BAB 1 - Sacrificare Vita

Marchioness Rosella de Moonstone yang melekat semenjak ia berstatus istri Marquess Drevan de Moonstone kembali menjadi Mrs. Rosella Zen.

Sayup-sayup kebisingan di penungguan keberangkatan kereta api memenuhi gendang telinga Mrs. Rose. Pejalan sekitar berlalu lalang dan menyibukkan diri dalam urusannya. Mereka sama sekali tidak mencurigai noda darah di gaun, sebab hari ini banyak warga yang menyamar dalam sosok menyeramkan dalam merayakan peringatan "Hari Kegelapan".

"Mengapa Miss Eve tidak mematuhi pesanku, bahkan terkesan ingin melukaiku? posisi tujaman pisaunya mengarah ke leher belakangku-"

"-ah tidak mungkin, mungkin hanya perasaanku saja," sangkal Mrs. Rose.

Beberapa menit berlalu, muncul suara asap dan derit rel kereta api yang memekakkan telinga. Destinasinya kali ini adalah rumah Duke Chris. Walaupun memang di awal keluarga Duke Chris ikut membenci Rose, tawaran menghancurkan bisnis dan reputasi Marquess Evan menggiurkan. Apalagi pertarungan kekuasaan masih sangat sengit, sebagai sayap dari antek pangeran kedua pasti mereka membutuhkan keikutsertaan Mrs. Rose.

Tepat pada saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam, penjaga keamanan sempat mencegat dan menanyai beberapa hal. Untung saja hiruk pikuk keramaian membantunya lolos dari jeratan si penjaga. Mrs. Rose menutup wajahnya dengan kerudung yang ia curi dari kediaman mendiang suaminya.

Mrs. Rose menjajaki kursi kosong dan menghela nafas pelan. Ia masih belum percaya Marquess Evan sudah meregang nyawa.

"Hampir saja terlupa, kertas tadi."

Mrs. Rose menyelipkan jemarinya ke dalam saku. Kertas buram dan basah akibat hujan. Namun tulisannya masih dapat dikenali. Dahi wanita bergaun peach itu mengerut, menyadari bahwa ini bukanlah bukti persengkongkolan aristokrat suaminya.

Melainkan ucapan terakhir dari suaminya sendiri.

Dear Rossie,

Dari tingkah cerobohmu itu, aku sudah menyadari pasti kau salah mengambil kertas, bukan? Kertas bukti kebusukan keluargaku sudah dibakar beberapa jam lalu. Jangan lupa, selangkah dirimu lebih maju, tetaplah aku yang memegang kendali.

Sekarang mungkin aku sudah menemui ajal, setiap langkahmu tertera jelas di jidatmu itu. Namun kali ini, anggap kematianku sebagai penebusan atas kepergian kakak kesayanganmu, tidak terhitung untuk nyawa Duke Christoff sialan itu. Rosie, satu hal yang kusesali tidak pernah terucap dari bibirku adalah kalimat 'aku mencintaimu'.

Mungkin kau merasa tidak adil akibat perlakuanku yang sengaja mengabaikanmu. Maaf bila aku keterlaluan, jujur agak tidak rela menyampaikan permintaan maaf seperti ini. Jangan menyalahkan diri dan hidup dengan baik. Semuanya sudah kuurus, pergilah ke Burnsville kalau kau setuju.

Salam, Evan.

Tes... Tes... Tes....

Mrs. Rosella memegangnya dengan erat, lengannya mengusap air mata di pipi. Debu macam apa yang terselip di matanya? Isakan dan tawa keluar, kertas itu ia selipkan dengan cepat. orang lain sedikit menjauhi wanita bergaun kacau tersebut. Hingga secarik foto jatuh ke besi alas kereta api.

"Kakak, ini milikmu bukan??" panggil anak kecil ke Mrs. Rose. Membuatnya menyeka air mata terburu buru.

"Ah? Terima kasih."

