BAB 2 - Mystique Kiddo

"Kau ingin memperbaiki semuanya dari awal dengan potongan ingatan yang sedikit atau menjadi orang lain tanpa memori sedikitpun?"

Mrs. Rose mengerjabkan pupilnya, kedua tangan milik anak itu diisi dengan lollipop yang imut. Tubuhnya bercahaya kecil dan mudah digendong dari postur kurusnya itu. Bibirnya tersenyum jenaka, namun tidak dengan matanya.

Seolah yang ia tawarkan hanya candaan belaka.

"Maaf, kau sedang bermain-main?" Dari semua pertanyaan yang muncul, Rose menanggapinya dengan pertanyaan ini.

"Lollipop ungu untuk kehidupan baru. Dan lollipop merah muda untuk kehidupan sama namun diulang dari awal. Pilih dan makan salah satunya. Kalau tidak mau atau keberatan, lanjutkan saja kehidupanmu yang sekarang ini," balasnya dengan sistematis.

"Tampilanku memang seperti anak kecil, namun usiaku sudah lebih dari leluhur kalian. Banyak orang telah kubantu dan kusaring ke dunia manapun, khusus bagi yang terpilih."

Mrs. Rose memiringkan wajahnya ke kanan, ia tidak mempercayai ini. Bagaimana caranya orang yang jelas-jelas berdosa banyak dapat dibilang sebagai yang terpilih. Namun kesempatan tidak datang untuk yang kedua kalinya. Dengan sigap, wanita itu memilih lollipop berwarna merah muda.

"Yakin ingin yang ini? Hidupmu ini begitu nestapa, aku sampai kasihan saat mengubek semua ceritamu itu," keluh anak kecil tersebut.

Awalnya Mrs. Rose kembali bernaung dalam pemikirannya sendiri, sebelum menggangguk dengan kuat, "Iya, kuharap aku dapat merubahnya menjadi lebih baik. Terkesan muluk-muluk, tapi aku akan memperbaiki tingkahku."

Anak kecil itu menggelengkan kepalanya. Impulsif namanya bila ingin merubah kepribadian seseorang, apalagi Rose yang sembrono ini dipasangkan dengan Evan yang kaku. Bisa dibilang, jika salah jalan satu langkah saja yang ditemui adalah kiamat. Namun melihat tekad besar ini, ia mau tidak mau wajib menyetujuinya.

Haram baginya sebagai pemberi pilihan alur hidup yang akan ditempuh, malah mendorong seorang manusia ke pilihan lain. Peraturan yang absurb, diikuti hukuman yang tidak kalah ribet. Bila dia melanggarnya, bisa bisa berakhir seperti sahabat lamanya itu. Dipulangkan kembali ke dunia 'dukhha' atau 'penderitaan'.

"Baik. Silahkan diambil," usul anak itu.

Mrs. Rose mengangguk dan mengemut permen lolinya. Sebenarnya ia tidak terlalu menyukai rasa manisnya, apakah setiap anak yang bertugas memberikan permen?

Akan tetapi matanya terasa berat. Peluh hadir di punggungnya, rambutnya rontok dengan cepat. Tiba tiba tubuhnya lunglai begitu saja ke tanah. Bila ditela'ah, kondisinya seperti biksuni yang melakukan cara ekstrim untuk mencapai kondisi nibbana.

Di kehidupan itu, dia meninggal di kereta dalam posisi tertidur. Hingga seorang nona muda yang berniat membangunkan Mrs. Rose dari tidurnya, malah mendapati bahwa nafasnya telah terhenti. Memicu kepanikan massa dan kereta dihentikan di tengah malam.

Anak kecil itu berdecak beberapa kali

"Gadis itu, kuharap dia memenuhi ekspektasiku. Kalau tidak dia dan suaminya itu akan kutendang ke neraka. Menyia-nyiakan."

*****

"Maaf Count Arthur, apakah sudah ada jawaban untuk permohonan saya dalam menikahi putri anda?"

