war

"Ck. Geng sampah ternyata" decak salah satu anggota Alaska sembari menatap jengah Rehan dan anggotanya yang terus bermain keroyokan.

"Untungnya kita lewat sini, jadi pak bos gak terlalu kelelahan ngelawan mereka" timpal yang lainnya.

"Bagus, Rand. Gue baru aja ngarep Lo pada datang, dan langsung datang betulan" ucap Arga tersenyum kecil.

"Omongan Lo langsung di kabulin" celetuk Lisna tersenyum kecil yang juga mendengar ucapan Arga tadi.

Lio berdecak melihat gadisnya itu senyum pada sahabatnya. Padanya saja Lisna tidak pernah senyum tapi malah sahabatnya dulu yang mendapat senyuman kecil itu.

Galen tersenyum kecil melihat wajah masam Lio, dia yakin jika sahabatnya itu tengah kesal karena Lisna yang senyum pada Arga. Bener-bener posesif tingkat dewa hhe.

"Ngapain senyum, Lo. Senyum Lo jelek" ketus Lio menarik Lisna dan menyembunyikan wajah gadisnya itu di dadanya.

Baik Lisna serta semua anggota Alaska tersentak melihat pemuda itu yang malah memeluk erat Lisna dan tidak membiarkan gadis itu melihat mereka.

Lio menekan tengkuk Lisna sehingga gadis itu tidak bisa menoleh kemanapun selain ke dada Lio yang mana kini wajahnya menempel di dada pemuda itu.

"Lio, ih. Lepasin gue" kesal Lisna memberontak dan berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Lio.

"Janji dulu jangan senyum selain sama gue" ucap Lio datar sembari terus menekan tengkuk gadis itu sehingga wajah Lisna menempel di dadanya.

Galen serta yang lainnya melongo mendengar permintaan ketua mereka itu. Lisna hanya senyum kecil saja tetapi Lio cemburu dan tidak terima gadisnya itu tersenyum pada orang lain.

Padanya saja Lisna tidak ada senyum dan malah lebih dulu Arga yang mendapat senyum dari gadisnya itu. Jika saja Arga bukan sahabatnya, sudah pasti Lio menghajar pemuda itu, wk. Yang salah siapa yang kena siapa.

Lisna mendelik mendengar ucapan pemuda yang memeluknya itu, pria aneh pikirnya.

"Lepasin gue, lioo" kesal Lisna tidak menanggapi ucapan Lio tadi.

"Jawab dulu omongan gue tadi" datar Lio.

"Ck. Iya, anjir. Dasar cowok aneh" decak Lisna.

Lio kemudian melepaskan Lisna dari dekapannya tetapi pemuda itu tetap memegang lengan gadisnya itu posesif.

"Jangan nakal kalau gak mau gue hukum" ucap Lio datar.

"Bacot" umpat Lisna mendelik.

Rehan tersenyum miring melihat komunikasi keduanya yang tidak seperti berpacaran, pemuda itu sepertinya akan memiliki rencana lain untuk menghancurkan Arselio dan gengnya melalui Lisna.

"Cih. Udah jelas-jelas tu cewek gak suka sama Lo, tapi Lo maksa dia jadi cewek Lo. Lo gak laku yah, sampai maksa dia buat jadi cewek Lo?" ucap Rehan tersenyum miring.

Lio mengepalkan tangannya mendengar ucapan pemuda itu, Lisna sendiri juga mendelik sinis ke arah Rehan.

"Bukan urusan, lo" dingin Lio.

"Gak malu. Mending Lo sama gue aja, daripada sama dia yang gak ada apa-apanya di banding gue" ucap  Rehan tersenyum remeh sambil menatap Lisna dengan tatapan menggoda.

Bug

Lio langsung melayangkan tinjunya di wajah Rehan yang songong itu. Lio tidak suka jika ada yang berani ingin mengusik gadisnya itu. Siapapun yang berani mendekati Lisna akan dia hajar, tidak peduli jika dia terluka asalkan tidak ada yang merebut gadis yang sudah menjadi miliknya itu.

"Jangan pernah ngusik cewek gue" ucap Lio dingin.

Shitt.

"Sialan. Serang mereka" titah Rehan pada anggotanya.

Lio langsung menarik Lisna agar gadis itu berada tetap di dekatnya. Dia tidak akan membiarkan gadis itu jauh darinya agar dia bisa melindungi gadisnya itu dari kelicikan Juna dan anggotanya.

Bug

Krekk

Dugg

Perkelahian terjadi dengan lawan yang seimbang karena Lio dkk kini berjumlah empat belas orang. Jika pun tadi Randy dan sembilan anggota Alaska lainnya tidak datang, Lio dan kedua sahabatnya tidak akan kalah hanya melawan Rehan dan anggotanya.

Hanya saja kadang mereka terluka karena goresan pisau Rehan dkk. Soal kalah baku hantam, Lio dan kedua sahabatnya jarang kalah jika war dengan para rival mereka termasuk Rehan dan anggotanya yang hanya geng sampah yang hobinya main keroyokan dan bermain licik.

Bug

Bug

Lio serta yang lainnya menghajar anggota Rehan tanpa ampun. Rehan sendiri sudah hampir kalah dihajar oleh Lio. Walaupun berperang, Lio tetap mengawasi gadisnya itu yang juga ikut bertarung. Pemuda itu tidak ingin silap mengawasi Lisna, takut gadisnya itu terkena pisau nanti.

Benar saja, Lio melihat salah satu anggota Rehan yang mengeluarkan pisau belati dari saku jaketnya dan hendak menyerang Lisna. Lio langsung menendang perut Rehan dan langsung berbalik menendang orang yang tadi hampir menusuk Lisna dari belakang.

Lio sendiri langsung menarik Lisna dan mendekap gadis itu sambil tetap menyerang lawan yang masih tersisa tanpa melepaskan Lisna sedikit pun. Lio melawan Rehan dengan Lisna berada di dekapan pemuda itu, entah bagaimana caranya bertarung sambil memeluk Lisna. Yang pasti dia tetap bisa mengalahkan Rehan dengan sekejap saja.

Bug

Lio lalu menendang perut Rehan hingga pemuda itu terpental dan muntah darah. Tendangan Lio tidak main-main, terbukti dengan pemuda itu yang langsung muntah darah. Perkelahian terhenti karena Rehan berserta anggotanya sudah kalah, bahkan bos mereka juga terluka sedikit parah.

"Sayang, Lo gak papa?" tanya Lio khawatir sembari memutar-mutar tubuh Lisna begitu perkelahian usai.

Lisna sedikit tersentuh dengan perlakuan Lio yang terus melindunginya. Dia juga tadi menyadari bahwa dia hampir di serang menggunakan belati, dia tidak menyangka jika Lio langsung menolongnya dan menariknya ke dalam pelukannya sambil tetap bertarung melawan mereka.

"Gue gak papa, Lo sendiri?" tanya Lisna tidak seketus tadi.

"Lo khawatir sama gue?" Tanya Lio tersenyum miring.

"Ck. Gak jadi" decak Lisna kesal.

"Gue gak papa kok, cantik" ucap Lio tersenyum kecil melihat wajah kesal gadisnya itu.

Lisna memalingkan wajahnya salting karena Lio memanggilnya cantik. Uhh, pengen ngereok saja rasanya. Lisna berusaha menormalkan ekspresinya agar tidak ketahuan jika sedang salting, tapi ternyata percuma saja karena Pipinya sedikit memerah.

"Lo salting?" Goda Lio.

"Gak" ketus Lisna.

"Pipi Lo kenapa merah, bilang aja salting karna gue panggil Lo cantik" cibir Lio gemas dengan gadis itu yang sok gengsi.

"Dih. Udah ahk, gue mau balik" ketus Lisna hendak beranjak tapi langsung di tarik oleh Lio dan kembali mendekap gadis itu.

"Tunggu sebentar, sayang. Kita pulangnya barengan" ucap Lio lembut.

Lisna hanya bisa menggerutu kesal karena lagi-lagi Lio main tarik dirinya kepelukan pemuda itu. Rasanya Lisna ingin membogem wajah pacarnya yang menyebalkan itu untuk melampiaskan kekesalannya.

"Pergi Lo semua sebelum gue perparah keadaan Lo pada" usir Lio dingin sembari menatap tajam Rehan dkk yang masih meringis kesakitan.

"Tunggu pembalasan gue" tajam Rehan sambil memegangi dadanya dan beranjak dari sana diikuti oleh anggotanya yang juga babak belur.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!