Orang tuanya segera menarik tangan anak itu, teguran kecil datang kemudian. Sedangkan Mrs. Rose hanya tersenyum tidak enak. Akhirnya foto itu dilihatnya, rumah lama yang ia jajaki dulu bersama dengan Marquess Evan. Rumah lama mereka.

Suara pengumuman dari kabin atas kereta tidak mengusik keterdiaman Mrs. Rosella. Ia membaliknya berkali-kali hanya untuk melihat beberapa patah kata yang menyambung menjadi satu kalimat yang tidak dipahaminya.

Sacrificare i sogni per una vita ripetitiva

*****

"Hei, jemur bajuku." Marquess Evan melempar asal pakaian miliknya ke arah miss Rose. Dibalas rengutan dan ocehan panjang. Walaupun begitu, ia tetap menurutinya.

"Pemalas," racaunya dan menyibakkan baju milik Evan ke tali. Ini adalah hari kedua lima mereka di gubuk kecil ini.

Matanya ditutup mendadak, membuat Miss Rose berbalik dan mencubit jakun Marquess Drevan dengan jahil. Wanita itu tentu mengenali suara langkah calon suaminya, ditambah hanya mereka berdua di sini.

Ia menyiram air cucian ke pria itu. Miss Rose cekikikan dan masuk ke dalam rumah. Bantingan pintu membuat rumahnya berguncang kecil. Sedangkan Marquess Evan cengo, matanya berkedip beberapa kali.

Mengusap wajahnya, Evan berjalan pelan dan membuka pintu. Aroma ikan kukus berlomba lomba menyusup ke indra penciumannya. Sosok tunangannya pasti kabur ke pekarangan belakang rumah lagi.

"Jidat lempeng yang mudah ditebak."

Marquess Evan mematikan tungku api, lalu mengeluarkan sajian ikan di meja. Setelah merapikan sisa kekacauan yang ada, barulah ia melangkah ke belakang rumah.

Gaun peach itu menjulang tepat di pipa paralon. Begitu sukanya Miss Rose dengan hadiah yang ia beri pertama kali, baju usang itu pun tetap dipertahankan olehnya. Di sisi lain, Ella gelagapan dan tertawa kikuk.

"Lihat tingkahmu, wajah tampanku terkena air busa," keluh lelaki itu dan pura pura marah.

"Hih, tampan? Akh-"

Punggung Miss Rose ditepuk dan kemudian abu hitam sudah tersisir di sekujur wajahnya. Ternyata keisengan Marquess Evan tidak kalah kacaunya.

"Nah, kita berdua sama sama menjadi upik abu."

Miss Rose tertawa terbahak-bahak hingga berjongkok di lantai. Hal ini membuat abu hitamnya masuk ke pernapasannya, berakhir tersedak. Di kondisi ini, Evan malah-

"Di keadaan apapun, sebisanya kuusahakan kita tetap memiliki nasib sama dan berdampingan, dengan cara aneh sekalipun," peringatnya seraya menepuk kepala miss Rose. Pipi gadis feminim itu terasa panas, syukurnya tersamarkan oleh olesan abu hitam tadi.

Marquess Evan berdeham dan mengambil kain, pertama diusapnya ke wajah miliknya. Barulah berpindah ke Rose. Air sabun tadi membuat sisa abu hitam mudah menghilang, membawa waktu terbang melayang khusus untuk mereka berdua.

"Selesai, jangan lupa ikan kukusmu." Rose panik dan berlari cepat, sebelum Evan melanjutkan kalimatnya.

"Gadis sembrono," tukas lelaki itu. Tidak memedulikan kondisi dirinya yang basah kuyup juga akibat air cucian tadi.

Sesampainya di dapur, Mrs. Rose mengintari ruangan kosong itu. Tiada lagi ikan kukus kesukaan Marquess Evan ataupun nuansa hangat. Jendela terbuka lebar, daun kering berceceran bebas.

Lengkungan di bibirnya mulai menjadi datar. Jemarinya mengelus pelan meja berdebu itu. Sudah berapa tahun berlalu dari momen kebersamaan ini? Mrs. Rose tersungkur ke bawah, menyesal tiada gunanya.

