SELAMAT MEMBACA
💚💚💚💚💚
Skip .... 7 tahun kemudian....
TAKDIR, Elus dadamu lalu katakan : Kuatlah karena jika Allah memang menghendaki pasti akan terjadi. Tapi jika tidak, maka tidak akan pernah terjadi.
"Kamu percaya dengan takdir nak gendis? tanya seorang Habib kepada Gendis.
"Aku percaya bib, takdir telah ditentukan ketetapannya oleh ALLAH SWT." jawab Gendis.
"Apa kau percaya pada ALLAH SWT." tanya Habib kembali.
"Aku percaya bib." jawab Gendis dengan tatapan kosong.
" Apa kamu bisa bersholawat?" tanya Habib kembali kepada Gendis.
" Bisa bib, ALLAHUMMA SHOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD." jawab Gendis mantap.
"Ini tasbih untuk bersholawat, bersholawat lah sebanyak banyaknya, jika engkau mampu lakukan 4.440x dalam sekali duduk selama 40 hari." ucap Habib mantap kepada Gendis yang sudah mulai bisa diajak berinteraksi dengan baik.
Tasbih itu pun diterima Gendis dan mulai bersholawat kepada Nabinya berharap meminta ridho dan munajatnya disampaikan kepada ALLAH SWT, diberikan kesembuhan dari penyakit batinnya ini.
HUSNUDZAN, Bagaikan permata yang sulit dicari dalam kehidupan sehari hari.
"Ceritakan tentangmu Nak , apa saja yang kamu ingat." ucap Habib lembut kepada gendis.
Gendis adalah seorang istri dan ibu yang saat ini berumur 30 tahun dan telah memiliki tiga orang anak.
Gendis mengalami trauma besar akibat permasalahan kehidupannya di masa lalu yang banyak di pendam sehingga mengakibatkan hilang ingatan sementara, dan jiwanya sedikit terguncang. Sesekali tertawa, sesekali menangis, sesekali menjerit kencang, sesekali bernyanyi nyanyi, atau histeris seperti orang gila dan memiliki gangguan jiwa. Tapi terkadang Gendis bisa lembut, dan perhatian seakan tidak ada masalah.
Jelas ini penyakit batin, terlalu banyak dan terlalu lama, beban itu ditanggungnya sendiri. Dijauhi keluarga karena keputusan besarnya, dibenci keluarganya karena kehidupan yang saat ini dijalani berbeda, Gendis seolah bukan bagian dari keluarganya, seakan dianggap tidak pernah ada.
Sedih melihat jiwa istri yang terguncang seperti itu, karena beban di pundaknya terlalu berat. Berharap suatu saat ada keajaiban karena kebaikan dan ketaatannya kepada ALLAH SWT, Gendis bisa sembuh seperti sedia kala.
Suami Gendis adalah seorang ustadz, panggil saja ustadz Iqbal. Beliau hanya seorang guru ngaji kampung yang penghasilannya pas untuk mencukupi kehidupan sehari hari, bahkan karena kebaikannya ustadz Iqbal sering tidak dibayar untuk melakukan dakwah. Kehidupan berumah tangga mereka sudah dijalani selama 5 tahun. Dan selama ini rumah tangganya dalam keadaan baik baik saja. Iqbal dan Gendis selalu jujur satu sama lain sehingga tidak ada kesalahpahaman dalam berumah tangga. Yang terpenting adalah komunikasi.
Beberapa bulan sebelum menikah, Gendis pun mengucapkan DUA KALIMAT SYAHADAT, dengan penuh keikhlasan dan ketulusan. Sejak itu gendis menjadi wanita muslimah yang taat dan tawaduk kepada ALLAH SWT.
Kehidupan mereka awalnya tidak bermasalah dan normal seperti biasanya hingga suatu malam Gendis seperti mimpi buruk kemidian menginggau dan menjerit histeris dalam tidurnya. Kejadian mencekam itu berlanjut pada guncangan batinnya terhadap masa lalunya. Dosa dosa besar dan terberatnya selalu diingatkan, Gendis merasa dirinya hina dan penuh lumpur dosa.
Selama ini Gendis dititipkan pada seorang habib bernama habib Bagir Assegaf, keturunan cucu Rasulullah, beliau berharap gendis bisa kembali seperti semula dengan beberapa amalan yang harus dijalani, salah satunya adalah Sholawat kepada Nabi.
Setiap hari ustadz Iqbal harus pergi ke tempat habib untuk menjenguk istrinya setelah pekerjaan mengajar ngajinya selesai, beliau harus menyuapi istri tercintanya, mengganti bajunya, dan mengelap tubuh sang bidadari surga, sudah seperti orang pesakitan. Wajahnya kurus seperti tak terurus, tapi bercahaya dibalik kerudungnya. Karena selama ini memang tinggal di ponpes milik habib, sebenarnya banyak santri yang ikut merawat dan mendoakan gendis. Tapi. bnyak juga yang takut mendekati karena mood nya sering berubah ubah, hanya Habib yang berani.
Ustadz Iqbal tidak bisa berlama lama menjaga istri tercintanya karena ketiga anaknya yang masih kecil juga membutuhkannya.
Sebagai suami perasaanya tentu
MIRIS.....
TRAGIS....
IBA....
Hanya doa dan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an serta sholawat dibacakan untuk gendis, bidadari surganya.
