Maafkan

Peluh Rusdi sudah membanjiri tubuh hingga bajunya pun lepek, pijatan pria tua itu membuat kakinya kembali terasa ngilu, kecelakaan enam bulan lalu membuat tulang kering Rusdi retak hingga harus berbulan-bulan ia melewati hari memakai tongkat penyangga, beruntung sudah satu bulan terakhir ia sudah mulai berjalan tanpa tongkat dan bisa kembali bekerja di kantor desa.

Kecelakaan yang terjadi setelah acara pernikahannya dengan Inara membuat Sela murka dan menganggap kalau itu adalah akibat dari si Inara yang sudah lama di kenal dengan si anak pembawa sial.

"Bagai mana Bah...apa kakiku sudah bisa lagi di gerakan seperti semula?" tanya Rusdi penuh harap, bukan hanya karena ia ingin beraktifitas kembali seperti biasa tapi ia juga belum pernah merasakan malam pertama dengan Inara.

"Hmm ...sebenarnya kakimu sudah cukup kuat Rus..tapi..."

"Tapi apa Bah?"

"Kau harus meminum ramuan yang sudah ku racik ini agar syaraf ototmu kembali kuat" jelas Abah Sena.

Rusdi menerima satu botol bekas minuman berlogo banteng kepala dempet yang berisi air racikan abah Sena.

"Minum air ini tiga sendok sebelum tidur."

"Baik Bah...ehm hm..a anu Bah..."Rusdi menunduk wajahnya, ada rasa kikuk untuk menanyakan masalah pribadinya pada pria tua itu sedangkan Sang ibu ada di dekatnya.

"Ohh ..masalah itu?? Ya sudah ..kau sudah bisa mengasah pedangmu dengan istrimu"

Mata Sela membulat mendengar kalimat frontal dari Abha Sena sedang Rusdi hanya bisa merasakan wajahnya memanas.

"E.. s ...sudah Bah ..kalau begiku kami langsung pamit"ucap Rusdi dengan wajah berbinar,

"Rus kau ke motor dulu, aku mau ngasih amplop ke Abah" bisik Sela dan Rusdi pun mengangguk.

Tak lebih dari lima menit Sela kembali keluar dari rumah sederhana itu dengan senyum puas di bibirnya.

Suasana siang yang terik membuat Rusdi segera memarkirkan motornya di halaman rumah dan kangsung menuju dapur, perutnya yang keroncongan sudah minta di isi.

"Kok cuma ini saja masaknya Na?"tanya Rusdi dengam raut wajah kecewa karena hanya ada sayur bayam bening dan sambal saja.

"I iya Mas..maaf aku belum belanja, uang tadi pagi habis buat beli gas."

Rusdi menghela nafas panjang namun ia mengambil piring dan akhirmya makan dengan lahap karena bahan apapun yang di masak Inara memang selalu enak.

Sela membuang wajahnya "Makanya jadi ibu rumah tangga itu harus pintar mengatur keuangan, jangan hanya bisanya numpang makan dan tidur doang" gerutunya lirih namun masih bisa di dengar rungu Inara sedang Rusdi tentu tak mendengar karena sedang asik makan.

"Bagaimana kakimu Mas?" tanya Inara lembut sambil mengusap kaki Rusdi yang tampak bekas jahitan panjang di betisnya, Rusdi tampak lelah setelah makan lalu ia pun mengajak Inara ke kamar untuk membicarakan malam yang sudah enam bulan mereka tunggu.

"Sudah membaik Na...kata Abah, aku sudah bisa lagi berjalan normal dan ..."

"Dan apa Mas...?"tanya Inara dengan wajah cemas.

"Dan kita bisa ehmm hmm ...nanti malam" ucap Rusdi bahagia.

Raut wajah Inara bersemu merah, sebagai seorang istri ia memang belum pernah merasakan rasanya malam pertama, sejak kecelakaan di hari pernikahannya membuat Rusdi harus memulihkan luka parah di kakinya.

"Kalau begitu kau istirahat dulu mas..aku mandi dulu."

Rusdi mengangguk patuh ia sudah membayangkan bagaimana nanti malam, ia harus menyiapkan tenaga penuh untuk pertempuran pertamanya.

"Inara...In" panggil Sela dengan suara lirih.

"Ya Bu ..ada apa?"

"Ini uang sisa kontrol tadi, kau belilah sayur untuk nanti malam juga sekalian buat besok pagi."

Inara tersenyum senang, uang lima puluh ribu sudah cukup baginya untuk belanja kebutuhan dapur, ia pun melangkah keluar menuju warung bang Ujo.

Sepeninggal Inara, Sela berjalan berjingkat menuju kamar Rusdi, terdengar dengkuran halus pertanda tidur Rusdi sudah cukup lelap.

Dengan perasaan lega Sela keluar kamar setelah rencananya berhasil.

Sengaja Inara masak untuk makan malam lebih awal agar ia memiliki waktu untuk mempersiapkan dirinya untuk nanti malam.

Tak di pungkiri hatinya kini berdebar kencang jika mengingat ucapan Rusdi.Malam yang di nantinya selama enam bulan akhirnya datang juga, sebagai pasangan suami istri tentu itulah yang sangat di nanti saat malam pertama.

