Ares berjalan memasuki mansion utama. Sudah lama ia meninggalkan kediamannya itu dan sama sekali tak ada yang berubah.
" Tuan muda... " ucap Robert yang baru akan keluar dari mansion saat melihat Ares berada di depan pintu.
" Selamat malam, paman. Seperti keinginan ayah, akhirnya aku kembali " sapa Ares.
Robert terlihat terkejut, namun kemudian ia menyambut tuan mudanya itu dengan suka cita.
" Syukurlah, akhirnya anda bersedia kembali. Tuan Liam pasti sangat bahagia melihat anda berada disini " ucap Robert sungguh-sungguh.
Ares hanya menganggukan kepalanya. Ia lantas berjalan masuk diikuti oleh Robert yang berjalan di belakangnya.
" Dimana ayah ? " tanya Ares karena ia tak melihat keberadaan sang ayah yang biasanya berada di ruang makan saat waktu jam makan malam.
" Tuan berada di kamarnya. Beliau masih belum bisa makan di ruang makan. Kondisi Tuan Liam masih belum pulih dan hanya bisa berbaring di tempat tidur " jelas Robert lagi.
Mereka berdua kini telah berada di depan kamar Tuan Liam. Koper yang dibawa Ares sudah dibawa oleh pelayan ke kamar milik Ares.
" Mari Tuan muda " ucap Robert sambil membukakan pintu untuk Ares.
Mereka berdua masuk dan pemandangan pertama yang dilihat oleh Ares adalah keberadaan seorang gadis muda yang tengah menyuapi sang ayah.
Ares menatap lekat gadis cantik itu, ia bisa tahu jika itu adalah gadis kecilnya dulu. Angelnya...
" My Angel... "
Gumam Ares yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. Ia terus menatap Mikhayla yang terlihat sangat cantik dengan stelan kerja yang masih melekat di tubuh rampingnya.
" Tuan... Tuan Ares sudah kembali " ucap Robert.
Seketika Tuan Liam dan Mikhayla menatap ke arah seorang pria yang berdiri di samping Robert.
Tuan Liam menatap Ares dengan tatapan penuh kerinduan. Berbeda dengan tatapan Mikha yang menyorotnya dengan tatapan dingin dan entahlah seperti ada kebencian yang tersimpan di dalamnya.
" Ares... Akhirnya kamu kembali, nak " ucap Tuan Liam.
Ares berjalan menuju tempat tidur sang ayah.
" Maafkan Ares, yah. Maaf karena aku baru bisa kembali sekarang " jawab Liam. Ia memeluk raga sang putra yang telah terpisah lama.
Ia bahagia karena akhirnya putra semata wayangnya itu bersedia untuk kembali. Entah apa yang membuatnya berubah pikiran, ia tak peduli. Yang jelas kini putranya itu telah kembali.
" Ares... Kenalkan ini, Mikhayla. Dia... Ayah baru saja menikahinya beberapa hari yang lalu " ucap Tuan Liam sambil melirik ke arah Mikhayla yang berdiri di samping tempat tidur.
Mikhayla mengangguk sopan ke arah Ares. Sejenak tatapan mereka bertemu namun dengan cepat Mikha segera memutus kontak mata mereka.
" Kalau begitu saya akan kembali ke kamar saya, Tuan. Permisi " pamit Mikha kepada Tuan Liam.
Mikha sama sekali tak ingin melihat ke arah Ares.
" Ya, terima kasih Mikha " sahut Tuan Liam.
Mikha pun segera undur diri dari sana.
Ares melihat Mikha yang menjauh dengan ekor matanya. Ada sakit di hatinya saat melihat sikap gadis kecilnya itu yang seolah tak mengenalnya.
" Kau pasti lelah, istirahatlah dulu. Besok kita akan bicara banyak hal " titah sang ayah dengan senyum teduhnya.
" Baiklah... Aku akan beristirahat dulu. Aku rasa memang ada banyak hal yang harus kita bicarakan yah. Ayah juga cepat sehat, supaya bisa beraktivitas seperti biasa " sahut Ares lalu membetulkan posisi bantal agar sang ayah bisa berbaring dengan nyaman.
Ares pun akhirnya meninggalkan sang ayah dengan diikuti oleh Robert.
" Terima kasih karena selama ini Paman sudah menjaga ayah " ucap Ares kepada Robert.
" Itu sudah tugas saya, Tuan. Tuan Liam sudah banyak membantu keluarga saya " jawab Robert penuh hormat.
" Oh ya, dimana Paman Alex ? Kenapa aku tidak melihatnya ? " tanya Ares yang menanyakan keberadaan ayah dari Mikhayla.
Tatapan Robert berubah saat mendengar pertanyaan Tuan mudanya itu dan hal itu dapat dibaca dengan mudah oleh Ares.