" Sholawat istriku humairahku bidadari surgaku...., cepatlah sembuh, lupakan bebanmu, ada aku suami mu yang akan terus mendampingiku, jangan takut. Tidak akan ada orang yang menyakitimu lagi, aku mencintaimu sayang", ucap Iqbaal dengan mencium kening sang istri. Tangisan nya pecah tatkala melihat istrinya tersenyum, tapi lama-lama senyum itu pudar dan berakhir pada pukulan-pukulan keras didada sang suami. Iqbal pu mengulurkan tangannya untuk dicium gendis, " Aku pulang dulu kasihan anak anak, mereka merindukanmu Humairah ku, cepatlah sembuh dan kita bisa berkumpul bersama seperti dulu, memasak bersama, makan bersama, tidur bersama, aku merindukanmu humairahku, aku rindu ..... aku rindu....sangat rindu...
Ustadz Iqbal pun pergi meninggalkan gendis, dan berpamitan dengan Habib. Langkahnya cepat dan pandangannya tetap lurus ke depan. Tangisan nya ditahan membuat sesak di dadanya. Nafasnya tersengal sengal menahan sakit dan perih yang tak berdarah. Hidupnya pun hancur. Surga yang dirindukan bersama istri tercinta ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dan proses ini sungguh paling sulit, rasanya ingin pergi dan menyerah, tapi pasti akan lebih banyak masalah ynag timbul.
Flashback off
"Siapa GENDIS?", tanya gendis.
"Kamu ingat kalau namamu GENDIS?", ucap habib.
" Nama yang bagus, tapi tidak sebagus hidupnya, gendis itu penuh dengan dosa, apa dengan bertobat, dosa gendis dihapuskan, apa ALLOH SWT akan memaafkan gendis?" tanya gendis yang mulai mengingat ingat apa yang sebenarnya terjadi.
" Tentu anakku asal kamu berjanji untuk tidak mengulangi semua kesalahanmu dan taat kepada ALLOH SWT, kamu sanggup?", tanya habib.
" Insyaallah aku siap, bib", jawab gendis.
"PERJALANAN HIDUP SESEORANG BAHAGIA ATAU TIDAK ITU DITENTUKAN DARI CARA IA MENSYUKURI NIKMAT"
Apa selama ini aku tidak bersyukur, aku setiap Minggu ke gereja, dan aku juga bersedekah dan aku selalu berdoa sebelum dan setelah bangun tidur. Doa sehari hari pun ku lakukan. Letak salah nya dimana, sehingga Tuhan memberiku cobaan yang begitu berat.
Ujian berat itu tidak ada, setiap orang diberi ujian sesuai dengan porsinya masing masing, tidak lebih dan tidak kurang. Sama dengan halnya rejeki, tidak lebih tidak kurang.
Yang ku ingat, hubungan kedua orang tuaku itu memang tidak harmonis. Umurku baru menginjak delapan tahun, sekitar kelas tiga SD. Tapi aku mengerti segala permasalahan yang terjadi antara kedua orang tuaku.
Bapakku adalah seorang tenaga pengajar di Yayasan Katolik terkenal di Ibukota. Sedangkan ibu ku hanya ibu rumah tangga.
Entah ibuku yang tidak pernah menuntut atau bapakku yang tidak memberikan semua nafkahnya kepada ibuku yang nota Bene manager rumah tangga.
Dimulailah drama perselingkuhan antara ibuku dengan pria idaman nya, sebut saja namanya Imam.
Berawal dari curhat, bertemu, lama-lama jadi urusan ranjang. Entah dihotel, entah di rumah sang ibu, entah di kontrakan Imam. Ibuku sudah seperti wanita rendah yang kalap haus akan belaian pria. Ujung ujungnya dikasih uang. Apakah hanya untuk Uang? sungguh tak bermoral. Hal itu janganlah dicontoh seperti tidak punya iman dan Tuhan. Rela mengorbankan tubuhnya untuk pria lain yang bukan mahram nya walaupun diniatkan untuk serius.
Aku hanya anak kecil yang tidak bisa berbuat apa apa, kecuali melihat kemesraan mereka di depan mataku, bayangkan itu semua terjadi atas dasar suka sama suka si depan mataku. Ku ulangi DI DEPAN MATAKU.
Dan itu terjadi berulang kali, tidak siang, pagi ataupun malam.
Dulu aku gadis sederhana yang polos, aku bersekolah di Yayasan tempat bapakku menjadi tenaga pengajarnya. Sekolah tersebut termasuk sekolah favorite dengan biaya sekolah mahal, sudah bisa dipastikan yang sekolah disana tentunya tajir atau sangat tajir.
Hidupku seolah jadi terobsebsi untuk menjadi perempuan mandiri, yang tangguh dan sukses, dan KAYA. Karena dengan uang apapun itu pasti bisa dibeli, begitu dulu pemikiranku saat itu. Ini karena aku tidak punya iman, tidak punya prinsip dan tujuan hidup.
Uang mungkin segalanya bagi pemuja dunia, termasuk aku.
----------------
TERIMA KASIH SUDAH MELIPIR
GIMANA PART INI, KOMENT YA
💚💚💚💚💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Dilah Mutezz
sesak bngett pas iqbal bilang sma istrinya sungguh romantis 😢
2020-12-06
2
✨rossy
kebanyakan manusia tuh...
2020-11-24
1
sie aie
sedihh😢
2020-11-24
1