Kejadian naas di hari pernikahan membuat Inara dan Rusdi harus menahan nikmatnya surga dunia, masih ingat dalam memorinya saat sore hari setelah pelaksanaan ijab kabul bencana terjadi, Rusdi yang terpaksa mengantar petugas KUA untuk pulang setelah menyelesaikan tugasnya mengalami kecelakan.

Luka parah di kakinya membuat Sela semakin membencinya, semua uang mahar dan hasil sumbangan yang Inara dapat pun terpaksa di gunakan untuk biaya pengobatan Rusdi, bahkan tabungan pria itu pun habis tak tersisa.

Seperti biasa, sehabis maghrib mereka bertiga makan malam bersama, dan senyum manis selalu terbit dari bibir tipis Inara begitu juga Rusdi yang sesekali mencuri pandang pada dang istri.

"Rus jangan lupa kau minum tamuan dari Abah tiga sendok sebelum tidur" ucap Sela setelah menyelesaikan makannya.

"Iya Bu ..aku ingat" jawab Rusdi.

Pria tampan itu bergegas ke kamar mandi untuk gosok gigi lalu melewati ruang dapur sambil mengedipkan mata pada sang istri isyarat agar ikut ke kamar.

"Aku cuci piring dulu mas" jawab Inara tanpa suara dan Rusdi mengangguk setuju.

Rusdi merapikan tempat tidur, aroma wewangian pun ia semprotkan ke penjuru ruang, dadanya terasa berdebar kencang, jarum jam menunjukan pukul sembilan lebih tiga puluh menit.

Rusdi berjalan mondar-mandir di dalam kamar menunggu Inara datang dan ..

Cklek.

Senyum manis muncul dari balik pintu dengan wajah malu-malu kucing, Rusdi menyongsong Inara lalu mengunci pintu kamar.

"Kamu sudah selesai Na mencuci piringnya Na?"tanya Rusdi dengan nada lembut sambil meraih tangan sang istri.

"Sudah Mas.."jawab Inara masih menundukan wakah malu.

Perlahan Rusdi meraih tubuh Inara ke dalam pelukannya lalu mencium puncak kepalanya dengan lembut.

Dengan pelan dagu runcing Inara ia raih lalu dengan penuh perasaan Rusdi mendaratkan ciuman lembut di bibir tipis Inara, meski ciuman tersebut sering mereka lakukan tapi malam ini cukup spesial karena merupakan foreplay sebelum melakukan kegiatan inti.

Dengan penuh perasaan Rusdi melumat benda kenyal nan lembut Inara, wanita cantik yang kini duduk di pangkuannya itu pun membalas ciuman suaminya dengan lembut, ia dapat merasakan pusaka Rusdi mulai mengeras di bawah sana, memang bukan yang pertama Inara melihat pusaka itu, karena sebelumnya Inara lah yang memandikan dan membersihkan Rusdi saat ia masih tak berdaya akibat kecelakaan dulu, namun Kini Inara merasakan debaran jantungnya jadi tak menentu karena akan merasakan pusaka Rusdi untuk pertama kalinya.

"Na ..maafkan aku yang belum bisa memuaskanmu, mungkin kau merasa kecewa karena kita belum pernah merasakan nikmatnya surga dunia yang seharusnya sudah kita rasakan enam bulan yang lalu" ucap rusdi lirih sambil mencium leher jenjang Inara.

"Mas ...aku tahu dan mengerti kondisimu dan sshh Mas...?!"Inara mendesis pelan kala ciuman Rusdi mulai menjalar turun ke dadanya.

Tiba-tiba suasana menjadi hening kala Rusdi menghentikan aksinya, wajah pria tampan itu membeku dengan hati di liputi beribu tanda tanya.

"Ada apa Mas...k kenapa kau berhenti?" tanya Inara lirih karena sejatinya ia pun sudah begitu mendamba belai kasih sang suami.

"Na...k kenapa bisa begini?"

            🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Terima kasih yang sudah sudi mampir di novel receh ini, dan jangan lupa tinggalkan jejak cinta kalian ya..

