Niko baru saja duduk di ruang kerjanya, dia memijit keningnya sendiri, dia sudah merasa frustasi dan putus asa untuk berbicara dengan ayahnya perihal perjodohan Andini.
"Sial." umpat Niko.
Entah kepada siapa dia mengumpat, tapi melihat kondisinya dan usaha yang dia lakukan untuk membantu Andini terhindar dari perjodohan sia sia, sepertinya umpatan itu di tunjukkan untuk dirinya sendiri.
"Maafkan kakak Andini, maaf." ucap Niko dengan nada penuh penyesalan karena tidak bisa membantu adiknya lagi, tuan Wisnu mengancam akan mendepaknya dari posisinya sekarang apabila dia masih ikut campur dalam masalah perjodohan Andini.
- - -
Davian tengah duduk di sudut salah satu restoran mewah di kota itu. Dia sedang menunggu seseorang yang telah membuat janji bertemu dengannya, perasaan tak menentu kini dirasakan olehnya, dia merasa cemas, semalam dia terus berfikir hal yang akan di sampaikan oleh David.
"Apa kak David akan menyuruhku menjauhi Andini, lebih baik aku menghadapi tuan Wisnu dari pada bertemu dengannya."
Davian merasa takut bertemu David, dia tahu David orang yang lebih berbahaya dari pada tuan Wisnu, tapi dia tak kuasa dan tak punya alasan untuk menolak ajakan David.
Lonceng pintu masuk restoran berbunyi, Davian refleks menatap arah suara lonceng, disana masuk seorang dengan badan tinggi berjalan tegap dengan ekspresi wajah yang sulit di lukiskan, Keringat mulai menetes dari dahi Davian turun ke pelipisnya, Davian segera mengelap keringatnya sebelum David sampai di meja makan.
Davian berdiri dan tersenyum se alami mungkin menyambut kedatangan David
"Apa kabar kak?" sapa Davian ramah sembari mengulurkan tangan.
"Baik." jawab David singkat menerima uluran tangan Davian.
Davian merasa tubuhnya dihujani panah melihat tatapan David yang dingin, seakan tatapannya sedang menguliti Davian hidup hidup.
"Kakak pesan apa?" Davian mencoba mencairkan suasana, senyum selalu dia perlihatkan meskipun tangannya gemetar.
"Steak dan orange jus!" Jawab David singkat.
"Benar benar mengerikan orang ini." pikir Davian.
Mereka menikmati makan siang tanpa bersuara sama sekali, hanya sesekali terdengar suara pisau yang membentur piring, lidah Davian seakan mati rasa makanan yang seharusnya sangat lezat terasa hambar di lidahnya.
"Bagaimana hubungan mu dengan Andini?" tanya David setelah makanan mereka habis.
Muka Davian seketika memucat mendengarkan pertanyaan dari David, sepertinya yang dia pikirkan semalam benar.
"Persetan, David pun akan ku lawan demi Andini." ucap Davian dalam hati berusaha meyakinkan diri.
"Kami sudah menjadi kekasih sejak awal kuliah kak." jawab Davian tegas, entah dari mana timbul semangat dan keberanian dalam diri Davian.
"Apa kamu mencintai nya?" tanya David dengan suara dingin, tapi semua perilaku dingin David kini tidak dapat menjatuhkan mental Davian lagi.
"Saya sangat mencintai Andini kak!"
"Apa kamu tahu Andini akan di jodohkan?" tanya David dengan tatapan tajam.
"Saya tahu." jawab Davian singkat balik menatap David.
"Hahahaha." David tertawa cukup keras, Davian terkejut mendengarnya, berapa pengunjung restoran bahkan menoleh ke arah mereka.
"Memang benar benar mengerikan orang ini."
"Maaf kak." Davian terlihat ragu ingin bertanya kepada David.
"Saya bertemu orang ratusan kali, tapi tidak ada yang berani berbicara sambil menatap saya tajam, bahkan papah lebih memilih menghindari saya." ucap David masih di selingi suara tawanya.
"Maksud kakak?" tanya Davian bingung.
"Andini tidak salah memilihmu." Davian menjadi lebih bingung lagi dengan ucapan David.
"Saya suka mental mu, sudah berkali kali di tolak papa tapi masih berani mengahadap nya."
"Karena saya ingin Andini jadi istri saya kak." ucap Davian penuh keyakinan.
"Baiklah, asal kamu tahu Andini adik yang sangat saya sayangi, kalau nanti dia jadi istrimu jaga dia, bahagiakan dia, aku yakin denganmu."
"Apa kakak menyetujui hubungan kami?"
"Ya." David memberi jeda sebentar untuk meminum orange jus nya "Dan saya yakin kamu bisa menghadapi papa." lanjutnya.
"Terimakasih kak terimakasih." Davian langsung menyalami tangan David.
"Aku hanya bisa membantu mengulur waktu perjodohannya saja, tapi aku tidak bisa membatu bicara dengan papa." ucap David yang disambut senyum bahagian dari Davian, Davian tahu kendala terbesarnya sudah bisa diatasi.
"Berusahalah saya yakin kamu bisa!" David berdiri dan menepuk pundak Davian kemudian pergi keluar dari restoran itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
bunga cinta
kata kata nya rapi mudah di pahami
2020-09-17
0
Lalu Kusnendar
singkat padat n berbobot
2020-09-15
0
Ida Farida
semangat David
2020-09-08
0