Para pelayan sangat sibuk hari ini, bagian dapur yang terlihat sangat sibuk sekali, mereka sedang menyiapkan menu spesial atas perintah tuan Wisnu untuk menyambut keluarga dari calon suami Andini.
Bu Nani masuk ke dalam kamar Andini setelah mendengar sahutan dari dalam,
Dia melihat pemandangan yang sangat menyediakan gadis cantik sedang terduduk di sudut ranjangnya dengan kondisi yang cukup berantakan.
"Maaf Nona, tuan besar meminta Nona untuk bersiap siap." Bu Nani memberanikan diri membuka suara.
Andini hanya melirik Bu Nani sejenak kemudian kembali menatap lututnya sendiri.
Bu Nani merasa sedih melihatnya, gadis kecil yang sudah dianggap nya seperti anak kandung sendiri sekarang dalam kondisi yang memprihatinkan, tapi apa mau dikata dia tidak memiliki daya apapun untuk membantu Andini.
"Nona apakah perlu saya bantu untuk bersiap siap?" Gadis manja itu kembali mengangkat kepalanya melihat ke arah Bu Nani.
"Apa kak David sudah pulang?" tanya Andini dengan suara yang sangat parau.
"Belum Nona." Bu Nani berjalan mendekat ke arah Andini setelah Andini melambaikan tangan.
"Kenapa papah sangat tega sama Andini." ucap Andini memeluk Bu Nani sambil terisak, Bu Nani kaget melihat Andini memeluknya tapi dia langsung membalas pelukan Andini dengan penuh kasih sayang.
"Saya tidak tau harus menjawab apa Nona, saya harap Nona bahagia dengan pilihan tuan besar." ucap Bu Nani yang tanpa sadar sudah mengeluarkan air mata.
"Mari saya bantu Nona bersiap." ucap Bu Nani seraya menarik tubuh Andini berdiri.
- - -
David gelisah melihat jam tangannya, waktu menunjukkan pukul lima sore, dia masih meeting dengan client nya, sebenarnya dia ingin meningalkan meeting tersebut dan bergegas pulang untuk menemani Andini di acara perkenalan keluarga, tapi dia juga tidak mungkin meninggalkan meeting ini karena nilai project yang sangat besar.
"Ada apa vid?" tanya Reno sahabat sekaligus asisten David "Kamu kelihatan gelisah sekali." lanjutnya.
"Aku ada acara penting malam ini, tapi aku tidak mungkin meninggalkan meeting ini Ren." Jawab David dengan nada khawatir
Reno tak pernah melihat David sekhawatir ini sebelumnya, dia menyimpulkan bahwa David benar benar sedang terdesak saat ini.
"Pulanglah aku bisa menghandle ini semua." ucap Reno.
David memandang Reno sejenak berusaha meyakinkan dirinya dengan kata kata Reno
"Sudah pulanglah, percayakan pada ku vid." ucap Reno meyakinkan.
David langsung bergegas menuju parkiran setelah dia keluar dan berpamitan dengan client nya.
- - -
Persiapan sudah selesai 100%, ruang keluarga sudah tertata rapi dengan beberapa hidangan mewah di dalamnya, Bu Nani masih sibuk menata beberapa hal setelah dia memastikan Andini sudah bersiap dia langsung turun menuju ruang keluarga, sebagai kepala pelayan dia harus memastikan semua harus sesuai dengan keinginan tuan Wisnu.
Di teras depan tuan Wisnu berdiri bersama nyonya Lisa untuk menyambut tamunya, keluarga besar Wardhana, orang paling kaya dengan bisnis terbesar di negeri itu yang sebentar lagi akan menjadi besannya.
"Selamat datang pak Wardhana." ucap tuan Wisnu ramah menyambut kedatangan keluarga Wardhana, Aditya terlihat sangat bahagian malam ini dengan senyum mengembang di wajahnya dia menyalami tuan Wisnu dan nyonya Lisa.
"Mah panggilkan Andini." perintah tuan Wisnu pada istrinya, tanpa menjawab nyonya Lisa langsung berdiri dan menuju kamar Andini.
Semua orang di ruang keluarga nampak tersenyum bahagia kecuali Andini, wajahnya terlihat sangat cantik malam ini terbukti dengan pujian dari keluarga Wardhana, tapi tidak terlihat senyuman di wajahnya, dia terus melihat ke arah pintu masuk berharap kedatangan seseorang yang masih mau membantunya, pertanyaan dari Aditya dia jawab singkat bahkan terkesan malas menjawabnya, matanya masih fokus menatap ke arah pintu masuk dengan penuh harap.
Seketika senyumnya mengembang melihat seorang laki laki masuk kedalam rumah, dia langsung berdiri untuk menyambutnya.
"Tenanglah kakak di sini." ucap David sambil mendorong pelan tubuh Andini agar melepaskan pelukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments