3.

      Sebuah motor sport Ninja berwarna merah berjajar di antara sepeda motor lain di parkiran tersebut. Beberapa siswa juga nampak duduk di atas motor mereka bersiap hendak pulang.

    " Woi Stanley...darimana aja lo bro..."

      " Kalian bolos kemana tadi...coach menanyakan kalian.."

      " Main gendong gendongan jangan jangan kalian berbuat mesum yaa..." tanya para siswa yang mengenali keduanya karena mengikuti extra yang sama. Dan mereka juga tahu kalau keduanya merupakan pasangan bucin akut. Kemana mana selalu berdua.

      " Hahahaha..." Kelakar mereka sambil tertawa tawa.

      " Ngasal aja kalian.. aku membantu pacarku ...tadi dia jatuh.. " jawab Stanley asal. Reisya hanya bisa menunduk menahan malu dengan raut muka memerah.

      " Apa iyaaa... Hati hati bro ... kalau nina ninu jangan sampai hamil..." celutuk teman temannya.

      " Hahahaha ..."

      Ucapan salah satu temannya itu di sambut gelak tawa teman teman yang lain.

      Stanley berusaha mengacuhkannya. Ia segera menurunkan Reisya dan naik ke motor sport mahalnya. Reisya pun buru buru naik ke boncengannya meski ia menahan nyeri di pangkal pahanya. Sedikit meringis karena menahan rasa nyeri saat naik ke motor dengan dudukan tinggi itu. Ia tak ingin perbuatan mereka ketahuan teman temannya.

      " Gue cabut duluan bro ..bye..." Stanley cepat mengambil langkah kabur daripada semakin di curigai teman temannya.

      " Kalian lihat tadi gak... mereka mencurigakan banget..." Mereka mulai bergosip saat keduanya berlalu.

      " Iya bener...Duo bucin itu pasti habis ngapa ngapain. Masak karena jatuh sampai bolos latihan 2 jam.. mereka kemana aja tadi coba...gak kelihatan batang hidungnya..."

      " Pasti si Rei udah di apa apain Stanley dah...Secara Stanley itu terkenal mesum parah.. Stanley itu suka nonton film bok*p. Temennya juga gak jelas. Yang tukang mabuk lah, yang tukang tawuran....." Mereka mulai bergosip sepeninggal keduanya.

      " Gak bahaya tuh??..."

" Bahaya lah... Tapi Stanley kan anak sultan, semua pasti bisa di beresin pake uang bokap nya..."

"' Tapi si Reisya juga parah, dia yang nembak Stanley duluan lho. Kan dulu Stanley pacar sahabatnya si Jeselyn... Jeselyn mutusin Stanley, terus dia pindah sekolah. Udah itu Reisya nembak . Gaje ga tuh ? "

" Jangan jangan dia pelakor pacar sahabatnya?"

" iiih.. Najis banget kalau bener. Pagar makan tanaman. "

" eh, tapi denger denger si Jeselyn itu mutusin Stanley habis di undang di party ultah nya si Shera "

" Iya bener. Party nya di night club tau. Shera kan pergaulannya sama kelas berat. Banyakan lebih tua. Ada yang Om om juga. Tapi mereka orang orang berduit semua. Yang ga selevel sama dia gak di undang.

Jeselyn nya di undang nah itu si Reisya enggak . Padahal bapaknya pengacara. Masih gak di anggep sosialita kelompok mereka "

" Bapaknya Reisya pengacara miskin..wkwkwk.."

" Tapi kalau aku sih, mending gak di undang daripada ikut party sama Om om.."

" Bener tuh "

.

.

.

.

.

.

.

.

.

        Stanley mengantar Reisya pulang sampai ke depan pintu pagar rumah mewah yang tinggi menjulang dengan 2 lantai. Reisya memang anak keluarga  berada. Sama seperti Stanley. Stanley anak pengusaha dan Reisya anak dari seorang pengacara.

       " Bye..." Reisya melambaikan tangannya saat Stanley berlalu dengan motornya.

      " Sudah pulang non.." sambut pak satpam yang menjaga pintu gerbang dan membukakan pintu untuknya.

      " Iya " jawab Reisya seraya buru buru masuk.

      " Loh...Non Rei cara berjalannya kok aneh..." gumam Satpam itu saat melihat anak majikannya berjalan masuk dengan agak mengangkang.

       Reisya langsung masuk dan mengunci pintu kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya yang terasa remuk setelah pergumulannya dengan Stanley. Ia masih mengingat dengan jelas peristiwa yang terjadi barusan.

       Rasa nyeri di pangkal pahanya merupakan bukti nyata jika ia telah kehilangan keperawanannya. Rasa sakit dan nikmat saat mereka berbagi peluh terbayang nyata.

.

' Itu bukan mimpi...akh ..aku benar benar telah melakukannya dengan Stanley... Maafkan aku Pa...Ma...anak kalian ini tidak mendengarkan larangan kalian...'

.

       Sungguh dalam hati kecilnya, ia sangat menyesalkan hal itu. Ia tak bisa menjaga dirinya. Ia melanggar larangan orang tuanya. Dan ia juga telah berbuat dosa besar. Zina...ya...ia telah berzina dengan kekasihnya.

.

' Maafkan aku Tuhan....aku khilaf....' Reisya hanya bisa menangis mengingat kebodohan terbesar yang di lakukannya. Sungguh ia benar benar sangat menyesalinya.

Aku bukan perawan lagi sekarang..

Ya Tuhan...kenapa tadi aku mau melakukan itu...Dimana pikiranku ,anak seorang pengacara terkenal sudah berbuat zina...

Bagaimana jika Papa mengetahuinya....Dia pasti sangat marah...'

.

       Takut, menyesal, merasa bodoh dan merasa seperti wanita murahan bercampur menjadi satu. Penyesalan memang selalu datang di belakang.

.

' Semoga ini tidak ketahuan...semoga tak ada seorangpun yang tahu...Biarlah ini menjadi rahasia antara aku dan Stanley... Aku tidak akan melakukan ini lagi...tidak akan pernah...meskipun Stanley memintanya lagi...TIDAK AKAN!!'

         ' Ting ' suara notifikasi terdengar. Reisya melirik hp nya dan melihat tulisan nama Stanley ❤️ muncul di sana.

.

' Sayang...' Stanley mengirimkan pesan beberapa kali karena Reisya mengabaikannya. Namun Reisya yang sudah memutuskan tidak akan melakukan kebodohan itu lagi , mengacuhkannya begitu saja.

.

.

.

.

.

.

        Beberapa hari Reisya ijin tidak masuk karena sakit. Dan dalam beberapa hari itu pula ia merenung menyesali perbuatannya. Ia pun mengacuhkan begitu saja pesan pesan yang dikirimkan Stanley.

       Reisya masuk ke sekolah seperti biasa, ia di antar jemput sopir pribadi keluarganya. Dan saat masuk ke kelasnya, ia mendapati Stanley yang tersenyum cerah menghampiri dirinya.

      " Sudah sembuh sayang...aku rindu sekali padamu..." Stanley dengan tak tahu malunya berucap seperti itu di depan teman temannya.

     " Cie cie...pasangan bucin akut udah mulai lagi..." Teman temannya meledek keduanya yang memang terkenal bucin itu.

      Reisya cuma tersenyum simpul dan ia langsung duduk di bangkunya. Stanley mengekor di belakangnya.

      " Sudah tidak sakit?" tanya Stanley pelan saat ia sudah dekat dengan pacarnya.

      ' Deg !'

      Jantung Reisya berdenyut nyeri. Pertanyaan Stanley mengusik ingatannya akan peristiwa kelam beberapa hari lalu yang sangat di sesali nya. Ia ingin melupakan semua itu dan tak ingin mengingatnya. Ia ingin menganggap hal itu tak pernah terjadi diantara mereka.

      " Kembali ke bangkumu Stanley...."  jawab Reisya cepat.

     Stanley merasa begitu aneh dengan sikap pacarnya itu. Beberapa hari pesannya tidak di balas, telponnya tidak di angkat dan kini ia di acuhkan pula. Namun meski enggan ia pun kembali ke bangkunya yang berada di belakang karena Guru sudah datang.

      Selama jam pelajaran , Stanley tidak bisa fokus. Ia mengutak utik hp nya dan terus mengirim pesan pada Reisya meskipun Reisya enggan menjawabnya.

     Puncak kekesalan Stanley adalah pada jam istirahat. Saat ia membawa kekasihnya itu ke taman belakang untuk bicara.

    " Kau kenapa ...kenapa tiba tiba  berubah?" tanya Stanley tak habis pikir dengan sikap pacarnya itu.

     Reisya enggan memberi penjelasan. Ia cuma diam.

     " Kau mau kita putus? " tanya Stanley kemudian yang langsung di balas dengan tatapan nyalang dari kekasihnya itu dengan mata berkaca kaca.

.

' Putus?...Tidak!!...tentu aku tidak ingin putus dari Stanley...'

.

Terpopuler

Comments

Nacita

Nacita

jgn dengarkan dia rei

2024-06-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!