" Paman... " Ares menyentuh lengan Robert.
" Maaf Tuan... " ucap Robert menundukkan wajahnya.
" Sebenarnya ada apa paman ? " tanya Ares lagi.
" Kakak saya, Alex... Sudah meninggal Tuan. Satu tahun setelah Tuan pergi, kakak saya mengalami kecelakaan bersama Mikha. Kakak saya tak bisa diselamatkan dan Mikha mengalami koma selama 1 bulan. Beruntung Mikha bisa sadar kembali, meskipun ia kehilangan beberapa ingatannya " jelas Robert.
" Ya Tuhan... Aku turut berduka cita, Paman. Ayah tak pernah menceritakan hal itu " ucap Ares.
" Tidak apa, Tuan muda. Mungkin Tuan Liam ingin anda fokus pada pendidikan anda sehingga tidak mengabari hal tersebut " sahut Robert lagi.
Keduanya berpisah saat Ares telah sampai di depan kamarnya.
Ares masuk ke dalam kamar, ia menatap sekeliling kamar. Masih terlihat sama, tidak ada yang berubah. Bahkan kamarnya nampak bersih dan rapi yang berarti kamarnya rutin dibersihkan kendati ia tak ada disana.
Ia merebahkan raganya di atas tempat tidur. Mencoba memejamkan matanya, namun apa yang ia dengar tadi mengganggunya.
Mungkinkah hal itu yang menjadi alasan sikap Mikha kepadanya tadi. Apa Mikhayla melupakannya ?
Kamu yang membuatku kembali, Angel... Dan aku akan membuatmu kembali mengingat janjimu kepadaku !
Pagi-pagi, semua sudah siap di meja makan. Hanya ada Mikhayla disana saat Ares tiba, dia bersiap untuk sarapan.
Ares duduk di depan Mikhayla. Ia menatap wajah gadis ciliknya yang kini terlihat semakin mempesona.
" Selamat pagi " sapa Ares berharap Mikhayla sedikit saja melihat ke arahnya.
Keinginan Ares terwujud karena Mikha akhirnya mengangkat wajahnya.
" Pagi " jawab Mikha singkat. Ia kemudian kembali fokus menikmati sarapannya.
Tak ada lagi percakapan diantara keduanya. Mikha yang fokus menghabiskan sarapan dan Ares yang diam-diam mencuri pandangan ke arah Mikha.
Kagum... Satu kata yang mewakili perasaannya saat ini melihat betapa pujaan hatinya itu terlihat begitu cantik dan anggun.
Mikhayla selesai menyantap sarapannya. Ia pamit, lantas berdiri kemudian membawakan sarapan ke kamar Tuan Liam.
Melihat hal itu, Ares segera menghabiskan sarapannya. Setelahnya bergegas ia menuju kamar sang ayah.
Ia melihat Mikha dengan telaten menyuapi sang ayah.
" Kau pergilah, Mikha... Biar nanti perawat yang menyuapiku " titah Tuan Liam kepada Mikha.
" Tidak apa, Tuan. Ini masih terlalu pagi untuk berangkat ke perusahaan " sahut Mikha.
" Terima kasih untuk semua yang sudah kau lakukan." ucap Tuan Liam. Ia mengusap kepala Mikha dengan lembut. Bagaimanapun status mereka saat ini, ia tetap menganggap Mikha sebagai anaknya sendiri.
Mikha tersenyum, ia menyadari jika Tuan Liam memang menganggapnya sebagai putrinya. Ia juga merasakan kasih sayang seorang ayah dari Tuan Liam selama ini. Mungkin hanya karena keadaan mendesak saja, mereka harus terikat dalam hubungan pernikahan.
" Biar aku saja yang membantu ayah sarapan " Ares bersuara. Jujur saja ia cemburu melihat interaksi antara sang ayah dengan Mikha.
Tuan Liam melihat ke arah Ares yang baru saja memasuki kamarnya. Ia tersenyum lebar melihat Ares disana.
" Iya, Mikha... Biar Ares saja yang membantuku sarapan. Kau segera berangkatlah " titah Tuan Liam.
Patuh, Mikhayla segera bangkit dari duduknya kemudian pamit.
Ares masih mengikuti laju Mikhayla hingga tubuh rampingnya menghilang dari pandangan. Dan tentu saja itu semua tak luput dari pengamatan Tuan Liam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
jadi hilang ingatan sebagian Mikha mgkn karna itu lupa dgn janjinya pada Ares
2024-06-30
1
Apriyanti
efek dr hilang ingatan nya jd gak inget SM Ares,,, lanjut thor
2024-05-31
1
tiara
Pantas Mikha cuek ajazmungkin dia lupa sama Ares karena kecelakaan yang dialaminya
2024-05-31
1