"Mau ngapain lo?!"
Arga yang berada di ambang pintu kini berjalan menghampiri Fika yang berada tak jauh dari posisinya. Cowo itu menenteng tasnya di sebelah pundak kiri dan ia bersiap akan berangkat ke sekolah.
"Lo tuli? Gue bilang lo ngapain?" Ulang Arga, kini tatapannya semakin menajam.
Fika telah berbalik namun kepalanya menunduk saat Arga menghampirinya.
"Ta-tadi Arga bilang.. Fika boleh-"
"Gue berubah pikiran." Sergah Arga kemudian melangkah melewati cewe itu sambil membuka pintu mobil sport birunya.
"Tapi Arga, kalo Fika gak ikut Arga nanti gimana Fika ke sekolah?"
"Itu urusan lo." Ketus Arga, cowo itu telah duduk di bangku kemudi dan hendak akan menutup pintu mobilnya namun tertahan karena Fika justru menahannya.
"Arga, boleh yah Fika ikut. Soalnya ini udah telat banget. Kalo misalkan Fika naik angkot, Fika pasti gakbakalan sampai tepat waktu."
Fika begitu gelisah, jika saja ia tahu Arga akan berubah pikiran mungkin saja ia sudah berangkat sejak 20 menit yang lalu seperti biasanya. Namun karena Ratna ibunya Arga memaksa Arga bersamanya, Fika pun tidak bisa menolak setelah sebelumnya Arga pun menyetujuinya. Namun apa sekarang? Bahkan cowo kejam itu sama sekali tidak membiarkan Fika menyentuh pintu mobilnya.
"Arga kali ini aja yah. Fika janji gakbakalan minta lagi." Fika sudah tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan, memohon pun rasanya tidak akan bisa merubah pendirian Arga. Buktinya saja sekarang cowo itu hanya diam menatapnya tajam. Boro-boro menawarinya untuk masuk ke dalam mobil, menyentuh pintunya saja rasanya ia ingin menendang Fika dari sana.
Arga menarik pintu mobilnya kuat hingga Fika pun akhirnya melepaskan tangannya dari sana. Terdengar Arga telah menyalakan mesin mobilnya dan segera meninggalkan garasi dengan kecepatan standar. Meninggalkan Fika yang hanya berdiri kaku melihat kepergian mobil sport Arga.
Lalu bagaimana nasib Fika sekarang?
*****
"Monyet! Balikin hape gue!"
Suara ricuh dari kedua insan berjenis kelamin laki-laki ini tidak hentinya membuat suasana kelas di pagi hari semakin ramai tidak terkendali. Siapa lagi jika bukan mereka Andre, Willy dan Nico cowo-cowo populer sekaligus cowo pembuat onar di kelas.
"Wah njir! Lo minta gue sleding. Balikin nyet!" Teriak Andre merasa kesal melihat ponsel miliknya kini tengah di bajak habis-habisan oleh Nico.
"Bentar." Ucap Nico santai, cowo itu sedang antisipasi jika Andre akan tiba-tiba merebut ponsel itu. Ia pun bergerak cepat mengahpus beberapa file yang menurutnya tak pantas.
"Wil! Ngapain lo disitu? Bantuin gue napa!"
Gerutu Andre saat melihat Willy yang hanya duduk santai menopang satu kakinya dan menyaksikan Andre yang kelelahan mengejar Nico.
"Mau ngasih apaan lo kalo gue bantu?"
"Kentut mau lo?"
"Najis. Ogah gue bantu lo."
Andre mencebik. "Gak setia kawan lo! Nyesel gue punya temen absurd kaya lo."
"Emangnya gue untung punya temen kaya lo?" Ucap santai Willy.
Andre sedang malas menanggapi Willy, ia pun kembali menatap Nico yang akhirnya berjalan menghampirinya dan memberikan ponsel miliknya dengan ekspresi puas. Andre pun langsung meraihnya dan memeriksa apa saja yang sudah Nico hapus.
"MONYET!" Andre berteriak kencang, bahkan seluruh anak di kelas pun ikut menoleh kepadanya. "Lo format memori gue?! Wah sumpah lo minta gue sleding bolak-balik ini mah."
Andre melangkah menghampiri Nico yang duduk santai di samping Willy sampai kedatangan seseorang ke kelas berhasil menghentikan pergerakan Andre.
"Ada apa?" Suara berat cool dari seorang cowo yang baru saja datang itu membuat semua orang beralih memandangnya. Cowo berambut hitam kecoklatan itupun melangkah mendekati pusat keramaian yang sedang terjadi.
"Abwang Arga, liat nih liat memori hape aku di format." Rengek Andre mengadu pada Arga namun Arga sendiri hanya diam menatapnya datar.
"Sama siapa?" Tanya Arga.
"Tuh si tai kuda!" Ucap Andre sinis sambil melirik Nico.
Arga pun menoleh sesuai dengan arahan Andre. "Kenapa Nic?"
Nico yang sedang bertumpang kaki itupun menurunkan kakinya. Bersama helaan nafasnya. "Gue kepaksa Ga, abisnya dia nyimpen foto cewe gue banyak banget. Gue aja gakpunya foto dia sebanyak itu."
"Gue kan cuman nyimpen foto dia kampret, lagian gue juga gakada niatan ngerebut cewe lo."
"Ya tapi gue gaksuka dengan hasil jepretan lo yang pada mesum itu kucrut!"
"Kenapa enggak? Lagian gak sengaja juga. Suruh siapa cewe lo semok."
"Tuhkan Ga, dia emang minta ditabok!"
Arga menghela nafas, dan satu tangannya menahan dada Nico yang hendak akan menghajar Andre. Sedangkan Andre malah tercengir mendapat pembelaan dari Arga.
"Gue udah bilang berapa kali sama kalian? Gue gak suka kalo kalian ribut cuman gara-gara cewe. Gakada gunanya."
"Tau tuh si tai, lebay." Desis Andre.
Nico yang merasa tidak terima pun akhirnya angkat bicara. "Gue gak ngerasa salah Ga, coba lo di posisi gue. Seandainya kalo lo punya cewe trus cewe lo digituin sama cowo lain lo juga pasti gaksuka Ga."
Arga memposisikan dirinya untuk duduk.
"Gue gak akan peduli."
"Lo ngomong kaya gitu karena lo belum punya cewe Ga."
"Meskipun gue punya cewe nanti, gue gak akan ngelakuin hal itu. Menurut gue itu berlebihan. Udahlah Nic, lo jangan ngebesar-besarin masalah kecil."
Entah sudah sejak kapan tangan Nico telah terkepal kuat di sana. Matanya yang mulai menajam sudah menandakan kemarahannya. "Ga, gue ngerti lo bersikap dingin dan keras karena lo belum pernah ngerasa yang namanya jatuh cinta. Tapi bukan berarti lo ngehakimin segala sesuatu yang hanya menurut lo bener Ga!"
"Nic, lo itu kenapa hah? Apa karena cewe lo bisa berubah kaya gini? Kalo emang karena cewe, lebih baik lo putusin dia. Udah kaya banci lo!"
Nico berjalan tegap sambil menahan emosi yang hampir meluap, ia berusaha sekuat tenaga menahan dirinya untuk memukul wajah Arga saat ini. Anak lain pun sudah bisa merasakan hawa menyeramkan dari kedua cowo itu. Willy dan Andre pun mulai siaga jika pada saatnya Nico tidak bisa menahan emosi.
"Apa hak lo buat ngatur masalah hidup gue Ga?! Gue suka sama Lita karena gue emang sayang sama dia. Gue punya hati Ga. Gue nggak kaya lo yang gak punya hati dan cuman bisa nyakitin perasaan cewe!"
BRAKKK!
Arga menggebrak meja sangat keras membuat semua orang terperanjat kecuali Nico. Cowo bermata tajam itu kini berdiri dan berhadapan dengan Nico.
"Gue emang gakpunya hati, dan gue emang gak pernah peduli sama perasaan cewe. Satu lagi yang harus lo tau, gue gak akan lemah dengan yang namanya cinta ataupun cewe. Karena semua itu gak penting di hidup gue."
Arga memaparkan hal itu dengan nada dingin namun membuat Nico semakin mengeratkan kepalannya bukan hanya itu, kini rahang Nico pun ikut mengeras karena terus menahan amarah yang kian meronta.
Setelah beberapa detik terdiam, Nico tiba-tiba menyunggingkan sedikit bibirnya dan berhasil membuat Arga menyernyit.
"Lo bisa ngomong sesuka lo sekarang Ga. Tapi nanti, akan ada saatnya lo bakal lemah dengan seorang cewe. Dan disaat lo ngerasain itu, gue adalah orang pertama yang bakal ngetawain lo Ga!"
Semua orang terdiam, termasuk Arga. Cowo itu menatap tajam Nico yang masih menyunggingkan bibir.
"Itu gak akan pernah terjadi Nic. Gue bakal pastiin itu." Ucap Arga.
"Akan ada saatnya hati lo yang keras itu lunak dan tunduk Ga. Jangan terlalu percaya diri karena terlalu percaya diri bisa menjerumuskan diri lo sendiri. Dan jangan terlalu munafik dalam hal perasaan atau lo bakal menyesal dikemudian hari." Setelah mengucapkan hal itu, tanpa permisi lagi Nico berjalan menjauh dari Arga dan duduk di bangkunya yang lumayan jauh dari bangku cowo itu.
Arga sendiri pun kembali memposisikan dirinya untuk duduk di kursinya tanpa peduli dengan setiap mata yang kini masih setia memandang dirinya.
"Oke guys.. pertunjukkan selesai! Kalian boleh balik dah!" Ujar Andre berteriak dan membuat semua orang akhirnya membubarkan diri.
"Lunak dan tanduk? Lemah karena cewe? Tidak akan pernah!" Gumam Arga di bangkunya.
KRIIIIINNGGGGG!
Suara bell pertama telah berbunyi, semua siswa berhamburan menuju kelasnya masing-masing. Berikut guru-guru yang juga sudah menyebar ke setiap kelas. Termasuk kelas Arga.
Arga pun mulai mengeluarkan beberapa buku dan alat tulisnya ke atas meja. Tetapi saat ia akan membuka bukunya, ia merasakan ada sesuatu yang aneh. Sesuatu yang kini terasa mengganjal di hatinya. Ia pun mengambil ponselnya dan memeriksanya sebentar untuk memastikan. Namun hasilnya nihil, cowo itu sama sekali tidak mendapatkan notifikasi yang berarti.
Lalu perasaan apa ini? Seperti ada rasa sebuah ketakutan. Namun siapa yang ketakutan? Dia saat ini baik-baik saja.
"Assallamualaikum bu, maaf mengganggu." Suara seorang guru laki-laki berada di ambang pintu membuat kelas terhening. "Maaf mengganggu bu."
"Iyah ada apa pak?"
"Begini bu, apa ibu wali kelasnya sebelas IPS 3?"
"Ah iyah pak ada apa yah?"
"Salah satu siswi ibu kecelakaan tadi pagi saat diperjalanan menuju sekolah bu. Dan sekarang dia sudah dibawa ke rumah sakit."
"Astagfirullah.. kalo begitu saya akan kesana pak."
Semua orang terdiam sekaligus terkesiap bahkan termasuk Arga yang mendengarnya dengan serius.
"Siswi? Sebelas IPS 3? Apa dia.." Arga bergelut dengan pikirannya sendiri. Kini hati dan pikirannya serasa tidak sejalan. Hatinya berkata 'pergi', namun pikirannya justru berkata 'jangan peduli'. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang?
"Bu, saya mau ke toilet."
"Iyah, kamu boleh keluar Arga."
"Terima kasih bu."
Sulit dipercaya, untuk kali pertamanya Arga mengikuti kata hatinya. Dan apa yang akan terjadi selanjutnya? Mungkin Arga akan lebih terbiasa berdamai dengan hatinya atau mungkin juga tidak. Hanya Arga yang menentukkannya.
Entah dorongan apa yang kini mulai tergerak didirinya. Namun saat ini Arga mulai berlari cepat menuruni anak tangga. Lalu berbelok cepat ke arah lorong hingga akhirnya kedua pasang matanya tertuju pada pintu kelas di sana.
IX IPS 3
"Dimana dia?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sunarsih Bagus Inara
thor karakter ceweknya dibikin sesempurna mungkin agar bisa menandingi si aga
2023-12-13
0
C Miph Tikhanah
sumpah orang tersakiti itu manjur iya thor 😁 tolong thor dibikin dingin juga dong karakter cewek nya 🙏🙏🙏
2022-01-03
0
Endang Purwati
ada thypo dikit thoorr di akhir part...penulisan angka Romawi 11 harusnya XI bukan IX ...ma'af..koreksi aja inii...✌✌😍😍
2020-11-05
1