Ketemu

Sheila yang lelah berhenti dan duduk di bawah pohon yang rindang.

Dari belakang dia mendengar suara orang yang sedang bertengkar.

"Tolong...jangan tinggalin aku. Aku cinta banget ma kamu. Aku nggak mau putus sama kamu?" ucap si cewek dengan air mata yang terus berderai.

"Kau, sudah tahu kan, kalau aku bilang putus ya putus. Sudah sana!!! usir Reyhan.

"Tapi Rey..Apa salah aku? Aku cinta kamu Rey.... Aku akan ngelakuin apapun asal kau tetap mau jadi pacar aku!!

"Dasar murahan. Itulah yang nggak suka dari kamu."

Reyhan menghempaskan tangan Winda cewek yang di putusin nya ini. Hingga tubuh nya jatuh terhempas ke tanah.

Sheila kesal melihat kelakuan Reyhan Dia keluar dari tempatnya.

"Kau ..... Kurang ajar banget jadi cowok. Emang nggak punya hati."

Sheila menunjuk tepat di depan wajah Reyhan.

Reyhan semakin kesal.

"Siapa kau!!!!

Apa urusan mu?"

Tangannya sudah mencekal lengan Sheila dengan kuat.

Sheila meringis menahan sakit.

"Aku hanya tidak suka caramu memperlakukan wanita. Kalau mau putus kan bisa dengan cara baik baik. Bukan dengan cara kasar seperti ini!"

Rey menyeringai....

"Oh....ada pahlawan rupanya!"

"Sudah Rey...Aku nggak apa pa. Tapi please...jangan putusin aku, ya!!!!" mohon Winda.

"Kau dengar,dia saja tidak keberatan!

Reyhan sengaja menekan kata terakhir dalam ucapannya.

Dengan kasar dia menghempaskan tangan Sheila hingga dia juga terjatuh.

Kemudian pergi meninggalkannya.

Sheila bangkit dan membersihkan bajunya yang kotor.

Dia tiba tiba teringat sesuatu.

" Tadi, kalau tidak salah namanya Reyhan!!

Jangan.... jangan....!!!!!!!!

Seketika dia kaget. Dan menepuk jidatnya

"Haduh...matilah aku. Bagaimana nasibku ini. Mana mungkin dia mau memberiku tanda tangannya. Malang nian

nasibku ini! Sheila terduduk dan menghela nafas lemas.

Hilang sudah semangatnya. Dia berjalan gontai meninggalkan phon tersebut menuju kembali ke lapangan.

"Bagaimana, Dapat? tanya Yuni begitu Zahra tiba di lapangan.

Zahra menggeleng lemah.

"Sabar...nanti juga bisa. Tadi orangnya kesini. Aku dengar kakak pembina memangilnya Rey. Orangnya ganteng lho." Yuni terus berbicara.

Sheila hanya duduk lemas mendengarkannya.

"Aku juga sudah bertemu dengan nya" ucap nya dalam hati.

Sheila belum menceritakan pertemuannya dengan Reyhan.

Dia hanya memikirkan bagaimana cara meminta tanda tangannya.

Kakak pembina memangil nama Sheila.

"Sheila Anjani"

"Ya, kak!"

"Mana tugas kamu. Sini kumpul kan!."

Sheila maju dengan menunduk.

"Maaf kak, saya belum menemukan orang yang kakak maksud."

"Apa? Kamu bodoh atau....! Kamu kan bisa bertanya?

"Maaf"

Aku beri kamu waktu 1 Jam lagi. Saat ini orang yang kamu cari ada di Ruang Senat. Temui dia dan minta tanda tangannya, Jika tidak dapat maka beasiswa mu akan di cabut, Cepat. Sekarang! bentak kakak pembina.

Sheila segera beranjak,menuju ruangan yang dimaksud.

Dia setengah berlari. Saat ini fokusnya hanya pada bea siswa nya. Dia harus mendapatkan tanda tangan itu bagaimana pun caranya.

Walau harus meminta maaf sekalipun akan dia lakukan.

Tok....tok...

"Masuk!"

Sheila masuk ke dalam dengan wajah menunduk. Takut memandang wajah Reyhan.

Reyhan masih sibundengan berkas di tangannya. Dan belum melihat siapa yang datang.

"Duduk"

Sheila pun duduk di kursi di hadapan Reyhan.

Katakan ada perlu apa kau kesini?"

Tanya Reyhan memandang Sheila.

"A..aku mau minta tanda tangan, kak!" ucap Sheila terbata bata.

"Angkat wajahmu jika berbicar. Dan tatap lawan bicaramu."

Sheila mengangkat wajahnya.

Kira kira apa yang akan terjadi setelah Reyhan melihat Sheila???

Tunggu kelanjutannya ya....

Mohon dukungannya dengan like and Vote..

thanks.....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***