Mencari

Reyhan meminta data mahasiswa baru yang sedang ospek. Setelah membaca dia melirik papan nama yang tergantung di dada Sheila. Dan mencocokkannya dengan nama yang tertera di papan.

"Hmm..namanya Sheila Anjani." guman Rey tersenyum tipis. sangat tipis hingga tidak ada yang menyadarinya.

Selina penasaran dengan apa yang dilakukan Rey.

"Kamu lihatin apaan sih!" tanya Selina pada Rey.

"Nggak ada, cuma mau tahu berapa anak yang ikut ospek tahun ini. Aku kan ketua BEM masak nggak tahu berapa jumlah anak bar. Reyhan beralasan.

"Nih" Reyhan mengembalikan kertas nama tersebut kepada Selina dan berlalu pergi.

"Sheila Anjani, anak jurusan Ekonomi manajemen. Satu jurusan denganku, Masuk dengan beasiswa." gumam Rey sambil terus melangkah.

"Seperti nya menarik jika aku memberinya sedikit pelajaran nanti. Tunggu saja waktunya.." Ucap Rey dalam hati

"Rey...tunggu! teriak Beni.

Rey berhenti dan melihat kebelakang, tanpa menjawab.

Beni berjalan mensejajarkan diri dengan Reyhan. Mereka berdua menuju ke kantin.

"Tidak biasanya , kau mau tahu dengan jumlah siswa baru di kampus ini?" Tanya Beni penasaran.

"Kau tahu, aku ingin membalas anak kecil yang sudah dua kali menabrak ku. Aku tau itu hanya trik nya untuk dekat dengan ku!" Ucap Rey.

" Yang mana sih rey, anaknya !"

" Tuh lihat, Cewek yang pakai kacamata tebal dan rambut di kepang dua itu. Lihat tampangnya aja aku sudah ilfil." Ucap Rey lagi.

Beni dan Roni tertawa terbahak bahak.

"Tapi kalau aku perhatikan dia cantik juga Rey, Apalagi kalau kacamata tebalnya itu dia buka." Ucap Roni yang terus memperhatikan Sheila dari kejauhan.

"Terserah apa katamu, aku akan memberi nya pelajaran nanti." ucap Reyhan.

Jam istirahat sudah berbunyi. Semua mahasiswa baru di bubarkan.

Yuni memanggil Sheila.

"Sheila...."

"Ya!!"

"Tunggu, Kenapa kau cepat sekali pulangnya semalam?" tanya Yuni.

"Maaf, aku harus langsung bekerja. Oh ya, Panggil saja aku ica, agar lebih mudah."

"Baiklah. Kau bekerja dimana?"

"Aku bekerja di kafe Rembulan. Tidak jauh dari sini. Aku kerja paruh waktu"

"Kantin yuk!!! ajak Yuni.

"Nggak deh, Yun. Aku masih kenyang." Sheila berbohong. sebenarnya dia merasa lapar, tapi dia harus menghemat uangnya. Dia akan beli nasi campur nanti sepulang kampus.

"Ayolah...Aku yang traktir!" paksa Yuni menarik tangan Sheila.

Mereka berdua berjalan menuju kantin.

Setelah memesan bakso, Yuni dan Sheila mengambil.tempat duduk.

Makanan datang dan mereka mulai menyantapnya.

"Hei... boleh bergabung?' tanya seorang pemuda. Dan langsung duduk di kursi kosong dekat Sheila sebelum dia menjawab.

"Kenalkan, Aku Dimas. Aku jurusan ekonomi manajemen." ucap Dimas.

"Aku Yuni dan ini Sheila" Jawab Yuni.

"Kita satu jurusan donk. Kami juga jurusan ekonomi manajemen." Ucap Yuni.

"Kali begitu kita bisa berteman, bukan?" Dimas mengulurkan tangannya. Mau tidak mau aku menjabat tangan Dimas.

Yuni dan Dimas sudah mengobrol dengan akrab. Ya, Yuni orang yang supel dan mudah beradaptasi. Hingga dengan cepat bisa akrab dengan orang baru seperti Dimas.

Bel kembali berbunyi...

Para mahasiswa baru, kembali berbaris di lapangan.

Seorang senior memangil nama Sheila.

"Sheila Anjani"

"Saya kak" jawab Sheila dan menu Jul tanagnnya.

"Cari senior yang bernama Reyhan aditama. Mintalah tanda tangannya. Jika tidak dapat, Beasiswanya mu akan di cabut, mengerti!"

"Siap kak!" jawab icha.

"Aku kasih waktu hingga sore nanti."

Dengan langkah gontai Sheila berjalan mencari Reyhan si ketua BEM.

Sheila tidak mengenal siapapun disini selainkedua teman barunya tadi. bagaimana dia bisa mencari pria yang bernama Reyhan.

Sejak kemarin ospek, Ketua BEM juga belum menunjukkan siapa dirinya.

Zahra berjalan ke kerumunan mahasiswa yang sedang duduk di taman.

"Maaf kak, Kalau boleh tanya. Yang mana ya kak, Mahasiswa yang bernama Reyhan Aditama?' tanya Sheila.

Mahasiswi yang ditanya tertawa.

"Untuk apa kau mencari nya?' tanya salah satu diantara mahasiswa disana.

"Aku disuruh meminta tanda tangan nya.!" jawab Sheila polos.

Mereka kembali tertawa bahkan ada yang terbahak bahak.

Reyhan tidak mungkin mau memberimu tanda tangan. Dia adalah Pangeran kampus ini. Cowok terganteng dan terkeren. Kau lihat lah dirimu?' Mana mungkin dia mau tanda tangan melihat mu saja dia sudah ilfil, Jawab salah seorang diantara mahasiswa cewek disana.

Sheila tertunduk. Dia sedih mendengar penghinaan mereka.

Sheila berjalan meninggalkan kerumunan mahasiswa tersebut.

Sheila tidak putus asa, dia terus bertanya pada siapa saja yang dia temui.

"Aku harus tetap semangat, aku nggak boleh nyerah." ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Trllu jhat si Reyhan
mkanya Sheila hrs hti hti jngn nabrak si Reyhan

2022-06-26

0

dewi putriyanti

dewi putriyanti

awalnya ngerjain...lama2 kebayang & keinget terus

2021-10-10

0

Lismanita Adam

Lismanita Adam

klo ada tipe yg mudah ngejek,,sedih banget,,sdh merasa hebat x yaa

2021-08-31

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!