Mengapa ia memilih balas dendam saat itu? Apa keburukan dari suaminya? Tiba tiba, Mrs. Rose merasakan kepalanya berdenyut parah. Mengapa ia tidak dapat mengingatnya? Selama ini apa tujuan dari tindakannya?

Mengapa? Mengapa?

Mrs. Rose memukul dadanya kuat, menetralisir kegundahannya. Ia mulai bimbang, hingga daun kering tadi mulai berterbangan. Mereka bergabung dan membentuk sebuah cermin besar.

Bertepatan keadaan berubah menjadi adegan dimana suaminya menghadang pisau dari Evelyn, mulutnya penuh dengan darah. Wanita itu melihat dengan mata kepalanya sendiri dan menyadari bahwa baju peachnya berubah menjadi kemerahan gelap.

"Aku mencintaimu."

*****

"Tidak..!!!"

Mrs. Rose melengking sejadinya, bersamaan kelopak matanya terbuka lebar. Mendapati bahwa kereta api yang ia naiki kosong. Ia mengusap jarinya ke wajah, menemukan bercak air mata yang mengering.

Peach dress miliknya terasa basah, kala itu terbukanya skandal atau aib perselingkuhan membuatnya jatuh ke jalan buntu. Keluarga tercinta dan kekasih gelapnya dipacung pada hari sama, atas permintaan dari Marquess Evan kepada kaisar.

Namun, bukan itu. Sejak kapan balas dendamnya dimulai? Mengapa ia dapat beralih ke Duke Chris, lawan dari Marquess Evan? Sekuat apapun usahanya, Rose tidak dapat mengingatnya dengan baik.

Apakah hukuman mati itu... Bersumber dari Rose sendiri? Wanita itu termenung, berapa banyak hal yang ia lewatkan untuk kekosongan ini. Mengapa ia merasa bahwa dirinyalah villain dari kisahnya sendiri. Panggung sandiwara yang ia mainkan berhenti di sini.

"Jalan anda benar-benar buntu. Butuh bantuan?"

Pertanyaan itu membuat Mrs. Rose mendongakkan wajahnya, ia merasa tidak mengenali anak kecil di depannya. Tidak peduli dengan reaksi dari Rose, anak itu mengulurkan kedua tangannya. Mengizinkannya memilih dari keduanya.

"Kau ingin memperbaiki semuanya dari awal dengan potongan ingatan yang sedikit, atau menjadi orang lain tanpa memori sedikitpun?"

Terpopuler

Comments

ona

ona

memperbaiki semuanya dari awal gapapa dah drpd kepikiran, kaga bisa tidur nanti /Doge//Scowl/

2024-06-17

1

Hiatus

Hiatus

pilihan yang sulit

2024-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Tragedi Malam Pengkhianat
2 BAB 1 - Sacrificare Vita
3 BAB 2 - Mystique Kiddo
4 BAB 3 - Non Attraente
5 BAB 4 - Pietra Che Salta
6 BAB 5 - Crethel Raven Vollerei
7 BAB 6 - Something's Fishy
8 BAB 7 - Troublemaker
9 BAB 8 - Little Mouse
10 BAB 9 - Gold Fermillion
11 BAB 10 - Eve's Treatment
12 BAB 11 - Eve's Treatment (II)
13 BAB 12 - Afternoon Ghost
14 BAB 13 - Puppy Eyes
15 BAB 14 - Little Fox
16 BAB 15 - Lost n Found
17 BAB 16 - Chaotic Quest
18 BAB 17 - Udon Palace
19 BAB 18 - Dreamcatcher
20 BAB 19 - Nightmare
21 BAB 20 - Change The Fate
22 BAB 21 - First Dance
23 BAB 22 - Target Clear
24 BAB 23 - Wrong Shoot
25 BAB 24 - Punishment
26 BAB 25 - Bezile Kingdom
27 BAB 26 - Maid or Sister?
28 BAB 27 - Warriors and Nobles
29 BAB 28 - Distrust and Nobles
30 BAB 29 - Revenge
31 BAB 30 - Retreat Order
32 BAB 31 - Retreat Order II
33 BAB 32 - Part of Crime
34 BAB 33 - Sacrifice Choice
35 BAB 34 - Pengusiran
36 BAB 35 - Memilih Setia atau Sebaliknya
37 BAB 36 - Pecahnya prajurit
38 BAB 37 - Bubuk Racun
39 BAB 38 - Kabar Buruk
40 BAB 39 - Pesimis
41 BAB 40 - Permainan Pion
42 BAB 41 - Jubah yang Berdarah
43 BAB 42 - Tunduk Padanya
44 BAB 43 - Tahanan Bawah Tanah
45 BAB 44 - Algojo Putra Mahkota
46 BAB 45 - Dihujani Fakta
47 BAB 46 - Pengantin Dekret Kaisar
48 BAB 47 - Duka dan Benci
49 BAB 48 - Tawaran Permaisuri
50 BAB 49 - Kembali ke Rumah
51 BAB 50 - Gwen Jerinski
52 BAB 51 - Anggur dan Chamomile
53 BAB 52 - Menenggak Racun
54 BAB 53 - Nilai Sebuah Nyawa
55 BAB 54 - Cukup Sampai Disini
56 BAB 55 - Obat yang Pahit
57 BAB 56 - Memantik Perkara
58 BAB 57 - Rawat Lukaku
59 BAB 58 - Tembok Tinggi Meluruh
60 BAB 59 - Mawar Hitam
61 BAB 60 - Cabang Salju
62 BAB 61 - Dualisme Situasi
63 BAB 62 - Hukuman Dewa
64 BAB 63 - Siapa Ruelle?
65 BAB 64 - Kodaline Stewart
66 BAB 65 - Menerka-nerka
67 BAB 66 - Mandat Baru
68 BAB 67 - Penangkal Penyakit Berdarah
69 BAB 68 - Si Pemarah dan Si Cakar Ayam
70 BAB 69 - Nona Pesta Rakyat
71 BAB 70 - Hadiah Kecil dan Sumpah
72 BAB 71 - Jamuan Musim Panas
73 BAB 72 - Menunjukkan Sesuatu
74 BAB 73 - Taruhan
75 BAB 74 - Kabar Miring
76 BAB 75 - Menantikannya
77 BAB 76 - Mengosongkan Pikiran
78 BAB 77 - Semua Sepadan
79 BAB 78 - Tempat Asing
80 BAB 79 - Salju Pertama
81 BAB 80 - Jalur Pintas
82 BAB 81 - Begitu Payah
83 BAB 82 - Penyerangan Tersembunyi
84 BAB 83 - Memecahkan lorong
85 BAB 84 - Piccolo
86 BAB 85 - Lengan Dahan
87 BAB 86 - Selalu di Sisimu
88 BAB 87 - Jangan Ikut Campur
89 BAB 88 - Impian Kecil
90 BAB 89 - Disibukkan Banyak Hal
91 BAB 90 - Mempertanyakan Kesedihan
92 BAB 91 - Menemui Saudari Lama
93 BAB 92 - Bukan Orang Tepat
