya sudah lakukan apapun itu, aku sudah tidak kuat aku tidak ingin mati di sini, tolonglah aku, aku masih ingin hidup, aku masih ingin makan makanan enak," ucap Nathan masih dengan suara yang lemah, namun dia benar-benar berharap kedatangan Yuan bisa membantunya membawa dia ke rumah sakit dengan segera.
"Ayo Yuan kita bawa Nathan ke rumah sakit, Nenek sudah sangat cemas melihat kondisinya." Nenek berkata dengan suara yang lembut dan penuh dengan rasa cemas. Dia sangat takut terjadi sesuatu hal kepada cucu kesayangannya.
"Baiklah Nek, ayo kita berangkat, sebaiknya Nenek siapkan dulu bajunya, yang akan Nathan bawa nanti, aku yang akan membantu Nathan untuk turun ke bawah," tutur Dokter Yuan kepada sang nenek. Dokter Yuan dan Nathan adalah teman dari kecil, mereka besar bersama. Mereka sekolah bersama mulai dari SD, SMP, SMA, cuman pada saat kuliah mereka berpisah. Usia Dokter Yuan memang lebih tua dari pada Nathan, lebih tua 4 tahun tapi mereka begitu akrab.
Seperti saat ini, Dokter Yuan sudah menjadi Dokter, sedangkan Nathan masih kuliah. Mereka masih saja bersahabat dan sering bertemu. Nathan sudah seperti adiknya sendiri dan nenek Liao juga sudah menganggap Dokter Yuan seperti cucunya sendiri. Akhirnya mereka pun dengan segera membawa Nathan ke rumah sakit. Di dalam perjalanan Nathan bahkan muntah beberapa kali. Dia merasakan tubuhnya begitu lemas Kepalanya pusing dan begitu mual.
Mendadak dia tidak suka dengan bau bensin dan dia muntah sepanjang perjalanan. Wajahnya begitu pucat dia sepertinya dehidrasi berat. Tubuhnya begitu lemas dan dia sungguh tidak bertenaga.
"Kasihan sekali cucuku. Sebenarnya ada apa dengannya, Penyakit apa yang dia derita?" Ucap sang nenek dengan mata yang berkaca-kaca, karena dia tidak tega melihat cucunya seperti itu.
🌺🌺🌺🌺 Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
DEDE GANTENG SEKALI Mila Defita
kode ngidam tuk nathan rerhadapaLee nenek...
2020-02-08
1
Antok lucker
namnya mirip adek gua yuan
2020-01-16
1
Hera serenade❤️
wah Lee yg hamil tp malah Nathan yg muntah2 sakit lucu Thor😂
2020-01-07
9