"Keputusan berada di tangan putriku. Namun sebelum itu, saya ingin memastikan sesuatu terlebih dahulu, apa alasan anda memutuskan melamar Ella nak?" selidik ayah Rose. Panggilan Ella diambil dari 'Rosella', sebagai nama kecilnya.

Ketika keduanya tengah berbicara dengan serius, Rose sebaliknya. Perempuan tersebut malah berlari sepanjang taman dekat rumahnya, mengejar kupu-kupu untuk ia simpan dalam botol kaca. Ibu dan kakak tirinya tengah berbelanja di luar. Namun Rose terjatuh ke tanah, wajahnya menghadap ke tanah.

"Kupu-kupunya kabur.." ratap Rose, perhatiannya teralih oleh sepatu di hadapannya.

Rose yang awalnya dalam posisi terlungkup segera berdiri dan mengibaskan debu di gaunnya. Lalu sebuah kupu-kupu kertas muncul tepat di depan manik matanya.

"Ingin kuajari cara membuatnya?" tanya lelaki di depannya.

Otomatis Rose mengangguk dengan penuh semangat, ia menerima kertas berbentuk kupu kupu itu. Pria itu mengambil sapu tangan dan menyerahkannya ke gadis itu pula. Kemudian Rose mengangkat wajahnya, "Ah, maaf. Namamu?"

Mata hijaunya mengerling jenaka, pria itu sepertinya tengah merencanakan sesuatu. Jemarinya menopang dagu lancipnya, di saat yang sama sinar matahari jatuh ke rambutnya. Sedangkan Rose yang merasa terlalu silau mengajaknya berteduh menuju naungan pohon bunga kamboja di kebun.

Sebelum itu lelaki asing itu berhenti. "Tebak dulu siapa aku," usulnya dengan nada ramah.

"Marquess Andrient de Moonstone." Bukan Rose yang menjawab, namun ayahandanya sendiri, "Dia tetanggamu lamamu, kalian berdua sering bermain bersama saat kecil."

Marquess Andrient awalnya berniat bermain dengan Rose, namun malah digagalkan oleh Count Arthur Zen. Sontak ia mengadu tidak puas dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan Rose hanya mengangguk dan menyapa ringan. Tidak terlalu memusingkannya.

"Bermainlah sepuasnya, ayah ingin mengurus dokumen di ruang kerja dahulu. Marquess Andrient, tolong jaga gadis bungsuku ini untuk sementara," putus Count Arthur dan berbalik. Awalnya ayah Rose hendak bergabung dengan anaknya, namun masih ada kerjaan yang memerlukan tindakan darinya.

Andrient menggangguk dan memantau hingga Count Arthur kembali ke dalam ruangan. Sebelum berbalik dan melihat binar penasaran milik Rose.

"Nah aku akan mengajarimu cara membuat kupu kupunya," ingat Marquess Andrient disusuli senyuman polos gadis bersanggul di dekatnya.

Rose terhanyut dengan suara bass dari pria di hadapannya. Tidak hanya itu, pria itu dengan telaten membimbing hingga gadis itu mahir membuat bentukan kupu kupu dari kertas buram.

Kakak tirinya yang baru saja kembali dari perjalanan juga ikut bergabung dan bermain.

Diam diam, Duke Cornwall atau yang kerapkali disapa dengan Duke Andromeda Zen menilai Marquess Andrient. Walaupun dari ibu yang berbeda, Duke Cornwall sangat protektif pada adiknya sendiri.

Hal ini membuat Rose cenderung bergantung pada kakaknya. Sepertinya, Duke Cornwall harus rela berbagi dengan Marquess Andrient. Sebab dalam hitungan jam saja keduanya sudah seperti sahabat dekat.

"Kak Andri, apakah ada bentuk lain lagi?" tanya Rose

Marquess Andrient berpikir sejenak, mata hijaunya berfokus pada pola kupu kupu dan jangkrik yang telah dibuat Rose. Wajahnya tampak serius, mau tidak mau membuat Rose semakin menantikan jawaban dari pria tersebut.

Setelah beberapa detik terlewatkan ia menjawabnya, "Tentu, namun hanya dua untuk tiap pertemuannya."

