Keesokan harinya Shilla mengerjapkan kedua mata. Menetralkan cahaya yang masuk kedalam indra penglihatan. Ia lihat langit-langit kamar berwarna putih berhias lampu berbentuk perisai logo dari salah satu boyband Korea Selatan yang ia gemari.
Senyuman terukir di bibir mungil nya, Shilla beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Ia mandi sebentar lalu keluar kamar dan mendapati sang Ayah sudah siap untuk bekerja, serta Ibu nya sudah berbaju rapi karena hari ini ingin melihat usaha butik peninggalan nenek .
“Nduk, sini sarapan Ibu udah masak nasi goreng bakso spesial favorit kamu. ”Ajak nya sambil menepuk kursi di sebelah kiri.
Utari beranjak dari tempat duduk.“ Oh ya,Ibu mau ambil jus mangga dulu”.
Shilla menganggukan kepala diiringi senyuman manis lalu menarik kursi dan duduk di sebelah Ayah nya. Dengan gerakan cepat Ayahnya mengambilkan nasi ke piring Shilla.
“Ehh nanti aku ambil sendiri aja Yah, tapi makasih Ayah ,”Diiringi senyuman manis.
Mengusap kepala Shilla dengan senyuman manis terukir dibibirnya “Gak papa sekarang makan yang banyak biar badan kamu ini berisi gak tulang doang haha. Nduk kelak nanti cari lah lelaki yang me no 1kan keluarga serta menyayangi mu tanpa syarat apapun”.
“ Jangan kamu percaya sama lelaki yang suka minta apapun___”
“Kalau bisa Nduk cari lelaki yang seperti Ayah mu ini”Sahut Utary sambil berjalan mendekati keduanya. Meletakkan jus mangga yang sudah dicampur dengan susu.
Ketiganya makan dengan lahap, sesekali mereka mengobrol setelah selesai makan. Shilla diajak Ibunya ke butik karena ia baru mulai bersekolah minggu depan jadi ada waktu 1 minggu untuk jalan-jalan.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah 8 pagi, Juan Ayah dari Shilla pamit berangkat kerja sedang kan Shilla ke kamar untuk berganti baju terlebih dahulu.
Utary mengeluarkan mobil sembari menunggu kedatangan sang anak . Dengan sedikit tergesa-gesa Shilla berlari ke mobil. “Lohh ojo mlayu-mlayu nduk ngko tibo piye? , loro ngko (Jangan lari-lari nak nanti jatuh gimana?, sakit nanti)”.
Shilla hanya bisa meringis karena hampir saja dirinya terjatuh dari tangga. Utari hanya bisa menggeleng kan kepala, sejak dulu memang anak terakhir nya ini sering sekali terjatuh.
“Gak papa bu tadi kan gak jatuh, ayo kita gass otw butik hehe. ”
Ibu menyetir dengan kecepatan sedang namun saat mendekati lampu merah tiba-tiba mobil didepannya berhenti mendadak. Menurut kabar tadi ada yang menyebrang secara tiba-tiba padahal lampu merah belum menyala.
Shilla yang penasaran ikut melihat korbannya hanya menderita luka ringan dan akan segera dilarikan kerumah sakit. Sedangkan pengemudi mobil tewas di tempat karena berusaha menghindari orang yang menyebrang hingga menabrak pembatas jalan serta beberapa pohon di tepi jalan.
“Nduk ayo masuk, malah bengong disitu ”Ucapnya sambil membuka jendela mobil.
“Aiya Bu”Berlari masuk kedalam mobil.
...Utari menjitak kepala anaknya karena suka sekali melihat korban kecelakaan padahal dirinya takut darah. Sekarang saja wajah Shilla sudah pucat pasi itu pasti sebab melihat darah. ...
“Nahh kamu nih nduk dah pucat kaya mumi, Ibu kan udah bilang jangan aneh-aneh untung ini gak sampai pingsan kemacetan nya dah tertolong”Omelnya dan Shilla tersenyum tipis.
...Dia sendiri juga bingung kenapa suka melihat korban kecelakaan tapi dirinya sendiri juga takut darah. “Iya Bu maafin illa ya, simbok ku seng ayu ra oleh marah-marah ngko ayune ilang (ibu ku yang cantik gak boleh marah-marah nanti cantiknya hilang) ”Rayu nya untung menenangkan kejolak kekhawatiran dihati Utary....
... Beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai dibutik. Tertulis jelas UTY Galeri berdiri sejak 1995 . ...
“Dasar nih anak ya, ayoo turun udah sampai”Keduanya turun dari mobil dan disambut hangat oleh pegawai disana. Utari sangat jarang melihat butiknya ia hanya menitipkan amanah kepada orang kepercayaan nya untuk menjalankan bisnis sembari zoom meeting setiap minggu.
“Masya Allah nduk illa makin cantik aja nih, ibu juga makin awet muda. Selamat datang kembali di butik UTY galeri. ”Sambutnya dengan ramah dan ciri khas logat Jawa.
“Bu Inas terima kasih sudah menjaga amanah saya dengan baik, Ibu juga awet muda nih hehe ” Sambil berjabat tangan.
Mereka terus mengobrol hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, Utari dan Shilla memutuskan untuk pulang.
...Waktu terus berjalan cepat tak terasa sudah 1 minggu Shilla di Semarang, hari ini tepat hari minggu Shilla memutuskan untuk berjalan-jalan sebelum besok ia mulai sekolah kembali. ...
...Ia berkeliling di area Kota tua menikmati sore yang mulai memeluk bumi. Tiba-tiba saat ia sedang duduk sambil membaca buku ada segerombolan cowo memakai sarung beserta peci meminta tolong untuk membantu foto. ...
...Awalnya Shilla ragu dan takut karena dirinya hanya seorang diri. ...
“Emm boleh Mas, sini saya fotokan, ”Mau menolak namun ia tak tega karena melihat teman-teman cowo tersebut terlihat antusias ingin foto bersama.
...Shilla tersenyum tipis sembari mengarahkan kan anggel foto. Kebetulan hari ini Shilla membawa kamera jadi foto mereka bisa langsung jadi secara cetak. ...
“Mohon maaf Mas ini fotonya sebisa saya maaf jika masih banyak kekurangan. Saya pamit dulu assalamu'alaikum. ” Ujarnya lalu melangkah kan kaki meninggalkan mereka.
“Eh tunggu namanya siapa? ,kenal kan nama saya Faren alumni salah satu pondok pesantren di Magelang. ”Sedikit berteriak,seorang cowo yang tak mengunakan peci dan terlihat cukuran belah tengah nya.
Shilla menghentikan langkah nya lalu membalikkan badan nya. “Shilla.”kembali melangkah kan kaki. Tujuan nya kali ini adalah ke Gramedia ia ingin membeli beberapa novel yang ia gemari.
Ia terus saja berjalan sambil mencari taksi dan memotret beberapa momen dijalan. Seperti biasa dia akan mencetak foto tersebut dan akan diselipkan di buku dairy nya.
Tiba-tiba handphone nya berdering tertera nama Ibu segera ia menerima panggilan tersebut sembari memberhentikan taksi.
...Ibu menitipkan pesan agar dibelikan beberapa jenis kain brukat. Ia menengok kekanan ke kiri mencarinya toko kain bahan langganan Ibu nya tersebut. ...
...Ia turun dari taksi dan segera bergegas membeli pesanan tersebut karena taksi yang ia tumpangi masih menunggu nya didepan. ...
“Lohh Mas yang tadi kan ya? ”Sedikit ragu namun ia mengingat jelas wajah sosok lelaki tadi.
“Nggeh mbak, mriki Mbak ajeng tumbas kain nopo? (Iya mbak, sini mbak mau beli kain apa?. ”Diiringi senyuman manis.
“O ,oh saya mau beli yang ini 3 meter, yang ini 4 meter dan yang putih ini 6 meter. ”Jelasnya panjang lebar.
...Dengan sigap mereka menyiapkan pesanan Shilla. Sembari menunggu Shilla melihat-lihat toko lalu kembali ke kasir setelah semua pesanan siap. ...
“Oh ya mas ibu saya minta nomor tokonya ,soalnya ibu saya mau pesan tapi lupa nomornya”.
Faren memberikan kartu nama Ibu nya , Shilla menerima diiringi senyum tipis lalu ia pergi setelah menyelesaikan pembayaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Teteh Lia
Shilla... namanya kaya nama ponakan ku... 👍
2024-06-25
2
Birru
aku kasih 🌹untuk mu thor
2024-05-29
1
Birru
jawanya mana kak?
2024-05-29
1