Like, koment dan vote nya, happy reading 😘😘😘

Episodes
1 Si Tukang Gosip
2 Maafkan
3 Kembali Bekerja
4 Menantu Pembawa Sial
5 Nasib Apes
6 Sudah Tanggung
7 Cukup Manis
8 Kita Belanja
9 Kembali Pulang
10 Memginginkannya
11 Pergi
12 Corak Mencurigakan
13 Prasangka
14 Bonus
15 Permintaannya
16 Pelet
17 Perwakilan
18 Tuan Kenzi
19 Siapa Merubahmu
20 Jangan kau Tahan
21 Tinggal di Mes
22 Aku Lebih Suka
23 Mencarimu
24 Membawanya Pergi
25 Sudah Saatnya
26 Mengunginkan Kau Berpisah
27 Aku Ingin Melihat
28 Kami Bersamamu
29 Harapanku
30 Siapa Yang Kau Pilih
31 Cinta Buta
32 Draft
33 Lelaki Sejati
34 Tunggu Waktu
35 Harus Berakhir
36 Kembalilah Padaku
37 Suami
38 Tak Sabar
39 Wanita Satu-satunya
40 Maksud Lain
41 Ada Apa Denganmu
42 Vazo Abraham
43 Wanita Mana
44 Siapa Dia
45 Untuk Kebahagiaanmu
46 Status Resmi
47 Paruh Waktu
48 Perasaanku Sendiri
49 Pebinor
50 Mantu
51 Esok Lebih Baik
52 Balas Perasaanku
53 Calon Chef
54 Tamu Istinewa
55 Selamat tinggal
56 Janda
57 Daniel
58 Di mana Kau Berada
59 Ilmu Pelet
60 Permintaan
61 Biskuit
62 Jabat Tangan
63 Pencuri Hati
64 Mantan Suami
65 Katakan Ya
66 Satu Atap
67 Namanya Inara
68 Merelakanmu
69 Tamu tak Di Undang
70 Jangan Kangen
71 Kurang Berjuang
72 Dia Istinewa
73 Dengan Caraku
74 Bukan Kekasihnya
75 Memilikimu Secepatnya.
76 Mencoreng Nama Baik
77 Bersiaplah
78 Pertama Kali
79 Reka Ulang
80 Apa Hubunganmu
81 Anak Buaya
82 Salep
83 Peluang
84 Karyawan Baru
85 Adi
86 Menemui Ibu Mertua
87 Menerimamu
88 Jaga Istriku
89 Alasan
90 Pria-pria Istimewa
91 Perhitungan
92 CEO Tampan
93 Karyawan Tetap
94 Hutang Budi
95 Tamu di Mansion
96 Harapan yang Sirna
97 Dia Harus Membayar
98 Dokter Fando
99 Senjata Ampuh
100 Di Buru Polisi
101 Bukan Salahnya
102 Ramuan Awet Muda
103 Jejak Medis Inara
104 Rumah Kenangan
105 Sinyal Hijau
106 Syarat dan Ketentuan
107 Pertama Jumpa
108 Maafkan Aku Bu
109 Hidup atau Mati
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Si Tukang Gosip
2
Maafkan
3
Kembali Bekerja
4
Menantu Pembawa Sial
5
Nasib Apes
6
Sudah Tanggung
7
Cukup Manis
8
Kita Belanja
9
Kembali Pulang
10
Memginginkannya
11
Pergi
12
Corak Mencurigakan
13
Prasangka
14
Bonus
15
Permintaannya
16
Pelet
17
Perwakilan
18
Tuan Kenzi
19
Siapa Merubahmu
20
Jangan kau Tahan
21
Tinggal di Mes
22
Aku Lebih Suka
23
Mencarimu
24
Membawanya Pergi
25
Sudah Saatnya
26
Mengunginkan Kau Berpisah
27
Aku Ingin Melihat
28
Kami Bersamamu
29
Harapanku
30
Siapa Yang Kau Pilih
31
Cinta Buta
32
Draft
33
Lelaki Sejati
34
Tunggu Waktu
35
Harus Berakhir
36
Kembalilah Padaku
37
Suami
38
Tak Sabar
39
Wanita Satu-satunya
40
Maksud Lain
41
Ada Apa Denganmu
42
Vazo Abraham
43
Wanita Mana
44
Siapa Dia
45
Untuk Kebahagiaanmu
46
Status Resmi
47
Paruh Waktu
48
Perasaanku Sendiri
49
Pebinor
50
Mantu
51
Esok Lebih Baik
52
Balas Perasaanku
53
Calon Chef
54
Tamu Istinewa
55
Selamat tinggal
56
Janda
57
Daniel
58
Di mana Kau Berada
59
Ilmu Pelet
60
Permintaan
61
Biskuit
62
Jabat Tangan
63
Pencuri Hati
64
Mantan Suami
65
Katakan Ya
66
Satu Atap
67
Namanya Inara
68
Merelakanmu
69
Tamu tak Di Undang
70
Jangan Kangen
71
Kurang Berjuang
72
Dia Istinewa
73
Dengan Caraku
74
Bukan Kekasihnya
75
Memilikimu Secepatnya.
76
Mencoreng Nama Baik
77
Bersiaplah
78
Pertama Kali
79
Reka Ulang
80
Apa Hubunganmu
81
Anak Buaya
82
Salep
83
Peluang
84
Karyawan Baru
85
Adi
86
Menemui Ibu Mertua
87
Menerimamu
88
Jaga Istriku
89
Alasan
90
Pria-pria Istimewa
91
Perhitungan
92
CEO Tampan
93
Karyawan Tetap
94
Hutang Budi
95
Tamu di Mansion
96
Harapan yang Sirna
97
Dia Harus Membayar
98
Dokter Fando
99
Senjata Ampuh
100
Di Buru Polisi
101
Bukan Salahnya
102
Ramuan Awet Muda
103
Jejak Medis Inara
104
Rumah Kenangan
105
Sinyal Hijau
106
Syarat dan Ketentuan
107
Pertama Jumpa
108
Maafkan Aku Bu
109
Hidup atau Mati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!