Willie kembali keruangan asya untuk memeriksa keadaan nya sekarang.
"Tolong berbaring!!!" perintah nya dengan nada sarkas
Asya langsung membaringkan tubuh nya.
Tiba-tiba Willie menarik baju asya ke atas untuk melihat kondisi jahitan di perut nya.
"Dok kalau mau buka bukaan GPP tapi kasih aba aba dong" Kata asya
"Emang siapa yang mau buka bukaan, gue cuma mau meriksa bekas jahitannya" Ucap Willie
"Bilang aja Lo modus, kenapa gak nyuruh perawat cewek aja?" kata asya tak mau kalah
"Lo benar-benar seharusnya gue nyuruh perawat, tapi sayang nya semua lagi punya tugas masing-masing jadi khusus untuk Lo gue turun sendiri"
"Lo jangan mandi dulu sampe lusa ini masih basah" Katanya memberitahu setelah selesai men cek keadaan bekas operasi itu.
"Udah siap dok?" tanya asya
"Udah" jawab nya singkat
"Dokter....." Panggil asya dengan cepat sebelum Willie menghilang dari pandangan nya.
"Apa?" tanya Willie dengan nada yang lebih sarkas lagi
"Kalau ga ada yang mau Lo sampaikan gue lanjut, bukan hanya Lo doang yang gue rawat" Ketus nya
"Dokter hari ini pulang gak?" tanya asya
"Tidak, gue juga masuk Sif malam" Jawab nya
"Boleh tidak temani gue nanti malam, gue takut suasana rumah sakit, apalagi gue belum pernah nginap sendiri bokap dan nyokap gue udah balik ke Jerman jadi gue hanya di jaga sama asisten itupun asisten nya udah pulang ke rumah " Kata asya menjelaskan keadaan nya sekarang.
"Bukannya itu urusan pribadi Lo?"
"Lo gak usah takut banyak perawat juga yang masuk Sif malam kalau ada apa apa Lo tinggal teriak pasti kedengaran kok, dan gue gak punya tanggung jawab buat jagain Lo"
"Ihhh celit banget sihh kan gue pasien Lo" kesal asya
"Gue bukan dokter pribadi Lo!!!" tegas Willie
Willie langsung meninggalkan ruangan itu dan kembali mengecek pasien lainnya
"Aduhhh ini udah jam 10 lagi, kok makin sepi banget ya" Asya berbicara sendiri di ruangan itu.
Derttttttt Derrtttt Dertttttt
Suara handphone asya pun bunyi Mama nya menelepon asya.
"Halo nak, bagaimana keadaan kamu?" tanya mamanya
"Ya begitulah ma, kesepian, lagian papa dan mama bukannya jagain asya sampai sehat malah ninggalin asya" Gerutunya
"Maaf sayang papa dan mama kan ninggalin kamu karna ada hal urgent di sini nak, dan ini beneran gak bisa di tinggalkan" Jawab mama nya
"Sayang papa akan pastikan mulai besok kamu akan di temani asisten lainnya di rumah sakit ya" Kata papa nya
"Ahhh gak mau pa, asya gak mau kalau ditemani orang lain mending asya sendiri makanya tadi asya nyuruh mbak pulang karena asya gak enak juga mbak tidur di sini pasti gak nyaman" Kata asya.
"Yaudah kalau gitu kamu istirahat ya nak, mama tutup telepon nya dulu, besok pagi mama telepon lagi ya" ujar mama nya
"Baiklah ma"
Panggilan telepon itu pun selesai.
Asya kembali menatap langit-langit kamar nya, dia tak bisa tidur walaupun sudah berusaha untuk menutup matanya.
"Aduhhh gimana gue mau tidur ya"
Tiba tiba suara langkah kaki di luar ruangan itu terdengar, jantung asya langsung berdetak kencang.