"Ayolah kak, bagaimana jika tiga?" bujuk Rose, seolah tidak merasa cukup dengan tawaran Marquess Andrient.

"Hush, jangan meminta terlalu banyak. Untuk mempelajari dua bentuk saja memakan hampir 6 jam." Duke Cornwall menoel hidung Rose, membuatnya bersin. "Kenapa kau tidak belajar etiket dan hal yang dilakukan wanita pada umumnya saja?"

"Kakak!!"

Marquess Andrient tertawa, matanya menyipit menjadi bulan sabit. Langkah ini ia lakukan agar ia dapat menarik perhatian Rose, mencegahnya tidak mudah bosan pula. Lagipula ia baru mengetahui sekitar 10 bentuk. Diam-diam dari lirikannya, ia berterimakasih pada Duke Cornwall.

*****

5 hari kemudian, kediaman Moonstone

Seorang pria berkonsentrasi menyapu kuas di ruangan kerjanya. Di masa itu, mesin tik masih belum ditemukan. Umumnya orang kekaisaran, bangsawan dan rakyat jelata masih menggunakan kuas dan tinta.

Pemanfaatan burung merpati sebagai penghubung surat juga sering digunakan, walau memang sudah sedikit berkurang seiring bertambahnya tahun.

Penangguhan wilayah Belize

Duke George Price selaku diplomat dari kekaisaran Vollerei Raya mengabarkan ketundukkan wilayah Belize, atas izin dari yang berdaulat. Oleh karena itu diharapkan Yang mulia Jordanio Raven Vollerei mampu menyetujui permohonan diplomasi bersama daerah Belize dalam rangka menangguhkan wilayah baru.

Tertanda, Marquess Drevan de Moonstone

Setelah menekan cap di bawah surat, pria tersebut memasukkan gulungan kertas di dalam tabung kecil. Ia menyelipkannya di balik baju besarnya. Sebagai saudara tertua dan pemimpin dari aristokrat Moonstone tentulah hal yang ia lakukan tidak asing lagi.

Sedangkan Marquess Andrient, adik lelakinya kurang dapat diandalkan. Dapat dihitung jari berapa kali ia kembali ke rumah tiap bulannya. Drevan berdiri tegap dan melangkahkan kakinya dengan runtut, bersiap menemui kaisar. Sudah 4 tahun lamanya ia menjabat sebagai konsultan kerajaan tidak resmi.

Tring..!!

Dentingan lonceng berbunyi, Marquess Drevan segera keluar dari kediamannya. Mendadak selembar kertas beraroma lavender menghantam wajahnya, membuat pria tersebut urung melangkahkan kakinya setapak lagi. Netra hijau gelapnya melirik ke bawah.

"Apa yang kau lakukan?"

Terpopuler

Comments

ona

ona

bjir menusuk sekali ucapanmu wahai leluhur

2024-06-17

1

ona

ona

yah... tapi aku suka warna ungu

2024-06-17

1

Hiatus

Hiatus

rose balik ke masa lalu gk inget apa2 gituch

2024-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Tragedi Malam Pengkhianat
2 BAB 1 - Sacrificare Vita
3 BAB 2 - Mystique Kiddo
4 BAB 3 - Non Attraente
5 BAB 4 - Pietra Che Salta
6 BAB 5 - Crethel Raven Vollerei
7 BAB 6 - Something's Fishy
8 BAB 7 - Troublemaker
9 BAB 8 - Little Mouse
10 BAB 9 - Gold Fermillion
11 BAB 10 - Eve's Treatment
12 BAB 11 - Eve's Treatment (II)
13 BAB 12 - Afternoon Ghost
14 BAB 13 - Puppy Eyes
15 BAB 14 - Little Fox
16 BAB 15 - Lost n Found
17 BAB 16 - Chaotic Quest
18 BAB 17 - Udon Palace
19 BAB 18 - Dreamcatcher
20 BAB 19 - Nightmare
21 BAB 20 - Change The Fate
22 BAB 21 - First Dance
23 BAB 22 - Target Clear
24 BAB 23 - Wrong Shoot
25 BAB 24 - Punishment
26 BAB 25 - Bezile Kingdom
27 BAB 26 - Maid or Sister?
28 BAB 27 - Warriors and Nobles
29 BAB 28 - Distrust and Nobles
30 BAB 29 - Revenge
31 BAB 30 - Retreat Order
32 BAB 31 - Retreat Order II
33 BAB 32 - Part of Crime
34 BAB 33 - Sacrifice Choice
35 BAB 34 - Pengusiran
36 BAB 35 - Memilih Setia atau Sebaliknya
37 BAB 36 - Pecahnya prajurit
38 BAB 37 - Bubuk Racun
39 BAB 38 - Kabar Buruk
40 BAB 39 - Pesimis
41 BAB 40 - Permainan Pion
42 BAB 41 - Jubah yang Berdarah
43 BAB 42 - Tunduk Padanya
44 BAB 43 - Tahanan Bawah Tanah
45 BAB 44 - Algojo Putra Mahkota
46 BAB 45 - Dihujani Fakta
47 BAB 46 - Pengantin Dekret Kaisar
48 BAB 47 - Duka dan Benci
49 BAB 48 - Tawaran Permaisuri
50 BAB 49 - Kembali ke Rumah
51 BAB 50 - Gwen Jerinski
52 BAB 51 - Anggur dan Chamomile
53 BAB 52 - Menenggak Racun
54 BAB 53 - Nilai Sebuah Nyawa
55 BAB 54 - Cukup Sampai Disini
56 BAB 55 - Obat yang Pahit
57 BAB 56 - Memantik Perkara
58 BAB 57 - Rawat Lukaku
59 BAB 58 - Tembok Tinggi Meluruh
60 BAB 59 - Mawar Hitam
61 BAB 60 - Cabang Salju
62 BAB 61 - Dualisme Situasi
63 BAB 62 - Hukuman Dewa
64 BAB 63 - Siapa Ruelle?
65 BAB 64 - Kodaline Stewart
66 BAB 65 - Menerka-nerka
67 BAB 66 - Mandat Baru
68 BAB 67 - Penangkal Penyakit Berdarah
69 BAB 68 - Si Pemarah dan Si Cakar Ayam
70 BAB 69 - Nona Pesta Rakyat
71 BAB 70 - Hadiah Kecil dan Sumpah
72 BAB 71 - Jamuan Musim Panas
73 BAB 72 - Menunjukkan Sesuatu
74 BAB 73 - Taruhan
75 BAB 74 - Kabar Miring
76 BAB 75 - Menantikannya
77 BAB 76 - Mengosongkan Pikiran
78 BAB 77 - Semua Sepadan
79 BAB 78 - Tempat Asing
80 BAB 79 - Salju Pertama
81 BAB 80 - Jalur Pintas
82 BAB 81 - Begitu Payah
83 BAB 82 - Penyerangan Tersembunyi
84 BAB 83 - Memecahkan lorong
85 BAB 84 - Piccolo
86 BAB 85 - Lengan Dahan
87 BAB 86 - Selalu di Sisimu
88 BAB 87 - Jangan Ikut Campur
89 BAB 88 - Impian Kecil
90 BAB 89 - Disibukkan Banyak Hal
91 BAB 90 - Mempertanyakan Kesedihan
92 BAB 91 - Menemui Saudari Lama
93 BAB 92 - Bukan Orang Tepat
94 BAB 93 - Kuil Willinz
95 BAB 94 - Udara Kosong dan Patung Manusia
96 BAB 95 - Benang Segitiga Bermuda
97 BAB 96 - Kucing Rakus
98 BAB 97 - Ingin Mengumpat
99 BAB 98 - Menghancurkan Siklus
100 BAB 99 - Serigala Penggoda
101 BAB 100 - Putri yang Dikutuk
102 BAB 101 - Putri yang Dikutuk (II)
103 BAB 102 - Pasangan Sembrono
104 BAB 103 - Sikap Berbeda, Akhir Berbeda
105 BAB 104 - Membereskan Sesuatu
106 BAB 105 - Silsilah Sihir
107 BAB 106 - Sajak Problematik
108 BAB 107 - Karangan Tercuri
109 BAB 108 - Menolak atau Menyetujui?
110 BAB 109 - Bendera Putih
111 BAB 110 - Berdarah
112 BAB 111 - Berubah Drastis
113 BAB 112 - Kucing yang Sama
114 BAB 113 - Pita Merah Jambu
115 BAB 114 - Prajurit yang Berkeliaran
116 BAB 115 - Pertukaran Merugikan
117 BAB 116 - Surat Merpati
118 BAB 117 - Muncul Tiba-tiba
119 BAB 118 - Bagaimana Jika Kita Bertukar Posisi?
120 BAB 119 - Mangsa yang Menunggu Waktu Kematian
121 BAB 120 - Penyerangan Massal
122 BAB 121 - Menantang Maut
123 BAB 122 - Musuh Dibalik Selimut
124 BAB 123 - Hancurnya Bangsawan Besar
125 BAB 124 - Bara Api Kejujuran
126 BAB 125 - Berlindung
127 BAB 126 - Udara Kosong
128 BAB 127 - Tergantung Penggunanya
129 BAB 128 - Serangan Beruntun
130 BAB 129 - Dua Puluh Menit
131 BAB 130 - Liontin Kematian
132 BAB 131 - Pemberian Kecil
133 BAB 132 - Memastikan Sesuatu
134 BAB 133 - Mencari Celah
135 BAB 134 - Tiba di Markas
136 BAB 135 - Selamatkan Tuan!
137 BAB 136 - Banding Kekuatan
138 BAB 137 - Seri
139 BAB 138 - Pertumpahan Darah
140 BAB 139 - Ilusi
141 BAB 140 - Siapa Pemenang dan Pengecutnya?
142 BAB 141 - Tidak Pantas Diampuni
143 BAB 142 - Kedok yang Terbongkar
144 BAB 143 - Aku Mengerti
145 BAB 144 - Janji yang Tak Terpenuhi
146 BAB 145 - Milik Tuan
147 BAB 146 - Rahasia Terakhir
148 BAB 147 - Jasad Tidak Membusuk
149 BAB 148 - Pemindahan Peti
150 BAB 149 - Terjebak Alam Bawah Sadar
151 BAB 150 - Memotret Kilasan Waktu
152 BAB 151 - Tiga Rintangan
153 BAB 152 - Fakta dibalik Cincin
154 BAB 153 - Putaran Waktu
155 BAB 154 - Awal Segalanya
156 BAB 155 - Harmoni yang Hilang
157 BAB 156 - Kebenaran Dibalik Tabir
158 BAB 157 - Menyatukan Pecahan Tragedi
159 BAB 158 - Berbalik Padanya
160 BAB 159 - Menemanimu di Akhirat
161 BAB 160 - Pengakuan Dosa
162 Akhir Manis Drevan dan Rosella #1
163 Akhir Manis Drevan dan Rosella #2
164 Akhir Manis Drevan dan Rosella #3
165 Side Story - Marquess Andrient dan Marchioness Evelyn #1
166 Side Story - Marquess Andrient dan Marchioness Evelyn #2
167 Side Story - Duke Christoff dan Duchess Chloe #1
168 Side Story - Duke Christoff dan Duchess Chloe #2
169 Side Story - Kenneth Bruce dan Gwen Jerinski
170 Extra - Si Kembar Cilik
171 Tidak Pernah Berhenti Mencintaimu (End)
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Tragedi Malam Pengkhianat
2
BAB 1 - Sacrificare Vita
3
BAB 2 - Mystique Kiddo
4
BAB 3 - Non Attraente
5
BAB 4 - Pietra Che Salta
6
BAB 5 - Crethel Raven Vollerei
7
BAB 6 - Something's Fishy
8
BAB 7 - Troublemaker
9
BAB 8 - Little Mouse
10
BAB 9 - Gold Fermillion
11
BAB 10 - Eve's Treatment
12
BAB 11 - Eve's Treatment (II)
13
BAB 12 - Afternoon Ghost
14
BAB 13 - Puppy Eyes
15
BAB 14 - Little Fox
16
BAB 15 - Lost n Found
17
BAB 16 - Chaotic Quest
18
BAB 17 - Udon Palace
19
BAB 18 - Dreamcatcher
20
BAB 19 - Nightmare
21
BAB 20 - Change The Fate
22
BAB 21 - First Dance
23
BAB 22 - Target Clear
24
BAB 23 - Wrong Shoot
25
BAB 24 - Punishment
26
BAB 25 - Bezile Kingdom
27
BAB 26 - Maid or Sister?
28
BAB 27 - Warriors and Nobles
29
BAB 28 - Distrust and Nobles
30
BAB 29 - Revenge
31
BAB 30 - Retreat Order
32
BAB 31 - Retreat Order II
33
BAB 32 - Part of Crime
34
BAB 33 - Sacrifice Choice
35
BAB 34 - Pengusiran
36
BAB 35 - Memilih Setia atau Sebaliknya
37
BAB 36 - Pecahnya prajurit
38
BAB 37 - Bubuk Racun
39
BAB 38 - Kabar Buruk
40
BAB 39 - Pesimis
41
BAB 40 - Permainan Pion
42
BAB 41 - Jubah yang Berdarah
43
BAB 42 - Tunduk Padanya
44
BAB 43 - Tahanan Bawah Tanah
45
BAB 44 - Algojo Putra Mahkota
46
BAB 45 - Dihujani Fakta
47
BAB 46 - Pengantin Dekret Kaisar
48
BAB 47 - Duka dan Benci
49
BAB 48 - Tawaran Permaisuri
50
BAB 49 - Kembali ke Rumah
51
BAB 50 - Gwen Jerinski
52
BAB 51 - Anggur dan Chamomile
53
BAB 52 - Menenggak Racun
54
BAB 53 - Nilai Sebuah Nyawa
55
BAB 54 - Cukup Sampai Disini
56
BAB 55 - Obat yang Pahit
57
BAB 56 - Memantik Perkara
58
BAB 57 - Rawat Lukaku
59
BAB 58 - Tembok Tinggi Meluruh
60
BAB 59 - Mawar Hitam
61
BAB 60 - Cabang Salju
62
BAB 61 - Dualisme Situasi
63
BAB 62 - Hukuman Dewa
64
BAB 63 - Siapa Ruelle?
65
BAB 64 - Kodaline Stewart
66
BAB 65 - Menerka-nerka
67
BAB 66 - Mandat Baru
68
BAB 67 - Penangkal Penyakit Berdarah
69
BAB 68 - Si Pemarah dan Si Cakar Ayam
70
BAB 69 - Nona Pesta Rakyat
71
BAB 70 - Hadiah Kecil dan Sumpah
72
BAB 71 - Jamuan Musim Panas
73
BAB 72 - Menunjukkan Sesuatu
74
BAB 73 - Taruhan
75
BAB 74 - Kabar Miring
76
BAB 75 - Menantikannya
77
BAB 76 - Mengosongkan Pikiran
78
BAB 77 - Semua Sepadan
79
BAB 78 - Tempat Asing
80
BAB 79 - Salju Pertama
81
BAB 80 - Jalur Pintas
82
BAB 81 - Begitu Payah
83
BAB 82 - Penyerangan Tersembunyi
84
BAB 83 - Memecahkan lorong
85
BAB 84 - Piccolo
86
BAB 85 - Lengan Dahan
87
BAB 86 - Selalu di Sisimu
88
BAB 87 - Jangan Ikut Campur
89
BAB 88 - Impian Kecil
90
BAB 89 - Disibukkan Banyak Hal
91
BAB 90 - Mempertanyakan Kesedihan
92
BAB 91 - Menemui Saudari Lama
93
BAB 92 - Bukan Orang Tepat
94
BAB 93 - Kuil Willinz
95
BAB 94 - Udara Kosong dan Patung Manusia
96
BAB 95 - Benang Segitiga Bermuda
97
BAB 96 - Kucing Rakus
98
BAB 97 - Ingin Mengumpat
99
BAB 98 - Menghancurkan Siklus
100
BAB 99 - Serigala Penggoda
101
BAB 100 - Putri yang Dikutuk
102
BAB 101 - Putri yang Dikutuk (II)
103
BAB 102 - Pasangan Sembrono
104
BAB 103 - Sikap Berbeda, Akhir Berbeda
105
BAB 104 - Membereskan Sesuatu
106
BAB 105 - Silsilah Sihir
107
BAB 106 - Sajak Problematik
108
BAB 107 - Karangan Tercuri
109
BAB 108 - Menolak atau Menyetujui?
110
BAB 109 - Bendera Putih
111
BAB 110 - Berdarah
112
BAB 111 - Berubah Drastis
113
BAB 112 - Kucing yang Sama
114
BAB 113 - Pita Merah Jambu
115
BAB 114 - Prajurit yang Berkeliaran
116
BAB 115 - Pertukaran Merugikan
117
BAB 116 - Surat Merpati
118
BAB 117 - Muncul Tiba-tiba
119
BAB 118 - Bagaimana Jika Kita Bertukar Posisi?
120
BAB 119 - Mangsa yang Menunggu Waktu Kematian
121
BAB 120 - Penyerangan Massal
122
BAB 121 - Menantang Maut
123
BAB 122 - Musuh Dibalik Selimut
124
BAB 123 - Hancurnya Bangsawan Besar
125
BAB 124 - Bara Api Kejujuran
126
BAB 125 - Berlindung
127
BAB 126 - Udara Kosong
128
BAB 127 - Tergantung Penggunanya
129
BAB 128 - Serangan Beruntun
130
BAB 129 - Dua Puluh Menit
131
BAB 130 - Liontin Kematian
132
BAB 131 - Pemberian Kecil
133
BAB 132 - Memastikan Sesuatu
134
BAB 133 - Mencari Celah
135
BAB 134 - Tiba di Markas
136
BAB 135 - Selamatkan Tuan!
137
BAB 136 - Banding Kekuatan
138
BAB 137 - Seri
139
BAB 138 - Pertumpahan Darah
140
BAB 139 - Ilusi
141
BAB 140 - Siapa Pemenang dan Pengecutnya?
142
BAB 141 - Tidak Pantas Diampuni
143
BAB 142 - Kedok yang Terbongkar
144
BAB 143 - Aku Mengerti
145
BAB 144 - Janji yang Tak Terpenuhi
146
BAB 145 - Milik Tuan
147
BAB 146 - Rahasia Terakhir
148
BAB 147 - Jasad Tidak Membusuk
149
BAB 148 - Pemindahan Peti
150
BAB 149 - Terjebak Alam Bawah Sadar
151
BAB 150 - Memotret Kilasan Waktu
152
BAB 151 - Tiga Rintangan
153
BAB 152 - Fakta dibalik Cincin
154
BAB 153 - Putaran Waktu
155
BAB 154 - Awal Segalanya
156
BAB 155 - Harmoni yang Hilang
157
BAB 156 - Kebenaran Dibalik Tabir
158
BAB 157 - Menyatukan Pecahan Tragedi
159
BAB 158 - Berbalik Padanya
160
BAB 159 - Menemanimu di Akhirat
161
BAB 160 - Pengakuan Dosa
162
Akhir Manis Drevan dan Rosella #1
163
Akhir Manis Drevan dan Rosella #2
164
Akhir Manis Drevan dan Rosella #3
165
Side Story - Marquess Andrient dan Marchioness Evelyn #1
166
Side Story - Marquess Andrient dan Marchioness Evelyn #2
167
Side Story - Duke Christoff dan Duchess Chloe #1
168
Side Story - Duke Christoff dan Duchess Chloe #2
169
Side Story - Kenneth Bruce dan Gwen Jerinski
170
Extra - Si Kembar Cilik
171
Tidak Pernah Berhenti Mencintaimu (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!