94 BAB 93 - Kuil Willinz
95 BAB 94 - Udara Kosong dan Patung Manusia
96 BAB 95 - Benang Segitiga Bermuda
97 BAB 96 - Kucing Rakus
98 BAB 97 - Ingin Mengumpat
99 BAB 98 - Menghancurkan Siklus
100 BAB 99 - Serigala Penggoda
101 BAB 100 - Putri yang Dikutuk
102 BAB 101 - Putri yang Dikutuk (II)
103 BAB 102 - Pasangan Sembrono
104 BAB 103 - Sikap Berbeda, Akhir Berbeda
105 BAB 104 - Membereskan Sesuatu
106 BAB 105 - Silsilah Sihir
107 BAB 106 - Sajak Problematik
108 BAB 107 - Karangan Tercuri
109 BAB 108 - Menolak atau Menyetujui?
110 BAB 109 - Bendera Putih
111 BAB 110 - Berdarah
112 BAB 111 - Berubah Drastis
113 BAB 112 - Kucing yang Sama
114 BAB 113 - Pita Merah Jambu
115 BAB 114 - Prajurit yang Berkeliaran
116 BAB 115 - Pertukaran Merugikan
117 BAB 116 - Surat Merpati
118 BAB 117 - Muncul Tiba-tiba
119 BAB 118 - Bagaimana Jika Kita Bertukar Posisi?
120 BAB 119 - Mangsa yang Menunggu Waktu Kematian
121 BAB 120 - Penyerangan Massal
122 BAB 121 - Menantang Maut
123 BAB 122 - Musuh Dibalik Selimut
124 BAB 123 - Hancurnya Bangsawan Besar
125 BAB 124 - Bara Api Kejujuran
126 BAB 125 - Berlindung
127 BAB 126 - Udara Kosong
128 BAB 127 - Tergantung Penggunanya
129 BAB 128 - Serangan Beruntun
130 BAB 129 - Dua Puluh Menit
131 BAB 130 - Liontin Kematian
132 BAB 131 - Pemberian Kecil
133 BAB 132 - Memastikan Sesuatu
134 BAB 133 - Mencari Celah
135 BAB 134 - Tiba di Markas
136 BAB 135 - Selamatkan Tuan!
137 BAB 136 - Banding Kekuatan
138 BAB 137 - Seri
139 BAB 138 - Pertumpahan Darah
140 BAB 139 - Ilusi
141 BAB 140 - Siapa Pemenang dan Pengecutnya?
142 BAB 141 - Tidak Pantas Diampuni
143 BAB 142 - Kedok yang Terbongkar
144 BAB 143 - Aku Mengerti
145 BAB 144 - Janji yang Tak Terpenuhi
146 BAB 145 - Milik Tuan
147 BAB 146 - Rahasia Terakhir
148 BAB 147 - Jasad Tidak Membusuk
149 BAB 148 - Pemindahan Peti
150 BAB 149 - Terjebak Alam Bawah Sadar
151 BAB 150 - Memotret Kilasan Waktu
152 BAB 151 - Tiga Rintangan
153 BAB 152 - Fakta dibalik Cincin
154 BAB 153 - Putaran Waktu
155 BAB 154 - Awal Segalanya
156 BAB 155 - Harmoni yang Hilang
157 BAB 156 - Kebenaran Dibalik Tabir
158 BAB 157 - Menyatukan Pecahan Tragedi
159 BAB 158 - Berbalik Padanya
160 BAB 159 - Menemanimu di Akhirat
161 BAB 160 - Pengakuan Dosa
162 Akhir Manis Drevan dan Rosella #1
163 Akhir Manis Drevan dan Rosella #2
164 Akhir Manis Drevan dan Rosella #3
165 Side Story - Marquess Andrient dan Marchioness Evelyn #1
166 Side Story - Marquess Andrient dan Marchioness Evelyn #2
167 Side Story - Duke Christoff dan Duchess Chloe #1
168 Side Story - Duke Christoff dan Duchess Chloe #2
169 Side Story - Kenneth Bruce dan Gwen Jerinski
170 Extra - Si Kembar Cilik
171 Tidak Pernah Berhenti Mencintaimu (End)
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Tragedi Malam Pengkhianat
2
BAB 1 - Sacrificare Vita
3
BAB 2 - Mystique Kiddo
4
BAB 3 - Non Attraente
5
BAB 4 - Pietra Che Salta
6
BAB 5 - Crethel Raven Vollerei
7
BAB 6 - Something's Fishy
8
BAB 7 - Troublemaker
9
BAB 8 - Little Mouse
10
BAB 9 - Gold Fermillion
11
BAB 10 - Eve's Treatment
12
BAB 11 - Eve's Treatment (II)
13
BAB 12 - Afternoon Ghost
14
BAB 13 - Puppy Eyes
15
BAB 14 - Little Fox
16
BAB 15 - Lost n Found
17
BAB 16 - Chaotic Quest
18
BAB 17 - Udon Palace
19
BAB 18 - Dreamcatcher
20
BAB 19 - Nightmare
21
BAB 20 - Change The Fate
22
BAB 21 - First Dance
23
BAB 22 - Target Clear
24
BAB 23 - Wrong Shoot
25
BAB 24 - Punishment
26
BAB 25 - Bezile Kingdom
27
BAB 26 - Maid or Sister?
28
BAB 27 - Warriors and Nobles
29
BAB 28 - Distrust and Nobles
30
BAB 29 - Revenge
31
BAB 30 - Retreat Order
32
BAB 31 - Retreat Order II
33
BAB 32 - Part of Crime
34
BAB 33 - Sacrifice Choice
35
BAB 34 - Pengusiran
36
BAB 35 - Memilih Setia atau Sebaliknya
37
BAB 36 - Pecahnya prajurit
38
BAB 37 - Bubuk Racun
39
BAB 38 - Kabar Buruk
40
BAB 39 - Pesimis
41
BAB 40 - Permainan Pion
42
BAB 41 - Jubah yang Berdarah
43
BAB 42 - Tunduk Padanya
44
BAB 43 - Tahanan Bawah Tanah
45
BAB 44 - Algojo Putra Mahkota
46
BAB 45 - Dihujani Fakta
47
BAB 46 - Pengantin Dekret Kaisar
48
BAB 47 - Duka dan Benci
49
BAB 48 - Tawaran Permaisuri
50
BAB 49 - Kembali ke Rumah
51
BAB 50 - Gwen Jerinski
52
BAB 51 - Anggur dan Chamomile
53
BAB 52 - Menenggak Racun
54
BAB 53 - Nilai Sebuah Nyawa
55
BAB 54 - Cukup Sampai Disini
56
BAB 55 - Obat yang Pahit
57
BAB 56 - Memantik Perkara
58
BAB 57 - Rawat Lukaku
59
BAB 58 - Tembok Tinggi Meluruh
60
BAB 59 - Mawar Hitam
61
BAB 60 - Cabang Salju
62
BAB 61 - Dualisme Situasi
63
BAB 62 - Hukuman Dewa
64
BAB 63 - Siapa Ruelle?
65
BAB 64 - Kodaline Stewart
66
BAB 65 - Menerka-nerka
67
BAB 66 - Mandat Baru
68
BAB 67 - Penangkal Penyakit Berdarah
69
BAB 68 - Si Pemarah dan Si Cakar Ayam
70
BAB 69 - Nona Pesta Rakyat
71
BAB 70 - Hadiah Kecil dan Sumpah
72
BAB 71 - Jamuan Musim Panas
73
BAB 72 - Menunjukkan Sesuatu
74
BAB 73 - Taruhan
75
BAB 74 - Kabar Miring
76
BAB 75 - Menantikannya
77
BAB 76 - Mengosongkan Pikiran
78
BAB 77 - Semua Sepadan
79
BAB 78 - Tempat Asing
80
BAB 79 - Salju Pertama
81
BAB 80 - Jalur Pintas
82
BAB 81 - Begitu Payah
83
BAB 82 - Penyerangan Tersembunyi
84
BAB 83 - Memecahkan lorong
85
BAB 84 - Piccolo
86
BAB 85 - Lengan Dahan
87
BAB 86 - Selalu di Sisimu
88
BAB 87 - Jangan Ikut Campur
89
BAB 88 - Impian Kecil
90
BAB 89 - Disibukkan Banyak Hal
91
BAB 90 - Mempertanyakan Kesedihan
92
BAB 91 - Menemui Saudari Lama
93
BAB 92 - Bukan Orang Tepat
94
BAB 93 - Kuil Willinz
95
BAB 94 - Udara Kosong dan Patung Manusia
96
BAB 95 - Benang Segitiga Bermuda
97
BAB 96 - Kucing Rakus
98
BAB 97 - Ingin Mengumpat
99
BAB 98 - Menghancurkan Siklus
100
BAB 99 - Serigala Penggoda
101
BAB 100 - Putri yang Dikutuk
102
BAB 101 - Putri yang Dikutuk (II)
103
BAB 102 - Pasangan Sembrono
104
BAB 103 - Sikap Berbeda, Akhir Berbeda
105
BAB 104 - Membereskan Sesuatu
106
BAB 105 - Silsilah Sihir
107
BAB 106 - Sajak Problematik
108
BAB 107 - Karangan Tercuri
109
BAB 108 - Menolak atau Menyetujui?
110
BAB 109 - Bendera Putih
111
BAB 110 - Berdarah
112
BAB 111 - Berubah Drastis
113
BAB 112 - Kucing yang Sama
114
BAB 113 - Pita Merah Jambu
115
BAB 114 - Prajurit yang Berkeliaran
116
BAB 115 - Pertukaran Merugikan
117
BAB 116 - Surat Merpati
118
BAB 117 - Muncul Tiba-tiba
119
BAB 118 - Bagaimana Jika Kita Bertukar Posisi?
120
BAB 119 - Mangsa yang Menunggu Waktu Kematian
121
BAB 120 - Penyerangan Massal
122
BAB 121 - Menantang Maut
123
BAB 122 - Musuh Dibalik Selimut
124
BAB 123 - Hancurnya Bangsawan Besar
125
BAB 124 - Bara Api Kejujuran
126
BAB 125 - Berlindung
127
BAB 126 - Udara Kosong
128
BAB 127 - Tergantung Penggunanya
129
BAB 128 - Serangan Beruntun
130
BAB 129 - Dua Puluh Menit
131
BAB 130 - Liontin Kematian
132
BAB 131 - Pemberian Kecil
133
BAB 132 - Memastikan Sesuatu
134
BAB 133 - Mencari Celah
135
BAB 134 - Tiba di Markas
136
BAB 135 - Selamatkan Tuan!
137
BAB 136 - Banding Kekuatan
138
BAB 137 - Seri
139
BAB 138 - Pertumpahan Darah
140
BAB 139 - Ilusi
141
BAB 140 - Siapa Pemenang dan Pengecutnya?
142
BAB 141 - Tidak Pantas Diampuni
143
BAB 142 - Kedok yang Terbongkar
144
BAB 143 - Aku Mengerti
145
BAB 144 - Janji yang Tak Terpenuhi
146
BAB 145 - Milik Tuan
147
BAB 146 - Rahasia Terakhir
148
BAB 147 - Jasad Tidak Membusuk
149
BAB 148 - Pemindahan Peti
150
BAB 149 - Terjebak Alam Bawah Sadar
151
BAB 150 - Memotret Kilasan Waktu
152
BAB 151 - Tiga Rintangan
153
BAB 152 - Fakta dibalik Cincin
154
BAB 153 - Putaran Waktu
155
BAB 154 - Awal Segalanya
156
BAB 155 - Harmoni yang Hilang
157
BAB 156 - Kebenaran Dibalik Tabir
158
BAB 157 - Menyatukan Pecahan Tragedi
159
BAB 158 - Berbalik Padanya
160
BAB 159 - Menemanimu di Akhirat
161
BAB 160 - Pengakuan Dosa
162
Akhir Manis Drevan dan Rosella #1
163
Akhir Manis Drevan dan Rosella #2
164
Akhir Manis Drevan dan Rosella #3
165
Side Story - Marquess Andrient dan Marchioness Evelyn #1
166
Side Story - Marquess Andrient dan Marchioness Evelyn #2
167
Side Story - Duke Christoff dan Duchess Chloe #1
168
Side Story - Duke Christoff dan Duchess Chloe #2
169
Side Story - Kenneth Bruce dan Gwen Jerinski
170
Extra - Si Kembar Cilik
171
Tidak Pernah Berhenti Mencintaimu (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!