"Mampus gue siapa itu?"tanya asya was was
mendengar suara langkah kaki itu semakin dekat, asya langsung berteriak kencang
"Siapapun di luar sana tolongin gueee!!!!" teriak nya dengan kencang
Suara itu pun mengganggu pembicaraan Willie dengan seseorang di dalam telepon genggam yang dia pegang
"Lo kenapa?" tanya Willie saat menyadari suara itu berasal dari kamar asya
"Gue tadi lihat bayangan sama dengar langkah kaki di depan kamar gue trus gue takut kalau itu hantu" jawab nya dengan polos
"Huffffgg Lo sihh yang gak punya iman, itu gue dan gue lagi nelepon orang bukan hantu" Tegas Willie
"Tapi kan tetap aja, namanya gue gak tau itu siapa, lagian ngapain sih telponan malam malam kekgini kan gue jadi terganggu" gerutu Asya
"Yaudah Lo istirahat aja" Pintah Willi
"Ta ta tapiiiii...."
"Tapi apa lagi?" tanya Willie
"Gue gak brani sendiri, gue gak buat buat kok, gue beneran takut sendiri gue gak bisa kalau tidur sendiri, apalagi ini di rumah sakit"
"Trus mau Lo apa?" tanya Willie
"Gue mohon sama Lo, gue tau gue terlalu berlebihan tapi gue mohon banget sama Lo temanin gue malam ini aja" Asya benar -benar memohon pada Willie
Tak ada jawaban dari Willie dia hanya menatap ke arah asya. Sementara asya memasang wajah meminta bantuan dan tampak juga di wajah nya benar-benar ada rasa takut.
Setelah itu Willie kembali melanjutkan langkah nya dan meninggalkan ruangan itu, tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Asya hanya bisa pasrah, dia pun berusaha mendudukkan dirinya nya dan turun dari tempat tidur nya, dia menyalakan semua lampu di ruangan rawat nya itu agar tak tampak remang-remang.
"Lo gak usah berharap sama cowok mana pun sya, walau pun perasaan Lo tertarik sama tu dokter tapi jangan sampe menurunkan harga diri Lo" Ucap nya sendiri
Dia pun melepaskan selang infus yang ada di tangannya, dan membersihkan sedikit darah yang keluar akibat jarum infus itu lepas.
Dia duduk di lantai dan meringkuk memeluk kedua lutut nya karena dia sama sekali tak bisa mengendalikan rasa takut nya.
Hari ini adalah hari pertama asya menginap di rumah sakit tanpa ada yang menemani nya, biasanya jika kedua orang tua nya sedang dinluar negeri makan sepupu nya lah yang menemani nya tapi malam itu sepupunya kebetulan sedang ada di luar kota juga.
Hiksssss hikssssss hiksssss
Suara tangisan asya yang mulai terdengar karena tak karuan menahannya.
"Gue kok bodoh banget sihh nangis karna hal kekgini, kok gue jadi cengeng ya, padahal gue udah biasa mandiri" gerutu Asya karena kesal pada dirinya sendiri
Tanpa disadari oleh asya seorang pria yang sudah tidak menggunakan jas putih nya itu pun berdiri di depan tubuh asya yang sudah menangis sejak tadi.
"Lo kenapa nangis?" tanya Willie dengan suara khas nya agak sarkas itu
Asya mengangkat kepala nya dan mengalihkan pandangan nya ke asal suara itu.
"Lo kapan disini?" tanya asya lagi dia langsung buru-buru menghapus air matanya karna tak ingin dilihat menangis oleh Willie.
"Baru aja" Jawab nya singkat
"Lo kenapa lepas selang infus Lo?" tanya Willie ketika sadar dengan tangan asya yang sudah tak lagi tersambung dengan selang infus itu.
"Karena gue mau disini" Jawab nya singkat
Tanpa aba-aba lagi Willie langsung mengangkat tubuh asya ke atas tempat tidur rawat itu.
"Lo ngapain di bawah udah tidur disini aja, gue gak bakal ninggalin Lo" kata Willie tegas.
"Lo mau nemanin gue?" tanya asya memastikan lagi
"Iya gue mau, tapi hanya malam ini aja" ucap nya
"Makasih banyak ya dokter" Asya langsung menghamburkan tubuh nya ke dalam bidang Dadang Willie, dia memeluk tubuh Willie sebagai ucapan terimakasih nya.
Willie tak menepis nya sama sekali dia malah membalas pelukan itu, walau pun tidak terlalu mengenal wanita yang ada di pelukannya itu tapi tidak tau kenapa hati Willie sangat tergerak untuk menemani wanita itu.
"Tidur lah" perintah Willie.
Malam itu Willie pun tidur di sofa menemani asya satu malam penuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments